Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 4 - part 2




Broadcast Network        Tencent



Setelah acara pelelangan kedua telah berakhir. Wang Xuan langsung menghampiri dan mendekati Pi Pi. Ia meminta Pi Pi agar membantunya untuk bisa mewawancarai He Lan. Tapi Pi Pi yang tidak berani, hanya bisa diam dengan sikap gugup.

“Halo, Tuan He Lan. Aku Wang Xuan,” sapa Wang Xuan langsung kepada He Lan, karena Pi Pi hanya diam saja.


Wang Xuan mengulurkan tangannya kepada He Lan, tapi He Lan tidak membalasnya dan malah sibuk mengambil minum untuk Pi Pi. Jadi karena He Lan tidak membalas uluran tangannya, maka Wang Xuan menjadi sedikit salah tingkah.

“Bolehkah aku minta waktumu 2 menit? Aku teman Qian Hua,” aku Wang Xuan.



Tepat disaat itu, Qian Hua datang menghampiri dan memanggil Wang Xuan. Ia memuji Wang Xuan yang sudah tidak memakai produk murahan lagi.

“Mm.. aku mengenakan lipstik yang kamu berikan padaku hari ini. Aku suka itu,” balas Wang Xuan dengan nada suara yang agak pelan. Setelah itu ia permisi kepada mereka semua.



Saat Wang Xuan telah pergi, Qian Hua mendekati He Lan dan berkata bahwa ia telah mendapatkan informasi tentang barang itu. Dan mendengar itu, maka He Lan pun permisi kepada Pi Pi untuk pergi berbicara sebentar dengan Qian Hua.


Xiu Xuan datang mendekati He Lan serta Qian Hua. Ia mengabarkan berita terbaru.

“Seluruh jadwal lelang diputuskan pada saat-saat terakhir,” jelas Xiu Xuan.


Beberapa orang berpakaian hitam dan bersenjata, turun dari dalam mobil. Mereka mengawal seorang pria yang membawa sebuah koper. Mereka masuk kedalam gedung, menaiki tangga.

“Pearl of Charms akan diletakan di ruang penyimpanan selama pelelangan kedua. Lalu itu akan dipindahkan keruangan penilaian, selanjutnya ke ruang pameran,” jelas Xiu Xuan.



Didalam ruangan penilaian. Ada dua orang yang memiliki kunci kota besi. Menggunakan kunci masing- masing, mereka membuka kotak itu. Dan memeriksa isinya. Dan untuk bisa masuk keruangan tersebut, seseorang membutuhkan sebuah kartu ID.

“Dua orang akan dibutuhkan untuk bersama membuka keamanan di ruang penilaian. Kedua Juru Nilai dengan izin keamanan akan mengerjakan Pearl (mutiara) bersama.”



Mendengar penjelasan Xiu Xuan, He Lan menjadi bingung, kenapa mereka (orang lelang) harus sampai seperti itu hanya untuk 1 item barang.

“Pemilik barang dan pihak penyelenggara. Tidak ada yang mau mengambil tanggung jawab jika terjadi sesuatu yang salah,” jelas Qian Hua.


Beberapa orang ahli, memeriksa keaslian Pearl yang dibawa tersebut dengan hati- hati.

“Mereka menilai mutiara seperti seorang petugas. Jika ada sesuatu yang salah selama penilaian, maka pihak asuransi yang akan membayarnya. Tapi jika sesuatu ada yang salah setelah itu, maka pihak sponsor yang akan bertanggung jawab,” kata Qian Hua, melanjutkan penjelasannya.



Xiu Xian menjelaskan bahwa didalam gedung ini, mereka memiliki 20 camera didepan dan 200 orang. Dan setiap pengunjung atau tamu pasti akan diperiksa. Jadi jika ada sesuatu yang salah, maka semua pintu keluar akan ditutup.



Xiu Xia lalu menyerahkan kartu ID yang baru kepada Kuan Yong.

“Mengapa harus selalu aku yang melakukan ini?” tanya Kuan Yong.

“Karena penampilan mu tampak klasik,” balas Xiu Xian sambil tersenyum.


Disaat He Lan masih sibuk, Pi Pi berjalan untuk pergi sebentar, tapi tanpa sengaja ia bertabrakan dengan seorang pria. Ketika itu si pria langsung meminta maaf kepada Pi Pi dan berjalan pergi.



