Network : GMM One
Claire
berhasil menemukan lencana yang Wave buang, dan lalu dia memberitahu Punn
melalui telpon. Kemudian tepat disaat itu, Jack datang ke arahnya. Dan Claire
pun mengingatkan bahwa Jack tidak boleh
melukai siapapun yang memakai lencana.
“Betul.
Tapi ada banyak cara,” kata Jack sambil tersenyum dan berjalan mendekat.
“Betul.
Memang ada banyak cara,” balas Claire sambil tersenyum, menang.
Jack
tiba- tiba merasa seperti tercekik. Dan itu semua karena, saat ini Punn sedang
mencekik Joe dengan kuat, sehingga Jack pun merasakan itu. Kemudian sambil
tersenyum, Punn menyuruh Claire untuk melakukannya.
“Kita
tidak bisa melukai pemakai lencana. Tapi kalau yang tidak pakai lencana tidak
masalah, kan? Kasihan. Terima kasih atas lencana nya ya,” kata Claire sambil tersenyum
senang melihat aura ketakutan Jack. Lalu dia mengambil lencana milik Jack.
Tapi
tiba- tiba saja, disaat itu, lencana yang Claire pegang direbut. Dan dengan
heran, Claire pun bertanya apa- apaan ini, karena dia tidak melihat satu pun
orang disekitarnya. Lalu tepat disaat itu, terdengar suara Ohm yang terjatuh
karena tersandung batu.
“Ohm!”
teriak Claire dengan kesal, mengetahui itu.
“Terima
kasih, Claire!” balas Ohm sambil tertawa senang.
Flash back
Didalam
kamar. Wave menjelaskan bahwa dia merasa kalau syarat untuk penggunaan potensi
Guru Pom bukan hanya Metronom dan menjentikan jarinya saja. Dan menurutnya,
terlalu berisiko jika mereka hanya menyingkirkan Metronom nya nanti.
“Lalu
kita harus apa?” tanya Pang mulai berpikir sambil menekan- nekan pensil
anaknya.
“Bisa
diam, tidak?” kata Wave yang merasa terganggu mendengar suara pensil anak yang
ditekan- tekan. Tik… tik… tik…
Pang
meminta maaf, lalu dia tiba- tiba terpikir akan sesuatu, “Hey, metronom dan
jentikan jari, keduanya berhubungan dengan suara, kan. Tugas kita bukan menyingkirkan
metronomnya, tapi menghindari mendengar suara keduanya, ya kan?” jelas Pang. Dan
Wave menggangguk setuju.
Flash back end.
Sebelum
Guru Pom sempat menyentuh kepala Pang, dia tiba- tiba berhenti, karena dia
melihat penyumbat telinga yang dipakai oleh Pang. Tapi sebelum sempat Guru Pom
menarik tangannya menjauh, Pang langsung menangkap tangannya.
“Pak
Pom, berikan fold….” Perintah Pang, tapi belum selesai dia bicara, Guru Pom
langsung mengantukan kepalanya pada Pang, sehingga Pang terdorong sedikit
menjauh.
Tepat
disaat itu Wave datang. Dan melihat itu, Guru Pom mengancam mereka berdua agar
jangan mendekat atau dia akan membakar folder tersebut.
“Hentikan!”
teriak Wave.
“Tidak,
kalian yang berhenti!! Kenapa kalian melakuka ini?” balas Guru Pom.
“Karena
ini masalah besar. Yang Direktur dan Bapak lakukan, apa Bapak tidak merasa
bersalah?” tanya Pang dengan nada keras. Tapi Guru Pom sama sekali tidak
mengerti maksud Pang.
Pang
langsung menebak bahwa Guru Pom pasti telah menghilangkan ingatan diri sendiri.
Dan karena sama sekali tidak ingat, maka Guru Pom pun menyangkal, dia
mengatakan mengapa dia harus melakukan itu pada diri sendiri.
“Pak
Pom, dengarkan aku. Dalam folder itu, ada hal penting yang harus Bapak lihat. Tapi
Bapak harus mengingat semuanya lebih dulu,” jelas Pang, mendesak Guru Pom agar
mencoba mengingat.
Kilasan
masa lalu melintas,dan itu membuat Guru Pom merasa sangat sakit. Kemudian Pang
pun menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Guru Pom. Dia memegang tangan
Guru Pom, dan memberikan perintah. “Pak Pom, kembalikan semua ingatanmu.”
Flash back
Diperpustakaan.
Guru Pom menceritakan kepada Chanon bahwa potensi nya adalah bisa memanipulasi
ingatan. Dan mengetahui hal itu, Chanon memuji Guru Pom, karena itu adalah
sebuah potensi yang sangat luar biasa.
“Saat
aku menyentuh kepala, semua ingatan kembali padaku. Tanganku seperti mengontrol
data di otak,” jelas Guru Pom.
“Kalau
dengan menyentuh kepala, kamu bisa memanipulasi ingatanmu, kemungkinan kamu
bisa memanipulasi ingatan orang lain. Atau bahkan menghapusnya,” balas Chanon.
