Company name : Citizen Kane
Dirumah
sakit. Trai melakukan terapi fisik dengan ditemani seorang bodyguard yang berdiri
agak jauh dan terus memperhatikannya. Hingga akhirnya, Trai pun menjadi sangat kesal
dan bosan diawasi serta dipandangin terus.
Nee yang
mau menjenguk Trai juga sama. Ia ditemanin dan diawasi oleh Ping, karena
perintah Krit yang menyuruh Ping untuk menjaga Nee. Sehingga Nee pun merasa
sangat kesal dan terus protes, tapi Ping tetap mengikutinya.
Nee
berpura- pura ingin melakukan pengecekan kesehatan. Sementara Trai, setelah ia
selesai melakukan terapi fisik, ia masuk kedalam kamar ganti, lalu dengan
sengaja menjatuhkan koinnya.
Trai
meminta bodyguard itu untuk tolong, memungutkan koin keberuntungan nya. Dan
setelah bodyguard itu mengambilnya, lalu masuk kedalam kamar ganti, ia menjadi
terkejut karena Trai telah menghilang.
Buru-buru
bodyguard itu pun berlari untuk mencari Trai. Dan mengetahui itu, Trai keluar
dari bersembunyiannya. Ternyata ia berada dikamar ganti yang sebelah lagi.
Krit serta
Yada menunggu hasil pemeriksaan dengan cemas dan ketika dokter memberitahukan
hasilnya. Mereka berdua menjadi sangat senang. Yada hamil 10 minggu.
“Da. Kita
akan punya anak. Kamu dengar?” tanya Krit dengan bahagia.
Dan Yada tersenyum,
mengiyakan. Lalu dengan sedikit manja, Krit memeluk Yada, tapi Yada menolak,
karena dokter yang ada dihadapan mereka. Tapi akhirnya Yada pun menerima dan
membiarkan Krit memeluknya, bahkan dengan senang hati ia membalas pelukan Krit.
Diluar
ruangan. Ditempat yang teduh. Yada dan Krit makan siang bersama, tapi Yada
tampak tidak berselera sama sekali, ketika melihat makanan dan minuman yang
disediakan baginya. Salad dan jus sayuran.
Saking
hambarnya makanan itu, Yada pun mengambil garam, tapi Krit menahannya karena
Yada tidak boleh makan yang asin. Yada lalu mengambil merica, tapi lagi- lagi
Krit menahannya karena bayi mereka bisa bersin.
“Ini
hambar! Aku akan mati jika aku harus tinggal sehari lagi disini!” keluh Yada.
Krit
menaruh telunjuk dibibirnya, tanda agar Yada diam.”Wanita hamil tidak
seharusnya mengatakan kata sial seperti itu.”
Ketika
Yada terus mengeluh, maka Krit pun menyuapi makanannya kepada Yada. Sehingga
Yada pun kembali senang dan gembira.
“Kamu bisa
pergi dari sini kapanpun. Aku akan melakukan apa yang kamu mau,” kata Krit.
“Kamu
yakin? Kamu akan melakukan apa yang ku mau?” tanya Yada, memastikan.
Di gym.
Yada mulai berlari diatas (mm.. ga tau apa namanya -.-) alat untuk olahraga
lari ditemanin oleh Krit yang khawatiran. Saat Yada menyetel kecepatan alat
itu, sedikit cepat, pasti Krit langsung menguranginnya. Terus seperti itu.
Tapi Yada
sama sekali tidak tampak kesal, malahan ia tampak senang oleh perhatian yang
Krit berikan padanya.
Saat Yada
ingin mengangkat barbel yang kecil, Krit menahannya dan tidak mengizinkan Yada
untuk melakukan itu karena berbahaya. Dan disaat Yada mau duduk, dengan
khawatir Krit menahannya serta menyuruh agar Yada duduk dengan pelan- pelan.
Sehingga
Yada pun menjadi sangat jengkel dengan sikap Krit. Tapi akhirnya, Yada pun
tetap tampak senang, karena Krit perhatian padanya.
Ditaman.
Wanita tadi mengajak Yada serta Krit untuk bergabung dan menari bersama dengan
para Ibu hamil lainnya. Tapi Yada merasa aneh, karena ini bukan seperti
dirinya.
“Tenang.
