Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 02 - 3

Images by : JTBC
Ba Reun dan O Reum bekerja lembur. Bo Wang datang lagi mengunjungi mereka dan menawarkan diri untuk memesankah makanan. Dia mengeluhkan Ba Reun yang jenius karena bisa mengerjakan berkas kasus secara cepat tetapi O Reum adalah hakim baru yang harus bekerja lembur untuk menyelesaikan kasusnya. Dia merasa kasihan pada O Reum. O Reum memberitahu kalau dia baik-baik saja.

Mereka makan di ruangan Bo Wang. Dan O Reum terlihat tidak berselera makan. Bo Wang kemudian memuji nama O Reum yang mengandung arti ‘benar’. O Reum hanya tertawa canggung. Dan saat sedang membereskan makanannya, O Reum mengalami mimisan. Ba Reun khawatir dan bertanya sampai jam berapa kemarin malam O Reum bekerja? O Reum tertawa canggung dan memberitahu kalau dia kerja sampai jam 1 pagi. Ba Reun langsung marah, dia memarahi O Reum karena bekerja terlalu keras hingga tidak mempedulikan kesehatan. Dia dengan tegas memberitahu kalau menjadi hakim bukan seperti lomba jarak pendek, tetapi maraton. Pekerjaan ini untuk seumur hidup. Jika bekerja terlalu keras dan jatuh, dia akan menyakiti orang lain dalam tim mereka. O Reum hanya bisa meminta maaf. Bo Wang sendiri kaget melihat kemarahan Ba Reun tersebut.

Tetapi O Reum masih terus bekerja lembur. Ba Reun menegurnya dan menyuruhnya pulang untuk beristirahat. O Reum menolak, dia harus menyelesaikan kasus perhitungan warisan ini hari ini karena besok dia sudah harus memberikan penilaian. Ba Reun tahu kasus tersebut, kasus Jung Joon Dang dengan 33 terdakwa. Dia akhirnya menyuruh O Reum menyerahkan kasus itu padanya karena dia memiliki program yang dapat menghitung pembagian warisan tersebut dan dapat dia selesaikan dalam 30 menit. O Reum menolak dan meminta Ba Reun untuk mengajarinya saja. Ba Reum memaksa, menurutnya akan lebih membuang waktu jika harus menjelaskan terlebih dahulu kepada O Reum. Dia memaksanya untuk pulang dan tidak bertindak kekanak-kanakkan, karena itu hanya akan menambah masalah tim. O Reum terdiam dan pamit pulang pada akhirnya.
O Reum ke pasar dan bertemu para ahjumma serta nenek. Dia curhat mengenai hari-nya dan merasa sedih karena terus membuat kesalahan. Nenek menasihati kalau setiap orang bisa berbuat salah. Dia meminta O Reum untuk tidak terlalu memikirkannya dan hanya perlu berubah lebih baik.
“Tidak bisa hanya dengan kata-kata. Kau harus tulus dan tulus. Kau hanya bisa pergi jauh ketika kau bersama-sama,” nasihat nenek O Reum.
Para ahjumma lain juga menyemangatinya untuk bersemangat lagi.
Esok hari,
O Reum datang dan terkejut karena Ba Reun tiba lebih awal hari ini. O Reum sudah terlihat bersemangat. Ba Reun kemudian memberitahu kalau dia akan mengirimkan tabel pembagian warisan sekarang. O Reum berterimakasih atas bantuannya.
O Reum kemudian bertanya apakah Ba Reun akan datang ke pertandingan voli malam ini? Ba Reun memberitahu kalau dia belum tahu karena pertandingan itu biasanya diikuti oleh panitera dan jarang ada hakim yang datang. O Reum memberitahu kalau dia akan datang hari ini dan meminta Ba Reun untuk datang juga jika ada waktu.