Guru
Pom merasa tidak mungkin baginya untuk memanipulasi ingatan orang lain, karena
tidak akan ada seorang pun yang mau ingatan nya di manipulasi, serta
kekuatannya ini berhubungan soal otak, jadi bisa saja terjadi kesalahan
nantinya.
“Percayalah
pada dirimu sendiri. Kalau tidak ada yang mau, biar aku saja. Ayo,” kata Chanon
sambil mengambil tangan Guru Pom dan meletakannya diatas kepala nya.
“Kamu
serius?” tanya Guru Pom. Dan Chanon mengiyakan. Tapi Guru Pom menarik
tangannya, karena dia tidak berani melakukan itu.
“Begini
saja. Aku akan melaporkan potensimu kepada Direktur. Dia mungkin tahu cara
mengembangkan potensimu. Takkan kubiarkan kamu berhenti disini. Potensi yang
kamu miliki sangat istimewa,” jelas Chanon sambil tersenyum.
Chanon
menjelaskan kepada Direktur mengenai potensi milik Guru Pom. Dia yakin bahwa
jika gelombang suara Guru Pom disinkronkan dengan otak orang lain, maka
resikonya akan lebih kecil, dan untuk mencapai itu, mereka memerlukan tempo
yang tepat.
Direktur
mengerti serta setuju dengan teori milik Chanon. “Bapak paham kecemasan mu,
tapi tenanglah. Bapak sendiri yang akan merencanakan pengembangan potensimu. Jadi
kamu tidak perlu mencemaskan apapun. Bapak akan melakukan apapun untuk membuat
mu bersinar,” jelas Direktur.
Mendengar
itu Guru Pom serta Chanon sama- sama tersenyum dengan senang.
Percobaan
awal. Guru Pom melakukan percobaan menggunakan tikus kecil, dan hasilnya baik.
Lalu dia mulai menggunakan Metronom untuk mensinkronkan gelombang suara supaya
tidak dapat hasil yang lebih baik, dan cara tersebut berbuah baik pada binatang
percobaan yang berikutnya.
Karena
semuanya berjalan dengan baik, Guru Pom pun menjadi murid kebanggaan disekolah.
Dan banyak orang yang memujinya, sehingga Guru Pom pun merasa senang.
Namun
pada percobaan yang selanjutnya. Yaitu percobaan menggunakan manusia. Guru Pom
gagal, dan membuat anak- anak yang dijadikan percobaan mengalami kejang- kejang
dan mengeluarkan buih dari mulutnya. Dan hal itu membuat Guru Pom menjadi
ketakutan pada dirinya sendiri.
Chanon
yang juga berada di gudang, dia melihat semua kejadian itu.
Flash back end
“Aku
ingat. Sekarang, aku ingat. Direktur mengadakan sesi latihan denganku dan anak-
anak bermasalah. Tapi situasinya jadi lepas kendali. Aku membuat mereka menjadi
keterbelakangan mental. Rasanya sangat mengerikan. Tapi yang membantu ku
melewatinya adalah Chanon,” jelas Guru Pom.
Flash back
Dengan
kesal, Chanon memperlihatkan artikel di koran kepada Guru Pom. Disana tertulis
bahwa murid percobaan itu melakukan overdosis, dan semua itu adalah kebohongan
yang Direktur ciptakan.
“Ini
salahku,” kata Guru Pom, menyalahkan diri sendiri.
“Ini
bukan salahmu. Direktur yang harus disalahkan. Dia yang membuatmu melakukannya,”
balas Channon. Tapi Guru Pom terus saja menyalahkan diri sendiri.
Channon
menarik kerah kemeja Guru Pom, dan menariknya berdiri. “Dengar, ini bukan tanggung
jawab yang mesti kamu pikul sendiri. Dengar, ini juga kesalahanku. Kalau aku
tidak buat laporan itu, ini tidak akan terjadi, kan?”
“Lalu
apa? Kita tidak bisa mengubah apapun,” balas Guru Pom.
“Benar.
Kita tidak bisa mengubahnya. Tapi kita bisa menghentikannya. Sudah waktunya
kita memberitahu publik soal eksperimen gila, rencana Direktur, dan siswa
Berbakat. Percaya lah, kalau kita bekerja sama, kita akan sukses,” jelas Chanon
dengan tegas.
Setelah
itu, Guru Pom dan Chanon mulai mengumpulkan bukti eksperimen serta informasi
lain yang berusaha disembunyikan oleh Direktur. Agar mereka bisa mengeksposnya.
Tapi pada akhirnya, tidak ada yang terekspos.
Flash back End.
“Bapak
tertangkap oleh Direktur?” tanya Wave.
“Tidak.
Aku tidak tertangkap. Akulah yang membeberkan rencana kami kepada Direktur,”
balas Guru Pom. Dan mendengar itu, Wave serta Pang merasa sangat terkejut.
Tags:
The Gifted