Tenang. Ini bagus untuk bayi,” jelas Krit. Sehingga Yada pun bergabung dengan
terpaksa, lalu secara perlahan ia melangkah mundur ingin pergi. Tapi krit
menahannya.
Kesal
dengan sikap Krit, maka Yada pun menginjak kaki Krit, sehingga Krit pun
berteriak kesakitan dan mengejutkan semua orang. Lalu mungkin karena
dipandangin oleh mereka semua, Krit pun menjadi malu sendiri dan ia merangkul
Yada untuk pergi.
Dirumah
sakit. Setelah selesai pemeriksaan, Nee memperhatikan ke sekeliling nya dan
saat ia tidak melihat Ping, ia merasa sangat lega. Tapi ga taunya, Ping muncul
dan membuatnya menjadi kaget.
Ketika
Ping mengikutinya lagi, maka Nee pun menyuruh nya untuk menunggu diluar saja,
karena ia belum selesai melakukan pemeriksaan.
Tepat
disaat Ping pergi, seorang perawat dan pasien dikursi roda melewatinya. Dan
mendapatkan ide, Nee segera menghampiri mereka dan meminta tolong kepada
mereka.
Nee
bertukar pakaian dengan si pasien dan perawat itu mendorong kursi rodanya dari
belakang. Dan akhirnya, Nee pun berhasilpergi melewati Ping dan menipunya.
Trai yang
juga telah berhasil menipu bodyguardnya berkeliling mencari Nee. Dan sambil
berlari kencang, Nee juga mencari Trai. Lalu akhirnya mereka pun berhasil
bertemu.
“Lihat
kita,” kata Nee, tertawa, melihat penampilan mereka yang mirip.
“Aku ingin
tertawa tapi aku tidak bisa,” balas Trai.
Pas disaat
itu, Ping muncul, begitu juga dengan bodyguard Trai. Sehingga menyadari itu,
Trai langsung menarik tangan Nee untuk berlari bersamanya. Sedangkan Ping dan
Bodyguard Trai, tanpa sengaja bertabrakan.
Nee
khawatir dengan kondisi Trai, tapi Trai tidak peduli dengan kondisinya karena
demi Nee ia akan berani untuk melawan. Berdua mereka terus berlari bersama,
menaiki tangga darurat.
Disaat
Trai sadar bahwa bodyguarnya serta Ping mengejar mereka dari belakang. maka
untuk mengelabui dua orang itu, Trai dengan sengaja membuka pintu dan lalu
menarik Nee untuk terus berlari keatas. Sehingga Ping dan bodyguar itu tertipu,
mereka mengira bahwa Nee dan Trai melarikan diri lewat pintu itu.
Dilantai
11. Hydro Therapy. Trai bersiul dengan senang, karena saat ini mereka sedang
berada dikolam renang dan itu berarti ada cewek yang memakai baju renang.
“Tertarik
untuk berenang denganku?” goda Trai.
“Geez,”
balas Nee.
Dikelas
Yoga. Demi menemani istri tercinta, maka Krit pun ikut melakukan Yoga. Disana
ia tampak sangat kesusahan karena harus mengangkat kakinya. Dan akhirnya ia pun
menyerah.
Pose
kedua. Merentangkan kaki. Yada tampak biasa saja melakukan itu, sementara Krit
merasa kesusahan dan kesulitan. Sehingga guru yoga pun mendekati Krit untuk
mengajarkannya. Dan melihat itu, Yada tersenyum.
“Dia
seorang pemula,” jelas Yada sambil tertawa kecil.
“Oh
pemula. Okay ayo coba,” kata guru Yoga, tidak masalah.
“Aku
pikir, aku tidak cocok untuk pose ini,” balas Krit. Dan lalu ia meminta Yada
agar mereka pergi saja dengan beralasan bahwa Yada pasti capek.
“Aku tidak
capek sama sekali. Pose ini bagus untuk rahim,” kata Yada sambil mengetawai
Krit.
“Dan siapa
bilang aku punya rahim?” tanya Krit polos.
Tapi
sambil masih tertawa, Yada tidak peduli. Jadi dengan terpaksa maka Krit pun
melakukannya dan tanpa sengaja celana nya yang ketat malah robek. Sehingga krit
pun menjadi malu sendiri.