Network : Dragon TV QQLive
Dikantor
H. Wei Kai memuji kopi buatan karyawan Grace. Dan sambil tersenyum, Grace membalas
bahwa semua itu dia pelajari dari Wei Kai. Lalu Wei Kai tertawa, karena dia
tidak tahu bagaimana caranya membuat kopi.
“Yang
aku maksud itu bakat. Lihat lah, kamu bukan hanya tahu bagaimana menjadi
seorang bos. Tapi juga tahu bagaimana menjadi seorang direktur,” jelas Grace,
menyindir secara halus.
“Kelihatannya
kamu berbicara kode hari ini. Aku bahkan tidak bisa menebak apa maksudnya.
Kelihatannya seperti kita melakukan lebih dari sekedar menikmati kopi hari
ini,” balas Wei Kai sambil tersenyum.
“Tentu
saja. Aku mengundang mu kesini untuk pelan- pelan menikmati kopi dan pelan-
pelan melihat drama yang kamu arahkan,” balas Grace dengan maksud tertentu.
Grup
perwakilan tiba di Wenda beserta dengan para wartawan dan reporter. Lalu
melihat itu, Mo Chen memberikan perintah kepada anak buahnya, untuk membawa
alat peraga sebagai climax dari pertunjukan ini.
Beberapa
orang datang sambil membawa sesuatu. Didepan pintu masuk Wenda. Mereka
melebarkan matras udara berwarna kuning besar. Dan menggunakan kipas angin,
mereka mengisi matras udara itu hingga mengembang dan membesar. Sehingga
apabila si Ace harus melompat, dia tidak akan terluka.
Rekaman
itu adalah tentang para karyawan yang sedang berdemo. Kemudian diatas atap
Wenda ada Ace yang berdiri disana sambil memegang sebuah kain merah panjang
yang terulur ke bawah.
“Aku
bekerja selama hidupku di Wenda. Istriku juga. Dia sama sepertiku, seorang
karyawan tua di Wenda. Karena kecelakaan yang terjadi di pabrik, dia menjadi
vegetarian. Dan dia telah berada di atas tempat tidur selama 8 tahun. Dan saat
ini dia masih membutuhkan obat untuk dapat bertahan hidup. Uang pesangonnya
masih belum keluar. Mereka membunuh keluarga ku dengan sengaja!” teriak Ace
dengan raut seolah- olah sedih dan menderita.
Seorang
pemeran kecil yang berada dibawah berteriak menyuruh Boss Wenda keluar. Dan
mendengar itu, semua orang pun ikut berteriak menyuruh Boss Wenda agar keluar.
Lin
Qian naik ke atas atap. Dia berlari mendekati Ace yang sedang berdiri di ujung
atap. “Kakek! Tidak ada yang tidak bisa di bicarakan!” teriak Lin Qian.
“Berhenti!
Jangan mendekat!” balas Ace.
“Kakek,
jangan berdiri disana, itu berbahaya. Aku sama seperti kamu. Aku juga korban
dari Wenda. Aku membuka sebuah toko online kecil untuk menjual beberapa pakaian
yang aku design. Aku menemukan sebuah pabrik untuk memproduksinya, tapi aku
ditipu oleh Wenda,” jelas Lin Qian tanpa tahu atau mengerti apapun. Dia mencoba
menghentikan aksi berbahaya si Ace yang disangkanya benar seorang korban.
Zhi
Cheng yang naik ke atas atap juga. Dia berjalan mendekati mereka berdua. Dan
melihatnya, si Ace menjadi panik. Dia mengancam agar mereka jangan mendekat
atau dia akan benaran melompat.
“Kamu
pikir masalahmu akan terselesaikan jika melompat beneran? Matras udara murah
yang berada dibawah sana, tidak akan bisa menyelamatkanmu,” jelas Zhi Cheng.
Mendengar
itu, si Ace melirik ke bawah. Dan menjadi takut sendiri. Lalu melihat si Ace
yang tetap tidak mau turun, Lin Qian pun menjadi panik, bagaimana bila si Ace
beneran meloncat.
