Sinopsis Korean Drama : Hundred
Million Stars From the Sky Episode 02-3
The Smile Has Left Your Eyes
Images by : TvN
“Dia polisi yang
kemarin menemuiku.”
“Yang datang karena mendiang
temanmu?”
“Teman apanya? Dia
bukan temanku. Sudah mati pun dia tetap merepotkan.”
--
Jin Kook buru-buru
pulang karena Jin Kang meminta tolong mengambil blus-nya yang ada di dalam
mesin cuci. Karena sibuk teleponan dengan Jin Kang, dia hampir menabrak
seseorang, Moo Young yang melintas sambil membawa kucing.
Akhirnya, Moo Young
berada di dalam mobil Jin Kook dan di antar pulang. Jin Kook melihat walkie
talkie di dalam mobil dan berseru kagum.
“Maaf. Kucingku
tiba-tiba melompat ke jalan. Dia pasti takut karena belum pernah disuntik.”
“Yang penting kamu
tidak terluka. Aku terkejut sekali.”
“Tempo hari yang
berada di pub di Itaewon adalah adikmu, bukan?”
“Kebetulan saja,”
jawab Moo Young.
Mereka kemudian
berbincang santai sambil dalam perjalanan ke rumah Moo Young. Moo Young memuji
Jin Kook yang sangat baik sebagai seorang polisi. Dia juga mengatakan kalau
cita-citanya sewaktu kecil adalah menjadi polisi. Ayahnya dulu adalah polisi di
Haesan.
Jin Kook terlihat
terkejut mengetahui ayah Moo Young adalah polisi di Kepolisian Haesan.
Sepertinya, ada sesuatu yang terjadi di Haesan di masa lalu. Moo Young melihat
keterkejutan Jin Kook, dan bertanya, ada apa? Ada kenalan di Haesan? Jin Kook
langsung membantah.
Akhirya, Moo Young
tiba di gang rumahnya. Sebelum keluar dari mobil, Moo Young bertanya apa Jin
Kook mempunyai pistol? Dan Jin Kook sedikit heran, dan entah menjawab bohong
atau nggak, dia bilang kalau pistolnya tertinggal.
Moo Young kemudian
bertanya apa Jin Kook pernah menembakkan pistol? Dan Jin Kook membenarkan, dia
menembakkannya setahun sekali setiap uji coba.
“Bukan itu. Pernahkah
kamu menembak seseorang?” tanya Moo Young.
“Menurutmu berapa
polisi yang telah menembak penjahat sebelum pensiun?Kurang dari 10 persen.”
“Ya, sangat tertarik.
Sepertinya kamu pernah menembak seseorang. Aku hanya bercanda. Bagaimana nasib
orang itu? Mati? Bagaimana rasanya saat ada yang mati karena kita?”
“Menurutku bukan
begitu rasanya.”
“Lalu bagaimana?”
“Rasanya akan sangat
aneh. Pembunuh kerap mengaku merasa bagaikan dewa. Benarkah rasanya seperti
itu?”
“Dewa? Dia hanya akan
menjadi pembunuh. Setelah membunuh seseorang, kita akan menjadi pembunuh keji,
bukan dewa,” timpal Jin Kook.
“Ya. Pembunuh. Tegas
sekali.”
Dan usai itu, Jin
Kook pamit keluar dari mobil. Sebelum pergi, Jin Kook menanyakan nama Moo
Young. Dan Moo Young memberitahu : Kim Moo Young.
Jin Kook bertanya
lagi, apa mereka pernah bertemu? Bertahun-tahun lalu? Dan Moo Young menjawab :
“Mungkin tidak.”
Ponselnya berbunyi,
dari Seung Ah.
--
Jin Kook menemui So Jung dan meminta tolong untuk membantu menyelidiki Kim Moo Young usia 30 tahun, dan dia juga memberikan alamat Moo Young. So Jung awalnya menolak, karena itu akan membuat seragamnya di lucuti. Tetapi, dia teman yang setia, jadi dia membantu diam-diam.
--
Seung Ah mengundang
Moo Young ke ruang kerjanya. Dan nampak di sana ada beberapa foto Seung Ah
dengan Jin Kang.
--
Woo Sang nampak tidak tenang selama bekerja. Dan akhirnya dia menelpon meminta data pembeli tembikar Seung Ah.
--
Jin Kang menelpon Seung Ah dan memberikan kabar gembira kalau mereka menang tender dengan Arts. Jadi, CEO Hwang ingin berterimakasih dan mengajak Seung Ah untuk makan. Seung Ah sedang bersama Moo Young dan terlihat mesra.
“Tidak, itu bukan
berkat aku. Sebenarnya, aku belum menyerahkan dokumennya. Aku belum sempat
menemui Woo Sang.”
“Begitukah? Baguslah.
Sebenarnya, aku sungkan.”
“Aku mengerti.”
“Jangan beri tahu
bosku. Kita minta dia mentraktir kita makan enak. Besok kamu senggang, bukan?”
Dan Seung Ah tidak
bisa besok. Jin Kang teringat melihat Moo Young dengan wanita lain di bioskop,
jadi dia memberitahukan hal itu pada Seung Ah.
Ku kira di beritahu…
Ternyata tidak. Jin Kang hanya berkata kalau melihat Moo Young nonton sendirian dan tampak kesepian. Aneh, kenapa Jin Kang bohong?
--
Cho Rong memberitahu
Jin Kook kalau Sang Hoon telah berhasil di bekuk. Dia di tangkap saat memakan
kartu kredit di dekat Toronto. Jin Kook merasa ada yang aneh.
Jin Kook kembali
melihat foto-foto Sang Hoon dan korban. Dia juga melihat foto rumah Sang Hoon
dan TKP. Tampaknya, ada yang aneh.
--
Woo Sang ke rumah
Seung Ah. Dan nampak sekali ibu Seung Ah menyukai Woo Sang karena Woo Sang
adalah anak dari Grup NJ. Itu artinya dia kaya.
“Aku akan memberi
tahu Ibu. Pergilah.”
“Siapa yang kamu
kencani akhir-akhir ini? Kamu tahu kapan kamu terlihat paling manis? Saat kamu
berpikir "Semua ini percuma. Aku berbeda." "Setidaknya aku tidak
angkuh sepertimu." Saat ini. Manis sekali. Tapi kamu tidak bisa hidup
tanpanya. Kita sama angkuhnya.”
“Masa bodoh dengan
pendapatmu.”
“Aku membatalkannya. Kucabut
izinku. Berpisahlah dengannya. Ayahku kembali pekan depan. Aku akan
mengenalkanmu. Mari kita menikah.”
“Manusia
atau boneka, kamu tetap milikku. Berdandanlah, lalu turun.”
Seung Ah menangis begitu Woo Sang keluar dari
kamarnya.