Company name : Citizen Kane
“Apa
kamu benar-benar tidak mengejarku?” tanya Khem, mengeluh. Karena Tassana sama
sekali tidak datang mengejar dirinya.
Tepat
ketika itu, Tassana datang sambil tersenyum padanya. Tapi karena sudah
terlanjur kesal serta tidak tau mau gimana, maka Khem segera berbalik dan
berjalan menjauh. dan melihat itu, Tassana segera berlari dan menaha tangan
Khem.
“Mobilmu
rusak? Aku akan mengantarmu,” kata Tassana dengan santainya. Dan dengan kesal,
Khem pun tidak menjawah dan ingin pergi menuju ke mobilnya. Tapi lagi-lagi
Tassana menahan tangannya.
“Aku
kira kamu sudah menjadi dewasa. Mengapa kamu bertingkah seperti anak kecil
gini? Katakanlah apa yang mau kamu katakan,” kata Tassana tegas, tapi lembut.
“Itu…
aku melihat kamu dengan P’Da. Aku melihat kalian berpegangan tangan. Mengapa
setiap orang hanya mencintai P’Da?” jawab Khem. Sehingga Tassana menjadi tampak
terkejut untuk sesaat, karena Khem tau itu.
Karena
Khem tidak bereaksi sama sekali, makanya Tassana dengan berani, ia mengambil
dan mengenggam tangan Khem.
“Aku
takut. Takut aku tidak akan bisa membuat kamu menyukaiku. Kemudian kamu akan
meninggalkan ku seperti yang Khun Krit lakukan,” balas Khem dengan jujur
mengungkapkan rasa takutnya.
“Aku
yang paling takut kamu akan meninggalkanku,” kata Tassana untuk menyakinkan
Khem, Dan mendengar itu, Khem menjadi tidak emosi lagi.
“Aku
tidak akan meninggalkanmu,” balas Khem, berjanji, sambil tersenyum lebar. Dan
setelah itu, Khem bergerak untuk mendekatkan dirinya pada Tassana.
“Hey…
hey… terlalu cepat mungkin?” kata Tassana, sehingga Khem menjadi sangat
terkejut dan berhenti bergerak untuk mendekatinya. “Kita bahkan belum setuju
untuk pacaran,” lanjut Tassana dengan nada bercanda pada Khem.
Tanpa
mengatakan apapun lagi, Khem langsung memukuli Tassana. Sehingga untuk
menghindari itu, Tassana pun berlari sambil melindungin dirinya. Tapi Khem sama
sekali tidak mau berhenti dan terus mengejar Tassana.
Akhirnya,
Tassana berhasil untuk menahan kedua tangan Khem yang memukulinya. Setelah itu
sampai bertatapan, mereka saling tersenyum. Dan lalu Tassana bergerak untuk
memeluk Khem.
“Mm… terlalu cepat mungkin? Kita bahkan belum setuju untuk pacaran,” kata Khem, mencopy perkataan Tassana yang sebelumnya.
Sesudah
itu sambil saling tersenyum dan bertatapan, mereka berpelukan dan saling
mengoda satu sama lain dengan mesra.
Ditelpon. Krit memberitahu Mr. Joe bahwa ia belum bisa kembali ke Hong Kong. Karena ia masih menunggu kesempatannya.
“Ini
bukan karena kamu tergila-gila dengan istrimu kan?” tanya Mr. Joe, tajam.
“Aku
tidak akan pernah melupakan masa lalu ku. Tidak pernah,” balas Krit, lalu
menutup telponnya.
“Biasanya,
aku tidak bebas. Terima kasih,” balas Yada. Lalu ia meletakkan semua barang
belanjaanya diatas sofa. Setelah itu, ia melihat ke sekeliling ruangan dan
menanyakan keberadaan Nee.
Dengan
perlahan, Krit berjalan mendekati Yada dan berterima kasih.
“Bagaimana
kamu tau, dia tidak berpikiran gila lagi padaku?”
“Aku
melihat caranya melihat ku. Berubah. Dia sudah lebih menerimaku sekarang.”
Mendengar
itu, Krit mendekatkan wajahnya pada Yada dan menanyakan bagaimana cara Yada
melihatnya. Dan sambil tersenyum Yada, menjawab,” Licik, menipu, penipu.”
“Tidak
ada yang bagus,” balas Krit.