Istri
si Ace yang barusan dikatakan Ace telah terbaring diatas tempat tidur selama 8
tahun. Dia datang menggunakan taksi. Dan ketika melihat suaminya yang benar
berada di atas atap, dia langsung berteriak memarahinya.
“Shen
Guoqiang! Apa kamu kehilangan pikiranmu? Kamu tidak menginginkan keluarga kita
lagi? Mengapa kamu melakukan ini? Apa aku tidak baik untukmu? Kamu melakukan
ini di belakang ku, bagaimana kamu akan memperbaikinya?” teriak si Istri sambil
merengek- rengek.
Dan
para karyawan demo yang mendengar itu jadi merasa heran.
“Aku
tidak beneran melompat. Aku hanya ingin uang saja,” jelas si Ace (Shen
Guoqiang).
Raut
wajah Wei Kai mengeras, saat dia melihat dan mendengar berita tersebut. Dimana
si Ace sedang berteriak menjelaskan kepada Istrinya. Dan Grace tersenyum
melihat raut wajah Wei Kai yang mengeras itu.
“Apa
kamu gila? Siapa yang memberikan kamu ide ini?” teriak si Istri.
“Cepat
turunlah dan berhenti mempermalukan kami, para pekerja!” teriak seorang
karyawan.
Shen
menjadi bingung serta panik sendiri harus bagaimana. Lalu karena itu, maka Shen
pun ingin turun saja. Tapi sialnya, kakinya malah tidak sengaja tergelincir.
Sehingga dia pun terjatuh.
Namun
untungnya, dengan sigap, Zhi Cheng berlari dan berhasil menangkap tangan Shen,
sebelum Shen beneran terjatuh ke tanah. “Jangan bergerak!” teriak Zhi Cheng
karena Sheng bergerak panik. Dan setiap orang yang berada di bawah menjadi riuh
karena cemas melihat itu.
“Tolong!
Tolong! Aku tidak ingin mati!” teriak Shen ketakutan.
Lin
Qian yang berada disana juga. Dengan sekuat tenaga dia memegang kaki Zhi Cheng
agar dia tidak ikut terjatuh. Sementara Zhi Cheng sendiri, dia sedang berusaha
untuk menarik Shen.
Didalam
kantor. Si Wakil berjalan mondar- mandir dengan panik sambil berusaha untuk
menghubungin Zhi Cheng. “Li Zhi Cheng, angkat! Angkat!” gumam si Wakil.
Kemudian
saat dia mendengar suara ribut- ribut diluar. Dan melihat melalui jendela.
Barulah si Wakil sadar bahwa Zhi Cheng sedang dalam kondisi yang berbahaya.
Lalu dengan segera dia pun berlari.
“Berhenti
bergerak! Aku tidak akan melepaskannya!” pinta Zhi Cheng sambil dengan sekuat
tenaga berusaha menarik Shen dengan menggunakan kedua tangannya. Saking
kuatnya, urat- urat Zhi Cheng tampak.
“Tolong!
Tolong! Tolong!” teriak Shen dengan panik dan takut.
Sementara
Lin Qian. Dia memegangin kaki Zhi Cheng yang terulur agar Zhi Cheng jangan
sampai ikut terjatuh juga sambil mengeluhkan bahwa Zhi Cheng sangat berat. Dan
para karyawan yang berada dibawah, mereka berteriak memberikan semangat.
Si
Wakil bersama beberapa karyawan datang ke atas atap dan membantu Zhi Cheng
dalam menarik Shen naik. Dan akhirnya, mereka pun berhasil menyelamatkan Shen.
Lalu si Istri yang melihat itu dari bawah menjadi lega dan kemudian dia
pingsan.
Shen
terduduk lemas. Kemudian dia mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah
menyelamatkan hidupnya. Namun Zhi Cheng tidak memperdulikan itu.
