Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 19 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Krit
sudah tiba di rumahnya lagi. Pikirannya masih kacau.
Ya
sedang merajut di ruang tamu. Peuk menghampirinya dengan pot bunga hadiah dari
Krit yang di tinggal di kursi taman. Dia bertanya, apa boleh dia membawa bunga
itu ke kamar Ya? Karena bunga itu di bawa Krit sebagai penyemangat untuk Ya.
Bunga ini berarti harapan, agar Ya bisa kembali berjalan lagi.
“Tidak
perlu, P’Peuk. Tinggalkan saja di sini, nanti aku yang bawa.”
Ya
melihat bunga itu, “Bunga yang berarti harapan. Ada saat dimana seharusnya kita
tidak memberikan harapan dari awal!” gumamnya.
--
Krit
menyalakan ponselnya dan melihat kalau ada banyak panggilan tidak terjawab dari
Khun Nat. Dia jadi khawatir dan menelpon Khun Nat. Dan yang mengangkat
teleponnya adalah seorang pria, dan tentu Krit jadi khawatir.
Krit
pergi ke sebuah gedung, sepertinya hotel gitu. Dia masuk dan pelayan restoran
di sana bertanya apa dia Khun Krit? Dia orang yang menjawab ponsel Khun Nat
tadi. Dan pelayan itu menunjukkan Khun Nat yang tertidur karena meminum banyak
alkohol.
Krit
berusaha membangunkannya. Khun Nat terbangun dan bertanya, kenapa kau bisa ada
di sini? Krit menjelaskan kalau dia melihat panggilan tidak terjawab Khun Nat,
dan saat dia menelpon orang yang mengangkat memberitahu kalau Khun Nat mabuk.
Jadi, Krit menawarkan diri mengantar Khun Nat pergi.
“Kemana
kau menghilang?” racau Khun Nat.
“Aku
melakukan beberapa tugas.”
“Kau
benar-benar… pandai berbohong. Lupakan itu. Masalahku tidak penting bagimu. Aku
tidak pernah penting bagi siapapun. Bawakan aku alkohol lagi. Aku masih mau
minum. Jangan pedulikan aku. Pergi saja
kemanapun kau mau!”
“Khun
Nat, kau mabuk. Kau harus pulang,” paksa Krit.
Khun
Nat melawan. Dia menatap Krit dan bertanya apa yang Krit inginkan darinya?
“Aku
tidak menginginkan apapun darimu. Aku hanya mau kau mencintai dirimu sendiri.
Karena jika kau mencintai dirimu, kau akan melihat nilai dari dirimu, dan orang
lain juga akan melihatnya.”
“Siapa?
Suamiku telah mati. Apa adikku? Dia ingin selalu berada di atasku. Atau kau?
Yang melihat kalau selingkuhan suamiku patut di kasihani. Dan kemudian
menekanku dan berkata kalau aku orang yang melukainya! Siapa itu? siapa yang
akan melihat nilaiku?” tangis Khun Nat. “Jika kau tidak seperti yang ku
katakan, maka buktikan. Cium aku!”
Krit
menyadarkan Khun Nat. Tetapi, Khun Nat semakin menggila dan mencium bibir Krit
sebelum akhirnya pingsan. Krit tampak tidak menyukai ciuman tersebut.
--
Krit
membawa Khun Nat pulang. Dan Da menunjukkan arah kamar Khun Nat. Da bertanya
pada Krit apa yang terjadi? Tidak biasanya dia mabuk hingga seperti ini. Krit
juga tidak tahu dan pamit untuk pulang. Da berterimakasih atas bantuan Krit.
Da
tetap berada di kamar Khun Nat. Dia tampak khawatir dengan Khun Nat. Apalagi
Khun Nat menangis dan bertanya siapa yang benar-benar mencintainya? Da tampak
merasa bersalah.
--
Krit
pergi ke kantor dan dia berpas-pasan dengan Khun Nat. Krit berusaha bersikap
biasa saja. Khun Nat juga berusaha bersikap seolah tidak ada yang terjadi, dia
menatap Krit.
“Mengenai
kemarin…”
“Tidak
perlu membahasnya lagi,” potong Krit.
Khun
Nat menatapnya. Dan Krit menghindari tatapannya, dia juga memilih naik tangga
untuk ke ruangannya daripada naik lift. Khun Nat tampak kecewa.
--
Na
mengikuti Khun Wiset yang pergi ke ruangan kosong untuk mengangkat telepon.
Yang menelpon Khun Wiset adalah Khun Chukiat yang mendapat laporan kalau waktu
di gudang ada orang yang mengikuti Khun Wiset. Khun Wiset berusaha menenangkan
Khun Chukiat, tetapi Khun Chukiat tidak mau mendengar. Dia tidak mau terkena
masalah dengan Khun Wiset.
