Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 19 - part 1




NB : Sorry ya semuanya. Ada kesalahan pengetikan untuk nama tokoh Imam Kiri. Seharusnya nama peran untuk Imam Kiri itu Zhao Song, bukan Qi Lin.

Qi Lin itu adalah nama asli dari Zhao Song dikehidupan nyata. Aku salah ngetik, karena selama ini aku mikir Qi Lin itu sebutan untuk Zhao Song, sama seperti He Lan yang memiliki banyak sebutan.

Dan karena itu, maka di episode ini, aku bakal ketik nama Zhao Song, bukan Qi Lin lagi. Sorry ya..

Broadcast Network        Tencent


Dizaman Hui Yan kedua, ketika bunga yang berada dipunggungnya telah mekar dengan sempurna dan bercahaya dengan sangat terang, disaat itulah Hui Yan akan menghembuskan nafas terakhirnya. Begitu juga dengan Hui Yan yang ketiga.



Dan walaupun melihat itu, He Lan sama sekali tidak bisa berbuat apapun. Satu- satunya yang bisa ia lakukan adalah memeluk mereka dan menemani mereka, disaat mereka menghembuskan nafas terakhir mereka.

He Lan : Jangan takut. Aku disini. Aku akan selalu bersama denganmu.


Dirumah He Lan. Pi Pi memperingatkan He Lan agar tidak memakain pakaian yang terlalu baru. Dan He Lan pun mengikuti saran Pi Pi. Namun ketika melihat pakaian yang dikenakan oleh Xui Xian dan Kuan Yong, maka Pi Pi pun mulai mengomel.

“Kalian berdua, bukankah aku sudah bilang untuk memakai pakaian lama?” tanya Pi Pi.



Dengan heran, Xui Xian mulai memperhatikan pakaian yang dipakainya serta pakaian yang dipakai oleh Kuan Yong, tapi ia tidak menemukan keanehan. “Ini sudah lama.”

“Tidak, maksudku yang lebih lama lagi. Pakaian yang telah banyak dicuci dan mulai pudar atau kusut,” jelas Pi Pi.



“Pakaian mereka biasanya tidak bisa dicuci,” balas He Lan, memberitahu.

“Tidak bisa dicuci? Bagaimana jika kotor?” tanya Pi Pi menjadi heran.

“Kami tidak menggunakan mereka lagi,” jawab Kuan Yong.

“Kami membuang mereka,” tambah Xui Xian.


Mendengar hal itu, Pi Pi menghela nafas dengan pelan, karena itu semua diluar bayangannya dan karena ia tidak menduga kalau ternyata mereka adalah seseorang yang seperti itu.

“Ayo jangan membicarakan tentang pakaian lagi. Kemari dan duduklah,” kata He Lan sambil menarik tangan Pi Pi kearah sofa dan mempersilahkannya untuk duduk.


Dengan bangga Kuan Yong menjelaskan tentang pengetahuan yang ia dapatkan dari Drama keluarga china yang sering ia tonton. Didalam drama itu dijelaskan barang- barang yang harus dibawa agar acara lamaran sukses.



Kuan Yong lalu membuka sebuah koper yang telah ia siapkan diatas meja. Dan didalam koper itu terdapat sebuah buku cek. “Pertama dari semuanya, hadiah uang. Mempertimbangkan beberapa hal, biaya membesarkan seorang anak adalah sekitar dua juta yuan,” jelas Kuan Yong.




Selanjutnya Xui Xian membuka koper kedua yang berada diatas meja. Dan didalamnya terdapat satu set perhiasan yang sangat indah dan mewah. Lalu dikoper ketiga, berisi surat- surat berharga.

Dan melihat semua itu serta mendengarkan penjelasan mereka, Pi Pi pun menjadi kebingungan dengan maksud mereka.



“Hanya yang sederhana saja. Beli saja beberapa apel atau pir,” kata Pi Pi, menjelaskan kepada mereka semua.

“Apel? Pir? Tidak! Berdasarkan dari drama yang kami tonton, apel dan pir tidak akan bisa mendapatkan persetujuan dari Ibumu untuk menerima Tuan He Lan,” balas Xui Xian, tidak setuju.



