Network : GMM One
Punn berhasil memecahkan bilangan
biner yang tertulis di kertas dokumennya untuk mencari keberadaan lencana. Dan
setelah menemukan tempatnya, dia meminta Claire untuk menggantikannya
menyelesaikan semua soal yang ada, lalu memberitahu dia lokasi nya.
Kemudian setelah itu, Punn pun
pergi untuk mengambil lencana di lokasi yang di pecahkan nya. Dan Joe segera mengikutinya.
Sementara Pang dan Wave mereka
sibuk berdiskusi. Pang mengajak Wave untuk segera menjalankan rencana mereka
saja, karena saat ini dia tidak memiliki lencana. Dan juga karena, rencana
mereka ini bisa membuat mereka di keluarkan juga, jadi tidak masalah bila
mereka tidak memiliki lencana.
Ohm dan Namtaan menghampiri mereka
berdua dan menawarkan bantuan, tapi Pang menolak. Pang menjelaskan kepada
Namtaan dan Ohm bahwa dia serta Wave tidak akan mengikuti ujian, karena mereka
ada urusan penting.
“Urusan penting apa? Bilang saja,”
kata Ohm.
“Ya. Apa yang lebih penting dari
masa depan mu? Kamu bisa dikeluarkan!” tambah Namtaan.
“Aku tahu. Tapi ini penting
sekali. Aku nggak bisa bilang sekarang. Tapi aku janji, kalau kami berhasil,
akan ku katakan semuanya. Percayalah,” jelas Pang.
Namtaan mempercayai Pang, tapi dia
tidak mau kalau Pang sampai dikeluarkan. Kemudian Ohm pun menyuruh agar Pang mengurus
urusan penting itu saja, dan masalah lencana, mereka berdua yang akan
mencarikannya untuk Pang.
Dan Pang pun berterima kasih
kepada mereka berdua. Lalu karena waktu nya sudah sempit, maka Pang serta Wave
pun segera berlari pergi untuk menjalankan rencana mereka.
“Apa sih yang mereka lakukan?” tanya
Ohm dengan heran. Kemudian dia teringat akan sesuatu,” Berarti kita harus
menemukan lencana buat Wave juga?” tanya Ohm. Dan Namtaan menganggukan
kepalanya.
“Oh… sialan!!” keluh Ohm, merasa
lelah.
Didalam ruang rapat. Direktur
menjelaskan tentang peningkatan prestasi yang di dapat disekolah ini. Lalu
setelah itu, dia mulai membahas tentang para Murid Kelas Berbakat. “Usaha kami
mengembangkan potensi mereka membuat mereka makin bersinar,” jelas Direktur.
Murid pertama. Punn. Dia berbakat
di bidang matematika, dan lebih cepat belajar dari siswa lain.
Didalam kelas. Punn melompat
diatas kursi untuk mencapai bohlam lampu, dimana sebuah lencana terdapat
disana. Dan dia berhasil mendapatkan lencana tersebut.
Claire yang
mendengar suara kursi terjatuh dari telpon, dia mengomeli Punn agar jangan
nekat, jika tidak maka Punn bisa terluka. Dan dengan santainya, Punn mengatakan
bahwa dia baik- baik saja, karena dia pernah melihat Mon melakukannya.
“Oke. Pergi
lah ke kelas 2. Panel di belakang kelas,” kata Claire menjelaskan lokasi
selanjutnya.
Tanpa
sengaja, Pena Claire terjatuh, jadi Claire pun menunduk untuk mengambilnya. Dan
tepat disaat itu, Claire melihat laptop milik Wave. Lalu seperti terpikirkan
sesuatu, dia tersenyum senang.
Murid kedua.
Jack dan Joe. Si kembar. Mereka berbakat dalam bidang kimia, dan karena mereka
kembar, maka perkembangan mereka cukup serupa. Mereka seakan memiliki koneksi
psikis.
Joe
menghubungin Jack dan menyuruhnya agar memecahkan soal dari bawah, karena jika
memecahkan soal dari atas, maka mereka tidak akan sempat mengejar, karena
selalu kedahuluan oleh Punn. Lalu saat berada diruangan selanjutnya, Joe
akhirnya berhasil menemukan satu lencana.
