Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 14 - part 2


Broadcast Network        Tencent




Pi Pi terbangun dari tidur siangnya. Dan ketika terbangun, ia langsung menjadi terkejut saat menyadari banyaknya rambutnya yang rontok. Apalagi ketika ia bercermin dan melihat kulit kepalanya yang mulai tampak, dikarena begitu banyaknya rambut yang rontok.

“Ha…. Tolong!” teriak Pi Pi dengan frustasi.



Memakai topi serta jaket bertudung, Pi Pi menutupi kepalanya. Dan berjalan dengan bersembunyi- bunyi untuk pergi dari rumah. Tapi sialnya, Ibu melihatnya dan bertanya padanya. Sehingga Pi Pi pun berbohong dan menjawab kalau dia ingin kerumah Xiao Ju.

“Mengapa? Temui si pria buta yang tinggal di jalan Xianting itu saja,” kata Ibu, menyarankan.

“Apa sih, ma? Aku pergi dulu ya,” pamit Pi Pi. Lalu pergi.



Sesampainya dirumah He Lan, Pi Pi langsung mengetuk- ngetuk pintu dan berteriak memanggil He Lan, namun karena sedang menonton tv makanya He Lan tidak mendengar.

Dan dengan frustasi Pi Pi mencoba untuk membuka pintu. Tapi sayangnya terkunci. Namun untungnya, tepat disaat itu He Lan akhirnya sadar dengan kedatangan Pi Pi.



“Apa?” tanya He Lan.

“Buka pintunya!” teriak Pi Pi.

“Apa?” tanya He Lan lagi, karena suara volume tv yang kebesaran.

“Buka pintunya!”

“Hah?” tanya He Lan lagi.

“Buka pintunyaaa!” teriak Pi Pi dengan frustasi.

“Ada apa?” tanya He Lan lagi. Kali ini ia mematikan volume tvnya.

“Aku butuh pertolonganmu. Buka pintu nya!” teriak Pi Pi lagi.



Lalu karena He Lan tetap tidak membuka, maka Pi Pi pun membuka tudung kepala serta topi yang dipakainya. Memperlihatkan kepalanya yang hampir botak. Dan melihat itu, He Lan tertawa.


Dengan frustasi. Pi Pi menanyakan tentang berapa lama ia harus dekat dengan He Lan supaya rambutnya bisa kembali tumbuh. Dan melihat keadaan rambut Pi Pi, maka He Lan memperkirakan sekitar sebulan.

“Mengapa kamu menciumku duluan sih?” tanya Pi Pi dengan kesal, menyalahkan.

“Bukankah kamu yang menciumku duluan?” balas He Lan dengan heran.

“Kamu harusnya mendorongku,” balas Pi Pi.



Karena semua sudah terjadi, maka tidak ada gunanya untuk menangis lagi. Dan dengan sangat frustasi, Pi Pi mengaruk- garuk kepalanya, bertanya tentang apa yang harus dilakukan nya sekarang dan mengatakan betapa tidak beruntungnya dirinya sendiri ini.

“Nona Guan, tenanglah. Kamu mungkin akan memperparah, jika kamu menarik rambutmu seperti itu,” kata He Lan, menyarankan. Dan Pi Pi berhenti mengaruk kepalanya.


“Jangan khawatir. Itu perlahan- lahan akan kembali tumbuh, jika kamu berada didekatku,” kata He Lan, menangkan.

“Siapa yang mau bersama mu?” balas Pi Pi dengan kesal.



“Bukan itu maksudku. Maksudku, tinggal didekatku. Hanya itu satu- satunya cara yang kutau,” jelas He Lan.

“Seberapa dekat?” tanya Pi Pi. Dan sebagai jawaban He Lan duduk merapat disamping Pi Pi.

Karena sedang berkeringat, maka Pi Pi meminta baju ganti dari He Lan. Lalu setelah itu, bersama dengan He Lan. Ia duduk dan ikut menonton tv.