Wang Xuan mendekati Pi Pi dan menanyakan apa yang dikatakan He Lan tadi. Dan dengan jujur, Pi Pi menjawab tidak ada, He Lan hanya menyuruhnya untuk melihat- lihat.

“He Lan dan Qian Hua sangat aneh. Menurutmu apa yang sedang mereka bicarakan?” tanya Wang Xuan sambil melihat kearah He Lan dan Qian Hua yang sedang mengobrol.

“Mungkin mereka membicarakan tentang barang antik. Memangnya apa lagi?,” jawab Pi Pi dengan polos.



Wang Xuan lalu mengalihkan pandangan kearah Kuan Yong. Ia menanyakan apa Pi Pi mengenal Kuan Yong. Dan dengan agak tidak yakin, Pi Pi menjawab bahwa ia tidak kenal, tapi menurutnya tidak akan ada kesempatan untuk Wang Xuan.

“Mengapa tidak?” tanya Wang Xua, terkejut.

“Kita tidak berasal dari dunia yang sama,” jawab Pi Pi sambil melihat kesekitar.

“Kamu seorang yang bukan bagian dari dunia kami,” balas Wang Xuan, mengejek.


Setelah rencana diputuskan, maka Kuan Yong pun pamit pada mereka untuk pergi menukar pakaian menjadi lebih klasik. Dan mendengar sindiran itu, Xiu Xian tersenyum.

“Aku akan butuh lima belas menit sekarang,” kata Xiu Xian. Ia bersikap seperti tidak begitu dekat dengan Qian Hua dan He Lan.



“Apakah butuh waktu begitu lama?” tanya Qian Hua, membalas, sambil berjalan sedikit menjauh untuk mengambil minum.


“Tidak begitu. Tapi aku perlu waktu untuk mencopy informasi ID nya. Aku akan menggunakan komputer sistem ditempat ini. Jadi aku bisa menghack masuk kedalam ruangan penilaian. Kemudian, aku akan memasukan ID Kuan Yong kedalam sistem,” jelas Xiu Xian.

“Berdasarkan dari putaran terakhir, pelelangan tidak akan berjalan terlalu lama. Jadi kita akan butuh waktu lebih,” balas He Lan.



“Penjaga keamanan disini juga bertanggung jawab pada ruang penilaian. Jadi jika Tuan He Lan bisa menahan mereka, kita akan bisa punya waktu lebih,” jelas Xiu Xian.

Xiu Xian menjelaskan lagi kepada He Lan, kalau untuk memasukan ID baru Kuang Yong, ia membutuhkan waktu 15 menit. Jadi untuk itu, He Lan harus mengangkat kartu nomor lelangnya saat pelelangan berlangsung, semua itu untuk mengulur waktu.



“Apa kamu lihat wanita dengan dress bunga dibelakangmu?” tanya Xiu Xian. Dan He Lan lalu berbalik untuk melihat wanita itu.

“Dia nyonya dari pengusaha paling berkuasa disini. Suaminya itu adalah anak kedua dari keluarga Tan. Dalam pelelangan sebelumnya, dia membeli lebih dari 10 barang. Kita mungkin tidak bisa punya waktu, jika kamu melawan dia,” jelas Xiu Xian.



“Aku kenal wanita ini. Walaupun dia menawar banyak perhiasan, tapi ia tidak pernah memakainya. Aku perhatikan barang yang dia menangkan akan muncul di lelang lain nanti. Dan kupikir dia hanya melakukan pencucian uang untuk suaminya. Jadi dia tidak akan pernah membeli apapun diatas harga pasar,” tambah Qian Hua, ikut menjelaskan.



Dan kepada Xiu Xian, Qian Huan menyindirnya dengan mengatakan kalau Xiu Xian harus melakukan pekerjaannya saja. Lalu Xiu Xian pun membalas, apa pendapat Qian Hua tentang situasi yang ada.

Qian Hua menjelaskan pendapatnya kepada He Lan. Tanpa menunjuk, Qian Hua menjelaskan tentang seorang pria berpakaian coklat yang sedang membaca tidak jauh dari belakang mereka.




