Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 10 - part 1


Broadcast Network        Tencent





“Hui Yan, Ayah bilang obat untukku sudah hampir selesai. Aku akan segera bisa melihat dengan mataku. Aku ingin melihatmu,” kata He Lan dengan sangat gembira.

“Aku sudah bilang, kalau aku jelek. Kamu tidak akan menyukaiku. Jangan lihat aku,” balas Hui Yan.


Bunga rubah memiliki 12 kelopak. Dibutuhkan satu tahun untuk berkembang. Siapapun yang memiliki tanda bunga ini akan mati sebelum mereka berumur 24 tahun.

Hui Yan sedang mandi didalam bak berisikan air bunga. Dan dibelakang punggungnya tampak 12 garis merah tebal yang berbentuk seperti bunga mekar.



Didalam ruangan pertemuan. He Lan berdiri sambil menantikan obatnya. Dan disaat itu seorang petugas datang dan membawakan semangkuk kecil obat untuk He Lan.

“Terima kasih, Ayah,” kata He Lan sambil membungkuk hormat. Ia lalu menerima obat yang diberikan padanya itu dan meminumnya.



Setelah meminum obat itu. He Lan membuka matanya dengan perlahan. Awalnya semua tampak kabur. Namun perlahan menjadi jelas dan semakin jelas. Dan ketika He Lan bisa melihat wajah Ayahnya, ia tersenyum senang.



He Lan lalu melirik ke sekeliling ruangan. Namun ia tidak melihat seorang wanita pun disana. Dan lalu ia menanyakan kepada Ayah dimana Hui Yan.

“Dari sekarang, lupakanlah tentang Shen Hui Yan,” kata Ayah dengan lembut.

“Ayah. Aku tidak mengerti. Dimana dia?” tanya He Lan, tegas.

“Kamu tidak akan pernah melihatnya lagi,” balas Ayah.


He Lan melirik ke sekelilingnya lagi dan menjadi heran. “Mengapa tidak? Dia berjanji akan menikah denganku. Dia adalah istriku. Dia bilang, dia tidak akan pernah meninggalkanku.”



“Berhenti. Aku akan memberitahumu sekali lagi. Kamu tidak akan pernah melihatnya lagi. Dia bukan istrimu. Dia adalah kemalangan bagimu,” tegas Ayah, menjelaskan dengan nada penekanan yang jelas.


He Lan kembali melihat ke sekeliling. Lalu ia melihat mangkuk kecil obat yang diminumnya tadi. Dan setelah melihat itu, ia seperti menyadari sesuatu. Dengan cepat ia berusaha untuk memuntahkan apa yang diminumnya tadi.


“He Lan Jing Ting. Dari sekarang, kamu adalah pewarisku. Aku harap kamu akan belajar dari leluhur terbaik. Suatu hari kamu akan menjadi seorang pemimpin yang hebat untuk Fox Clan,” tegas Ayah. Tanpa memperdulikan He Lan yang sedang berusaha untuk memuntahkan apa yang diminumnya barusan.



Qi Lin tampak tidak suka mendengar itu. Dan Ayah (Ketua Qing Mu) menyadari hal itu, dengan tajam ia menatap pada Qi Lin yang langsung membuang mukanya.



Dan disaat itulah, He Lan mencoba untuk melarikan diri. Namun para petugas yang berada disana, menahannya. Lalu Ayah pun berteriak dengan marah kepadanya.

“Lupakan wanita manusia itu. Lakukan apa yang harus kamu lakukan!” teriak Ayah.



Dengan marah, He Lan melepaskan dirinya dari pegangan para petugas. Lalu dengan marah, ia mendekati Ayah. Namun Qi Lin menahannya.

“Zhuo. Mundur,” perintah Ayah. Dan Qi Lin pun mundur.



“Mengapa kamu melakukan ini? Kamu tau aku mencintainya!” kata He Lan dengan emosi.

“Dia hanyalah obat! Obat untuk mengembalikan penglihatanmu!” balas Ayah.

