Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 1 - part 5


Network : Channel 3



Didalam kamar rawat Nok. Vi menangis dengan sedih, karena Nok masih saja belum bangun. Dan Nai yang baru tiba disana serta melihat semua itu pun menyarankan agar kedua orang tua Nok pergi makan siang dulu, karena mereka berdua tadi kan belum sempat makan.

Namun Vi tetap ingin disini dan menjaga Nok. Jadi Nai pun mengatakan bahwa dirinya serta bibi Phai yang akan menjaga Nok, lalu bila terjadi sesuatu dia pasti akan menghubungin mereka berdua. Sehingga karena itu, Vi pun menjadi agak tenang dan pergi bersama dengan Wat untuk makan siang dulu.



Setelah kedua orang tua Nok telah keluar dari kamar. Nai membuka selimut bawah Nok dan menggelitiki kaki Nok  agar terbangun. Dan melihat itu Phai pun menjadi keheranan. Tapi ternyata dengan cara begitu, Nok beneran terbangun dari tidurnya.

“Hoi… pergi sekarang, Lucky!” teriak Nok sambil menarik kakinya dari Nai. Dan melihat itu, Phai menjadi bingung. Lalu Nai pun menjelaskan apa yang terjadi.

“Dia hanya seorang gadis nakal. Melakukan ini untuk mendapatkan perhatian,” jelas Nai.


Dari rekaman CCTV terlihat kalau Nok terjatuh ke jalan. Lalu sebuah mobil taksi melaju dengan kencang kearahnya, tapi mobil taksi itu berhasil berhenti sebelum mengenai Nok. Dan Nok yang masih sadar, melihat kesekeliling, lalu berpura- pura pingsan.

Dan melihat itu, Nai pun menjadi tidak bisa berkata – kata saat berada dikantor polisi tadi.



Dengan kesal, karena telah ketahuan, maka Nok berusaha melepaskan kakinya yang masih dipegang oleh Nai. Dengan keras dia menendang Nai, lalu mengambil kotak tissue dan melemparkan itu kepada Nai.



Untungnya dengan sigap, Nai berhasil menghindar dan tidak terkena. Namun sialnya bagi Nok, karena tepat pada waktu dia melempar kotak tissue itu, Vi membuka pintu kamar dan melihat nya.

“Mom,” kata Nok dengan suara pelan.


Vi memberitahu Nok bahwa dia telah melihat rekaman CCTV yang ada. Dan tepat disaat itu, Wat datang kembali sambil membawa makanan yang dibelinya, tapi dia tidak tahu apapun, jadi ketika dia melihat Nok telah sadar, dia pun menjadi senang.

Vi yang walaupun sudah tahu kebenarannya, tetap berpura- pura. Dia berlari kearah Nok seolah- olah senang, karena Nok telah sadarkan diri.



Wat meminta maaf kepada Nok dan berjanji bahwa dia tidak akan melukai pikiran Nok lagi. Dan Nok pun membalas bahwa jika Ayah memang peduli kepadanya, kenapa Ayah malah meninggalkan dirinya kemarin malam untuk menemui Khae.

Mengetahui hal itu, Ibu meminta agar Nok tidak perlu khawatir, karena walaupun Nok tidak bisa bersama dengan Ayahnya, Nok masih memiliki dia. “Aku akan pindah kembali untuk tinggal denganmu,” kata Ibu.



Dan mendengar itu, Ayah pun menjadi terkejut. Sedangkan Nok, tentu saja dia senang dan langsung memeluk Ibu. Dan melihat itu, Ayah pun jadi terdiam serta tidak bisa mengatakan apa- apa.


Didepan lift. Wat menanyakan tentang perkataan Vi tadi kepada Nok. “Apa yang kamu katakan barusan. Kamu hanya sengaja untuk menenangkan dia, kan?”

“Tidak. Aku akan benar- benar pindah kembali. Aku mengkhawatirkan dia, aku ingin berada didekatnya dan menjaga dia,” jawab Vi.

Wat tidak bisa menerima itu, karena bulan depan dia akan menikah dengan Khae. Jadi jika Vi pindah kembali, maka bagaimana dengan perasaan Khae. Namun Vi tidak peduli. Dan saat pintu lift telah terbuka, Vi mengajak Nai untuk masuk bersama.


Didalam lift. Nai menanyakan tentang tindakan Vi tadi. Dan Vi pun menjawab kalau dia hanya tidak mau sampai kehilangan tahta nya dengan begitu mudah.




Sesampainya dirumah. Dengan alasan kalau kakinya masih sakit, Nok memegang kedua tangan orang tuanya untuk membantunya berjalan. Dan sambil tersenyum senang, Nok mencium kedua orang tuanya. “Hanya kali ini… aku merasa sebahagia ini,” kata Nok dengan sikap manja kepada kedua orang tuanya.

