Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 02 - 1

Images by : JTBC

O Reum pergi menemui ibunya dan menunjukkan id card hakim yang di perolehnya. Tetapi tidak ada respon. Ibunya hanya melihat tv yang menayangkan pertunjukkan piano dan tersenyum bahagia. O Reum kecewa dan pamit pergi. Ibu O Reum terlihat memiliki sakit jiwa dan terlihat di rawat di rumah perawatan.
O Reum pergi ke pasar dan orang - orang pasar langsung heboh menyambutnya. Mereka bahkan bersemangat ingin melihat id card hakim O Reum. Mereka sangat senang dan bangga dengan O Reum.
Nenek O Reum bertanya pada O Reum, apa O Reum pergi menemui ibunya lagi? O Reum mengganggku dan terlihat wajah nenek yang sedih. Mereka sangat dekat.
Seorang penjual pasar datang dan memberitahu kalau dia pergi ke persidangan kemarin, tapi hakim terus berusaha menyuruhnya menyelesaikan persidangan padahal itu baru sidang pertama. Hakim terus menyuruhnya membawa surat kontrak tetapi dia tidak memilikinya karena dia percaya dengan orang tersebut. Penjual itu menangis kalau dia perlu uang nya kembali, itu satu-satunya uang yang dimilikinya. Dan O Reum menawarkan bantuan, dia akan mengisi aplikasi untuk menjadi saksi. Penjual memberitahu kalau dia tidak bisa mengatakan apa-apa di depan hakim karena dia merasa terintimidasi. Para hakim duduk di tempat yang tinggi dan tidak terlihat ekspresi di wajah mereka seperti mereka menggunakan topeng. Karena itu, dia merasa sangat takut seolah sudah membuat kesalahan.
“Bibi, ini kesalahan hakim bahwa dia membuatmu merasa seperti itu. Jangan takut. Jangan terintimidasi,” ujar O Reum.
Penjual merasa sangat bersyukur mendengar O Reum yang akan membantunya. Nenek menyuruh O Reum untuk melakukan yang terbaik sebagai hakim.
O Reum datang kerja lebih awal. Saat Ba Reun datang, dia segera meminta maaf atas perkataannya tadi malam. Dia kemarin bukan marah pada Ba Reun tetapi marah kepada pengadilan. Ba Reun tidak peduli.
Bo Wang datang ke ruangan Ba Reun. Dan dia merasa asing melihat sek. Lee. Dia kemudian memperkenalkan diri sebagai hakim Jung Bo Wang dan ruangannya ada di sebelah. Tetapi, belum sempat menjelaskan lebih jauh, sek. Lee sudah membacakan biodata-nya dan menyuruhnya untuk masuk saja menemui Hakim Im. Bo Wang sampai kehilangan kata-kata.
Bo Wang di dalam dan mulai mengomentari kantor Ba Reun yang sangat terang karena mendapat paparan sinar matahari secara penuh. Dia kemudian memperkenalkan diri pada O Reum dan memberitahu kalau dia adalah teman baik Ba Reun. Dia juga memberitahu kalau O Reum adalah selebriti sekarang di pengadilan.
“Kau putus sekolah musik. Kau lulus ujian ujian dengan belajar di rumah. Dengan nilai tertinggi di insitut, kau di pekerjakan di Pengadilan Distrik,” jelas Bo Wang memaparkan informasi O Reum yang di dapatkannya.
O Reum sendiri senang karena Bo Wang memujinya pintar. Ba Reun segera mengusir Bo Wang pergi jika tidak ada urusan. Tapi, masalahnya, Bo Wang sudah terlanjur bercerita dengan O Reum.
Sidang pertama O Reum akan di mulai. Hakim Han masuk dan menawarkan diri memakaikan jubah hakim pada O Reum yang akan memulai persidangan pertamnya.
“Warga negara dengan kedaulatan dalam jubah ini… mewakili tugas peradilan. Ingatlah itu!” ujar Hakim Han.
Dan mereka mulai berjalan ke ruang sidang. O Reum sendiri terlihat sangat gugup. Ba Reun berdiri di sebelah kanan Hakim Han sementara O Reum di sebelah kiri.


Sidang di mulai. Dan sudah terjadi kehebohan. Para ahjumma mulai bertengkar. Seorang pria asing dengan bahasa korea terbata-bata, memberitahukan bahwa boss-nya sangat jahat dan pria brengsek. Penggugat selanjutnya, empat orang berpenampilan seperti boy band memperkenalkan diri sebagaimana boy band memperkenalkan diri, dan kemudian para siswi di bangku penonton langsung bersorak. Hakim Han sampai kesal.
Para hakim beristirahat makan siang. Hakim Han mengomel karena kasus perdata dan banding yang menjengkelkan selalu di limpahkan ke Dept. 44. O Reum tidak suka mendengarnya. Dia teringat sidang tadi.


