Broadcast Network : Tencent
“Hui Yan, Ayah bilang obat untukku
sudah hampir selesai. Aku akan segera bisa melihat dengan mataku. Aku ingin
melihatmu,” kata He Lan dengan sangat gembira.
“Aku sudah bilang, kalau aku jelek.
Kamu tidak akan menyukaiku. Jangan lihat aku,” balas Hui Yan.
Bunga rubah memiliki 12 kelopak. Dibutuhkan satu tahun untuk
berkembang. Siapapun yang memiliki tanda bunga ini akan mati sebelum mereka
berumur 24 tahun.
Hui Yan sedang mandi didalam bak
berisikan air bunga. Dan dibelakang punggungnya tampak 12 garis merah tebal
yang berbentuk seperti bunga mekar.
Didalam ruangan pertemuan. He Lan
berdiri sambil menantikan obatnya. Dan disaat itu seorang petugas datang dan
membawakan semangkuk kecil obat untuk He Lan.
“Terima kasih, Ayah,” kata He Lan
sambil membungkuk hormat. Ia lalu menerima obat yang diberikan padanya itu dan
meminumnya.
Setelah meminum obat itu. He Lan
membuka matanya dengan perlahan. Awalnya semua tampak kabur. Namun perlahan
menjadi jelas dan semakin jelas. Dan ketika He Lan bisa melihat wajah Ayahnya,
ia tersenyum senang.
He Lan lalu melirik ke sekeliling
ruangan. Namun ia tidak melihat seorang wanita pun disana. Dan lalu ia
menanyakan kepada Ayah dimana Hui Yan.
“Dari sekarang, lupakanlah tentang
Shen Hui Yan,” kata Ayah dengan lembut.
“Ayah. Aku tidak mengerti. Dimana
dia?” tanya He Lan, tegas.
“Kamu tidak akan pernah melihatnya
lagi,” balas Ayah.
He Lan melirik ke sekelilingnya lagi
dan menjadi heran. “Mengapa tidak? Dia berjanji akan menikah denganku. Dia
adalah istriku. Dia bilang, dia tidak akan pernah meninggalkanku.”
“Berhenti. Aku akan memberitahumu
sekali lagi. Kamu tidak akan pernah melihatnya lagi. Dia bukan istrimu. Dia
adalah kemalangan bagimu,” tegas Ayah, menjelaskan dengan nada penekanan yang
jelas.
He Lan kembali melihat ke
sekeliling. Lalu ia melihat mangkuk kecil obat yang diminumnya tadi. Dan
setelah melihat itu, ia seperti menyadari sesuatu. Dengan cepat ia berusaha
untuk memuntahkan apa yang diminumnya tadi.
“He Lan Jing Ting. Dari sekarang,
kamu adalah pewarisku. Aku harap kamu akan belajar dari leluhur terbaik. Suatu
hari kamu akan menjadi seorang pemimpin yang hebat untuk Fox Clan,” tegas Ayah.
Tanpa memperdulikan He Lan yang sedang berusaha untuk memuntahkan apa yang
diminumnya barusan.
Qi Lin tampak tidak suka mendengar
itu. Dan Ayah (Ketua Qing Mu) menyadari hal itu, dengan tajam ia menatap pada
Qi Lin yang langsung membuang mukanya.
Dan disaat itulah, He Lan mencoba
untuk melarikan diri. Namun para petugas yang berada disana, menahannya. Lalu
Ayah pun berteriak dengan marah kepadanya.
“Lupakan wanita manusia itu. Lakukan
apa yang harus kamu lakukan!” teriak Ayah.
Dengan marah, He Lan melepaskan
dirinya dari pegangan para petugas. Lalu dengan marah, ia mendekati Ayah. Namun
Qi Lin menahannya.
“Zhuo. Mundur,” perintah Ayah. Dan
Qi Lin pun mundur.
“Mengapa kamu melakukan ini? Kamu
tau aku mencintainya!” kata He Lan dengan emosi.
“Dia hanyalah obat! Obat untuk
mengembalikan penglihatanmu!” balas Ayah.