Nn. Yoon membawa banyak berkas kasus ke meja-nya. Dia terlihat kelelahan dan juga merasakan sakit pinggang karena terus menerus membawa banyak berkas kasus.
O Reum datang ke ruanga panitera dan semua kaget karena biasanya para hakim hanya datang ke ruangan mereka pada upacara akhir tahun. O Rem datang untuk menyerahkan berkas bukti yang sudah di kumpulkannya untuk di periksa oleh Nn. Yoon. Dia juga menyarankan Nn. Yoon untuk tidak menelpon satu-satu untuk kasus pemeriksaan fisik, tetapi kirim saja email ke semua orang sekaligus. Dia juga sudah menuliskan suratnya. Tn. Maeng yang memperhatikan terlihat senang karena O Reum mendengarkan keluhannya kemarin. O Reum kini lebih membantu Nn. Yoon dan memberikan solusi, tidak hanya menelpon dan memerintah. Dia juga memberikan hadiah mobil mainan untuk anak Nn. Yoon. Nn. Yoon sangat senang dengan sikap O Reum.
Bo Wang datang lagi ke ruangan untuk mencari Ba Reun. Tetapi, Ba Reun sedang tidak ada karena menemui Hakim Han. Bo Wang kemudian berbincang dengan O Reum dan melihat tabel pembagian warisan yang ada di komputer O Reum. Dia memberitahukan kalau tugas itu sangat sulit dan O Reum sangat hebat bisa menyelesaikannya. O Reum heran dan memberitahu kalau Ba Reun bilang kasus itu bisa di selesaikan dalam 30 menit dengan program. Bo Wang memberitahu kalau itu tidak mungkin, hukum pembagian harta terus berubah dan jika dia melihat pohon garis keluarga kasus ini yang sangat sulit, pasti membutuhkan setidaknya 2 hari untuk menyelesaikannya. O Reum terdiam mendengarnya.
Dia mulai bisa melihat Ba Reun yang pasti bekerja lembur seharian kemarin untuk menyelesaikan kasus tersebut. Dan kemungkinan kalau Ba Reun bahkan tidak pulang.
Dia dapat merasakan, di balik sikap dingin Ba Reun dan kata-katanya yang terkadang kasar, Ba Reun mempedulikannya.
Pertandingan voli di adakan. Semua pertanding dengan semangat dan O Reum juga ikut dalam pertandingan voli tersebut. Ba Reun datang menonton dan O Reum sangat senang. O Reum meminta bantuan Ba Reun untuk menjaga anak Nn. Yoon dan dia segera mengajak Nn. Yoon untuk bermain bersama mereka.
Semua terlihat senang. Ba Reun memperkenalkan dirinya pada anak Nn. Yoon kalau dia adalah teman Nn. Yoon. Nn. Yoon juga terlihat sangat senang bisa ikut bermain.
Para ahjumma pasar juga datang ke pertandingan voli dengan dandanan mencolok. O Reum menyambut mereka dan memperkenalkan Ba Reun juga pada mereka. Para ahjumma menjadi genit dan menggoda Ba Reun. Ba Reun tertawa canggung.
O Reum kemudian bicara berdua dengan Ba Reun. Dia berterimakasih atas kehadiran Ba Reun dan juga terimakasih atas bantuan tabel perhitungan warisa itu. Ba Reun tidak mempermasalahkannya. Ba Reum kemudia memberikan kantong kertas yang dari tadi di bawanya. Isinya adalah ginseng untuk O Reum. Dia memberikannya karena tidak enak melihat O Reum mimisan kemarin. O Reum terharu dan berterimakasih. Dia juga meminta maaf atas sikapnya sehingga membuat banyak masalah.
O Reum kemudian teringat, saat dia menerima email cuplikan video saat O Reum melindunginya dari bola tenis. Dia tersenyum mengingat hal itu dan tepat saat itu Ba Reun bangkit dari kursinya, sehingga O Reum segera membuka tab yang berisi foto kue. Itulah yang dilihat Ba Reun saat itu.
O Reum mulai menggoda Ba Reun dan meminta-nya untuk menatap matanya saat bicara. Ba Reun canggung dan menyuruh O Reum untuk tidak duduk di dekatnya.
Dept. 44 menjalani persidangan baru. Saat ini, kasusnya adalah mengenai si penggugat, Nn. Jin, (ibu korban) yang sedang makan bersama putra-nya di restoran barbekyu, dan pelayan, Nn. Jung (tergugat) tanpa sengaja menjatuhkan panggangan dan melukai putra penggugat. Dan ini merupakan sidang banding setelah Nn. Jin kalah di sidang pertama.

Hakim Han bertanya kepada Nn. Jin dimana korban? Kenapa tidak ikut persidangan? Penggugat, pemilik restoran, segera bangkit dan berteriak kalau Nn. Jin itu berbohong karena tidak ada korban, tidak ada bukti rekam medis dan juga saksi. Dia merasa kalau Nn. Jin hanya ingin mendapat uang pertanggungjawaban. Hakim menyuruhnya untuk duduk dan tidak membuat keributan. Nn. Jin menjelaskan kalau anaknya tidak mau datang ke persidangan. O Reum memperhatikan ekspresinya.
Hakim kemudian bertanya pada Nn. Jung mengenai pernyataannya kalau dia mengakui menjatuhkan panggangan tetapi panggangan tersebut tidak mengenai korban. Nn. Jung mengangguk membenarkan. Nn. Jin berrteriak kalau Nn. Jung berbohong, panggangan itu mengenai wajah anaknya,
Hakim Han memperlihatkan foto korban yang di terimanya dan dia tidak melihat adanya bekas luka di wajah korban.
Pemilik rest memberitahu kalau karyawannya itu berasal dari Yanbian dan memiliki aksen yang kuat, jadi dia rasa kalau Nn. Jin memanfaatkan hal itu untuk menyalahkan karyawannya. Dia terus berteriak-teriak. Hakim Han menyuruhnya untuk tidak teriak, telinganya masih bagus dan bisa mendengar jelas.
Pemilik rest. Kemudian memberitahu kalau dia juga berencana menggugat penggugat. Hakim Han bingung. Pemilik rest menjelaskan kalau setelah sidang pertama mendapatkan keputusan, Nn. Jin datang ke restorannya dan melempari batu ke jendela restorannya. Dia berencana menuntut Nn. Jin untuk perusakan tersebut, penghalangan bisnis dan pencemaran nama baik. Dia menuntut 10.000 dollar.
Hakim Han kemudian menyuruh mereka untuk melakukan perdamaian saja dan lakukan mediasi. Setelah perdebatan singkat, penggugat dan tergugat akhirnya mau melakukan mediasi.
Hakim Han menyerahkan tugas mediasi kepada O Reum. Dia menyuruh melakukan mediasi dan melakukan perdamaian karena tidak adanya bukti objektif
Hakim Han merasa kalau kedua pihak sama-sama salah. Dia mengerti kalau penggugat merasa marah karena anaknya terkena panggangan, akan tetapi,melihat cara berpakaian penggugat yang terlihat seperti orang kaya, dia merasa penggugat terlalu berlebihan dengan menggugat 5.000 dollar kepada penggugat.  
“Yah, bahkan ketika orang lain berdarah, kau akan berpikir bahwa duri di bawah kuku kau lebih sakit,” ujar Hakim Han.
“Tetapi, beberapa duri benar-benar sangat menyakitkan,” jawab Ba Reun.
Hakim Han jengkel karena Ba Reun mulai membantahnya lagi.

Post a Comment

Previous Post Next Post