Kemudian
mengikuti arahan dari Jock, maka Joe pun masuk ke dalam ruangan lain, tapi saat
masuk, tanpa sengaja kepalanya terantuk sesuatu, sehingga dia pun terjatuh. Dan
Ohm memakai kesempatan itu untuk mengambil lencana yang Joe dapatkan.
Ternyata
diatas pintu ruangan kelas, Ohm menempelkan tongkat sapu, dan menggunakan
potensinya, dia membuat tongkat sapu itu tidak terlihat. Sehingga karena itu
lah Joe terjatuh.
“Teima kasih
ya, Khun Joe!” kata Ohm sambil tertawa, lalu melarikan diri.
“Brengsek!
Kamu melanggar peraturan!” teriak Joe.
“Salah
sendiri! Kamu yang menabraknya,” balas Ohm.
Diruangan
Guru Pom. Wave menggunakan potensinya untuk mencari tahu dimana Guru Pom
melalui CCTV sekolah. Dan lalu Pang yang mengetahui lokasi tempat Guru Pom, dia
langsung mengajak Wave untuk kesana.
Namun karena
sebuah pesan tiba- tiba masuk ke hape nya, maka Wave menyuruh agar Pang pergi
saja duluan. Ternyata pesan tersebut berasal dari Claire, dia memegang laptop
Wave, dan menulis pesan Ada yang mau
kutunjukan. Tas siapakah ini?
“Sialan!”
keluh Wave.
Didalam
gudang. Guru Pom membakar satu persatu data yang dimiliki nya mengenai Chanon.
Dan terakhir, dia mau membakar folder milik Chanon juga. Tapi dia berhenti, dan
tidak jadi membakar itu, ketika mendengar suara langkah seseorang.
Dengan manis.
Claire menyapa Wave dan menanyakan rahasia apa yang ada di dalam tas Wave, lalu
menggunakan potensinya Claire bisa melihat ketakutan Wave. Dan dia pun
mengetawai Wave. Lalu dia mengulurkan tangannya, meminta lencana milik Wave.
“Lencana ini
pasti sangat penting bagimu,” kata Wave sambil berjalan perlahan mendekati
Claire.
“Tentu saja,”
balas Claire.
“Tapi tak ada
artinya bagiku,” kata Wave, lalu dia melemparkan lencana nya sendiri ntah
kemana, dan dengan cepat merebut tas miliknya di tangan Clare. Kemudian Wave segera
berlari, “Kalau mau, ambil sendiri!” teriak Wave.
“Wave!!!”
balas Claire dengan kesal.
Guru Pom
tampak sangat kesakitan. Dia tiba- tiba saja teringat akan kejadian di masa
lalu nya. Kejadian dimana Chanon di ikat dan dipaksa duduk oleh beberapa orang.
“Pom, suatu saat kamu akan mengerti
alasanku melakukannya,” kata Chanon.
Pang datang
dan menghancurkan alat metronom milik Guru Pom, sehingga Guru Pom tidak bisa
menggunakan kekuatannya. Dan Guru Pom pun menanyai Pang, sejak kapan Pang
mengetahui soal metronom tersebut.
Pang
menceritakan. Ketika dia melihat video rekaman kamarnya, dia melihat Guru Pom
masuk ke dalam kamarnya membawa alat metronom, dan keluar membawa alat itu
juga. Mengetahui hal itu, Guru Pom memuji Pang yang sangat pintar.
“Tolong
berikan folder nya. Tanpa metronom, Bapak tidak bisa apa-apa,” kata Pang.
“Benar.
Memang tidak ada metronom. Tapi bukan berarti, Bapak tidak bisa apa- apa,”
balas Guru Pom. Lalu dia menyalakan metronom yang ada di app ponsel nya. Dan
sebelum Pang bisa berbuat apapun, Guru Pom langsung menjentikan jarinya.
Selama
sesaat, semuanya menjadi gelap. Dan ketika semua nya kembali menjadi terang,
tampak Pang yang terdiam mematung, dan Guru Pom mau menyentuh kepalanya.
Tags:
The Gifted