Qian Hua menyarankan agar He Lan menawar setelah pria itu. Karena sebelumnya, pria itu belum ada sama sekali mengangkat kartunya saat lelang. Jika tujuan pria itu adalah untuk bersenang- senang, maka dia sudah cukup hanya melihat saja. Tapi tampaknya seperti ada barang lelang yang sedang ditunggu oleh pria itu. Dan kemungkinan barang itu akan muncul diputaran selanjutnya. Itulah pendapat Qian Hua.

Mendengarkan pendapat Qian Hua, maka Xiu Xian pun memutuskan untuk mencari data tentang pria berpakaian coklat itu.


“Ini dibuat dengan Sevruga Caviar (salah satu makanan termahal). Aku tidak pikir seseorang seperti mu bisa menghargai rasa yang berkelas,” kata Wang Xuan dengan nada halus, namun menyindir kepada Pi Pi yang sedang menciumin sebuah makanan.



“Aku tau ini. Aku cuma tidak pernah rasakan. Bisakah kamu berhenti bertingkah seperti kamu dalam drama romantis? Kamu terus bicara berkelas dan mahal,” keluh Pi Pi, kurang senang.

“Aku hanya mengajarimu, Guan Pi Pi,” balas Wang Xuan denga tajam. Dan Pi Pi hanya balas dengan senyuman saja, tanpa bicara lagi.



Wang Xuan lalu memanggil seorang pelayan dan memesan dumpling goreng untuk Pi Pi. Dan tepat pada saat itu, He Lan datang mendekati mereka. Ia membela Pi Pi dan menanyakan apa yang ingin Pi Pi makan.


Pi Pi tentu saja langsung menolak, karena segan. Tapi He Lan menanyakannya lagi, jadi akhirnya, Pi Pi pun menjawab kalau ia mau dumpling goreng, hanya saja ia tidak tau apa itu ada disini atau tidak.

Mendengar jawaban Pi Pi, Wang Xuan tampak mendengus dan tersenyum mengejek. Sedangkan He Lan, tidak. Ia memesankan dumpling goreng untuk Pi Pi.

“Apapun ada untuk Anda, Tuan He Lan,” jawab pelayan, mengiyakan.

Melihat itu, Wang Xuan menjadi kesal dan pergi menjauh dari mereka berdua.


He Lan pamit kepada Pi Pi dan ia kembali mendekati Qian Hua. Lalu tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan dumpling goreng pesanan Pi Pi.


“Wow, kamu benar- benar punya dumpling disini,” kata Pi Pi, takjub. Dan mengambil dumpling miliknya itu.



Pelelangan dimulai. Saat barang pertama telah terjual, Qian Huan masuk kedalam ruangan dan memberitahukan informasi yang didapatkan Xiu Xian tentang si pria berpakaian coklat.



“Namanya adalah Guan Zhi Hao. Dai keturunan Disnati Yuan, dramawan terkenal Guan Han Qing. Dia disini untuk kipas Disnati Yuan,” jelas Qian Hua.

“Bukankah itu hanya kipas biasa?” tanya He Lan sambil melihat buku tentang kipas itu.

“Aku dengar itu mungkin tulisan Guan Han Qing. Jadi Guan Zhi Hao mau memenangkan itu,” jawab Qian Hua. Lalu pamit keluar duluan.



Pi Pi yang heran, menanyakan tentang apa yang sedang He Lan dan Qian Hua ceritakan. Dan He Lan pun menjawab kalau mereka membahas dongeng.

“Dongeng lagi? Apa kamu pendongeng?” keluh Pi Pi.



Disaat orang banyak mulai mengangkat kartu mereka. Pi Pi pun juga ingin ikut mengangkat kartunya, tapi He Lan selalu menggeleng, tanda tidak setuju. Sehingga hal itu membuat Pi Pi menjadi bosan.

“Apa kamu bosan? Kamu akan segera bersenang- senang nanti,” kata He Lan, menyadari sikap Pi Pi yang tidak bersemangat.



Diruangan keamanan. Xiu Xian membekap salah satu pegawai disana sampai pingsan. Lalu ia mulai mengakses sistem, menggunakan laptop disana, dan memasukan ID Kuan Yong.



Sedangkan Kuan Yong. Ia telah bertukar pakaian menjadi setelan yang lebih rapi dan formal. Ia masuk kedalam ruangan tunggu. Menyapa dua orang Juru Nilai yang sedang duduk disana juga.

