Network : GMM One
Semua
murid dari Kelas Berbakat berkumpul di dalam ruangan komputer. Didalam sana,
mereka tidak ada menyala kan lampu. Dan bahkan mereka menutupi jendela. Tampak
nya seperti mereka tidak ingin ada orang yang tahu dimana mereka.
Lalu
seseorang mulai bicara, dia menanyakan apa semuanya sudah berkumpul. Dan Pang
menjawab bahwa cuma kurang Ohm, dia merasa sepertinya Ohm sudah tidur. Kemudian
orang tersebut membalas bahwa itu tidak masalah.
“Aku
cuma mau tahu pendapat kalian soal Kelas Berbakat? Yang kita lihat kemarin,
menurut kalian itu apa?” tanya orang tersebut.
Si
Gadis berkaca mata menjawab bahwa dia merasa itu adalah sihir. Tapi si Gadis
cantik tidak percaya bahwa sihir itu ada. Lalu orang tadi menjelaskan bahwa dia
merasa kalau sekolah mereka menyembunyikan sesuatu. Dan yang lain menambahkan
kalau tampaknya itu adalah hal yang berbahaya, sepertinya mereka dijadikan
kelinci percobaan.
“Tapi
Pak Pom tidak menyuruh kita melakukan hal yang berbahaya,” kata si Gadis
berkaca mata, tidak setuju dengan pendapat mereka yang mengatakan sihir tidak
ada dan berbahaya.
“Kalau
tidak berbahaya, mereka pasti sudah bilang,” balas seorang murid Pria berkaca
mata.
Tanpa
mengatakan apapun, Wave menunjukan apa yang didapatnya. Dia memperlihatkan
video pengintai dari hasil meretas komputer milik Guru Pom. Dan dengan serius,
mereka semua langsung melihat.
Didalam
ruangan kelas. Guru Pom menjelaskan kepada kepala sekolah tentang apa yang
terjadi hari ini. Wave telah menemukan bakatnya, dia jago matematika dan
komputer. Setelah potensinya terbangun, Wave bisa mengendalikan komputer dan
alat elektronik lewat sentuhan.
“Melalui
sentuhan? Berarti, dia tidak bisa mengontrol secara jarak jauh?” tanya Kepala
Sekolah.
“Dari
data saat ini, hanya bisa lewat sentuhan. Tapi kalau dia menghubungkan
perangkatnya, maka dia juga bisa mengontrol lewat sambungan daring,” jelas Guru
Pom.
“Kalau
begitu, kemungkinan besar, para murid itu sedang menguping obrolan kita,” balas
Kepala Sekolah.
Mendengar
perkataan itu, semua murid yang memang benar sedang menonton mereka. Semua
murid langsung merasa terkejut. Dan dengan cepat ingin mematikan komputernya.
Namun sembelum Wave sempat mematikan, Kepala Sekolah menyuruh untuk berhenti.
Guru
Pom yang menyadari hal itu, dia langsung ingin mencabut USB asing yang
tertancap di laptopnya. Tapi Kepala Sekolah menyuruhnya untuk berhenti. Jadi
dia tidak jadi mencabut USB tersebut dari laptopnya.
Kemudian
kamera pada laptop diarahkan kepada si Kepalas Sekolah. Tapi kamera itu hanya
memperlihatkan sampai sebatas leher Kepala Sekolah. Sehingga mereka tidak bisa
mengetahui bagaimana rupa Kepala Sekolah.
“Kamu
cerdas sekali, Wasuthorn. Kamu bisa terhubung dengan komputer Pak Pom. Aku
salut padamu,” puji Kepala Sekolah kepada Wave. “Kalau
aku tidak salah, kamu bersama teman- temanmu, kan,” lanjut Kepala Sekolah. Dan
mendengar itu, setiap orang menjadi tegang.
“Bagus,
kalian pasti bertanya- tanya soal Kelas Berbakat. Jangan cemas. Kalian bukan
kelincin percobaan,” lanjut Kepala Sekolah menjelaskan. Lalu dia menunjukan
gambar mengenai teori Charles Darwin. Serta beberapa gambar lain.
