Sinopsis Lakorn : Khun Chai Puttipat Episode 4 - part 3




Khun Chai Puttipat (2013) Episode 4 - Part 3

Network : Channel 3

General Pinit ingin menemui Keaw, dia beralasan bahwa dia mau memberikan semangat kepada Keaw, dan sebagai walinya, Ingorn juga ingin ikut menemui Keaw. Tapi Chai Pat langsung menghalangin mereka berdua, dia menjelaskan bahwa sekarang Keaw sedang tertidur, jadi percuma bila mereka masuk ke dalam.

Dan karena itu, maka mereka berdua pun tidak jadi masuk ke dalam kamar Keaw.



Krit dan Nun bersembunyi di belakang dinding, ketika mereka melihat serta mendengar pembicaraan itu, mereka menjadi kesal. Menurut Krit, setahunya Keaw baik- baik saja. Dan Nun setuju, menurutnya Keaw pasti telah menggoda Chai Pat.

“Dia menggunakan profesinya untuk berbohong dan melindungin pasien dari General Pinit,” kata Krit dengan kesal.

“Hei. Jangan salahkan Dokter Khun Chai ya. Itu Keaw. Aku yakin dia telah menggoda Dokter Khun Chai,” balas Nun dengan kesal. Dia membela Chai Pat.



Ingorn datang menjewer kuping kedua anaknya yang berniat melakukan sesuatu yang bodoh kepada Chai Pat serta Keaw. Dia memperingati mereka untuk berhenti dan jangan bertingkah berlebihan, jika General sampai tahu bahwa Keaw tidak sakit, melainkan menjadi seperti ini untuk menghindari nya, maka mereka akan dalam masalah.

Pertama, General Pinit tidak akan menginginkan Keaw lagi. Dan kedua, itu berarti mereka akan kehilangan uang. Ketiga, jika General Pinit tahu, maka uang pertama yang diberikan padanya akan diminta kembali.



Keaw mengintip melalui jendela, disaat dia melihat General Pinit serta Ingorn dan yang lainnya telah pergi, dia menjadi lega. Lalu Chai Pat datang, dia menasehati Keaw bahwa Keaw tidak bisa berbohong terus setiap harinya untuk bisa tinggal disini.

“Aku tidak ingin melakukan ini. Tapi aku tidak punya pilihan lain,” kata Keaw.

“Mengapa kamu tidak memberitahu keluarga mu untuk menjemput mu di sini?” tanya Chai Pat dengan heran.



Keaw menceritakan segalanya, Ayahnya adalah satu- satunya keluarganya, dan kini Ayahnya sedang sakit. Juga dia tidak tahu bagaimana harus menghubungin Ayahnya, karena rumah mereka tidak ada telpon. Lalu Chai Pat menanyakan kerabat Keaw yang lainnya. Tapi Keaw tidak memiliki satu kerabat pun.


“Jangan khawatir, Khun Chai. Aku tidak akan mengganggu mu lagi. Hanya membiarkan aku untuk menghindari mereka hari ini saja, aku senang. Aku janji. Aku tidak akan menyebabkan kamu terkena masalah karena berbohong kepada orang lain untukku lagi,” kata Keaw. Dan lalu mereka berdua saling terdiam.



Malam hari. Dirumah. Baibua memarahi Ingorn saat mengetahui bahwa Keaw sakit lagi. Dan untuk menenangkan nya, maka Krit mengatakan bahwa dia berjanji akan mengunjungin Keaw pagi- pagi sekali, lalu ketika operasi selesai dia pasti akan segera memberitahu.

Nun menambahkan bahwa itu benar, bahkan jika besok operas tidak jadi di lakukan, maka dia pasti akan langsung membawa Keaw ke rumah General.


Tepat disaat itu, telpon berbunyi. Karena takut bahwa yang menelponnya adalah penagih hutang, maka Ingorn menyuruh Mali untuk mengangkatkan telpon itu. lalu dia berserta kedua anaknya berdiri menjauh dari telpon.