“Kemudian mengapa kamu menjanjikan kalau dia bisa menikahiku? Mengapa kamu membiarkan kami tumbuh besar bersama?”

“Aku hanya ingin memberitahumu. Jangan pernah jatuh cinta kepada seorang wanita manusia,” balas Ayah. Lalu pergi.



He Lan pergi ke tengah danau, tempat biasa ia bersama dengan Hui Yan. Disana ia melihat Hui Yan yang sedang terbaring lemah diatas bangku. Dan baju putih yang dikenakan oleh Hui Yan, ternoda oleh darah.



He Lan membelai wajah Hui Yan dengan lembut. Dan ketika itu, Hui Yan membuka matanya. Dengan lemah, ia mengangkat tangannya untuk menyentuh He Lan.

“Aku akhirnya melihat kamu. Maafkan aku. Aku tidak bisa bersama denganmu,” kata Hui Yan. Lalu setelah itu, ia menutup matanya.



Dan walaupun He Lan memanggil nama Hui Yan. Namun Hui Yan tidak lagi membuka matanya. Lalu menyadari itu, He Lan menangis dengan sedih dan dengan perlahan ia mendekat dan mencium Hui Yan.



Pagi hari. Pi Pi akhirnya terbangun. Dan He Lan yang masih terjaga disebelahnya, menyapa nya. “Kamu bangun,” kata He Lan. Lalu memberikan segelas air kepada Pi Pi, karena semalam Pi Pi terlalu banyak berkeringat.



“Apa kesalahanku?” tanya Pi Pi dengan pandangan kosong. Menerima air yang diberikan oleh He Lan.

“Huh?” kata He Lan, bingung.

“Apa kesalahan yang ku perbuat?” tanya Pi Pi, lagi.

“Kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Mereka juga tidak. Tidak ada yang salah atau benar untuk segalanya,” jawab He Lan.



“Bisakah kamu memakanku?” tanya Pi Pi, putus asa.

“Ya. Tapi ini bukan waktunya,” balas He Lan.

“Jadi kapan kamu bisa melakukan itu?”

“Ketika kamu jatuh cinta padaku,” jawab He Lan sambil memperhatika Pi Pi yang tampak sangat sedih dan putus asa.

“Kemudian itu tidak mungkin terjadi. Aku tidak akan jatuh cinta kepada siapapun lagi,” kata Pi Pi dengan pandangan yang tampak kosong.




Dikantor. Wang Xuan sibuk menghubungkan semua informasi yang didapatnya. Ia mengingat saat pertama kali, ia bertemu dengan mereka semua di acara pameran. Serta saat ia mengikuti Pi Pi serta He Lan, disana ia melihat He Lan memakaikan kalung kepada Pi Pi.


Wang Xun bertanya pada Qing Tan tentang informasi yang didapat oleh Pi Pi. Namun Qing Tan juga tidak tau, karena Pi Pi tidak memberikan informasi apapun dan kini ia telah keburu keluar.


Wang Xuan dengan kasar mengatakan bahwa Pi Pi telah mendapatkan sesuatu yang penting, sehingga dia seperti itu. Tapi Qing Tan memotong dan meminta agar Wang Xuan tidak berbicara seperti itu.

“Editor. Aku bertanya padamu, mengapa Pi Pi tiba- tiba keluar?” tanya Wang Xuan.



“Karena beberapa alasan pribadi? Xiao Yu bilang kalau pacarnya akan ke Amerika,” balas Qing Tan.

“Orang tua Guan Pi Pi tidak cukup kaya untuk mendukungnya pergi ke Amerika,” kata Wang Xuan, masih curiga pada Pi Pi.


“Maksudmu He Lan menyuapnya?” balas Qing Tan, heran. Dan saat Wang Xuan pergi begitu saja, ia mau menghentikannya. Namun karena sedang hamil, Qing Tan membiarkan Wang Xuan pergi dari ruangannya.