“Makhluk
hidup selalu berevolusi. Mereka siap berubah saat menemui hambatan. Begitupun
manusia. Manusia tidak pernah berhenti berevolusi. Kekuatan special tersembunyi
di dalam otak manusia. Sekolah kami menemukan cara mengirim gelombang sonik.
Untuk menstimulasi otak agar mengubah polanya. Hanya beberapa dari kalian yang
bisa distimulasi,” jelas Kepala Sekolah.
Mendengar
itu, semua murid mengingat hari tes penempatan. Dimana setiap mereka yang
terpilih, mereka merasakan sakit yang sangat dan mendengar suara yang dimana
beberapa orang tidak bisa mendengar. Itu karena mereka special. Dan kepala
sekolah menyakinin bahwa setelah hari ini, potensi setiap mereka akan
terbangun. Dan para guru siap mendorong potensi mereka hingga batas.
“Masa
depan kalian sudah pasti cerah,” jelas Kepala Sekolah. Kemudian dia mencabut USB
yang tertancap di laptop. Dan video dikomputer Wave mati.
Disaat semua murid sedang dalam kondisi tegang, karena mengetahui hal itu. Ohm dengan tiba- tiba muncul dan berkata Wow… dengan sangat gembira sekali.
“Dari
tadi kamu disini?”
“Ya.
Aku menumpang tidur disini dan baru bangun. Jadi apa kita menjadi X-Men? Ya
kan?” tanya Ohm dengan senang sekali sambil melakukan tindakan action yang sok
keren. Dan dengan malas, setiap orang mengabaikannya dan pergi keluar dari
dalam ruangan.
Keesokan
harinya. Didalam kelas 4.2. Ohm mengambar sesuatu dibukunya dan ketika dia
melihat anak- anak yang sedang membolos melalui jendela, dia pun menjadi
canggung sendiri. Kemudian saat guru menyuruh mereka untuk mengumpulkan PR, Ohm
pun menjadi kebingungan, karena dia baru teringat bahwa dia belum ada
mengerjakannya.
Lalu saat guru mendekati mejanya, Ohm berbohong. Dia mengatakan bahwa dia lupa membawa buku PR nya. Dan karena Ohm merupakan siswa Kelas Berbakat, maka guru pun mengabaikannya yang tidak mengerjakan PR dan memarahi murid lain yang tidak mengerjakannya.
“Cewek
rese?” potong si Gadis cantik (Claire) menyindir si Gadis berkacamata.
“Tidak
sopan berkata begitu dikelas, Claire. Bukan itu. Mungkin saja orang itu mampu
mendengar suara sekecil apapun dan bisa mendengar semua yang dikatakan orang
lain. Intinya, semua itu bisa jadi potensi kalian,” lanjut Guru Pom.
Sebagai mantan siswa Berbakat, Guru Pom bisa mengonfirmasi bahwa itu benar. Kemudian mendengar itu, si Gadis berkacamata mengangkat tangannya dan menanyakan potensi Guru Pom. Namun Guru Pom tidak mau memberitahu dan dia menyuruh agar si Gadis fokus saja pada potensi sendiri.
“Baiklah.
Siapa yang sudah menemukan potensinya? Angkat tangan,” kata Guru Pom. Dan
beberapa orang mengangkat tangan mereka. Kecuali si murid pria berkacamata dan
Pang.
Murid
pertama. Punn Taweesin. Dia orang yang selalu berusaha terbaik mungkin dan ada
yang menyebutnya perfeksionis. Dia tipe orang yang cepat belajar. Dan akhir-
akhir ini, saat dia menonton video, dia bisa langsung menirukannya. Lalu dia
memberi contoh, seperti pemain basket, dia melemparkan sampah tepat ke dalam
tong sampah.
Murid
kedua dan ketiga. Si kembar. Jack dan Joe. Mereka tersinkronisasi. Contohnya,
saat Jack dipukul, maka Joe juga bakal merasakan sakitnya.
