Broadcast Network : Tencent
Pi Pi terbangun dari tidur siangnya.
Dan ketika terbangun, ia langsung menjadi terkejut saat menyadari banyaknya rambutnya
yang rontok. Apalagi ketika ia bercermin dan melihat kulit kepalanya yang mulai
tampak, dikarena begitu banyaknya rambut yang rontok.
“Ha…. Tolong!” teriak Pi Pi dengan
frustasi.
Memakai topi serta jaket bertudung,
Pi Pi menutupi kepalanya. Dan berjalan dengan bersembunyi- bunyi untuk pergi
dari rumah. Tapi sialnya, Ibu melihatnya dan bertanya padanya. Sehingga Pi Pi
pun berbohong dan menjawab kalau dia ingin kerumah Xiao Ju.
“Mengapa? Temui si pria buta yang
tinggal di jalan Xianting itu saja,” kata Ibu, menyarankan.
“Apa sih, ma? Aku pergi dulu ya,”
pamit Pi Pi. Lalu pergi.
Sesampainya dirumah He Lan, Pi Pi
langsung mengetuk- ngetuk pintu dan berteriak memanggil He Lan, namun karena
sedang menonton tv makanya He Lan tidak mendengar.
Dan dengan frustasi Pi Pi mencoba
untuk membuka pintu. Tapi sayangnya terkunci. Namun untungnya, tepat disaat itu
He Lan akhirnya sadar dengan kedatangan Pi Pi.
“Apa?” tanya He Lan.
“Buka pintunya!” teriak Pi Pi.
“Apa?” tanya He Lan lagi, karena
suara volume tv yang kebesaran.
“Buka pintunya!”
“Hah?” tanya He Lan lagi.
“Buka pintunyaaa!” teriak Pi Pi
dengan frustasi.
“Ada apa?” tanya He Lan lagi. Kali
ini ia mematikan volume tvnya.
“Aku butuh pertolonganmu. Buka pintu
nya!” teriak Pi Pi lagi.
Lalu karena He Lan tetap tidak
membuka, maka Pi Pi pun membuka tudung kepala serta topi yang dipakainya.
Memperlihatkan kepalanya yang hampir botak. Dan melihat itu, He Lan tertawa.
Dengan frustasi. Pi Pi menanyakan
tentang berapa lama ia harus dekat dengan He Lan supaya rambutnya bisa kembali
tumbuh. Dan melihat keadaan rambut Pi Pi, maka He Lan memperkirakan sekitar
sebulan.
“Mengapa kamu menciumku duluan sih?”
tanya Pi Pi dengan kesal, menyalahkan.
“Bukankah kamu yang menciumku
duluan?” balas He Lan dengan heran.
“Kamu harusnya mendorongku,” balas
Pi Pi.
Karena semua sudah terjadi, maka
tidak ada gunanya untuk menangis lagi. Dan dengan sangat frustasi, Pi Pi
mengaruk- garuk kepalanya, bertanya tentang apa yang harus dilakukan nya
sekarang dan mengatakan betapa tidak beruntungnya dirinya sendiri ini.
“Nona Guan, tenanglah. Kamu mungkin
akan memperparah, jika kamu menarik rambutmu seperti itu,” kata He Lan,
menyarankan. Dan Pi Pi berhenti mengaruk kepalanya.
“Jangan khawatir. Itu perlahan- lahan
akan kembali tumbuh, jika kamu berada didekatku,” kata He Lan, menangkan.
“Siapa yang mau bersama mu?” balas
Pi Pi dengan kesal.
“Bukan itu maksudku. Maksudku,
tinggal didekatku. Hanya itu satu- satunya cara yang kutau,” jelas He Lan.
“Seberapa dekat?” tanya Pi Pi. Dan
sebagai jawaban He Lan duduk merapat disamping Pi Pi.
Karena sedang berkeringat, maka Pi
Pi meminta baju ganti dari He Lan. Lalu setelah itu, bersama dengan He Lan. Ia
duduk dan ikut menonton tv.
“Nona Guan, apa kamu lapar?” tanya
He Lan, perhatian.
