Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 07- 1

Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 07- 1
Images by : JTBC
Kasus pada episode ini adalah kisah nyata dan tidak berhubungan dengan agama maupun kepercayaan manapun,
O Reum sekarang bersikap canggung dengan Ba Reun terkait pernyataan cinta Ba Reun kemarin padanya. Mereka berusaha bersikap biasa saja, tetapi itu tidak dapat menghilangkan kecanggungan di antara mereka. Dan akhirnya, mereka menghabiskan waktu mengerjakan kasus masing-masing tanpa bersuara hingga sepanjang hari.
Di dalam hatinya, Ba Reun merasa sangat menyesal sudah menyatakan perasaannya pada O Reum karena itu hanya membuat mereka merasa canggung.
Hakim Han tiba-tiba masuk ke dalam ruangan mereka dengan senyum lebar. Dia mengajak mereka berdua untuk makan malam bersama jam 7 hari ini. Dan mereka berdua tidak berani menolak.
Makam malam perusahan kembali di lakukan dengan staff panitera dept. 44 seperti dulu. Semua bersikap sangat ceria dan bersemangat kecuali O Reum dan Ba Reun. Dan Sek. Lee menyadarinya.
O Reum mencoba membuka pembicaraan dengan bertanya pada tn. Maeng mengenai kasus paling sulit yang pernah dia tangani. Tn. Maeng memberitahu kalau menurutnya itu kasus sipil yang paling sulit adalah kasus penipuan dalam keluarga. Sementara Nn. Lee memberitahu kalau yang paling sulit di tangani itu kalau kasus berhubungan dengan orang tua lanjut usia karena mereka tidak akan mendengarkan tidak peduli seberapa keras dia menjelaskan. Nn. Yoon memberitahu yang paling sulit baginya ada seorang professor yang terus mendatanginya dan menilai apa yang di ketiknya padahal dia mengetik sesuai pernyataan saksi, tetapi professor menyuruhnya mengubah karena pernyataan itu terlihat berbohong.
Hakim Han angkat bicara kalau mereka belum lama bekerja dalam bidang ini. Dia bertanya apa mereka sudah pernah menemui kasus yang berhubungan dengan pastor? Tidak ada yang menjawab. Hakim Han meminta mereka berusaha keras untuk sidang besok.
Keesokan harinya,
O Reum dan Ba Reun masih merasa canggung satu sama lain.
Sidang di mulai.
Kali ini kasus melibatkan sebuah keluarga.
Putera pertama adalah pengusaha.
Putera kedua adalah pastor.
Putera ketiga adalah professor.
Puteri bungsu adalah IRT dan investor.
Sidang belum dimulai tapi ketiga saudara lelaki sudah bertengkar sementara putri bungsu terus menangis. Hakim Han sampai heran melihat nya. Dia meminta mereka untuk tenang terlebih dahulu.
Kasus kali ini mengenai ayah mereka yang memberikan tanah kepada putera tertua, tetapi anak kedua meminta keputusan itu harus di batalkan dan di kembalikan. Hakim Han menjelaskan kalau akta yang di periksa tertulis nama anak pertama jadi tidak ada yang salah.
“Tidak. Ayah kami tidak memberikan tanah itu padanya. Dia melakukan hal tidak beretika dan harus di jebloskan dalam penjara. Terdakwa ini menggunakan pria tua berusia 90 tahun sebagai tamengnya dan memuaskan keserakan mereka. Ya Tuhan, tunjukkan jalan-Mu,” jelas put.kedua.
Put.pertama kesal mendengar ocehan adiknya dan menyuruhnya untuk menghormatinya sebagai yang tertua. Mereka hampir terlibat pertengkaran tetapi nn. Lee langsung menghentikan. Hakim Han menyuruh nn. Lee untuk tidak menghentikan dan biarkan saja mereka berkelahi. Tetapi, saat di suruh berkelahi, mereka malah tidak berani dan duduk dengan tenang. Mereka menyadari kalau Hakim Han sudah marah.
Put. Ketiga meminta maaf pada Hakim, dia menawarkan diri untuk menjelaskan permasalahan ini. Dia memberitahu kalau ayahnya berusia 90 tahun saat ini dan sudah sulit berjalan. Sejak tahun lalu, beliau sudah pikun.