Murid
ketiga. Si Gadis berkacamata. Namtaan. Beberapa hari lalu, saat dia menyentuh
sesuatu, dia melihat gambar aneh. Awalnya dia mengira itu halusinasi. Tapi kini
dia tahu bahwa itu adalah kilas balik dari apa yang benda itu alami.
“Bisakah
kita sebut ini sebagai potensi ‘cewek rese’? tanya si Gadis Cantik, menyindir.
Dan Guru Pom memberikan tanda agar jangan begitu.
Lalu
si Gadis berkacamata memberikan contoh. Dia memegang kotak pensil si Gadis
cantik. “Dulu ada kata ‘Medfai’ dikotak pensil ini. Siapa Medfai?” tanya nya
pada si Gadis cantik.
“Itu
nama lama…” kata si murid pria berkaca mata sambil menahan tawa.
“Korn!”
balas si Gadis cantik mengingatkan agar dia diam.
Murid
keempat. Wave. Tanpa melakukan apapun, dia mengatakan bahwa semuanya pasti
sudah tahu apa potensinya. Sekian. Dan mendengar itu, mereka semua langsung
menatap ke arah Wave.
Murid
kelima. Ohm, nama lengkap Wichai Sai-ngoen. Saat ditanya tentang potensinya,
dia malah minta izin untuk minum karena lapar. Namun Guru Pom dengan tegas
memintanya untuk memperkenalkan diri dan potensinya. Jadi Ohm melakukannya.
Ohm
mengatakan bahwa dia belum menemukan potensinya. Tapi dia merasa bahwa
potensinya adalah untuk membuat semua orang tertawa. Dan mendengar itu mereka
memang tertawa, karena sikap konyol Ohm. Tapi dengan serius Wave menyuruhnya
untuk memberikan contoh.
Lalu dengan gugup, Ohm menghabiskan minumannya sambil berpikir. Dan kemudian dia menceritakan sebuah cerita lucu yang menyangkut nama Wave (yang bisa diartikan melambai). Dan semua orang pun tertawa serta melambaikan tangan. Kecuali Wave.
Dikantin. Pang serta Ohm tertawa mengenai kejadian dikelas tadi, karena lelucon Ohm bisa membuat seorang Wave terdiam. Lalu setelah itu, Pang mengingatkan agar Ohm berhati- hari saat membuat lelucon tentang orang lain, apalagi Wave. Dan Ohm merasa dia pernah mendengar nasihat yang sama dulu, mungkin dari Ibunya, itu yang Ohm pikir.
Tepat
disaat itu, Pang melihat Nack. Namun seperti berpura- pura tidak melihat, Nack
pergi begitu saja. Dan dengan heran Ohm pun bertanya ada apa. Tapi Pang
mengelak dan membalas bukan apa- apa.
Ohm lalu menanyakan tentang apa Pang telah mengetahui tentang potensi Pang. Dan Pang menjawab dengan jujur bahwa dia tidak tahu orang seperti apa dia sendiri.
Kemudian
karena penasaran, Pang pun menanyakan mengapa Ohm yakin bahwa membuat orang
tertawa itu adalah potensinya. Dan Ohm menjelaskan kalau potensi berasal dari
cerminan diri mereka, dan dia merasa membuat orang tertawa itulah kekuatannya.
“Lihat Namtaan. Kekuatannya bisa tahu hal- hal soal orang lain, itu karena dia orang yang ingin tahu,” jelas Ohm. Dan tepat disaat itu, Namtaan datang. Namun untungnya, Namtaan tidak mempersalahin itu.
Namtaan
datang untuk meminta pena nya yang dipinjam oleh Ohm. Tapi dengan santainya,
Ohm mengatakan bahwa dia akan membelikan Namtaan pena yang baru, karena pena
Namtaan hilang. Dan Namtaan pun menjadi kesal, dia mengatakan bahwa dia tidak
akan pernah mau meminjamkan apapun kepada Ohm lagi.