“Kamu
harus senyum karena senyummu bisa menangkap semua hati wanita di negara ini,”
kata Yada, lembut. Dan mendengar itu, Krit langsung tersenyum lebar. Tapi
dengan segera, Yada melanjutkan dengan tegas,”Kecuali aku!”
Didalam
kamar. Yada langsung berbaring diatas tempat tidur, tapi saat ia teringat akan
dompetnya. Maka ia bangkit bangun dan mencari-cari dompetnya, tapi tidak ada.
Krit
yang awalnya tersenyum untuk menggoda Yada, menjadi heran, karena Yada hanya
berdiri diam dan tidak berbicara apapun. Jadi ia pun bertanya. Tapi karena
takut ketahuan, Yada tidak menjawab dan dengan cepat ia bergerak untuk merebut
dompetnya.
“Hanya
ada tiga jenis tas seperti ini didunia,” kata Yada, beralasan, disaat ia tidak
berhasil merebut tasnya itu.
“Kamu
laki-laki, apa yang kamu tau? Berikan padaku,” kata Yada, ingin merebut
dompetnya lagi. Tapi Krit mengelak dan tidak mau membiarkan Yada merebutnya.
Sehingga mereka berdua pun jadi saling berebutan.
Lalu
ketika itu, mengambil kesempatan, Krit memeluk Yada dan menahannya. Setelah itu
karena Yada tetap ingin merebut, maka dengan sengaja, Krit berbalik dan
mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dan lalu ia membuka serta melihat
satu-persatu isi dalam dompet Yada.
Awalnya
Yada sangat gugup ketika melihat Krit membuka tasnya. Dan tepat ketika Krit
lengah, Yada segera merebut kembali tasnya. Setelah itu dengan tegas, Yada
menyuruh agar Krit keluar. Tapi Krit tidak bergerak dan hanya tersenyum.
“Da.
Kamu tidak mengunci pintu kamarmu, apa kamu mencoba untuk memberikan signal?”
tanya Krit dengan berpura-pura polos.
Kwan sudah selesai menyiapkan semua barang yang akan mereka jual, yaitu phone case
dan dompet untuk saat ini. Dan pada saat itu, Khem datang sambil membawa
beberapa dokumen. Ia telah bertukar pakaian dan memakai pakaian yang sederhana.
“Aku
akan menghitung semua biaya hari ini. Kemudian besok, aku akan pergi untuk
membuat sebuah accoount bank memakai nama Nong Kwan,” jelas Khem. Dan saat ia
selesai menjelaskan, ia bingung dengan tatapan Kwan serta Tassana padanya.
“Khun
Khem, kamu terlihat cantik. Katakanlah itu Khun Tassana,” kata Kwan memuji
sekaligus menggoda kakaknya.
Setelah
itu Tassana berdiri sambil tersenyum, tapi ia tidak mengatakan apapun.
Melainkan ia hanya mengangguk kan kepalanya, tanda setuju dengan Kwan. Dan
mengerti akan hal itu, Khem tersenyum senang.
“Okay,
itu adalah janji ya. Tidak ada yang boleh menariknya kembali,” kata Kwan sambil
menunjuk mereka berdua. Dan lalu dengan senang, Khem serta Kwan mengaitkan jari
keliking tanda janji.
Bertiga
mereka duduk bersama. Dan Kwan lalu mulai memperlihatkan produk buatannya
kepada Khem. Setelah itu dengan riang, mereka berdua mulai mengobrol bersama.
Sedangkan Tassana hanya diam saja sambil menatap Khem.
“Jika suatu hari, kamu mengetahui
bahwa aku menyembunyikan sesuatu darimu, akankah kamu masih tinggal dengan ku
seperti ini?” pikir Tassana dalam hatinya.
Dimalam
hari. Yada secara diam-diam memasukan obat tidur kedalam teko teh dan lalu
mengaduknya. Setelah itu, ia membawa teh itu keluar dan memberikan itu kepada
Krit untuk diminum.
Dengan
agak gugup, Yada memulai pembicaraan,”Apa kamu tidak akan meminum tehmu? Tea
chamomile dapat menolong mu untuk bisa tidur nyenyak.”
“Bahkan
jika aku minum semua teh dari perkebunan Chamomile, aku tidak akan tertidur.”
“Berapa
jam kamu tidur dalam sehari?”
“3-4
jam. Aku cenderung tidur ketika mendekat pagi. Tapi sering kali, aku tidak
tidur sama sekali,” kata Krit. Sehingga membuat Yada menjadi agak terkejut dan
bingung.