“Aku tidak mood untuk makan,” balas
Pi Pi dengan ketus.
“Kalau gitu aku ambilkan kamu air
untuk diminum,” tawar He Lan. Lalu berdiri dan menuju kedapur. Dan dari
belakang Pi Pi ikut berdiri dari duduknya dan mengekori He Lan kedapur juga.
Melihat Pi Pi yang terus
mengikutinya, He Lan pun menjadi bingung dan canggung. Ia mengatakan kalau Pi
Pi tidak perlu untuk mengikutinya.
“Tidak bisa. Karena aku tidak boleh
jauh darimu. Bukankah aku akan lebih cepat membaik, jika aku didekatmu?” kata
Pi Pi, bertanya.
“Teori apa itu,” balas He Lan sambil
menyerahkan segelas air kepada Pi Pi.
Melihat Pi Pi yang tetap berdiri
didekatnya. He Lan pun bertanya apa Pi Pi tidak mau kembali menonton tv. Dan
karena itu Pi Pi pun kembali keruang tv, namun karena ia melihat He Lan tetap
berada didapur, maka Pi Pi pun bertanya.
“Kamu tidak menonton tv, kah?” tanya
Pi Pi. Dan He Lan pun menyusul keruang tv.
He Lan tampak tidak nyaman, karena
Pi Pi terus mengikutinya. Saat ia begerak sedikit saja, Pi Pi pasti ikut
bergerak. Saat ia berdiri, Pi Pi pun ikut berdiri. Dan karena itu He Lan
memberikan pengertian kepada Pi Pi, yaitu Pi Pi tidak perlu mengikutinya,
karena semua akan baik- baik saja.
“Kemana kamu pergi?” tanya Pi Pi.
“Aku akan menjelaskannya nanti.
Tetap disini saja, okay?” balas He Lan.
“Kamu tidak bisa pergi terlalu
jauh,” balas Pi Pi.
“Duduk,” kata He Lan dengan tegas.
Dan Pi Pi pun duduk kembali. Lalu dengan cepat He Lan berlari masuk kedalam
kamar mandi.
Saat He Lan telah masuk kedalam
kamar mandi, Pi Pi langsung berdiri didepan pintu kamar mandi. Dan He Lan
menyadari itu.
“Nona Guan, tolong berdiri menjauh
dari pintu. Beri aku beberapa jarak,” pinta He Lan. Dan Pi Pi pun berjalan dua
langkah menjauh.
“Nona Guan, itu tidak cukup jauh.
Tolong lebih jauh,” pinta He Lan lagi. Dan Pi Pi kembali berjalan dua langkah
menjauh.
“Nona Guan, tolong berdiri 10 meter
menjauh dariku,” pinta He Lan lagi.
“Apa kamu yakin aku akan baik- baik
saja?” tanya Pi Pi, menolak.
“Jangan khawatir, kamu akan baik-
baik saja.”
Dengan sengaja, Pi Pi mengerakan
kakinya dengan keras. Seolah- olah ia telah berjalan menjauh, padahal tidak.
Dan He Lan menyadari hal tersebut.
“Nona Guan, tolong jangan menipuku.
Kembali ketempat dudukmu,” kata He Lan dengan tegas. Dan Pi Pi pun kembali
keruang tv, namun tidak duduk.
“Duduklah. Kamu akan baik- baik
saja,” kata He Lan, seolah- olah tahu. Dan Pi Pi pun duduk kembali disofa.
He Lan dan Pi Pi duduk bersama dan
menonton tv. Drama tersebut menceritakan tentang seorang anak cewek yang
dibully oleh beberapa anak cowok disekolahnya, didekat tangga.
Anak cewek itu ditampar dua kali
oleh anak- anak tersebut. Dan lalu disaat itu, seorang anak cowok datang dan
menyelamatkannya. Ia mengusir semua anak- anak nakal itu.
“Apa kamu baik- baik saja?” tanya
anak cowok tersebut sambil memperhatikan luka diwajah si anak wanita.
“Jangan lihat aku. Aku begitu jelek
sekarang,” tolak si anak cewek sambil menangis.
