Sinopsis Korean Drama : Hundred
Million Stars From the Sky Episode 03-1
Images by : TvN
Berita mengenai
penangkapan Choi Sang Hoon telah di siarkan. Jin Kang melihat beritanya dari
televisi di rumah dan merasa bangga melihat ada Cho Rong terekam kamera
menggiring Sang Hoon.
Tetapi senyuman di wajahnya langsung hilang saat teringat ucapan Moo Young padanya saat di restoran, dimana Moo Young menyebutnya tidak menyukai Cho Rong. Jin Kook pulang dan Jin Kang langsung menarik Jin Kook untuk melihat Cho Rong di TV. Sayangnya, berita sudah selesai.
Jin Kang terus memuji
Cho Rong yang berhasil menangkap penjahat. Jin Kook kesal juga karena adiknya
hanya memuji Cho Rong, mengatakan kalau bukan Cho Rong yang menangkap pelaku
tapi tim kejahatan dan polisi yang menangkap. Jin Kang malah bertanya balik,
kenapa Jin Kook tidak terekam kamera? Jin Kook kesal dan mengalihkannya dengan
mengomentari Jin Kang yang sangat berantakan dan meletakan barang sembarangan.
“Apa lagi sekarang? Aku tidak melakukan apapun.”
“Apa kamu main mata
pada gadis-gadis dan berpikir mereka kamu dapatkan? Apa kamu pergi ke bioskop
dengan gadis lain meski kamu punya pacar? Apa setiap pria begitu?”
“Apa? Dia sudah punya
pacar? Bocah kecil itu,” emosi Jin Kook
mengira kalau Jin Kang membicarakan Cho Rong.
“Ini bukan tentang
Cho Rong.”
“Itu bukan Cho Rong?
Lalu siapa?”
--
--
Sang Hoon di interogasi oleh detektif Hwang Gun. Hwang Gun menunjukkan foto Mi Yeon (korban) yang memegang trofi dan bertanya dimana Sang Hoon menyembunyikan trofi itu (trofi itu sepertinya alat kejahatan untuk membunuh Mi Yeon). Sang Hoon tampak lesu dan menjawab kalau trofi itu ada di kamar Mi Yeon.
“Tidak ada di kamar.
Kenapa? Karena kamu membunuhnya dengan itu. Dengan trofi favorit pacarmu. Di
mana kamu membuangnya?” tanya Hwang Gun lagi.
“Kamu tidak punya
waktu, kan? Aku tidak melakukannya. Tidak membunuhnya. Kamu tidak punya waktu
lagi. Kamu harus ke sana dan menangkap pembunuh sebenarnya. Tolong tangkap
brengsek itu yang membunuh Mi Yeon,” mohon Sang Hoon.
Dan dari ruang
sebelah, Jin Kook melihat interogasi tersebut. Cho Rong menemuinya dan mereka
pergi keluar untuk berbincang. Cho Rong memberitahu kalau mereka sudah
menginterogasi Sang Hoon semalaman dan tidak ada hasil. Jin Kook kemudian
bertanya, bagaimana reaksi pertama Sang Hoon saat di beritahu kematian Mi Yeon.
“Pada awalnya, dia
terus bertanya apa Mi Yeon benar-benar mati. Dia ingin memastikan apa benar-benar
dia. Lalu, dia menangis selama tiga jam. Aku tidak tahu sulit untuk membuatnya mengaku,” beritahu Cho Rong dengan
kesal.
“Bagaimana dengan DNA
di kuku Mi Yeon?”
“Itu sudah jelas.
Mereka memang bertengkar, tapi tidak membunuhnya. Jadi, Choi Sang Hoon
mengklaim Mi Yeon seharusnya ikut ke luar negeri bersamanya. Tapi akhir-akhir
ini, mereka bertengkar. Hari itu, Mi Yeon bersikeras tidak mau ikut. Jadi
terjadilah pertengkaran. Lalu dalam kemarahan, dia memilih pergi sendirian.”
“Tapi bagaimana jika surat
perintah penangkapan dibatalkan karena dia tidak mengaku?”
“Astaga. Itu akan
jadi rumit.”