“Kemudian mengapa kamu menjanjikan
kalau dia bisa menikahiku? Mengapa kamu membiarkan kami tumbuh besar bersama?”
“Aku hanya ingin memberitahumu.
Jangan pernah jatuh cinta kepada seorang wanita manusia,” balas Ayah. Lalu
pergi.
He Lan pergi ke tengah danau, tempat
biasa ia bersama dengan Hui Yan. Disana ia melihat Hui Yan yang sedang
terbaring lemah diatas bangku. Dan baju putih yang dikenakan oleh Hui Yan,
ternoda oleh darah.
He Lan membelai wajah Hui Yan dengan
lembut. Dan ketika itu, Hui Yan membuka matanya. Dengan lemah, ia mengangkat
tangannya untuk menyentuh He Lan.
“Aku akhirnya melihat kamu. Maafkan
aku. Aku tidak bisa bersama denganmu,” kata Hui Yan. Lalu setelah itu, ia
menutup matanya.
Dan walaupun He Lan memanggil nama
Hui Yan. Namun Hui Yan tidak lagi membuka matanya. Lalu menyadari itu, He Lan
menangis dengan sedih dan dengan perlahan ia mendekat dan mencium Hui Yan.
Pagi hari. Pi Pi akhirnya terbangun.
Dan He Lan yang masih terjaga disebelahnya, menyapa nya. “Kamu bangun,” kata He
Lan. Lalu memberikan segelas air kepada Pi Pi, karena semalam Pi Pi terlalu
banyak berkeringat.
“Apa kesalahanku?” tanya Pi Pi
dengan pandangan kosong. Menerima air yang diberikan oleh He Lan.
“Huh?” kata He Lan, bingung.
“Apa kesalahan yang ku perbuat?”
tanya Pi Pi, lagi.
“Kamu tidak melakukan kesalahan
apapun. Mereka juga tidak. Tidak ada yang salah atau benar untuk segalanya,”
jawab He Lan.
“Bisakah kamu memakanku?” tanya Pi
Pi, putus asa.
“Ya. Tapi ini bukan waktunya,” balas
He Lan.
“Jadi kapan kamu bisa melakukan
itu?”
“Ketika kamu jatuh cinta padaku,”
jawab He Lan sambil memperhatika Pi Pi yang tampak sangat sedih dan putus asa.
“Kemudian itu tidak mungkin terjadi.
Aku tidak akan jatuh cinta kepada siapapun lagi,” kata Pi Pi dengan pandangan
yang tampak kosong.
Dikantor. Wang Xuan sibuk
menghubungkan semua informasi yang didapatnya. Ia mengingat saat pertama kali,
ia bertemu dengan mereka semua di acara pameran. Serta saat ia mengikuti Pi Pi
serta He Lan, disana ia melihat He Lan memakaikan kalung kepada Pi Pi.
Wang Xun bertanya pada Qing Tan
tentang informasi yang didapat oleh Pi Pi. Namun Qing Tan juga tidak tau,
karena Pi Pi tidak memberikan informasi apapun dan kini ia telah keburu keluar.
Wang Xuan dengan kasar mengatakan
bahwa Pi Pi telah mendapatkan sesuatu yang penting, sehingga dia seperti itu.
Tapi Qing Tan memotong dan meminta agar Wang Xuan tidak berbicara seperti itu.
“Editor. Aku bertanya padamu,
mengapa Pi Pi tiba- tiba keluar?” tanya Wang Xuan.
“Karena beberapa alasan pribadi?
Xiao Yu bilang kalau pacarnya akan ke Amerika,” balas Qing Tan.
“Orang tua Guan Pi Pi tidak cukup
kaya untuk mendukungnya pergi ke Amerika,” kata Wang Xuan, masih curiga pada Pi
Pi.
“Maksudmu He Lan menyuapnya?” balas
Qing Tan, heran. Dan saat Wang Xuan pergi begitu saja, ia mau menghentikannya.
Namun karena sedang hamil, Qing Tan membiarkan Wang Xuan pergi dari ruangannya.
Wang Xuan berhasil mendapatkan alat
perekam yang digunakan oleh Pi Pi. Dan ia berniat untuk memeriksanya.