Ternyata yang menelpon adalah Kiti, Ayah Keaw. Mendengar itu, Mali langsung berbicara dengan suara pelan, dia memberitahu bahwa sekarang Keaw sedang berada di rumah sakit karena sakit, jadi lebih baik Kiti segera ke sana untuk menjemputnya.



Mendengar itu, Kiti menjadi cemas dan bingung. Tapi Mali meminta Kiti untuk mempercayainya, dan segera pergi menjemput Keaw. Lalu Mali memberitahu kan nama bangunan, nomor kamar, serta nama rumah sakit, tempat Keaw dirumah.

Kiti lalu meminjam pensil dan kertas untuk menuliskan alamatnya. Tapi Jit yang merupakan penagih hutang, dia tidak mau memberikannya secara gratis, jadi Kiti berjanji bahwa dia pasti akan membayar untuk itu. Lalu setelah mendapatkanya, Kiti langsung menuliskan nya.


Setelah Mali menutup telpon, Ingorn langsung menanyakan siapa itu. Dan Mali berbohong, dia mengatakan bahwa itu adalah kerabatnya yang ingin meminjam uang.


Mereka berempat kembali mengobrol. Baibua mengatakan bahwa dia tidak bisa mempercayai mereka lagi, jadi dia akan menyuruh para anak buah General saja yang menjaga Keaw. Tapi Ingorn tidak mau, dia berjanji bahwa dia sendiri yang akan mengantarkan Keaw kepada General nantinya. Dan secara serempak, Krit serta Nun membenarkan itu.



Dikantor penagih hutang. Kiti memohon agar di izinkan untuk menggunakan telponnya sekali lagi, tapi kepala desa tidak mau, karena ini bukan telpon biasa melainkan telpon antar kota. Namun Kiti terus memohon, jadi akhirnya dia pun di izinkan, tapi hanya boleh sebentar saja dan akan di kenakan biaya juga.



Keaw duduk termenung di atas tempat tidur, lalu tiba- tiba saja disaat itu telpon diatas meja berbunyi. Jadi dia pun mengangkatnya. Karena awalnya tidak tahu siapa itu, maka ketika si Penelpon bertanya apa benar ini dengan Keaw, jadi Keaw pun mengiyakan.

Namun ketika Keaw tahu bahwa orang yang menelponnya adalah General Pinit. Dia menjadi ketakutan serta cemas, dengan alasan masih sangat sakit dan tidak bisa berdiri lama, maka Keaw pun langsung mematikan telpon itu.


General Pinit menjadi bingung dan kesal, karena Keaw tiba- tiba saja mematikan telponnya begitu saja. Lalu si Juara dua, dia mendekati General Pinit dengan manja, dan mengajaknya untuk makan bersama.

“Aku lebih baik mati. Aku tidak ingin makan apapun. Keluar dari sini. Aku tidak ingin melihat siapapun!” teriak General Pinit dengan marah.



Ketika si Juara dua baru pergi, Baibua datang tepat waktu. Dengan cepat, General Pinit menanyakan tentang Keaw, dia menanyakan apa Keaw tidak menyukainya, apa Keaw tidak ingin menjadi pujaan hatinya.

“Kamu bilang Ayahnya mempercaya kan hidup anaknya kepada ku. Dan dia setuju untuk tinggal disini!! Apa maksudnya itu? Kamu bohong? Hah?” tanya General Pinit sambil memegang erat kedua lengan Baibua.

“Tenang lah. Itu bukan bohong,” jawab Baibua berbohong.



General lalu menjelaskan tentang operasi yang harus dijalanin oleh Keaw, dan itu akan menimbulkan bekas. Dan dengan gugup, Baibua menjelaskan bahwa itu tidak akan meninggalkan bekas serta Keaw tidak perlu dioperasi, karena itu cuma alergi seafood saja.

