Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 04-4/5
Images by : Channel 3
Touch dan Wat hendak mengunjungi rumah Prim dari data yang mereka dapatkan (entah dari mana). Tetapi, mereka malah nyasar. Touch menyarankan agar menelpon Prim saja, tetapi Wat tidak setuju. Pasti Prim tidak akan memberitahu karena waktu itu Prim sudah bilang tidak ingin bertemu lagi dengan mereka.
Dan kemudian, Wat melihat Rita dan Boot. Jadi, dia memutuskan untuk menghampiri Rita dan Boot. Rita senang melihat Wat tetapi tidak dengan Boot. Boot langsung dengan judes bertanya untuk apa mereka kemari?
“Untuk menemui Khun Prim,” jawab Wat.
“Tetapi kami nyasar!” lanjut Touch.
Wat langsung menegur Touch karena mengatakan hal yang tidak perlu. Touch membalas kalau dia mengatakannya agar Rita dan Boot bisa memberitahukan mereka arah.
“Kau dari sini lurus saja. Kemudian belok ke kiri setelah itu ke kanan, okay!” beritahu Boot. “Setelah itu lurus. Lurus terus. Dan pergi ke tempat yang kau sukai!”
Wat kesal karena Boot berusaha menghalangi mereka bertemu dengan Prim. Mereka ingin bertemu Prim, karena ingin membicarakan sesuatu. Boot membalas kalau Prim tidak ingin bertemu dengan mereka dan membicarakan apapun. Boot bahkan segera mengajak Rita pergi.
Touch dan Wat tidak menyerah. Mereka mengikuti Rita dan Boot dengan mobil dan menawarkan tumpangan. Saat itu, Boot menerima panggilan telepon dari P’Mai yang meminta bantuan. Boot terlihat panik dan segera berkata akan menuju ke sana. Boot bahkan mengenakan seragam-nya. Boot mempunyai pekerjaan sebagai pekerja sosial yang membantu orang-orang yang kesusahan.
Setelah mengenakan seragamnya, dia masuk ke mobil Wat. Wat jelas bingung, tetapi Boot menyuruhnya untuk mengantarnya dan Rita.
Mereka akhirnya sampai ke rumah P’Mai. Boot segera keluar dan dia menutup pintu mobil dengan tidak rapat. Rita yang hendak keluar, tidak menyadari kalau pintu mobil tidak tertutup rapat, malah terjatuh keluar. Wat segera menolongnya. Dan lagi-lagi, Rita terpesona melihat wajah Wat.
Seolah tersadar, Rita segera berlari masuk ke dalam rumah P’Mai menyusul Boot.
“Khun Rita menyukaimu,” beritahu Touch. “Kau harus mencoba menyenangkan Khun Rita, jadi dia akan membantu kita mendapatkan Prim.”
“Jangan khawatir. Segala sesuatu yang menyangkut maskulin atau memenangkan hati wanita, itu keahlianku!” ujar Wat pede.
Touch dan Wat kemudian masuk mengikuti Boot dan Rita. Di dalam Boot masih berusaha menenangkan P’Mai dan bertanya apa yang terjadi. P’Mai terlihat sangat ketakutan dan terus berteriak agar hati-hati. Dan kemudian, menunjuk ke sudut ruangan. Ular.
Rita dan Wat segera melompat ke dalam pelukan Touch dan berteriak meminta agar di bawa keluar. Boot tertawa melihat kelakuan Wat yang ternyata sangat penakut.
Boot sudah menyiapkan karung untuk menangkap ular. Wat khawatir melihatnya dan menyarankan agar menunggu orang lain yang lebih berpengalaman untuk menangkap ular tersebut. Boot memberitahu kalau dia sudah sangat ahli menangkap ular. Rita membenarkan hal tersebut. Boot kemudian mengajak mereka untuk masuk membantunya menangkap ular.
Touch menyuruh Wat untuk masuk. Buktikan ketulusannya pada Prim dengan hal ini. Dan Wat akhirnya masuk ke dalam rumah. Rita tentu heran dan bertanya pada Touch, apa Wat sudah tidak takut dengan ular?
“Takut. Sangat takut. Tapi… dia harus melawannya, karena dia khawatir jika Khun Boot kenapa-napa,” jelas Touch berbohong.
Tetapi, Rita mempercayai kebohongan itu dan semakin kagum dengan Wat.