“Nona Guan, apa kamu lapar?” tanya He Lan, perhatian.

“Aku tidak mood untuk makan,” balas Pi Pi dengan ketus.

“Kalau gitu aku ambilkan kamu air untuk diminum,” tawar He Lan. Lalu berdiri dan menuju kedapur. Dan dari belakang Pi Pi ikut berdiri dari duduknya dan mengekori He Lan kedapur juga.



Melihat Pi Pi yang terus mengikutinya, He Lan pun menjadi bingung dan canggung. Ia mengatakan kalau Pi Pi tidak perlu untuk mengikutinya.

“Tidak bisa. Karena aku tidak boleh jauh darimu. Bukankah aku akan lebih cepat membaik, jika aku didekatmu?” kata Pi Pi, bertanya.

“Teori apa itu,” balas He Lan sambil menyerahkan segelas air kepada Pi Pi.



Melihat Pi Pi yang tetap berdiri didekatnya. He Lan pun bertanya apa Pi Pi tidak mau kembali menonton tv. Dan karena itu Pi Pi pun kembali keruang tv, namun karena ia melihat He Lan tetap berada didapur, maka Pi Pi pun bertanya.

“Kamu tidak menonton tv, kah?” tanya Pi Pi. Dan He Lan pun menyusul keruang tv.



He Lan tampak tidak nyaman, karena Pi Pi terus mengikutinya. Saat ia begerak sedikit saja, Pi Pi pasti ikut bergerak. Saat ia berdiri, Pi Pi pun ikut berdiri. Dan karena itu He Lan memberikan pengertian kepada Pi Pi, yaitu Pi Pi tidak perlu mengikutinya, karena semua akan baik- baik saja.

“Kemana kamu pergi?” tanya Pi Pi.

“Aku akan menjelaskannya nanti. Tetap disini saja, okay?” balas He Lan.



“Kamu tidak bisa pergi terlalu jauh,” balas Pi Pi.

“Duduk,” kata He Lan dengan tegas. Dan Pi Pi pun duduk kembali. Lalu dengan cepat He Lan berlari masuk kedalam kamar mandi.

Saat He Lan telah masuk kedalam kamar mandi, Pi Pi langsung berdiri didepan pintu kamar mandi. Dan He Lan menyadari itu.



“Nona Guan, tolong berdiri menjauh dari pintu. Beri aku beberapa jarak,” pinta He Lan. Dan Pi Pi pun berjalan dua langkah menjauh.

“Nona Guan, itu tidak cukup jauh. Tolong lebih jauh,” pinta He Lan lagi. Dan Pi Pi kembali berjalan dua langkah menjauh.

“Nona Guan, tolong berdiri 10 meter menjauh dariku,” pinta He Lan lagi.

“Apa kamu yakin aku akan baik- baik saja?” tanya Pi Pi, menolak.

“Jangan khawatir, kamu akan baik- baik saja.”



Dengan sengaja, Pi Pi mengerakan kakinya dengan keras. Seolah- olah ia telah berjalan menjauh, padahal tidak. Dan He Lan menyadari hal tersebut.

“Nona Guan, tolong jangan menipuku. Kembali ketempat dudukmu,” kata He Lan dengan tegas. Dan Pi Pi pun kembali keruang tv, namun tidak duduk.



“Duduklah. Kamu akan baik- baik saja,” kata He Lan, seolah- olah tahu. Dan Pi Pi pun duduk kembali disofa.



He Lan dan Pi Pi duduk bersama dan menonton tv. Drama tersebut menceritakan tentang seorang anak cewek yang dibully oleh beberapa anak cowok disekolahnya, didekat tangga.

Anak cewek itu ditampar dua kali oleh anak- anak tersebut. Dan lalu disaat itu, seorang anak cowok datang dan menyelamatkannya. Ia mengusir semua anak- anak nakal itu.



“Apa kamu baik- baik saja?” tanya anak cowok tersebut sambil memperhatikan luka diwajah si anak wanita.