Put. Pertama segera membantah. Dia menegaskan kalau ayah mereka masih kuat dan sehat.
Put. Bungsu mengejek kakaknya yang sok tahu padahal tidak pernah datang mengunjungi dan merawat ayah mereka.
Put. Ketiga meminta adik bungsu untuk diam dan tidak ikut campur. Dia lanjut menjelaskan kalau sejak ibu mereka meninggal, adik bungsu (putera yang tidak hadir di persidangan) yang merawat ayah mereka karena dia belum menikah.
Hakim Han memberitahu kalau di Kartu Keluarga tercantum kalau keluarga mereka memiliki 4 putera dan 1 puteri, tapi saudara laki-laki paling bungsu kenapa tidak datang? Put. Ketiga memberitahu kalau anak bungsu sangat pendiam. Dia juga memberitahu kalau put. Tertua tidak pernah mengunjungi ayah mereka, tetapi tiba-tiba dia membawa ayah mereka dan terjadi kekacauan seperti ini. Dia juga memberitahu kalau ayah mereka punya banyak properti tetapi tanah itu satu-satunya yang dia miliki dan put. Tertua mengambilnya. Put. Bungsu berteriak memberitahu kalau harga tanah itu mencapai 5 milyar won dan letaknya strategis pula. Put. Ketiga menyuruh adiknya untuk diam saja. Dia kemudian lanjut memberitahu kalau tidak ada alasan bagi mereka untuk memberikan tanah itu kepada put. Tertua. Dia menduga kalau kakaknya mencari waktu saat ayahnya sudah pikun dan mengambil alih tanah tersebut.
Put. Tertua tidak terima atas tuduhan itu. Dia memberitahu kalau ayah mereka marah karena put. Kedua menghabiskan uangnya, jadi ayahnya memberikan tanah itu padanya. Put. Kedua tidak terima dan terus berteriak menyebut tuhan. Hakim Han menegurnya kalau ini pengadilan bukan gereja.
Hakim Han menyimpulkan, jadi mereka bersaudara mengajukan tuntutan pada anak tertua karena ayah mereka menderita pikun/demensia dan memberikan tanah pada anak tertua karena itu mereka merasa kalau keputusan itu tidak sah? Mereka membenarkan. Hakim Han meminta istirahat 10 menit.
Hakim Han merasa kasus ini sangat sulit karena keluarga saling menuduh. Dia meminta O Reum dan Ba Reun untuk menyelesaikan kasus ini dengan mediasi. Hakim Han juga cerita kalau dia tidak pernah melihat hubungan saudara yang harmonis di antara orang kaya, itu semua karena uang. Dan itulah yang terjadi saat ini, semua ingin menguasai uang itu.  
Ba Reun kemudian merasa penasaran dengan suatu hal. Tanah itu bernilai sangat tinggi, dan bagaimana ayah mereka bisa membeli tanah tersebut padahal dia hanya punya pabrik onderdil. Mereka mengingat pernyataan put. Bungsu kalau ayah mereka dulu sewaktu muda selalu menabung, dan kemudian membeli sebidang tanah layaknya menyimpan uang di bank. Dan setelah bertahun-tahun, harga tanah-tanah itu melonjak tinggi terkait adanya pembangunan kota baru. Dan hal itu membuat Ba Reun semakin heran, kalau ayahnya sering membeli tanah dulu, kenapa hanya tersisa satu bidang tanah saja sekarang? Karena tidak mungkin harga tanah yang lain yang seharga milyaran juga bisa habis hanya untuk makan dan jalan-jalan.
Sidang dilanjutkan,
Para saudara menuduh kalau saudara tertua yang menghabiskan semua uang ayah mereka. Hakim Han penasaran dan bertanya apa bisnis yang dijalankan putra tertua? Put. Kedua memberitahu kalau mereka berasal dari keluarga baik-baik dan berpendidikan tinggi, karena itu mereka merasa malu membawa kasus ini ke pengadilan. Namun, mereka sudah tidak tahan lagi dengan kakak mereka makanya membawa kasus ke pengadilan.
Juli 1997
Putera tertua di bujuk oleh seseorang untuk menanamkan investasi di perusahan internasional dan di jamin akan menghasilkan banyak untung. Put. Tertua tertarik mendengarnya.
