Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 03-2/5
Images by : Channel 3
“Aku sudah lelah memberitahu kalau Pong itu bukan orang yang bisa di percaya,” gumam Phu melihat Prim yang pergi dengan Pong. “Dan kau masih pergi dengannya.”
Pong dan Prim tiba di dermaga dan bertemu dengan Jack, teman Pong. Mereka naik ke atas kapal untuk pergi ke tempat boss Chana. Prim sedikit takut karena dia tidak bisa berenang. Pong menenangkannya, karena tempat boss Chana itu dekat. Dia membujuk Prim untuk naik.
Prim tidak menyadari kalau Pong berbisik pada Jack, bahwa dia yang akan ‘mencobai’ Prim terlebih dahulu dan Jack jangan mengganggu. Dia juga berjanji akan mentraktir Jack.
Touch menelpon Wat yang masih tidur. Setelah berulang kali percobaan, akhirnya Wat mengangkat telepon. Touch memberitahu kalau Phu menghilang. Tepat saat itu, Phu menekan bel kamar Wat. Wat memberitahukan hal ini pada Touch kalau Phu ada di tempatnya.
Wat menghubungi Prim dan bertanya dia ada dimana sekarang? Prim menjawab sambil berteriak karena suara telepon tertutup oleh suara ombak yang keras. Pong dan Jack yang mendengar Prim menyebut nama Wat, dengan sengaja menyenggol tangan Prim hingga membuat ponsel Prim terjatuh ke laut.
Wat tentu panik. Dan Phu juga jadi panik. Di tambah lagi Wat menyalahkannya karena sudah memarahi Prim. Phu kesal karena Wat mengatakan hal itu, dia sudah tahu. Itu kenapa dia semakin khawatir pada Prim, semua salahnya, dan Pong pasti memanfaatkan namanya untuk membawa Prim.
“Aku sudah bilang sebelumnya. Kau harus membantuku melindungi Khun Prim,” tagas Wat.
Phu meminta Wat untuk memesan kapal. Wat balik tanya, emang Phu tahu Prim kemana?
“Tidak tahu,” beritahu Phu. “Tapi aku tahu seseorang yang tahu.”
Touch menanyakan kepada Boot kemana Prim pergi. Tetapi Boot tidak mau memberitahu Touch karena teman Touch, Phu, sudah menyakiti Prim dan dia tidak mau jika mereka menemui Prim dan menghancurkan mimpi Prim. Touch berusaha menjelaskan kalau mereka sudah salah paham. Dan juga mereka mau menolong Prim karena pemilik dari P.Paul tidak pergi ke pesta.
“Khun Pong berbohong pada Khun Prim,” jelas Touch.
Boot dan Rita jadi cemas, “Apa bukti yang kau punya untuk membuktikan kalau Khun Pong bohong? Jika kau tidak punya bukti, aku tidak akan pernah membiarkan kalian semua pergi menemuinya dan menghancurkan mimpinya.”
“Kalau gitu coba telepon Khun Prim dan lihat. Saat ini, tidak ada seorangpun yang bisa menghubunginya.”
Rita segera menelpon Prim dan benar nomornya tidak aktif. Dia jadi panik. Boot mencoba lagi dan benar-benar tidak bisa. Tetapi, Boot berpikir positif, mungkin saja Prim sekarang sedang dalam perjalanan dan tidak dapat sinyal.
“Terlahir menjadi seorang wanita harus kuat dan tidak bergantung pada orang lain. Jika bergantung pada orang lain dan percaya dengan mudah pada perkataan pria, hidupnya hanya akan hancur!” tegas Boot tidak percaya pada Touch.
Boot dan Rita masuk ke dalam rumah. Touch mengejar mereka dan memohon pada Rita untuk memberitahu kemana Prim. Touch bahkan sampai berlutut. Rita jadi kasihan melihatnya. Boot menegurnya dan memarahi Touch untuk membawakan buktinya terlebih dahulu. Boot kemudian menyeret Rita ke kamar bersamanya. Touch akhirnya memutuskan untuk memberitahukan rahasia Phu daripada nyawa Prim terancam.
“Aku tahu Pong berbohong, karena Phu adalah…,” ujar Touch hendak menceritakan semuanya.
“Prim pergi ke rumah Boss Chana,” potong Rita tiba-tiba.
Boot memarahinya karena memberitahukan kemana Prim pergi. Rita menatap Boot dan dengan yakin berkata kalau Touch adalah orang baik dan tidak mungkin membohongi mereka. Touch langsung berlari dan mengenggam tangan Rita, dia berterimakasih atas bantuan Rita. Boot memisahkan tangan mereka. Dan Touch langsung pergi.
Wat menyiapkan pistol-nya dan tentu itu membuat Phu heran. Untuk apa Wat membawa pistol? Wat memberitahukan kalau Boss Chana itu bukan orang biasa.
Wat. Phu dan Touch pergi ke dermaga dan mengendarai kapal mereka menuju pulau tempat tinggal Boss Chana.
Pong meminta maaf karena sudah membuat ponsel Prim terjatuh ke laut. Dia berjanji akan membelikan Prim ponsel baru begitu mereka pulang. Prim memberitahu kalau dia sekarang mengalami mabuk laut dan kepala-nya jadi sakit. Terus, bukankah tadi Pong bilang kalau perjalanan hanya akan 10 menit, tetapi kenapa mereka tidak sampai juga? Mereka sudah satu jam berada di atas kapal.
“Apa kau berbohong padaku?” tanya Prim curiga.
“Tidak!” jawab Pong.