Dengan
segera Zhi Cheng memberikan perintah. Dia menyuruh anak buahnya untuk menjaga
Shen disini. Sementara si wakil (Yanzhi) harus ikut bersama dengannya. Dan
dengan keheranan, Yanzhi pun mengikuti.
Setelah
Zhi Cheng pergi. Lin Qian bertanya kepada si anak buah, apa Zhi Cheng itu
atasan mereka. Dan hampir saja si anak buah keceplosan menjawab bahwa Zhi Cheng
adalah bos. Namun untungnya, Monkey (nama samaran), langsung memotong.
“Yup.
Dia adalah kepala keamanan,” jawab si Monkey.
“Tidak
pernah terlihat seorang kepala keamanan yang begitu bersemangat,” puji Lin Qian
dengan kagum.
Plok… plok…
Grace bertemu tangan. “Pertunjukan yang sangat menarik.”
Pembawa
acara didalam berita melaporkan bahwa Shen berhasil diselamatkan dan pasti ada
seseorang dibelakang semua ini. Mendengar itu, Wei Kai berusaha bersikap tenang
dan biasa saja.
“Aku
harus pergi,” kata Wei Kai, lalu berdiri dari duduknya.
“Bos
Ning, bukan, Direktur Ning. Kamu menyutdarai sebuah pertunjukan yang bagus. Dan
apa kamu tidak akan bertanya jawab dengan para penonton?” tanya Grace dengan
sengaja sekali.
Mengerti
dengan maksud sebenarnya dari pertanyaan Grace. Wei Kai tersenyum tanpa berbalik
menghadap Grace yang berada dibelakangnya. Dia berusaha untuk tidak tampak
gugup. “Apa maksudmu? Bagaimana bisa aku yang menjadi Direktur nya?”
Dengan
nada tajam, Grace mempertanyakan bukankah hari dimana Wei Kai dan Mo Chen
menikmati snack dan berbincang, mereka berdua membahas tentang cerita ini. Lalu
sambil tersenyum, Wei Kai mengatakan bahwa Grace pasti salah paham, karena yang
mereka bicarakan adalah hal- hal random, tidak sedramatis seperti yang Grace
katakan.
“Apa
yang Wenda lakukan padamu?” tanya Grace dengan nada tenang.
“Ini
bukan tentang apa yang Wenda lakukan padaku. Didalam pasar, Wenda, Xin Baorui
milik kami, dan Si Meiqi adalah saingan. Persaingan adalah hal biasa,” jelas
Wei Kai.
“Persaingan
bisa menjadi sesuatu yang sekeji ini! Seseorang bisa mati dalam ‘persaingan
biasa’ ini. Atau apa kamu tidak tahu apa yang sedang terjadi?” balas Grace
dengan nada tinggi dan tajam sambil menunjuk ke arah TV.
Wei
Kai terdiam untuk sesaat. Senyum diwajahnya pun kini menghilang. Lalu dengan
sikap mengancam, dia mengatakan bahwa dia sangat menghormati Grace, tapi Grace
perlu menjaga mulut. “Aku seorang pengusaha. Aku sangat memperdulikan tentang
reputasi ku. Jangan membuat tuduhan palsu melawanku.”
Grace
tersenyum dan menyindir, mengapa Wei Kai sangat gelisah. Lebih Wei Kai tidak
tenang, maka lebih mencurigakan jadinya. Dan Wei Kai kembali tersenyum, dia
membalas bahwa Grace lah yang tampak lebih gelisah, seperti Grace memiliki
sesuatu yang mau diberitahukan padanya
bahwa mulai sekarang Grace akan berada di sisi Wenda.
“Menurut
mu?” balas Grace berteka- teki.
“Baiklah.
Aku memiliki urusan yang harus diurus, maaf aku tidak bisa bermain lagi. Bye,”
balas Wei Kai. Dan dengan cuek, Grace mengiyakan. Lalu Wei Kai pun pergi.