Put. Kedua menjelaskan kalau kakaknya menanam investasi di sebuah rumah produksi dengan uang ayah mereka. Dan saat ada perusahaan IT dia kembali berinvestasi. Pokoknya, kakak mereka suka berinvestasi dan menggunakan uang ayah mereka tetapi tidak pernah ada hasil.
Putera tertua benar-benar kesal dan menekankan kalau dia bekerja keras untuk mencari nafkah. Dan saudara-saudaranya yang memerototi uang ayah mereka.
Istirahat sidang,
Hakim Han benar-benar kesal melihat kelakuan para saudara itu hanya karena uang. Tetapi, Ba Reun merasa itu bukan karena uang. Dia memberitahu pendapatnya kalau bukan hanya keluarga yang bisa begitu, keluarga miskin pun demikian. Karena itu mereka harus bersikap objektif. Dan tidak banyak bukti juga kalau ayah mereka mengidap demensia.
O Reum membuat ekspresi seperti ingin mengatakan sesuatu. Hakim Han menyadarinya dan menyuruh O Reum untuk mengatakan pendapatnya. O Reum membantah kalau dia ingin mengatakan sesuatu karena dia merasa canggung dengan Ba Reun. Hakim Han tidak percaya dan menyuruh O Reum untuk bicara saja.
“Hanya dengan menentukan apakan keputusan pemberian tanah itu valid atau tidak, apakah akar permasalahannya akan terselesaikan?” tanya O Reum. “Bagaimana dengan mediasi?”
Hakim Han memberitahu kalau melihat keluarga mereka, cara mediasi tidak akan bisa. O Reum merasa jika permasalahan dengan kakak tertua sudah terselesaikan, saudara yang lain pasti akan mengajukan tuntutan lain terkait warisan ayah mereka. Hakim Han merasa ada benarnya. O Reum dengan semangat memberitahu kalau itu gunanya pengadilan, memberikan solusi terbaik untuk mencabut masalah dari akar-nya.
Sidang di lanjutkan,
Hakim Han memberitahu kalau masalah ini akan diselesaikan dengan cara mediasi. Semua saudara tidak setuju. Hakim Han menyuruh mereka untuk hadir di sidang selanjutnya dan tuliskan pembagian harta yang mereka inginkan dan nanti akan dia pertimbangkan. Semua saudara bingung mendengarnya.
Sidang selesai.
Hakim Han menyuruh Ba Reun untuk mencari tahu bagaimana semestinya warisan di bagikan dengan mempertimbangkan jumlah minimal yang harus di simpan. Ba Reun terkejut, kan O Reum yang punya ide mediasi, kenapa dia yang di suruh mencari tahu. Hakim Han kesal dan memberitahu kalau memang O Reum yang punya ide, tapi, Ba Reun adalah hakim kanan-nya. Tangan kanannya.
“Tapi, Anda kan kidal,” ujar Ba Reun.
Hakim Han tertawa canggung dan memberitahu kalau dia menggunakan kedua tangannya.
O Reum dan Ba Reun kembali ke ruangan. O Reum memberitahu kalau dia akan mencari cara membagi warisan karena itu adalah ide-nya. Ba Reun menolak karena itu tugas Hakim Han untuknya.
Hari sudah malam,
O Reum masih lembur sendiri sehingga dia duduk dengan bebas dan mengangkat kaki ke kursi. Ba Reun tiba-tiba masuk, dan O Reum sangat kaget dan segera menurunkan kakinya. Dia heran kenapa Ba Reun datang lagi padahal sudah pulang.
Ba Reun memberitahu kalau ada sesuatu yang harus dia selesaikan tiba-tiba.
Waktu berlalu hingga pukul 09.30. Ba Reun yang sudah tidak tahan, memberitahu kalau dia merasa tidak nyaman merasa canggung terus dengan O Reum. Padahal banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Dia minta maaf karena ini adalah salahnya hingga mereka jadi canggung seperti ini.
O Reum setuju. Dia juga meminta maaf pada Ba Reun. Dan mereka memutuskan untuk menyudahi kecanggungan di antara mereka.

1 Comments

  1. Kemana part 2 kok GAK ADA kemaren ADA, di tamura di klik part 2 balik ke Branda blog ini, di list disini ep 7 part 2 hilang langsung ke part 3 :(

    ReplyDelete
Previous Post Next Post