Dan setelah Namtaan pergi, Pang menyarankan agar nanti Ohm meminta maaf. Tapi tanpa merasa bersalah, Ohm membalas bahwa itu kan hanya pena dan dia bisa membelikan pena yang sama nantinya.
“Kalau
potensi adalah cerminan diri, kamu tidak lucu. Melainkan kamu pelupa. Waktu
kamu pinjam pulpen ku, itu hilang juga,” komentar Pang.
“Tidak.
Kalau itu benar potensiku, aku bakal jadi pahlawan super yang payah,” balas Ohm
tidak terima. Dan sambil tersenyum Pang membalas bahwa itu benar.
Tepat
disaat mereka sedang mengobrol. Folk dan teman- temannya lewat sambil berlari
dengan panik. Kemudian Folk mendekati meja mereka dan menitipkan tasnya kepada
Ohm, dia meminta agar Ohm mengembalikan padanya saat pulang sekolah nanti.
Setelah itu dengan terburu- buru, Ohm dan teman- temannya berlari pergi.
Dengan
kebingungan, Ohm memeriksa isi tas Folk. Dan dia menemukan sebuah amplop tebal
yang berisikan kunci jawaban. Lalu saat melihat Bu Ladda yang datang ke kantin,
Pang pun menjadi sadar kenapa Folk dan teman- temannya berlari terburu- buru.
Dan kenapa Folk menitipkan tasnya kepada Ohm.
Menyadari
hal itu juga, Ohm pun menjadi panik. Begitu juga dengan Pang. Lalu Pang
menyarankan agar Ohm menyerahkan saja tas tersebut langsung kepada Bu Ladda dan
memberitahu bahwa dia tidak sengaja menemukan tas tersebut. Tapi Ohm tidak
berani melakukan itu.
Kemudian
saat Bu Ladda mendekati meja mereka berdua. Pang serta Ohm langsung terdiam
dengan sikap gugup. Dan lalu Bu Ladda memberitahukan kepada mereka bahwa baru
saja ada murid yang mencuri sesuatu, jadi dia ingin memeriksa tas yang di
pegang oleh Ohm, karena tas itu tampak mencurigakan.
Namun
tentu saja, Ohm tidak berani memperlihatkan tasnya. Dan dengan tegas, Bu Ladda
menyuruh agar Ohm memperlihatkan isi tasnya. Tapi Ohm tidak bergeming.
“Kamu
harus bekerja sama!” kata Bu Ladda dengan tegas, karena Ohm tetap tidak
memperlihatkan isi tasnya. Tapi dengan gugup Ohm hanya diam dan memegang tas
nya dengan erat.
Kemudian
karena tidak sabar lagi, maka Bu Ladda pun merebut tas itu langsung dari Ohm
dan memeriksanya. Dan dengan cemas, Pang serta Ohm menatap Bu Ladda.
Saat
Bu Ladda melihat isi tas itu, dia terdiam untuk sesaat. Lalu melihat itu,
mereka berdua menjadi sedikit deg- degan. Namun tiba- tiba saja, Bu Ladda
mengembalikan tas itu.
“Maaf,
aku salah paham. Tasnya kelihatan mirip,” kata Bu Ladda. Dan lalu dia pergi.
Dengan
heran, Ohm memeriksa isi tas tersebut. Dan anehnya, amplop yang berisikan kunci
jawaban tersebut telah menghilang. Kemudian tiba- tiba saja, hidung Ohm mimisan.
“Hilang
kemana?” tanya Pang. Tapi Ohm juga tidak tahu dan dia sibuk menlap darah yang
keluar dari hidungnya. Namun sesaat kemudian, Ohm tersenyum.
Tags:
The Gifted
Lanjut ya kak,, bikin penasaran dramanya..
ReplyDeleteMau tnya donk mbk...klo nnton lakorn itu dmn ya?
ReplyDeletebisa nonton di youtube judul nya "the gifted"
Delete