Si
Anak buah mendekati mobil Mo Chen dan memberitahukan bahwa ini sangat buruk,
karena pihak Wenda membawa Shen bersama mereka. Dan Mo Chen menghela nafas,
karena setelah semua trik yang
dipersiapkan ini, pihak Wenda malah membalikan nya menjadi sebuah drama.
Kemudia Mo Chen pun memberikan perintah untuk pulang.
“Boss
Chen, kamu bisa pergi duluan. Aku akan menyelesaikan ini dan menyusul,” kata si
Anak buah. Dan Mo Chen pun pergi duluan.
Menggunakan
pengeras suara. Yanzhi memberitahukan kepada seluruh karyawan yang berdemo
bahwa kini semuanya telah mengetahui situasi sulit di dalam Wenda. Mereka
(Pihak Wenda) ingin memecat seseorang bukan karena mereka benar- benar
menginginkan ini. Namun seluruh karyawan tidak perlu khawatir, karena mereka
akan membayarkan pesangon semuanya.
“Jika
kalian punya kekhawatiran tentang pesangon atau keluhan apapun. Melalui hukum,
kamu bisa pergi bertanya ke perwakilan pekerja. Tapi saya harap, kalian tidak
akan mempercayai gosip yang ada. Dan bercanda tentang hidupmu sendiri. Aku Gu
Yanzhi, wakil ketua dari Wenda. Aku berharap pada moment hidup atau mati, kita
semua bisa saling mengerti,” jelas Yanzhi.
Menggunakan
pengeras suara juga, seorang karyawan mengucapkan terima kasih kepada Zhi
Cheng, sehingga mereka tidak perlu melihat orang mati. Dan karena itu, maka dia
berpikir bahwa mereka bisa mempercayai perkataan Boss Gu. Lalu setelah itu,
semua pendemo pun bubar. Sementara grup perwakilan masuk ke dalam Wenda
dipimpin oleh Yanzhi.
Zhi
Cheng menghubungin anak buahnya, Ma Feng. Dia menanyakan dimana Lin Qian. Dan
melalui CCTV, Ma Feng melihat bahwa Lin Qian baru saja keluar dari gedung. Dan
dengan segera Zhi Cheng pun bergerak.
Didalam
mobil. Anak buah Mo Chen tadi serta beberapa anak buah yang lain, mereka
menunggu di dalam mobil. Dan ketika melihat Lin Qian yang baru saja keluar dari
dalam gedung. Mereka semua langsung keluar dari dalam mobil sambil membawa
beberapa pemukul besi dan berjalan mendekati Lin Qian.
Menyadari
hal tersebut. Lin Qian yang tidak tahu apapun menjadi panik. Dengan segera dia
masuk ke dalam mobilnya. Tapi sebelum Lin Qian sempat menjalankan mobilnya.
Seorang anak buah menusuk ban mobilnya dengan pisau agar kempes. Dan yang lain
memukul kaca mobilnya menggunakan pemukul besi.
Sehingga
Lin Qian tidak bisa melarikan diri. Lalu anak buah Mo Chen yang tadi, dia
membuka pintu mobil Lin Qian dan menarik Lin Qian keluar dengan kasar.
Lin
Qian berusaha untuk berlari dan kabur, tapi sayangnya dia tidak bisa, karena
anak buah yang lain langsung menahan tangannya. “Apa yang kalian lakukan? Siapa
kalian?” tanya Lin Qian dengan takut, karena dia tidak tahu ada apa.
Sebelum
seorang anak buah sempat menusuk wajah Lin Qian dengan pisau. Zhi Cheng datang
menaiki motor besarnya.
“Aku
senang kamu belum terlalu jauh. Aku punya sesuatu untuk diberitahukan padamu,”
kata Zhi Cheng dengan tenang sambil membuka helm nya dan turun dari motor.
“Berhenti
bicara! Selamatkan aku!” balas Lin Qian dengan panik.
Seorang
anak buah mengacungkan pisau nya dan mengancam agar Zhi Cheng jangan ikut
campur. Namun Zhi Cheng mengabaikannya dan berjalan mendekati mereka dengan
santainya sambil terus berbicara kepada Lin Qian.