“Dia akan membaik setelah meminum antibiotik. Aku jamin tidak ada operasi. Tidak akan ada bekas yang membuat mu kesal. Santai lah!!” jelas Baibua.

Dan walaupun masih merasa sedikit kesal, tapi General Pinit akhirnya mulai sedikit tenang, karena mengetahui bahwa kulit Keaw akan tetap bersih.


Dirumah. Chai Pee dan Chai Lek menggoda Chai Pat, mereka mengatakan bahwa Keaw pasti berpura- pura sakit untuk biar bisa lebih dekat dengan Chai Pat. Dan dengan tegas, Chai Pat menyuruh mereka berhenti.

“Lihat lah! Telinga P’Chai Pat!! Telinganya memerah!!” kata Chai Pee dan Chai Lek sambil tertawa keras, menggoda Chai Pat.

“Ini tidak seperti itu. Keaw melakukan ini, karena dia tidak ingin menjadi selir General Pinit,” jelas Chai Pat sambil berjalan sedikit menjauhi mereka berdua.



Mengetahui itu, Chai Pee serta Chai Lek mengatakan bahwa Chai Pat tidak perlu khawatir bersaing dengan General Pinit, karena mereka tidak pernah takut apapun.

Dan dengan cepat serta tegas, Chai Pat menyangkal bahwa dia bukan saingan siapapun, lalu Chai Pat menjelaskan bahwa dia merasa seperti Keaw tidak ingin dia terlibat dalam masalahnya.

“Oo… aku mengerti! Dia mencoba segala cara untuk melarikan diri dari General Pinit. Tapi dia masih mengkhawatir kan kamu,” jelas Chai Lek.

“Lihat dia, P’Chai Lek. Keaw tahu bahwa General adalah orang yang berkuasa. Itu mengapa dia mencoba menolong dirinya sendiri, karena dia tidak ingin menjadi beban untuk P’Chai Pat,” tambah Chai Pee.

“Kamu gila. Ini tidak seperti itu. Dia tidak punya perasaan untuk ku dan aku tidak punya perasaan untuk nya juga,” sangkal Chai Pat.



Chai Pee dan Chai Lek menggoda Chai Pat lagi, mereka mengatakan bahwa seharian ini Chai Pat hanya memikirkan dan menyebutkan tentang Keaw saja. Sedangkan kencannya dengan Marathee tidak di ceritakan.

Dan mendengar itu, Chai Pat baru teringat bahwa dia belum ada menghubungin Marathee untuk meminta maaf. Tapi dia merasa bahwa dia telah bertanggung jawab, karena tadi dia ada menyuruh Somboon untuk mengantar Marathee pulang.

“Oo. Kamu baru sadar sekarang?” kata Chai Lek dan Chai Pee secara bersamaan.



Diruang tamu. Taewapan sekeluarga berkumpul. Taewapan merasa sangat kesal akan kelakuan Chai Pat kepada Marathee. Dan Katesara yang berada disana, dia mengatakan bahwa mungkin saja Marathee dan Chai Pat memang tidak berjodoh. Tapi Taewapan tidak peduli.

Taewapan mengatakan bahwa tidak seorang pun yang bahagia, jika mereka tidak kaya. Dan dia menasehati Marathee untuk tidak buta cinta seperti Katesara. Lagian anak Jutathep berhutang hidup padanya, dan mereka harus bertanggung jawab untuk itu.



“Aku mengorbankan diriku sendiri untuk Ayah mereka. Nenek mereka tidak bisa mengabaikan itu dan bertingkah seperti dia tidak tahu apapun. Dua saudara tertua mereka telah merusak perjanjian. Khun Chai Pat tidak berhak untuk menolak kita. Jika tidak, aku tidak akan melepaskan Nenek Aeit!!” kata Taewapan dengan marah.

Mendengar itu, Marathee serta Rampa meminta Ayahnya untuk jangan melakukan itu, jika tidak maka mereka akan melarikan diri dari mereka. Sementara Rampa hanya diam.