Boot memberikan instruksi pada Wat untuk membantunya memegang tubuh ular sementara dia memegang kepalanya. Wat sangat ketakutan dan tidak berani memegang. Boot berbisik memarahinya untuk cepat. Setelah itu, Boot memberikan kepala ular untuk di pegang oleh Wat, sementara dia akan pergi mencari tali untuk mengikat mulut ular.
Dan saat Boot masuk kembali, ular itu sudah merayap di atas tubuh Wat, sementara Wat hanya bisa gemetar ketakutan. Dan setelah itu, pingsan.
Prim membuka perban lukanya. Dia teringat saat Phu sangat perhatian memakaikannya obat. Tetapi, dia kemudian berusaha mengenyahkan pemikiran tersebut.
Phu makan siang bersama dengan Vicky. Setelah itu, dia mengajak Vicky untuk pulang. Tetapi, Vicky tidak mau, karena dia masih bertengkar dengan ibunya. Phu tahu bahwa pertengkaran itu pasti karena dia kemarin memihak kepada Prim. Vicky membenarkan, ibunya mengira kalau Phu menyukai Prim. Apa itu benar?
“Benar. Aku menyukai Khun Prim. Karena dia orang yang memiliki mimpinya sendiri. Dia tahu apa yang diinginkannya. Dan juga dia berusaha mencapai mimpinya tersebut.”
“Tapi P’Phu, kau tidak menyukainya sebagai orang yang spesial, kan?” tanya Vicky khawatir.
Phu terdiam dan tidak mampu menjawab.
Vicky menyadari hal itu, “Apa yang ku tanyakan ini? Tidak mungkin P’Phu menyukai Khun Prim karena P’Wat menyukai Khun Prim. P’Phu pastinya tidak ingin terlibat cinta segitiga dengan Pong dan P’Wat. Aku yakin,” ujar Vicky. Seolah menghalangi Phu menjawab kalau dia menyukai Prim.
Wat terbangun dari pingsannya dan hari sudah malam. Rita senang melihatnya. Rita juga memberitahu kalau Boot membawa ular tadi untuk di lepaskan di hutan dan Touch mengantarnya. Setelah itu, mereka akan kembali menjemput mereka. Sementara pemilik rumah sedang pergi keluar berbelanja.
Wat kemudian mengeluh kalau dia merasa malu karena sudah pingsan tadi.
“Itu bukan hal yang memalukan. Tetapi menggagumkan. Walau kau takut pada ular, tetapi, kau masih mau membantu karena takut temanku akan dalam bahaya,” puji Rita. “Terimakasih atas niat baikmu pada kami.”
Melihat kekaguman Rita padanya, Wat menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan mengenai Prim. Dia sudah tahu kalau Prim sudah menyerah untuk mengejar mimpinya dan karena itu, dia ingin tahu, apa ada sesuatu yang bisa dilakukannya agar Prim kembali bersemangat mengejar mimpinya? Rita tidak bisa memberitahu.
“Aku mengerti. Kalau gitu aku pamit keluar sebentar untuk menangis,” ujar Wat dan pergi keluar rumah. Rita jadi tidak tega melihatnya.
Diluar, Wat menuangkan obat tetes mata ke matanya sehingga seolah dia menangis. Dan saat menyadari Rita keluar, dia segera membuang obat tetes itu. Rita mengira Wat benar-benar menangis dan jadi tidak tega.
“Ada satu hal yang bisa membuat hati Prim melunak. Aku ingat. Err… itu terkait dengan ayahnya. Prim sedang mencari ayahnya yang tidak pernah dilihatnya sejak lahir. Tetapi sekarang, kami tahu bahwa ayahnya pernah bekerja di mall lama milik keluarga Khun Vicky. Dan jika kau bisa membuat Prim bertemu dengan ayahnya, aku yakin kau akan bisa mendapatkan hati Prim!”
Wat sangat senang mendengarnya. Dia menggenggam tangan Rita, “Terimakasih banyak, Khun Rita. Malaikatku!” ujar Wat sembari memeluk Rita. Rita sangat senang mendapatkan pelukan tersebut.
Ayah Wat sedang sibuk bekerja sementara istrinya sibuk mewarnai kuku. Wat kemudian menelpon ibuny untuk meminta bantuan. Dia meminta ibunya untuk menjadikan rahasia. Ibu Wat setuju dan meminta Wat untuk segera pulang.