Ahjuma menangis dan memberitahu kalau dia hendak melompat bunuh diri tetapi akhirnya tidak berani. Dia merasa menyesal karena sudah mengungkapkan kasus korupsi yang dilakukan perusahaan hingga harus berada dalam posisi seperti ini. Pekerja asing yang tadi, menangis dan menceritakan kalau anaknya memiliki penyakit hati, dan karena itu dia butuh uang. Tapi, bos-nya sangat buruk (kemungkinan pekerja ini tidak di bayar dan uang gajinya di korupsi oleh boss itu). Anak muda berpenampilan seperti boy band, memberitahu kalau mereka tidak masalah jika tidak di bayar dan tidak di beri makan, tetapi, di grup mereka ada seorang anak yang masih kelas 9 dan butuh gizi. Tapi, selama ini dia hanya di beri makan mi instan oleh agency (kemungkinan karena uang makan di korupsi). Jadi ketiga orang itu, ahjumma - pekerja asing - dan anggota boy band, pekerja untuk satu agency yang sama.
“Bagaimana bisa setiap kasus bisa sangat tidak adil?” keluh O Reum ketika mengingat sidang tadi. “Masa hidupku berkurang setiap kali menghindari persidangan.”
Hakim Han segera menyelesaikan makanannya dan meminta untuk lanjut ke persidangan berikut. Sepertinya, dia menghindari pertanyaan O Reum.
Perisdangan selanjutnya, seorang nenek mengaku sudah membayar hutang tetapi sang pemberi pinjaman mengatakan belum. Masalahnya, saat membayar hutang, nenek tidak meminta kembali surat pinjaman tanda hutang sudah lunas. Jadi, si pemberi pinjaman mengklaim jika nenek belum bayar hutang.
Si nenek dan pemberi pinjaman bertengkar. Nenek menangis sedih karena di suruh membayar hutang yang sudah di lunasinya. Pemberi pinjaman berteriak kesal karena nenek terus menerus berbohong.
O Reum memperhatikan si nenek dan merasa kasihan padanya. Sementara Hakim Han dan Ba Reun tidak menunjukkan ekspresi apapun dan mencatat semua pernyataan dan penyangkalan. Hakim Han kemudian memutuskan untuk menutup persidangan karena tidak ada nya bukti dan meminta mereka untuk tidak datang ke persidangan untuk melihat hasilnya. Karena pengadilan akan mengirimkan keputusan akhir ke alamat tergugat dan penggugat.

Kasus selanjutnya adalah kasus rekonstruksi Apartemen Jangmyeon. Si tergugat perwakilan dari konstruksi maju dan tersenyum kepada O Reum dan O Reum balas tersenyum. Ba Reun dan Hakim Han menatapnya. Para penonton sidang juga jadi berbisik-bisik, apakah hakim dan tergugat saling mengenal?
Sidang selesai dan mereka kembali ke ruangan.
“Kau tidak tahu apa arti jubah itu?” tanya Hakim Han marah. Dan dia tidak menunggu jawaban O Reum dan masuk ke ruangannya.
O Reum tidak mengerti pertanyaan Hakim Han dan bertanya artinya kepada Ba Reun. Apa dia berbuat kesalahan?
“Apakah kau menyapa pengacara perusahaan konstruksi?”
“Ya. Dia adalah profesorku di insitut. Aku sangat menghormatinya.”
“Apakah kau kenal orang-orang di belakang penonton?”
“Warga yang berperan melawan perusahan konstruksi.”
“Terus, kau tidak bisa mengendalikan wajahmu selama sidang. Ini bukan bioskop. Kita di pengadilan. Di jubah itu, kau bukan Park Cha O Reum, kau seorang hakim. Kau tidak punya hak untuk menunjukkan perasaan pribadi,” jelas Ba Reun.
“Apakah aku harus melupakan perasaan manusia saat mengenakan jubah ini?”
“Kau harus melepaskan kelemahanmu itu.”
“Aku seorang manusia dan hakim. Aku tidak akan menjadi hakim tanpa ekspresi.”
“Apakah menurutmu setiap kasus bersifat pribadi?”
“Ya. Aku akan memperlakukannya sebagai masalah pribadi.”
Ba Reun dengan tenang memberitahu kalau O Reum terus seperti itu, dia tidak akan lama menjadi hakim. O Reum hendak protes, tapi telepon Ba Reun berbunyi. Selesai telepon, Ba Reun memberitahu kalau mereka akan mengikuti makan malam pertama tim hari ini.  
Makan malam di lakukan diikuti oleh Hakim Han, Ba Reun, O Reum, sek. Lee, pegawai Maeng Sa Sung, pegawai Yoon Ji Young dan polisi penjaga sidang Lee Dan Di. Saat makan malam, peg. Maeng mengeluh mengenai kasus dept. 44 yang terlalu banyak tetapi melihat eskpresi Hakim Han, dia segera membatalkan keluhannya. Dia bahkan mengajak Ba Reun minum. Ba Reun yang merasa malu menolak, akhirnya menerima tawaran minum. Akan tetapi, dia ternyata tidak kuat minum. Baru minum segelas, dia sudah tertidur. Dalam keadaan mabuk, Ba Reun memarahi Hakim Han yang selalu meminta di mengerti tetapi tidak berusaha mengerti orang lain. Dia kemudian mengeluh tentang makn malam tim yang membuatnya harus pulang telat padahal dia sudah lelah menghadapi persidangan malam ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post