Keaw merasa stress, saat telpon terus berbunyi. Dia menutup telingannya, tapi telpon terus saja berbunyi.



Ternyata yang menelpon itu adalah Kiti. Dan saat Keaw tidak menjawab telponnya, Kiti pun menjadi cemas. Kiti meminta perawat untuk pergi ke kamar Keaw serta memeriksa. Lalu tiba- tiba telpon mati.

“Waktu menelpon berakhir,” kata Kepala Desa dengan tegas.

“10 baht! Bayar!” tambah Jit dengan ketus sambil mengulurkan tangan.


Didalam kamar. Chai Pat memikirkan tentang perkataan Keaw yang mengatakan bahwa dia tidak akan membuat Chai Pat ke dalam kesulitan. Serta perkataan Chai Pee dan Chai Lek yang mengatakan bahwa Keaw melakukan itu, karena Keaw khawatir kepadanya.



Piangporn masuk ke dalam kamar Keaw dan menanyakan kenapa Keaw tidak menjawab telponnya. Dan dengan takut, Keaw mengatakan bahwa dia merasa tidak sehat, jadi dia mau telpon itu di bawa pergi saja. Lalu Piangporn pun mengambil telpon itu.

“Mengapa dia tidak akan menjawab telpon dari Ayahnya?” gumam Piangporn sebelum keluar dari kamar Keaw. Mendengar itu, Keaw merasa sangat terkejut.


Kiti memohon kepada kepala desa untuk di izinkan menggunakan telpon itu sekali lagi. Tapi mereka tidak mau, mereka juga malah mengatai betapa kasihan nya Kiti. Menurut mereka, Keaw pasti telah meninggalkan Kiti, karena sekarang Keaw sudah sukses.

Kiti merasa kepalanya sakit sekali, tapi dia mengabaikan rasa sakit itu. Dia memohon dengan sangat kepada kepala desa dan Jit untuk membiarkan dia menggunakan telponnya sekali lagi. Tapi karena Kiti tidak punya uang lagi, Jit tidak mau mengizin kannya.



Piangporn merasa capek sekali atas permintaan aneh Keaw yang ingin tenang. Lalu tiba- tiba saja seseorang memegang bahunya, dan Piangporn pun terkejut. Lalu saat dia berbalik, ternyata orang yang menyentuhnya adalah Keaw.

Keaw meminta telponnya dikembalikan, dan mendengar itu Piangporn pun menjadi heran, karena barusan Keaw menyuruhnya untuk membawa telpon itu. Dan sambil menangis, Keaw menjelaskan bahwa dia ingin menghubungin Ayahnya, karena Ayahnya sedang sangat sakit.


“Tapi kamu sendiri yang tidak mau menjawab nya tadi,” kata Piangporn.

“Aku kira tadi… Tolong kembalikan telponnya padaku ya, mana tahu Ayahku menelpon lagi. Aku mohon padamu,” pinta Keaw sambil menangis. Dan tepat disaat itu, telpon rumah sakit berbunyi.



Kepala desa serta Jit menarik telpon itu balik, tapi Kiti menahannya dan memohon. Dia meminta agar mereka menunggu sebentar lagi saja.


Keaw menahan Piangporn yang hendak menjawab telpon itu, dia meminta agar Piangporn mau mengembalikan telpon di kamarnya tadi. Dan dengan kesal, Piangporn pun menasehati Keaw bahwa dia harus menjawab telpon dulu, karena takutnya ada hal darurat.



“Seseorang mengangkat! Seseorang mengangkat!” kata Kiti kepada kepala desa dan Jit. Lalu dia berbicara kepada Piangporn dan meminta disambungkan dengan Keaw.


Dan Piangporn pun memberikan telpon itu kepada Keaw. Lalu tentu saja, dengan senang Keaw segera mengangkat telpon itu. Dan ketika mendengar suara Ayahnya, Keaw tersenyum senang.

Post a Comment

Previous Post Next Post