“Aku
tidak tau gimana caranya untuk bergulat dengan seorang wanita. Jadi kamu bisa
istirahat dengan tenang,” kata Krit sambil mendekatkan dirinya dan tersenyum.
Lalu
tanpa memperdulikan perkataan Krit. Yada mengambil cangkir berisi teh itu dan
menyodorkannya kepada Krit.
“Ya,”
balas Yada jujur. Dan Krit menerima cangkir itu dari Yada, lalu mulai
meminumnya sambil tersenyum kepada Yada.
Dan
ketika melihat itu, Yada menjadi senang. Lalu dengan agak gugup, ia memandang
kearah laptop Krit yang berada diatas meja. Setelah itu, ia kembali melihat
kearah Krit sambil tersenyum.
Sesudah itu, Krit mulai mengantuk. Jadi Yada menemaninya, ia mematikan lampu tidur disamping meja, serta menyelimuti Krit. “Selamat malam ya.”
Sebelum
Yada keluar meninggalkannya, Krit memegang dan menahan tangan Yada.
“Jika
kamu tidak tidur lebih lama, kamu bisa mati. Bahkan walau aku tidak
menyukaimu,tapi aku tidak mau kamu mati juga.” Kata Yada.
“Aku
bisa menolongmu untuk memulai hidup yang baru. Hidup yang lebih baik dari
sebelumnya. Hidup dimana kita bisa memilih jalan kita,” balas Yada. Dan dengan
pandangan sedih, Krit membalas kecuali dia.
“Tidurlah
yang baik,” kata Yada sambil mengelus wajah Krit. Tapi tiba-tiba saja Krit
menjawab bahwa ia bukan orang baik. Sehingga Yada menjadi agak kaget, karena
ternyata Krit belum tidur. Dan dengan cepat, Yada memberitahu bahwa ia
melakukan itu karena ia mengira Krit adalah Trai.
Sesudah
menyelimuti Krit, Yada memandangin wajah Krit. “Kamu adalah orang baik dalam
dirimu yang sebenarnya. Khun Sharkrit,” kata Yada sambil tersenyum.
♪ Sudah berapa kali
kamu melihat padaku ♪
♪ seperti aku ada seseorang yang tidak
berarti bagimu? ♪
♪ Aku ingin kamu tau,
aku ingin kamu mengerti kebenarannya ♪
♪ Dan aku mungkin
tidak bisa membuatmu mengerti segalanya ♪
♪ Tapi ada satu hal
yaitu kebenaran yang tidak pernah berubah ♪
♪ Itu adalah cinta
yang aku miliki untukmu ♪
♪ Itu adalah cinta
yang berasal dari hatiku ♪
♪ Tolong jangan lihat
aku sebagai orang lain ♪
♪ Bahkan walaupun aku
tidak ada dalam hatimu ♪
“Aku
tidak peduli,” balas Trai dan berdiri dari duduknya, menatap pada Ayahnya. Lalu
ia melanjutkan,”Aku hanya peduli tentang apa atau tidaknya Khun Prasit tau
bahwa kita tidak lagi bekerja sama dengan T-Mart.”
“Bagaimana
kamu bisa melakukan ini, yah?! Perusahaan kita sudah berubah menjadi sampah.
Kamu malah menjual saham mu kepada mereka seperti kamu menipu mereka untuk
mendapatkan uang mereka. Kita tidak akan punya tempat untuk berdiri,” kata Trai
dengan lebih emosi.
“Menemukan
seseorang untuk mengambil tanggung jawab itu. Orang yang tidak punya tempat
untuk berdiri adalah Sharkrit, bukan kita. Jangan khawatir, aku sudah
memikirkan semuanya. Dan ingat, aku melakukan ini untuk anakku, bukan untuk
uang!” kata Dilok untuk membenarkan tindakannya sendiri.
♪ Tolong biarkan aku
di sisimu ketika kamu tidak memiliki siapapun lagi ♪
♪ Aku hanya ingin
melihat kamu bahagia, itu saja ♪
♪ Itu adalah cinta
yang aku miliki untukmu ♪
♪ Itu adalah cinta
yang tidak memerlukan balasan apapun ♪
♪ Tolong jangan lihat aku sebagai orang lain ♪
♪ Bahkan walaupun aku
tidak ada dalam hatimu ♪
♪ Hanya biarkan aku
memilki mu, itu sudah cukup ♪