Jin Kook kemudian
bertanya pada Cho Rong, apa benar seharusnya Mi Yeon ikut dengan Sang Hoon
keluar negeri? Cho Rong membenarkan karena sudah ada tiket yang di pesan atas
nama mereka dari 2 bulan yang lalu. Tapi, Cho Rong merasa kalau Sang Hoon hanya
berakting karena Sang Hoon kuliah jurusan akting.
Jin Kook tidak mau
mendengar lebih lanjut, jadi dia mengalihkan Cho Rong dengan hal lain. Dia
memberitahu kalau Jin Kang sangat senang melihat Cho Rong di berita. Cho Rong
sangat senang mendengarnya dan ingin langsung menghubungi Jin Kang. Dia juga
menyampaikan pada Jin Kook kalau So Jung sedang mencarinya.
--
Perusahaan tempat Jin
Kang bekerja, “Design and Look”
terpilih untuk mendesai produk Arts Brewery dan karena itu mereka di bawa
berkeliling dan juga di tunjukkan cara membuat bir. Hal ini agar mereka bisa
membuat desain dengan lebih baik.
CEO Jung membawa team
Jin Kang ke pabrik dan memperkenalkan mereka kepada orang-orang yang bertugas
di pabrik. Sebelum itu, CEO Jung memperkenalkan dulu kepada para pekerjanya
kalau Design and Look terdiri dari
Hwang Seon Hwa (CEO), Yoon Jin Kang (desainer) dan Lim So Yeon (asisten
manager).
Sementara team Arts
Brewery yang bekerja di pabrik terdiri dari Gil Hyung Joo (Ketua), Tony
(manager), Yoo Jin (anggota termuda dan satu-satu nya wanita di team), Hee Jun
dan Moo Young.
--
Jin Kook menemui So
Jung. Dia mengira kalau So Jung mengajak bertemu untuk makan bersama di kantin.
So Jung mengatakan bukan itu, dia ingin makan di luar. Dia kemudian
mengingatkan janji Jin Kook yang akan mentraktir-nya kopi saat mereka makan
sushi kemarin, setelah dia mentraktirnya. Jin Kook malah mengeluh karena So
Jung menagih hal itu padahal So Jung punya banyak uang.
“Apa kamu tidak bisa
membantu sedikit saja? Kamu juga tidak punya anggota keluarga untuk diberi
makan dan tidak suka belanja barang mewah. Lagian, tidak ada tempat untuk menghabiskan
uang untukmu,” gerutu Jin Kook.
“Iya. Aku diceraikan
oleh suamiku karena tidak bisa punya anak, jadi aku tidak punya suami ataupun
anak. Puas?” marah So Jung. “Astaga. Terima kasih sudah mengingatkanku setelah
aku coba melupakannya,” ujarnya dan beranjak pergi.
“Tunggu, tunggu. Kenapa
pembicaraannya malah kesitu? Ayo. Ayo pergi sekarang. Ah ada apa sih? Aku
memujimu, itu hal yang baik.”
“Apanya yang pujian?”
“Maksudku, toh kamu bahkan
tidak tahu cara berdandan. Kamu juga tidak tertarik dengan barang mewah. Kamu bahkan tidak perlu
mendapat botox kayak orang-orang. Kamu selalu tidak berubah, tetap seperti ini.”
“Ya ampun. Berani-beraninya
bicara begitu padaku? Gaun ini harganya 480 dolar. Kardigan ini 350 dolar. Sepatu
ini 280 dolar meski diskon 30%. Manikur dan pedikurku seharga 100 dolar,”
beritahu So Jung dengan kesal dan memamerkan semua barang yang digunakannya
dari ujung kepala sambil ujung kaki. “Beraninya kamu berbicara tentang barang
mahal padaku? Apa katamu? Botox? Orang-orang tidak pakai botox lagi. Mereka
melakukan filler sekarang. Kenapa kamu berpikir aku tidak filler saat semua
orang melakukannya? Sudah lama sejak keriputku muncul sampai kaki.”
So Jung kesal
mendengarnya dan memukul Jin Kook hingga ke sudut. “Tentu saja! Aku
melakukannya. Aku melakukannya dua kali. Astaga. Kamu ingin digaruk dengan kuku
100 dolar? Kita lihat sedalam apa cakarannya.”
Jin Kook sampai
ketakutan. Dan So Jung langsung pergi usai melampiaskan kekesalannya.