“Seseorang
mengatakan aku sangat berat,” kata Zhi Cheng dengan tenang. Lalu beberapa anak
buah maju untuk menyerang Zhi Cheng, tapi dengan mudah Zhi Cheng berhasil
mengalahkan mereka.
“Aku
menemukan tentang Orderan itu. Wenda tidak ada membuat pernjanjian dengan kamu.
Itu adalah Ding Fei yang mendatangin nya,” jelas Zhi Cheng.
“Bisakah
kamu berhenti bicara dan fokus menyelamatkanku?” pinta Lin Qian dengan sedikit
putus asa dan panik.
Kemudian
disaat itu, beberapa anak buah yang telah kalah kembali berdiri dan ingin
menyerang Zhi Cheng. Namun dengan sigap, Zhi Cheng langsung menghindar, lalu
menyerang mereka, dan mengalahkan mereka. Sehingga mereka tidak bisa berbuat
apapun. Dan Lin Qian menatap tidak percaya melihat itu.
“Tapi
kamu telah menolong Wenda sebelumnya. Jadi syarat ganti rugi itu masih
berlaku,” jelas Zhi Cheng sambil tersenyum.
“Deal.
Aku akan mengirimkan kembali semua pakaian yang dibatalkan kepada Wenda,” balas
Lin Qian yang sudah lebih tenang dengan situasinya. Sementara Zhi Cheng terus
bertarung melawan beberapa anak buah yang masih bisa menyerang nya.
“Berikan
aku alamatnya. Aku akan mengirimkan kain nya kepadamu,” balas Zhi Cheng. Dan
Lin Qian langsung mengiyakan sambil tersenyum.
Si
anak buah Mo Chen yang tadi mulai merasa ketakutan sendiri saat Zhi Cheng
berjalan mendekatinya. Sambil berjalan mundur, dia menahan Lin Qian sebagai
sanderanya agar Zhi Cheng tidak bisa menyerangnya.
“Dengarkan
saranku, kamu lebih baik membawa saudara- saudara mu itu ke rumah sakit dulu.
Atau mereka akan cacat selama hidup mereka,” jelas Zhi Cheng sambil merebut
pemukul besi yang dipegang oleh si Anak buah. Kemudian Zhi Cheng menarik dan
membawa Lin Qian.
Dikarenakan
mobil milik Lin Qian telah hancur, maka Zhi Cheng pun menawarkan diri untuk
mengantar Lin Qian dengan motornya. Lalu untuk masalah perbaikan mobil Lin
Qian, dia akan memintanya kepada Bos Chen. Dan karena tidak ada pilihan lain
serta tidak bisa berbuat apapun, maka Lin Qian pun setuju.
Setibanya
dirumah Lin Qian. Zhi Cheng meminta We Chat Lin Qian agar lebih mudah untuk
menghubungin nya saat barang diantarkan. Dan Lin Qian pun menscan barcode We
Chat Zhi Cheng, lalu menambahkannya sebagai teman.
Dikantor.
Yanzhi memberitahukan kepada Zhi Cheng bahwa permasalahan dengan pekerja
akhirnya bisa diatasi. Dia memberikan print nan excel yang memberikan rincian
pesangan yang harus dibayarkan.
“Kejadian
ini tidak terlalu mempermalukan kita di depan Grup perwakilan. Tapi sebelum
mereka datang ke sini, mereka telah menetapkan pilihan untuk bekerja sama
dengan Xin Baorui. Ini hanya masalah kesopanan, makanya mereka datang ke sini,”
jelas Yanzhi.
Dengan
serius Zhi Cheng mendengarkan sambil membaca print nan yang Yanzhi berikan.
Kemudian Yanzhi menanyakan kapan Zhi Cheng berencana untuk mengumumkan
kedatangangnya secara resmi kepada publik.
“Ini
belum waktunya. Nomor telpon yang aku minta kamu check kan, apa kamu sudah
mencari tahu tentang itu?” tanya Zhi Cheng.