Dan melihat kalau Nok sangat senang, Nai pun tersenyum.

“Walaupun dia begitu, tapi dia sangat menyenangkan, ya kan Khun Nai?” tanya Phai yang melihat Nai tersenyum pada Nok.

“Yap. Bibi Phai,” balas Nai.



Keesokan harinya. Nok datang dan menganggu Khae yang sedang mengobrol bersama kliennya. Sehingga klien Khae pun menjadi tidak nyaman dan Khae meminta si klien untuk pergi kepada stafnya.

“Biar ku tebak… setengah dari tempat ini pasti dari uang Ayahku,” kata Nok sambil melihat kesekeliling toko Khae.

“Dia sangat baik. Ini semua adalah uangnya,” balas Khae, mengakui dengan jujur.



Nok langsung menyindir Khae yang hanya menginginkan uang Ayahnya. Lalu dia memberitahu sebuah kabar gembira untuk Khae, yaitu kedua orang tuanya akan mulai tinggal bersama lagi.
“Aku kesini, karena aku tidak ingin kamu bermimpi tanpa tujuan. Pernikahan antara kamu dan Ayahku, tidak akan pernah terjadi,” kata Nok dengan sinis.

“Terima kasih untuk kabar baiknya. Bahkan walaupun tidak ada pernikahan. Tapi setiap hari… aku memiliki Ayahmu,” balas Khae sambil tersenyum.


Ketika Khae mau pergi begitu saja. Nok tidak terima karena Khae berani membalasnya. Dia lalu mengatakan bahwa Ibunya tidak akan tinggal sebentar saja, karena dia pasti akan membuat mereka berdua tinggal bersama selamanya.

Dan mendengar itu, Khae menjadi cemberut, tapi tidak dia perlihatkannya.



Vi mengajak Nai untuk ikut tinggal bersama dengannya dirumah Wat, karena dengan begitu orang lain tidak akan menggosipkan tentang dia lagi. Dan Nai pun menanyakan, apa Nok mengetahui tentang ini serta apa yang dikatakan Nok.

“Dia belum tau. Tapi dia akan segera tau. Dan ini bukan masalah besar juga. Jadi mari pindah bersama ku ketempat Wat. Ya? Kumohon Nai,” kata Vi.



Wat yang kebetulan datang dan mendengar itu, pun memohon agar Nai mau ikut tinggal bersama dengannya juga. Dan mendengar itu, Vi pun tertawa.

“Mengapa kamu tertawa?” tanya Wat, bingung.

“Aku tertawa untuk pria tua. Orang yang mungkin takut tidak bisa memakan gadis muda,” kata Vi sambil tertawa menyindir.

“Khae mengerti aku. Hanya masalah seperti ini, dia tidak akan masalah,” balas Wat.




“Benarkah? Dan mengapa kamu datang dan mengajak Nai, jika itu bukan karena kamu takut dia bakal salah paham?” sindir Vi. Lalu ketika Wat membuka mulutnya, Vi langsung memperingati dengan keras,”Jangan buka mulutmu! Waktu kamu membuka mulutmu. Aku tahu apa yang kamu pikirkan!”

Wat pun terdiam dan lalu memohon kepada Nai. Begitu juga dengan Vi yang ikut memohon pada Nai. Tapi karena Nai tampak tidak mau, secara serempak mereka mengatakan bahwa ini adalah perintah.



Sesampainya dirumah, Vi mengajak putrinya, Nok, untuk makan bersama dan merayakan kembalinya dia kerumah ini. Dan dengan senang Nok pun menggandeng tangan Ibunya. Namun setibanya di ruang makan dan melihat keberadaan Nai, Nok langsung menjadi tidak suka.

Nok memarahi Nai dan menyuruh Nai untuk pergi. Karena tempat Nai adalah didapur, bukan di meja makan ini. Tapi Nai mengabaikannya.



“Nok berhenti menganggu Nai sekarang,” tahan Vi.

“Mengapa, mom? Kamu bilang hari ini setiap orang di keluarga akan makan bersama,” balas Nok dengan emosi.

“Benar. Setiap orang yang tinggal dirumah ini,” jelas Vi.  Dan Wat lalu menjelaskan bahwa Nai akan tinggal bersama mereka juga.

Dengan kesal karena hal itu, Nok pun pergi. Dan Wat serta Vi pun meminta agar Nai untuk bersabar terhadap Nok. Lalu disaat itu, Phai berteriak dengan panik dan memberitahu tentang Nok. Jadi mereka bertiga pun segera pergi ke ruang depan.