--
Cho Rong menelpon Jin
Kang, dan Jin Kang meminta maaf tidak bisa makan siang dengan Cho Rong karena
dia masih harus kerja. Cho Rong tidak mempermasalahkannya dan malah memamerkan
mengenai dia yang menangkap Sang Hoon kemarin. Jin Kang langsung membahasnya
dan membuat Cho Rong sangat senang.
Usai teleponan dengan
Cho Rong, Jin Kang masuk ke dalam pabrik lagi untuk melihat proses pembuatan
bir. Kebetulan, hanya ada Moo Young di sana, dan Moo Young langsung bertanya,
apa benar Jin Kang desainer? Jin Kang menjawab dengan ketus kalau hal itu
benar.
“Jika aku melihatmu
mencurigakan sekali lagi, aku akan memberitahu Seung Ah,” peringati Jin Kang.
“Beritahu saja. Aku
tidak peduli.”
“Apa kamu tidak tahu
malu atau terlalu percaya diri?”
“Aku yakin pada
diriku,” ujar Moo Young dan tertawa.
“Kenapa tertawa? Apa
aku lucu?”
“Tentu, untuk orang
tertentu.
“Kamu merasa kalah?
Padahal aku tidak merasa bertengkar,” balas Moo Young.
“Kamu merasa pandai
bicara, ya? Kamu yakin bisa memanipulasi segalanya dengan ucapanmu dan semua
akan menoleransimu. Aku sudah terbiasa. Ada keluargaku yang seperti itu. Aku
tahu cara menangani orang sepertimu.”
“Bagaimana caranya?”
“Mengabaikan
sepenuhnya. Kuperingatkan. Ini pembicaraan pribadi terakhir kita. Jangan bicara
denganku,” tegas Jin Kang dan berlalu pergi.
Moo Young setuju dan
lanjut bekerja. Dia membuka mesin penggiling beras dan mulai menggiling beras
itu untuk di jadikan bir. Tapi, tidak berapa lama, dia berteriak, dan hal itu
menghentikan langkah Jin Kang yang hendak pergi.
Dengan panik, Jin
Kang kembali dan berusaha mematikan mesin tersebut. Sementara Moo Young terus
mengerang kesakitan dan tangannya berada di dalam mesin. Jin Kang panik dan
berusaha membantu Moo Young untuk mengeluarkan tangannya dari dalam mesin.
Tangan berhasil di
keluarkan, dan ternyata tidak ada luka apapun.
Dan Jin Kang jelas
marah di permainkan seperti itu. “Kenapa bercanda seperti itu? Sungguh
keterlaluan. Jangan berani bicara denganku lagi.”
--
Det. Lee mengarahkan
team-nya untuk mewawancarai saksi dan Sang Hoon. Malam ini, mereka sudah harus
mendapatkan pengakuan pelaku atau bukti baru. semuanya mengerti dan beranjak
pergi.
Tetapi, Cho Rong
tiba-tiba meminta bantuan Hwang Gun untuk menggantikannya meminta keterangan si
tatto (itu sebutan Cho Rong untuk Yu Ri, karena di belakang telinga Yu Ri ada
tatto). Hwang Gun menolak. Dan Cho Rong tidak bisa memaksa lagi.
“Dia saksi yang
sangat tidak sopan. Dia wanita di barisan belakang di foto yang selalu kamu
lihat,” beritahu Cho Rong.
Dan Jin Kook melihat
foto itu.
--
Cho Rong menemui Yu
Ri dan Yu Ri menemuinya dengan ketus. Cho Rong langsung to the point
memperlihatkan foto Mi Yeon yang memegang trofi. Dan wajah Yu Ri terlihat
menegang, dia bertanya apa maksudnya dia di perlihatkan foto itu?
“Ini bukti penting. Jeong
Mi Yeon dipukul dengan ini dan lukanya fatal. Kamu tahu Choi Sang Hoon sudah
ditangkap?” jelas Cho Rong.
“Ya.”
“Ada dugaan? Di mana
dia menyembunyikan ini?”
“Aku tidak tahu.”
Usai mengatakan hal
itu, Yu Ri kembali masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam rumah, Yu Ri
terlihat sangat cemas. Dia kemudian melihat ke lantai rumahnya dan teringat
sesuatu. Dia pernah menemukan trofi yang ada di foto, di lantai rumahnya. Hal
itu membuat Yu Ri sangat takut dan langsung menelpon Moo Young.