“Halo, namaku Wang. Aku dari pusat budaya dan sejarah,” kenal Kuan Yong. Lalu duduk. Disaat itu seorang juru nilai, batuk.




Barang lelang terakhir pun dikeluarkan, yaitu kipas ‘Immortal Mountain Villa’ dari disnati Yuan. Melihat kipas itu, Zhi Hao tampak sangat tertarik. Dan He Lan menyadari hal itu.



Dikamar mandi. Wang Xuan sibuk bercemin dan berdandan. Ia memakai lipstik yang diberikan oleh Qian Hua.



Diruang lelang. Beberapa orang mulai mengangkat kartu, termaksud Zhi Hao. Disaat harga sudah berada diangka 1 juta, He Lan memberikan kode agar Pi Pi mengangkat kartunya. Dan tentu saja, Pi Pi sangat senang dan bersemangat.



“Telpon Ayahku,” kata Zhi Hao, berbisik kepada pria tua yang berada disebelahnya.

Saat angka telah mencapai angka 1,5 dan pria tua itu telah selesai menelpon. Zhi Hao langsung bertanya kepadanya. Dan tampaknya Ayah Zhi Hao setuju. Jadi Zhi Hao pun mengangkat papannya dan menunjukan dua jari.





“Oh. Harganya di double. Sekarang itu jadi juta,” kata si Juru Lelang.

Pi Pi yang mendengar itu, langsung ternganga karena terkejut. Sedangkan He Lan tetap tampak biasa saja, malah ia sibuk memperhatikan jam ditangannya.




Waktu yang tersisa dalam mengupload ID Kuan Yong adalah 08 menit 21 detik. Dan proses uploadnya adalah 55%. Dan Xiu Xuan sedang menanti itu selesai.

Sedangkan Kuan Yong. Diruang tunggu, ia tetap duduk dengan tenang.


He Lan memberikan tanda agar Pi Pi mengangkat kartunya lagi. Dan dengan semangat, Pi Pi mengangkatnya. Lalu Zhi Hao juga mengangkat lagi, menjadikannya double lagi menjadi 7 juta.

Juru Lelang juga menjadi tidak percaya, karena harga awal kipas itu adalah 400 ribu, tapi kini menjadi 7 juta.



“Apakah kipas ini benar- benar penting untukmu?” tanya Pi Pi, heran.

“Tidak penting. Hanya saja aku mau. Angkat kartunya,” jawab He Lan.

Pi Pi lalu mengangkat kartunya, sehingga harga menjadi 7,1 juta. Dan mengetahui hal itu, Zhi Hao menjadi terkejut, lalu meminta jeda waktu sebentar untuk berbicara kepada Pi Pi.



Dengan ramah, Zhi Hao mendekat dan memperkenalkan dirinya. Ia lalu menjelaskan alasan mengapa ia menginginkan kipas itu dan ia meminta pengertian dari Pi Pi serta He Lan.




“Sekarang kamu mengatakan itu. Aku benar- benar tidak bisa menyerahkan itu,” balas He Lan dengan sikap serius.

“Pria muda, kamu tidak bisa seperti itu,” protes si pria tua. Tapi Zhi Hao menghentikannya dan kembali ketempat duduknya semula.



“Dia bilang itu barang penting untuk keluarganya. Mengapa kamu tidak menyerah saja? Kamu bisa membeli kipas yang lain,” kata Pi Pi berbisik, meminta pengertian dari He Lan.

“Aku mengundangmu untuk mengangkat kartu. Aku tidak perlu kamu untuk menghakimin keputusanku,” jelas He Lan dengan tegas.

Zhi Hao menaikan harga menjadi 8 juta.



Waktu upload tinggal 3 menit 49 detik, sekitar 83% lagi. Dan dengan cemas serta agak gusar, Xiu Xian memperhatikan hal itu.



Sedangkan diruang tunggu. Dikarenakan salah satu Juru Nilai terus batuk, maka seorang lagi berdiri dan meminta kepada petugas agar mereka bisa bergerak lebih cepat untuk menilai Pearl tersebut. Untungnya, itu tidak bisa.

3 Comments

Previous Post Next Post