Disana. Nok membuang semua pakaian milik Nai ke lantai bawah. Dan melihat itu, maka dengan segera Nai pun naik keatas, tapi tanpa mengatakan apapun, Nai pergi ke kamarnya dan mengambil semua pakaiannya, lalu memberikan itu kepada Nok untuk dibuang.

“Aku membantumu. Jadi kamu bisa sadar bahwa cara balas dendam seperti ini sangat kekanak- kanakan. Buang lah. Mari lihat betapa bergunanya itu,” kata Nai.

“Aku tidak mengunakan cara kekanak- kanakan. Tapi aku mengusir seseorang yang tidak tahu statusnya,” balas Nok.



Kedua orang tua Nok yang melihat itu, naik keatas dan menghampiri mereka. Dan Nok pun mengadu kepada mereka berdua. Tapi Wak, malah membela Nai dan mengatakan bahwa Nai akan tinggal disini bersama mereka.

“Pa, pria ini bukan anakmu. Anakmu disini. Aku seorang yang harusnya kamu pedulikan,” kata Nok dengan kecewa.

“Karena aku peduli padamu. Maka aku meminta kepadamu,” balas Wat.

“Jika Nai tidak disini, maka aku tidak akan disini juga,” tambah Vi, ikut membela Nai.

Dan dengan kesal, Nok pun pergi dari sana meninggalkan mereka semua.



Ibu Khae tidak bisa menerima berita kembalinya Vi yang adalah mantan istri Wat kerumahnya Wat. Dan Khae pun membalas bahwa apa Ibu ingin dia marah, karena jika dia melakukannya, maka apa bedanya dia sama mantan istri Wat itu. Lagian mereka telah berhasil membuat Wat dan Vi bercerai.

“Kamu mengatakan seperti ini. Apa itu berarti kamu ingin menyerah atau apa?” tanya Ibu tidak mengerti.

“Pernakah kamu melihat aku menyerah kepada apapun dengan begitu mudah?”  balas Khae. Dan Ibu pun tersenyum.



Nok mengunjungin Neneknya. Disana mereka dengan bahagia saling berpelukan untuk melepaskan rindu, karena telah lama tidak bertemu. Lalu Nok pun menceritakan tentang kedua orang tuanya yang membawa Nai untuk tinggal bersama mereka.

“Apa yang kamu katakan?” kata Nenek, terkejut dan tidak suka.



Nai datang ke kantor Wat. Dan mengatakan bahwa dia tahu pasti kalau Nok tidak akan menyerah dengan begitu mudah, jadi dia ingin kembali ke apatermennya.

Tapi Wat melarang Nai untuk pergi, karena dia ingin Nai mengajari Nok. Sebab selama ini Nok tidak akan mendengarkan. Jadi Wat ingin Nai membantunya. Dan Nai pun mengiyakan.


Lalu tepat disaat itu, dengan panik Vi datang dan masuk kedalam ruangan. “Khun! Nok!”

“Nok kenapa?” tanya Wat.



“Mengapa tidak ada yang mempercayaiku. Nai itu berdarah kotor. Tidak peduli berapa banyak kamu mencoba untuk mencucinya, itu tidak akan menjadi bersih,” kata Nenek dengan penuh kebencian tentang Nai.

“Darah kotor. Apa maksudmu?” tanya Nok, tidak mengerti.

“Jangan pikirkan. Tapi, aku ingin menjelaskan padamu sekarang. Jangan menjadi lemah hati dan masuk kedalam jebakannya. Dia itu jahat dan berbahaya,” jelas Nenek.

Dan Nok mengiyakan, karena dia tidak akan membiarkan dirinya terjebak dengan mudah.



Sesampainya dirumah. Wat serta Vi menyapa nenek. Lalu disana Nenek mengatai mereka berdua yang telah membuat anak sendiri kabur dari rumah. Dan Wat pun menyangkali hal itu serta mengajak Nok untuk pulang.

“Jika kamu mau Nok kembali, kamu harus mengusir Luckanai keluar. Jika tidak, maka Nok harus tinggal denganku. Aku yang akan menjaganya,” kata Nenek dengan tegas kepada mereka berdua.

Dan mendengar itu, Nok menjadi agak terkejut. Tapi Nenek dengan erat memegang bahu Nok dan memberikan kode agar tetap tenang.



Wat membujuk Nok untuk pulang bersama mereka, walaupun kini semua nya tidak sama lagi, tapi mereka tetap bisa menjadi keluarga. Dan Vi pun menyetujui itu.

“Mari mulai dengan menunda pernikahanmu. Bisakah kamu melakukan itu?” tanya Nok kepada Ayah. Dan Nenek setuju dengannya.