Dengan capek, Pi Pi pun menghela nafas dan mengajak He Lan untuk segera berangkat kerumahnya, karena ini sudah waktunya. Namun sebelum ia dan He Lan pergi, ia mengatakan kepada Xui Xian serta Kuan Yong agar tidak membawa itu semua, karena itu tidak akan bisa berhasil.

“Lalu apa yang harus kita bawa?” tanya He Lan dengan bingung.

“Lupakan sajalah. Ayo berangkat,” balas Pi Pi sambil menarik tangan He Lan.

“Pergi dan belikan beberapa apel serta pir. Cepat ya,” perintah He Lan kepada Xui Xian serta Kuan Yong. Lalu mengikuti Pi Pi.




Dirumah Pi Pi. Dengan sikap canggung He Lan, Xui Xian, serta Kuan Yong duduk bersama menghadap kedua orang tua Pi Pi. Dan melihat sikap duduk mereka itu, membuat kedua orang tua Pi Pi pun menjadi keheranan.

Karena He Lan duduk dengan sangat tegap sekali. Sementara Xui Xian dan Kuan Yong duduk menyamping dengan punggung tegap yang saling menempel.

“Apa sesuatu terjadi didalam keluargamu?” tanya Ibu Pi Pi kepada He Lan.



He Lan menyentuh tangan Kuan Yong, memberikan kode. Lalu Kuan Yong menyenggol pelan bahu Xui Xian, memberikan kode. Kemudian Xui Xian mengambil sebungkus barang dan memberikannya kepada Kuan Yong. Lalu Kuan Yong memberikan barang itu kepada He Lan. Kemudian He Lan memberikan itu kepada kedua orang tua Pi Pi.



Suasana menjadi sangat hening. Kedua orang tua Pi Pi saling bertatapan, lalu mereka melihat kepada Pi Pi serta kepada He Lan. Dan dengan sikap gugup, Pi Pi serta He Lan, menunggu respon dari kedua orang tua Pi Pi.

“Selama kamu memperlakukan anak kami dengan baik, tidak ada masalah untuk menikah,” kata Ayah, mulai bicara. Dan Pi Pi tersenyum kecil, senang.

Namun dengan tiba- tiba, Ibu berteriak kepada Ayah,”Diam.”



Ibu lalu memberikan kode dengan matanya kapada Ayah agar mengambil dan membuka kotak hadiah yang He Lan berikan. Dan betapa terkejutnya Ibu, ketika melihat apel dan pir yang berada didalam kotak.



Dengan kesal, Ibu mengambil sebuah apel, menlap, dan mengigitnya. “Tuan He Lan, seperti yang kamu tau, aku benar- benar suka kamu. Tapi saat ini, kamu tiba- tiba datang kerumahku dan meminta izin padaku untuk menikahi anakku. Aku hanya punya satu putri yang berharga. Beritahu aku bagaimana perasaanku, memberikan dia kepadamu?” tanya Ibu sambil memakan buah Apelnya lagi.



He Lan terdiam dan menatap Pi Pi. Dan Pi Pi pun lalu mengatakan kepada Ibu, kalau saat ini mereka berdua sedang serius.

“Siapa yang tidak serius?” balas Ibu dengan ketus.

Xui Xian memberikan kode kepada Kuan Yong. Lalu Kuan Yong mengeluarkan sebuah amplop yang dibawanya dan memberikan itu kepada He Lan. Dan He Lan lalu mengeluarkan isian yang berada didalam amplop itu.



Isi didalam amplop itu adalah sebuah buku cek dan beberapa surat properti yang berharga, He Lan memberikan itu kepada kedua orang tua Pi Pi untuk menunjukan rasa terima kasihnya karena telah membesarkan Pi Pi.

“Dimasa depan, aku janji kamu tidak akan perlu khawatir. Aku akan melakukan segala yang aku bisa untuk membuat Pi Pi bahagia, jadi dia bisa menikmati setiap moment bahagia setiap harinya,” jelas He Lan. Dan Pi Pi tersenyum mendengar itu.