“Jangan lihat aku. Aku begitu jelek sekarang,” tolak si anak cewek sambil menangis.

“Tidak. Kamu adalah wanitaku. Dalam mataku, kamu akan selalu menjadi yang paling cantik,” kata si anak cowok dengan romantis dan lalu memeluk si anak cewek.



Melihat itu, Pi Pi langsung mematikan tv. Dan tentu saja, He Lan menjadi bingung dan bertanya. Lalu Pi Pi pun menjelaskan kalau sebuah kata- kata romantis si anak cowok itu palsu.

“Itu tidak tampak palsu. Jika kamu benar- benar mencintai seseorang, kamu akan menyukai mereka, tidak peduli bagaimana rupa mereka,” kata He Lan, tidak setuju.



“Benarkah? Lihat aku. Aku kehilangan banyak rambut. Masih bisakah kamu mengatakan aku cantik?” tanya Pi Pi sambil menunjukan kepalanya.

“Kamu cantik,” balas He Lan.

Mendengar jawaban He Lan, Pi Pi merasa ada yang aneh. Ia lalu mengulang dialog si anak cewek. Dan lalu menanyakan apa pada saat itu, He Lan bisa mengatakan perkataan seromantis itu?



“Kamu adalah wanitaku. Dalam mataku, kamu akan selalu menjadi yang paling cantik,” kata He Lan dengan lancar mengatakan hal itu sambil menatap Pi Pi.



Pi Pi lalu berdiri dan memperagakan kembali adegan dalam film tadi. Dan melihatnya He Lan menjadi bingung dan bertanya apa Pi Pi baik- baik saja.

“Ini cuma main- main. Bayangkan aku diganggu. Aku bukan Nona Guan. Jangan panggil aku nona Guan,” omel Pi Pi.

“Nona Ma, anda baik- baik saja?” tanya He Lan, memperbaiki pertanyaannya.

“Kenapa nona Ma?”

“Bukankah itu Mary Sue (tokoh dalam film tadi)?”



“Mary Sue, nama terakhirnya itu Sue. Seriuslah! Aktingku jadi buruk,” omel Pi Pi. Lalu mulai  berakting lagi. Setelah itu ia meminta He Lan untuk membantunya seperti dalam film tadi. Dan He Lan mendekati Pi Pi.


“Nona Su, apa kamu baik- baik saja?” tanya He Lan.

“Jangan lihat aku. Aku begitu jelek,” kata Pi Pi sambil menutupi wajahnya. Seperti dalam film di tv tadi.



Dan dengan serius, He Lan memegang dagu Pi Pi dan membuat Pi Pi melihat kepadanya,”Tidak. Kamu adalah wanitaku. Kamu adalah yang paling cantik bagiku.”

Dan mendengar itu, Pi Pi tertawa. Namun He Lan tidak, karena ia serius. “Kamu benar- benar sangat cantik dimataku,” kata He Lan, tegas.



Mendengar perkataan He Lan, Pi Pi pun berhenti tertawa. Ia mengomel, karena He Lan sama sekali tidak ada selera humor. “Aku begitu jelek. Bagaimana bisa kau menjadi cantik?”

Pi Pi membahas tentang film tadi, ia merasa bahwa yang ada disana sangat tidak realistis. Tapi akhirnya sekarang ia mengerti mengapa orang menonton film itu.



Saat Pi Pi telah tertidur. He Lan mengendongnya dan dengan lembut membaringkan Pi Pi diatas tempat tidurnya. Lalu He Lan untuk sebentar, He Lan ikut berbaring disebelah Pi Pi. ia memperhatikan wajah Pi Pi.




Setelah itu, He Lan menyelimuti Pi Pi. Dan tanpa diduga olehnya, Pi Pi memegang tangannya. Tapi karena merasa canggung, He Lan melepaskan tangan Pi Pi dan keluar dari kamar.

4 Comments

Previous Post Next Post