Wang Xuan berhasil mendapatkan alat perekam yang digunakan oleh Pi Pi. Dan ia berniat untuk memeriksanya.



Dirumah He Lan. Pi Pi pamit untuk pulang. Dan karena Pi Pi masih tampak seperti lemas, maka He Lan meminta agar Pi Pi berhati- hati dijalan.


Pi Pi mendapatkan telpon dari restoran yang dipesannya untuk hari Chinese Valentine. Pihak restoran mengingatkan Pi Pi tentang reservasinya malam ini. Dan mendengar itu, Pi Pi meminta maaf serta bertanya apa ia bisa membatalkannya.



“Saya minta maaf. Ini adalah hari libur. Kami akan tetap mengambil 100 yuan sebagai fee pembatalan dari akun bank Anda. Jadi.. Anda bisa selalu datang dengan teman yang lain,” kata Pihak restoran, menyampaikan.



Dengan tidak bersemangat. Pi Pi berbaring ditempat tidurnya. Dan Xiao Ju datang sambil membawakan semangkuk mie untuk dimakan oleh Pi Pin. Tapi Pi Pi menolak untuk makan.


“Aku sudah merasakannya sejak lama… setiap waktu aku bersama dengan Jia Lin, aku bertanya pada diriku sendiri…mengapa dia menyukai ku? Aku begitu bodoh. Keluargaku tidak kaya. Jika kami tidak tumbuh bersama, dia tidak akan pernah bersama denganku,” kata Pi Pi bercerita. Dengan pandangan mata yang kosong serta nada suara yang sedih.



“Kamu bodoh. Keluargamu tidak kaya. Tapi tidak ada alasan mengapa dia tidak menyukaimu,” balas Xiao Ju menyemangati.

“Aku tidak cukup bagus untuknya. Tidak seperti Tian Xin. Dia pintar dan berbakat. Englishnya bagus. Lebih baik bila dia yang pergi ke Amerika dengan Jia Lin. Jika aku pergi, aku akan menganggu,” kata Pi Pi dengan sedih.



Xiao Ju meminta agar Pi Pi tidak berpikir seperti itu. Dan Pi Pi melanjutkan ceritanya, saat ia sekolah dulu, tidak ada satupun orang yang mau menjadi temannya. Hanya Tian Xin yang mau berteman dengannya.

Saat itu, Pi Pi sudah menduga Jia Lin akan meninggalkannya. Namun ia tidak mengira kalau dia akan bersama dengan Tian Xin.



Xiao Ju berusaha untuk menyemangati Pi Pi. Lalu dengan penuh perhatian, ia meminta agar Pi Pi makan dulu mie nya atau kuahnya juga boleh. Namun Pi pi tetap menolak.

“Kamu tidak tau bagaimana perasaanku,” kata Pi Pi dengan lemah.



“Aku mengerti. Aku suka cowok itu. Seseorang yang sering datang ke café ku. Seseorang yang aku tidak bisa dapatkan. Dia tidak menyukaiku. Aku melepaskannya,” kata Xiao Ju sambil memakan mie untuk Pi Pi.



“Pi Pi. Kamu beruntung. Kamu dan Jia Lin besar bersama. Bahkan jika disana tidak ada cinta, dia masih memperdulikanmu,” kata Xiao Ju, menyemangati.

“Apa kamu benar- benar berpikir dia peduli padaku?”



“Tentu saja. Jika kamu dalam bahaya, dia pasti, pasti akan datang secepat yang dia bisa,” balas Xiao Ju.

“Tapi mengapa dia tidak datang kemarin, ketika aku dalam bahaya?”

“Dia tidak tau. Jika dia tau, dia akan datang dan menemuimu.”



Disaat Pi Pi masih tampak sedih dan tidak bisa menerima. Xiao Ju pamit untuk berangkat bekerja dan berjanji akan kembali saat sudah selesai. Ia meminta agar Pi Pi makan dan beristirahat serta jangan khawatir lagi.

2 Comments

Previous Post Next Post