Dengan serius, Ibu membalas bahwa yang ia inginkan bukanlah ini. Ibu menjelaskan kalau ia memiliki kepribadian yang kuat dan mampu bersaing dengan yang lainnya. Tapi Pi Pi selalu membutuhkan Ayahnya, karena Pi Pi tidak sama sepertinya. Pi Pi hanya memiliki sedikit keberanian diri.



“Aku tau kamu kaya, tapi bukan itu yang Pi Pi butuhkan. Apa yang sebenarnya dia butuhkan adalah sebuah bahu untuk bersandar, ketika dia diganggu. Dan seseorang yang akan memberitahunya hal yang benar, untuk tidak menyerah. Jadi He Lan, bisakah kamu menjadi orang yang seperti itu untuknya?” tanya Ibu, serius.

Pi Pi tampak terharu mendengar semua perkataan Ibunya yang tidak ia sangka. Dan lalu Pi Pi menatap kepada He Lan, menantikan jawaban He Lan.



“Bibi, tenang saja. Itu akan menjadi sukacita terbesar dalam hidupku untuk bisa menjadi orang seperti itu bagi Pi Pi,” kata He Lan dengan tegas. Dan Pi Pi tersenyum mendengarnya.



Melihat keseriusan He Lan dan Pi Pi, maka Ibu pun setuju. Namun sebelum itu, karena He Lan serta Pi Pi baru saling mengenal tidak terlalu lama, maka Ibu ingin agar mereka bertunangan saja dulu dan menghabiskan beberapa waktu bersama terlebih dahulu.

“Iya, baiklah. Pertunangan adalah ide yang bagus,” balas He Lan dengan senang.

Xui Xian, Kuan Yong, serta Pi Pi sama- sama tersenyum dengan senang juga.



Setelah mengantarkan mereka bertiga pulang. Pi Pi mengatakan kepada Ayah kalau ia tidak menyangka, jika Ibu bisa mengatakan sesuatu yang seperti itu. Dan mendengar itu Ayah tertawa.


“Jangan dibodohi dengan sikapnya yang biasa. Ketika ada masalah, dia akan selalu menempatkan kebahagiaan anaknya duluan dan mengkhawatirkan tentang kebahagiaanmu. Bagaimanapun dia adalah Ibumu,” jelas Ayah sambil tertawa. Dan Pi Pi pun tersenyum, senang.




Dihotel. Wang Xuan dengan bersemangat menanti seorang artis (Wu Xin Ru) yang menginap disana. Dan ketika Wu Xin Ru muncul, Wang Xuan segera berlari mendekat dan mewawancarainya dengan rentetan pertanyaan yang telah ia siapkan.



Namun karena saking banyaknya wartawan lain serta penjaga, maka Wang Xuan tanpa sengaja terdorong dan terjatuh kelantai. Sehingga karena itu, ia pun kehilangan Wu Xin Ru.



Zhao Song yang ternyata berada dihotel itu juga, mendekati Wang Xuan. Ia tersenyum kepada Wang Xuan dan menyapa Wang Xuan, “Kamu jatuh dilantai lagi. Kamu belum ada membeli sepasang sepatu yang lebih baik?”

Dengan gugup, Wang Xuan melihat sepatu yang dikenakannya dan lalu tersenyum dengan canggung kepada Zhao Song.


Zhao Song lalu mulai membicarakan tentang gosip Wu Xin Ru. Dan mendengar itu, Wang Xuan pun menjadi heran. “Apa kamu tertarik pada gosip atau pada Wu Xin Ru?”

“Aku tertarik padamu,” jawab Zhao Song. Dan dengan bingung, Wang Xuan menunjuk dirinya sendiri.



“Aku tidak berpikir, kamu akan bisa menangkap nona Wu. Aku sarankan, kamu menunggu didepan pintu kamarnya. Aku tinggal dilantai yang sama dengannya. Aku kira dia akan segera kembali. Hanya tinggalkan saja kunci ini dikamarku nanti, sebelum jam 7,” kata Zhao Song sambil memberikan kartu (kunci) kamarnya kepada Wang Xuan.




Dan dengan bingung, Wang Xuan menerima itu dan berterima kasih. Lalu Zhao Song pun berjalan pergi, meninggalkan Wang Xuan yang masih kebingungan.

1 Comments

Previous Post Next Post