Dirumah He Lan. Pi Pi pamit untuk
pulang. Dan karena Pi Pi masih tampak seperti lemas, maka He Lan meminta agar
Pi Pi berhati- hati dijalan.
Pi Pi mendapatkan telpon dari
restoran yang dipesannya untuk hari Chinese Valentine. Pihak restoran
mengingatkan Pi Pi tentang reservasinya malam ini. Dan mendengar itu, Pi Pi
meminta maaf serta bertanya apa ia bisa membatalkannya.
“Saya minta maaf. Ini adalah hari
libur. Kami akan tetap mengambil 100 yuan sebagai fee pembatalan dari akun bank
Anda. Jadi.. Anda bisa selalu datang dengan teman yang lain,” kata Pihak
restoran, menyampaikan.
Dengan tidak bersemangat. Pi Pi
berbaring ditempat tidurnya. Dan Xiao Ju datang sambil membawakan semangkuk mie
untuk dimakan oleh Pi Pin. Tapi Pi Pi menolak untuk makan.
“Aku sudah merasakannya sejak lama…
setiap waktu aku bersama dengan Jia Lin, aku bertanya pada diriku
sendiri…mengapa dia menyukai ku? Aku begitu bodoh. Keluargaku tidak kaya. Jika
kami tidak tumbuh bersama, dia tidak akan pernah bersama denganku,” kata Pi Pi
bercerita. Dengan pandangan mata yang kosong serta nada suara yang sedih.
“Kamu bodoh. Keluargamu tidak kaya.
Tapi tidak ada alasan mengapa dia tidak menyukaimu,” balas Xiao Ju
menyemangati.
“Aku tidak cukup bagus untuknya.
Tidak seperti Tian Xin. Dia pintar dan berbakat. Englishnya bagus. Lebih baik
bila dia yang pergi ke Amerika dengan Jia Lin. Jika aku pergi, aku akan
menganggu,” kata Pi Pi dengan sedih.
Xiao Ju meminta agar Pi Pi tidak
berpikir seperti itu. Dan Pi Pi melanjutkan ceritanya, saat ia sekolah dulu,
tidak ada satupun orang yang mau menjadi temannya. Hanya Tian Xin yang mau
berteman dengannya.
Saat itu, Pi Pi sudah menduga Jia
Lin akan meninggalkannya. Namun ia tidak mengira kalau dia akan bersama dengan
Tian Xin.
Xiao Ju berusaha untuk menyemangati
Pi Pi. Lalu dengan penuh perhatian, ia meminta agar Pi Pi makan dulu mie nya
atau kuahnya juga boleh. Namun Pi pi tetap menolak.
“Kamu tidak tau bagaimana
perasaanku,” kata Pi Pi dengan lemah.
“Aku mengerti. Aku suka cowok itu.
Seseorang yang sering datang ke café ku. Seseorang yang aku tidak bisa
dapatkan. Dia tidak menyukaiku. Aku melepaskannya,” kata Xiao Ju sambil memakan
mie untuk Pi Pi.
“Pi Pi. Kamu beruntung. Kamu dan Jia
Lin besar bersama. Bahkan jika disana tidak ada cinta, dia masih
memperdulikanmu,” kata Xiao Ju, menyemangati.
“Apa kamu benar- benar berpikir dia
peduli padaku?”
“Tentu saja. Jika kamu dalam bahaya,
dia pasti, pasti akan datang secepat yang dia bisa,” balas Xiao Ju.
“Tapi mengapa dia tidak datang
kemarin, ketika aku dalam bahaya?”
“Dia tidak tau. Jika dia tau, dia
akan datang dan menemuimu.”
Disaat Pi Pi masih tampak sedih dan
tidak bisa menerima. Xiao Ju pamit untuk berangkat bekerja dan berjanji akan
kembali saat sudah selesai. Ia meminta agar Pi Pi makan dan beristirahat serta
jangan khawatir lagi.
Tags:
Moonshine and Valentine
lanjut kak, semangat !!! ^_^
ReplyDeleteLanjut trs kak
ReplyDelete