Khun
Wiset selesai telepon. Na panik dan mendorong roda kursi rodanya dengan cepat
melewati lorong tersebut. Untung Thi ada di ruangan sebelah dan menyembunyikan
Na sehingga tidak ketahuan Wiset. Na kaget melihat Thi.
Thi
membawa Na ke ruangannya. Dia bertanya apa yang Siriya lakukan di sana tadi?
Dia melihat Na mengikuti Khun Wiset. Dan dia bisa menebak kalau dia tahu
sesuatu. Na membantah.
“Jangan
berbohong!”
Untung
Krit masuk dan bertanya apa yang terjadi? Na menjawab tidak ada dan mengajak
Krit untuk pergi melakukan terapi fisik. Dia berusaha menghindar dari Thi.
“Tunggu.
Jangan kira kau bisa kabur dari ku. Kalian pasti tahu sesuatu mengenai
P’Wiset!” cegah Thi.
“Benar.
Dan aku juga tahu kalau kau pasti tahu sesuatu juga. Jadi, kita tidak perlu
saling merahasiakan hal ini lagi.”
“Apa
maksudmu?”
“Kami
punya bukti kalau Khun Wiset adalah pemilik dari perusahaan Gray Market,”
beritahu Krit.
--
Wiset
merasa panik. Ternyata tadi, dia melihat kursi roda Siriya di depan ruangan
itu. Dia sadar kalau Siriya menguping. Dan dia menelpon seseorang.
“Lenyapkan
semua orang yang mengganggu!” perintah Khun Wiset.
--
Chet
menemui Khun Nat dan menyerahkan flashdisk-nya. Di dalamnya adalah informasi
pengeluaran dari dept PR Khun Paradee 3 tahun yang lalu. Dan dia sudah
melakukan sesuai instruski Khun Nat. Khun Nat berterimakasih atas bantuannya.
“Tunggu.
Ada satu hal lagi yang harus kau lakukan.”
--
Krit
menunjukkan informasi yang telah di kumpulkannya dan menjelaskan segalanya pada
Thi. Dan Na membahas mengenai dana pengeluaran 50 juta 3 tahun lalu yang di
ajukan oleh dept. PR. Thi bingung karena baru mengetahui hal ini. Dan Krit
menjelaskan hal tersebut.
Chet
mengetuk pintu ruangan. Dia datang untuk memberikan dokumen penting pada Thi
sesuai perintah Khun Nat. Dia menyerahkan dokumen tersebut dan pamit keluar.
Thi
membuka amplop dokumen dan isinya adalah flashdisk. Khun Nat menelpon Chet
melalui ponsel, bukan telepon kantor dan berterimakasih atas bantuan Chet.
Thi
menelpon Khun Nat dan berkata kalau dia akan pergi ke kantor polisi sekarang
dan menyerahkan buktinya. Dia berterimakasih atas bantuan Khun Nat terkait
flashdisk tersebut. Thi pergi dengan membawa Siriya bersama. Krit sudah
berangkat duluan dengan mobilnya ke kantor polisi.
Sebuah
motor masuk ke dalam parkiran perusahaan. Pria yang menaiki motor itu
mengenakan pakaian hitam dan helm yang menutupi wajahnya. Saat melihat Thi dan
Siriya, pria itu mengeluarkan pistolnya. Dia mengarahkan pistol ke arah Siriya
dan menembak. Thi melihatnya, dan langsung melindungi Siriya dengan tubuhnya.
Pistol menembus bahu Thi dan membuat Thi tidak sadarkan diri.
Si
penembak segera melarikan diri dengan motornya. Na mengejarnya dengan sepatu
rodanya. Mereka saling berhadapan. Si penembak menaikkan gas dan siap menabrak
Na. Na mengayuh roda kursi roda dengan cepat dan melewati polisi tidur, kursi
roda nya melayang dan dia berhasil merebut pistol si penembak.
Dia
mengarahkan pistol itu dan berusaha menembak, tetapi si penembak berhasil
menghindar dan kabur.
Na
melihat tubuh Thi di tanah dan bersimbah darah. Posisinya terlalu jauh dari
Thi. Dan setelah beberap saat, dia memutuskan untuk turun dari kursi roda dan
berlari menghampiri Thi. Dia berusaha menyadarkan Thi.
Da
lewat dan melihat Siriya yang berjalan dan Thi yang bersimbah darah.
“Apa
yang terjadi pada P’Thi, Siriya?”
“Khun
Thi tertembak. Telepon ambulans sekarang!”
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy
Cuma bisa.
ReplyDeleteTrimakasihhh
.semangattt