Prim tidak percaya. Dia mual-mual karena mabuk laut dan Jack menawarkannya obat mabuk. Prim dengan percaya meminum obat itu. Dan tidak berapa lama kemudian, dia tertidur. Pong yang melihatnya jelas heran dan tahu kalau Jack bukan memberikan obat pada Prim. Jack dengan santai memberitahu kalau yang tadi dia berikan pada Prim adalah ‘obat’ baru tersebut. Dan dia memberikannya pada Prim untuk tahu apakah obat itu bekerja secepat yang di katakan Boss Chana atau tidak.
Pong marah. Dia takut kalau hal ini akan menjadi masalah. Dan jika sampai ibunya tahu, dia akan di bunuh! Jack menenangkan dan akhirnya jujur kalau obat itu hanyalah obat tidur.
Akhirnya, mereka tiba di kediaman Boss Chana. Jack memperkenalkan Pong sebagai temannya. Boss Chana menyambut mereka dan menyuruh mereka untuk santai saja. Pong tidak menyadari kalau Jack memberikan tanda kepada Boss Chana seolah ada sesuatu yang mereka rencanakan.
Jack kemudian mengajak Pong untuk bersenang-senang. Dan untuk Prim, dia meletakkannya di kamar. Dan Pong bisa pergi menemuinya setelah mereka selesai bersenang-senang. Sudah banyak hal menyenangkan yang menunggu mereka.
Phu dkk sedang mengebut menuju pulau kediaman boss Chana.
Prim diam-diam melarikan diri dari rumah itu. Dia juga sempat melihat sebuah ruangan yang terbuka, dan di dalamnya terlihat Pong dan teman-temannya sedang mabuk narkoba.
Prim juga tanpa sengaja mendengar pembicaraan boss Chana dengan anak buahnya, dimana Boss Chana menyuruh anak buahnya itu untuk membuat Pong terjerat dengan ‘obat’ nya hingga tidak bisa lepas. Dengan begitu, Pong pasti bisa membantunya memasarkan ‘obat’nya ke kalangan atas. Dan juga, malam ini, obat tersebut akan di kirim keluar.
Sialnya, Prim ketahuan oleh mereka sedang menguping. Prim memohon untuk dibiarkan pulang karena dia kesini juga karena di tipu. Boss Chana berpura-pura mengerti dan menyuruh anak buahnya untuk membawa Prim pergi.
“Dia sudah mendengar pembicaraan kita tadi. Lenyapkan dia,” perintah Boss Chana kepada anak buahnya yang lain saat Prim sudah pergi.
Prim mengikuti kedua anak buah Boss Chana, tetapi dia heran kenapa mereka tidak juga kunjung sampai ke dermaga. Saat itulah, dia baru menyadari kalau anak buah boss Chana membawa pistol. Prim tahu ada yang tidak beres. Karena itu, dia berpura-pura sakit perut dan meminta izin untuk ke toilet. Dia beralasan kalau dia sepertinya keracunan makanan dan terkena diare. Anak buah boss Chana percaya saja, dan menyuruh Prim untuk pergi ke balik pepohonan untuk buang air.
Saat kedua anak buah itu lengah, Prim segera melarikan diri. Tetapi, kedua anak buah boss Chana sadar dan menembakkan peluru ke Prim. Prim berusaha menghindar dengan bersembunyi di balik pepohonan sambil terus berlari. Untunglah, dia bertemu dengan Phu.
Prim langsung menangis lega karena melihat Phu. Dan dia juga bertemu dengan Wat dan Touch. Kedua anak buah boss Chana melihat mereka dan mulai menembak. Wat menyuruh Phu untuk membawa Prim terlebih dahulu ke kapal, dan mereka akan menyusul.
Wat berusaha menghambat anak buah Boss Chana dengan menembakkan peluru-nya juga. Tetapi, sayangnya, peluru-nya habis tidak berapa lama kemudian.
Pengejaran berlangsung sengit.
Phu dan Prim berhasil naik ke atas kapal dan berlayar. Tetapi, anak buah Boss Chana terus menembaki mereka dan mengejar.
Salah seorang anak buah boss Chana yang lain, melapor pada Boss Chana kalau Prim di selamatkan oleh teman-teman dari putra pemilik hotel Mook Talay. Boss Chana menjawab kalau dia tidak peduli siapa mereka, tetapi, karena mereka sudah datang dan mengganggunya, mereka harus mati.
Prim dan Phu sudah berhasil bebas dari kejaran. Masalahnya, kapal mereka tiba-tiba berhenti di tengah laut. Phu memeriksa dan melihat kalau oli kapal bocor dan mereka kehabisan bahan bakar. Sialnya lagi, anak buah boss Chana berhasil menemukan mereka dan menembaki kapal mereka. Prim jelas ketakutan.
“Jangan takut! Aku janji kalau kita akan selamat! Dan kita akan kembali untuk bekerja di P.Paul bersama,” ujar Phu tiba-tiba. “Percaya padaku!” Phu kemudian menarik Prim untuk melompat ke dalam laut bersamanya. Dan seiring dengan hal tersebut, kapal Phu dan Prim meledak.
Di dalam laut, Prim yang tidak bisa berenang berusaha naik ke atas karena kehabisan nafas. Phu menahan tubuhnya agar tidak mengambang terlebih dahulu, dan untuk menyelamatkan Prim, dia memberikan nafas-nya ke Prim. Saat merasa kapal yang mengejar mereka sudah hilang, Phu membawa tubuh Prim ke permukaan. Mereka meraih sisa pecahan kapal yang hancur dan berpegangan pada benda tersebut agar tidak tenggelam.
Tags:
sanae rak nang cin