Selesai melihat istrinya telepon, ayah Wat langsung menginterogasi. Apa lagi yang diminta oleh Wat? Tetapi, istrinya tidak mau memberitahu. Ayah jadi kesal karena ibu selalu memanjakan Wat sehingga Wat tumbuh menjadi anak tidak berguna. Ibu merasa tidak demikian, dia yakin kalau Wat sudah puas bermain, dia akan mampu untuk bekerja.
Touch menemui Phu di ruangannya dan memberitahu perkembangan Wat. Dia merasa Wat yang akan memenangkan pertandingan karena Wat telah menemukan cara untuk mendapatkan hati Prim.
“Dia menolong Prim untuk menemukan ayahnya yang pernah menjadi Boss dari salah satu paman di sekitar tempat tinggalnya,” beritahu Touch.
“Menemukan ayahnya?”
“Ya. Ayah Khun Prim pernah bekerja di Diamond Mall.”
“Lalu… bagaimana dia akan menang melawanku?”
“Itu karena Wat mendapatkan biodata pekerja Diamond Mall sejak mall itu buka hingga tutup. Dan sekarang, dia sedang membawa itu ke rumah Khun Prim untuk memperlihatkannya,” jelas Touch.
Phu terlihat khawatir.
Wat sudah tiba di kediaman Prim. Dia memberikan data karyawan yang pernah menjadi manager security Diamond Mall sejak tahun 1982 hingga 1997. Dan Wat bahkan berkata kalau dia harap Prim dapat merasakan ketulusannya dan semoga Prim bisa menemukan ayahnya.
Prim jelas heran, darimana Wat tahu mengenai ayahnya.
“Itu.. seorang malaikat baik hati membisikkannya padaku!” jawab Wat.
Rita senang mendengarnya dan tersenyum malu. Prim dan Boot memandanginya. Dan Rita mengaku kalau dialah malaikat tersebut.
Prim dan Boot membawa Rita keluar. Boot memarahi Rita karena sudah memberitahukan hal tersebut. Rita beralasan kalau Wat sangat tulus pada Prim. Boot dan Prim langsung kesal. Rita menyuruh mereka untuk tidak usah khawatir, Wat tidak punya niat buruk. Boot memutuskan untuk masuk bicara dengan Wat dan menyuruh Prim serta Rita menunggu saja.
Boot masuk dan langsung menegur Wat karena sudah memanfaatkan Rita untuk mendapatkan informasi mengenai Prim. Dia marah karena Wat tahu kalau Rita menyukainya dan memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan Prim.
Dan Wat malah mendekat ke Boot dan mendorongnya mendekati jendela. Dia bahkan mengancam bahwa setiap orang yang berusaha menghalanginya pada akhirnya akan menyerah.
Boot kesal dan mendorong Wat. Dia bahkan memukul Wat dan menarik kedua tangan Wat ke arah belakang. Dia memperingatkan Wat untuk tidak mengacau dan mengganggu Rita.
Prim dan Rita masuk berteriak agar Boot berhenti. Namun, terlambat, Boot menendang punggung Wat sambil menarik tangannya ke belakang. Dan terdengar bunyi ‘krek’. Wat berteriak kesakitan.
Touch yang ditelepon oleh Wat dan mendengan kisahnya, menertertawakan Wat. Dia menyebut Wat pantas untuk mendapatkan hal itu karena sudah berani menantang Boot. Setelah berteleponan dengan Wat, Touch memberitahu kalau Wat masih belum berhasil melembutkan hati Prim.
Dan Touch juga memberitahu Phu, kalau Wat bercerita padanya mengenai informasi yang di dapat dari Rita. Kalau ayah Prim pernah mendesain sepatu untuk ibunya, dan karena itu Prim ingin bekerja di P.Paul, dengan harapan bahwa dia bisa memberikan desain sepatu itu untuk di buat P.Paul. Dan jika sepatu itu terkenal, mungkin ayahnya akan ingat mengenai dirinya dan datang mencarinya. Touch menyarankan agar Phu menemui Prim dan melihat desain sepatu itu.
Phu tersenyum mendengar saran Touch.
Tags:
sanae rak nang cin
ditunggu kelanjutannya kak
ReplyDelete