Tiba- tiba handphone Wat berbunyi dan Wat pun tidak mengangkatnya. Dan melihat itu, Nok tahu bahwa itu pasti telpon dari Khae, lalu dengan marah Nok pun  berdiri dan mau pergi.

Lalu baru saja Nok mau pergi, handphone milik Wat kembali berbunyi dan Wat mengangkatnya. Dan Nok berhenti berjalan untuk mendengarkan.



Ketika tahu bahwa Wat tidak bisa datang ketempatnya, karena dia mau menghabiskan waktu bersama dengan Nok. Maka Khae yang terkejut, menjatuhkan hape ditangannya.

Lalu Ibu Khae dengan sengaja, berkata,”Owh… Khae! Khae!” kata Ibu Khae, seolah- olah terjadi sesuatu. Dan Ibu Khae lalu memberitahu Wat, kalau saat ini Khae pingsan.



Mendengar itu, Wat pun menjadi panik dan berkata bahwa dia akan segera pergi kesana. Tapi Nok menahan Ayahnya dan tidak mau membiarkan Ayahnya untuk pergi menemui Khae.

“Tiba- tiba sakit sekarang? Apa itu tidak kebetulan?” kata Nok.

“Biarkan saja dia pergi. Jika kamu mau tinggal disini ditempat Mom. Aku akan tinggal disini denganmu juga.  Jadi biarkan saja Ayahmu pergi,” kata Vi.

“Jika aku tidak peduli pada Nok, mengapa aku akan datang kesini?” balas Wat, membela diri.

“Jadi, antara dia dan aku. Siapa yang lebih kamu pedulikan?” tanya Nok, menantang Ayahnya.



Khae berjalan gelisah menantikan kedatangan Wat. Dan ketika bel rumah berbunyi, dia dan Ibu segera bersiap- siap. Lalu dengan sikap masih lemah, Khae membukan pintu. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat bahwa yang berada dihadapannya adalah Nai.



“Paman ingin aku memeriksa keadaanmu. Jika kamu tidak sehat, aku akan membawamu kerumah sakit. Tapi kelihatannya kamu sehat,” jelas Nai.

Ibu Khae yang melihat itu dari rumah, menjadi heran karena itu bukanlah Wat. Lalu dia pun menghampiri Nai untuk melihat siapa. Dan ketika dia melihat Nai, dia pun ingat siapa Nai.

“Kamu!! Mengapa disini?” kata Ibu Khae, tidak suka kepada Nai.

“Aku kesini atas perintah pamanku, Khun Thawat,” jawab Nai dengan tenang.



“Bagaimana kamu kenal dengan Khun Thawat? Atau kamu mencoba untuk menghalangin anakku dari Khun Thawat? Aku beritahu kamu, itu tidak mungkin,” tuduh Ibu Khae dengan kasar.

“Jangan khawatir. Luckanai yang kamu kenal, sudah mati!” balas Nai. Lalu pamit dan pergi.



Khae berlari mengejar Nai. Dan melihat itu, Ibu pun meneriaki Khae. Tapi Khae tidak peduli dan tetap berlari pergi mengejar Nai hingga didepan lift.

“Bagaimana tentang … sakit?” tanya Khae.

“Aku akan memberitahu dia, kalau kamu sudah lebih baikan setelah istirahat,” kata Nai.



Mendengar itu Khae pun menjadi lega. Dan Nai pun bertanya apa ada lagi. Lalu Ibu datang dan mengatakan bahwa tidak ada apa- apa lagi, jadi Nai bisa pulang sekarang. Setelah itu Ibu menarik Khae untuk kembali.

Dan setelah itu, Nai pun masuk kedalam lift.


Wat berterima kasih atas bantuan Nai. Dan Nok yang melihat itu, mengajak Ayah untuk ikut bernyanyi dan menari bersama mereka. Jadi karena telah selesai menelpon juga, maka Wat pun ikut bernyanyi dan menari bersama dengan Nok serta Vi.




Sesampainya dirumah dan melihat itu, Nai pun tersenyum dengan senang.

“Jika setiap hari sama seperti ini, pasti sangat bagus. Sebenarnya Khun Nok, tidak akan menganggu orang lain,” kata Phai yang melihat itu juga.


“Aku tahu bahwa Khun Nok hanya menginginkan Ibu dan Ayahnya untuk  mencintai dan peduli padanya. Itu saja,” balas Nai, setuju. Sambil tersenyum melihat Nok yang begitu bahagia.

1 Comments

  1. Kak, minta link download atau nontonnya dong. Tapi sub indo ya. Please.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post