“Oh.
Nomor itu milik Louis (Grace), kepala editor di perusahaan fashion H,” jawab
Yanzhi.
“Apa
kita pernah bekerja dengan mereka sebelumnya?”
“Dia
memiliki hubungan yang dekat dengan kakak mu. Dia cukup berpengaruh dalam dunia
fashion. Bagaimana kamu mendapatkan nomornya? Ditambah itu adalah nomor
pribadinya.”
“Sebelum
pekerja itu mengancam untuk melompat dari bangunan. Dia memperingatkan ku
melalui sms,” jelas Zhi Cheng. Dan dengan penasaran, Yanzhi jadi bertanya-
tanya bagaimana bsia Grace mengetahui tentang kejadian tersebut.
Ditepi
laut. Tempat dimana mobil Zhi Qian tenggelam, sehingga Zhi Qian meninggal.
Disana Grace berdiri merenung sambil memakai payung, karena sedang turun hujan.
Grace
mengingat, ketika Zhi Qian menghubunginya. Disaat itu Zhi Qiang mengatakan
bahwa ada suatu rahasia yang akan Grace segera ketahui. Dan dengan nada yang
sedikit manja, Grace pun membalas mengapa Zhi Qian mencoba untuk membuatnya
penasaran lagi.
Namun
Zhi Qian tidak mau memberitahu dahulu, dia mengajak Grace untuk bertemu di
tempat lama besok. Dan Grace pun mengiyakan.
Keesokan
harinya. Grace menunggu Zhi Qian direstoran, tapi Zhi Qian belum datang. Jadi
Grace pun menghubunginya, “Kamu tidak pernah telat. Aku sudah menunggu mu
disini sangat lama sekarang,” kata Grace meninggalkan pesan suara untuk Zhi
Qian sambil tersenyum.
Namun
tiba- tiba saja, disaat itu, sebuah berita mengabarkan tentang mobil Zhi Qian
yang baru saja diangkat dari dalam laut. Dan Zhi Qian yang berada di dalamnya
telah meninggal.
Melihat
berita itu, Grace tampak sangat terkejut sekali. Lalu dia pun menjadi tidak
fokus, sehingga ketika dia akan berdiri, tanpa sengaja dia terjatuh. Dan
setelah itu Grace pingsan tidak sadar kan diri.
Zhi
Cheng berjalan mendekati Grace. Dan menyadari hal itu, Grace membuka kaca mata
hitam yang di gunakannya dan memandang ke arah Zhi Cheng.
“Pesan
peringatan yang dikirim kan tentang kecelakaan pekerja itu. Apa itu kamu?” tanya
Zhi Cheng langsung, tanpa berbasa- basi.
“Kamu
menemukan ku begitu cepat,” balas Grace.
“Mengapa
kamu membantu ku?” tanya Zhi Cheng sambil melihat ke arah laut.
“Ini
tempat dimana kakak mu meninggal,” balas Grace, tidak menjawab pertanyaan Zhi
Cheng.
“Apa
hubungan mu dengan nya?”
Ditempat
lain. Ditoko. Lin Qian dan Yayi sibuk menghubungin pelanggan mereka untuk
meminta maaf. Kemudian disaat itu, kakak Lin Qian datang. Dia berada tepat di
depan pintu.
Tags:
Our Glamorous Time
Lanjut ya kak...sampe tamat
ReplyDeleteSuka..suka pke bangets
ReplyDeleteSuka...suka pke bangets
DeleteSmngt kk
ReplyDeletelanjut ya min sampai selesai, suka sama ceritanya
ReplyDeleteLanjutkan sampai selesai kak ,semsngat...
ReplyDeleteLanjut y kak...dtunggu
ReplyDeleteKu tunggu kelanjutan ny y kak...terima kasih
ReplyDeleteLanjut y kak....slalu menunggu
ReplyDeleteMaaf ya kak.. Lama update..
DeleteTapi ini pasti bakal saya lanjutkan sinopnya.