“Tidak. Kamu adalah wanitaku. Dalam
mataku, kamu akan selalu menjadi yang paling cantik,” kata si anak cowok dengan
romantis dan lalu memeluk si anak cewek.
Melihat itu, Pi Pi langsung
mematikan tv. Dan tentu saja, He Lan menjadi bingung dan bertanya. Lalu Pi Pi
pun menjelaskan kalau sebuah kata- kata romantis si anak cowok itu palsu.
“Itu tidak tampak palsu. Jika kamu
benar- benar mencintai seseorang, kamu akan menyukai mereka, tidak peduli
bagaimana rupa mereka,” kata He Lan, tidak setuju.
“Benarkah? Lihat aku. Aku kehilangan
banyak rambut. Masih bisakah kamu mengatakan aku cantik?” tanya Pi Pi sambil
menunjukan kepalanya.
“Kamu cantik,” balas He Lan.
Mendengar jawaban He Lan, Pi Pi
merasa ada yang aneh. Ia lalu mengulang dialog si anak cewek. Dan lalu
menanyakan apa pada saat itu, He Lan bisa mengatakan perkataan seromantis itu?
“Kamu adalah wanitaku. Dalam mataku,
kamu akan selalu menjadi yang paling cantik,” kata He Lan dengan lancar
mengatakan hal itu sambil menatap Pi Pi.
Pi Pi lalu berdiri dan memperagakan
kembali adegan dalam film tadi. Dan melihatnya He Lan menjadi bingung dan
bertanya apa Pi Pi baik- baik saja.
“Ini cuma main- main. Bayangkan aku
diganggu. Aku bukan Nona Guan. Jangan panggil aku nona Guan,” omel Pi Pi.
“Nona Ma, anda baik- baik saja?”
tanya He Lan, memperbaiki pertanyaannya.
“Kenapa nona Ma?”
“Bukankah itu Mary Sue (tokoh dalam
film tadi)?”
“Mary Sue, nama terakhirnya itu Sue.
Seriuslah! Aktingku jadi buruk,” omel Pi Pi. Lalu mulai berakting lagi. Setelah itu ia meminta He Lan
untuk membantunya seperti dalam film tadi. Dan He Lan mendekati Pi Pi.
“Nona Su, apa kamu baik- baik saja?”
tanya He Lan.
“Jangan lihat aku. Aku begitu jelek,”
kata Pi Pi sambil menutupi wajahnya. Seperti dalam film di tv tadi.
Dan dengan serius, He Lan memegang
dagu Pi Pi dan membuat Pi Pi melihat kepadanya,”Tidak. Kamu adalah wanitaku.
Kamu adalah yang paling cantik bagiku.”
Dan mendengar itu, Pi Pi tertawa.
Namun He Lan tidak, karena ia serius. “Kamu benar- benar sangat cantik
dimataku,” kata He Lan, tegas.
Mendengar perkataan He Lan, Pi Pi
pun berhenti tertawa. Ia mengomel, karena He Lan sama sekali tidak ada selera
humor. “Aku begitu jelek. Bagaimana bisa kau menjadi cantik?”
Pi Pi membahas tentang film tadi, ia
merasa bahwa yang ada disana sangat tidak realistis. Tapi akhirnya sekarang ia
mengerti mengapa orang menonton film itu.
Saat Pi Pi telah tertidur. He Lan
mengendongnya dan dengan lembut membaringkan Pi Pi diatas tempat tidurnya. Lalu
He Lan untuk sebentar, He Lan ikut berbaring disebelah Pi Pi. ia memperhatikan
wajah Pi Pi.
Setelah itu, He Lan menyelimuti Pi
Pi. Dan tanpa diduga olehnya, Pi Pi memegang tangannya. Tapi karena merasa canggung,
He Lan melepaskan tangan Pi Pi dan keluar dari kamar.
Tags:
Moonshine and Valentine
Baper
ReplyDeleteSemangatz ya..dlanjut sampe habis.semoga sehat selalu😀😁
ReplyDeleteSemangat terus nulisnya kak...😙😙
ReplyDeleteTerima kasih, semoga lanjutan y cepet, semangat
ReplyDelete