Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 12 - part 3



Network : GMM One

Claire berhasil menemukan lencana yang Wave buang, dan lalu dia memberitahu Punn melalui telpon. Kemudian tepat disaat itu, Jack datang ke arahnya. Dan Claire pun mengingatkan  bahwa Jack tidak boleh melukai siapapun yang memakai lencana.

“Betul. Tapi ada banyak cara,” kata Jack sambil tersenyum dan berjalan mendekat.

“Betul. Memang ada banyak cara,” balas Claire sambil tersenyum, menang.



Jack tiba- tiba merasa seperti tercekik. Dan itu semua karena, saat ini Punn sedang mencekik Joe dengan kuat, sehingga Jack pun merasakan itu. Kemudian sambil tersenyum, Punn menyuruh Claire untuk melakukannya.



“Kita tidak bisa melukai pemakai lencana. Tapi kalau yang tidak pakai lencana tidak masalah, kan? Kasihan. Terima kasih atas lencana nya ya,” kata Claire sambil tersenyum senang melihat aura ketakutan Jack. Lalu dia mengambil lencana milik Jack.



Tapi tiba- tiba saja, disaat itu, lencana yang Claire pegang direbut. Dan dengan heran, Claire pun bertanya apa- apaan ini, karena dia tidak melihat satu pun orang disekitarnya. Lalu tepat disaat itu, terdengar suara Ohm yang terjatuh karena tersandung batu.

“Ohm!” teriak Claire dengan kesal, mengetahui itu.

“Terima kasih, Claire!” balas Ohm sambil tertawa senang.



Flash back

Didalam kamar. Wave menjelaskan bahwa dia merasa kalau syarat untuk penggunaan potensi Guru Pom bukan hanya Metronom dan menjentikan jarinya saja. Dan menurutnya, terlalu berisiko jika mereka hanya menyingkirkan Metronom nya nanti.

“Lalu kita harus apa?” tanya Pang mulai berpikir sambil menekan- nekan pensil anaknya.



“Bisa diam, tidak?” kata Wave yang merasa terganggu mendengar suara pensil anak yang ditekan- tekan. Tik… tik… tik…

Pang meminta maaf, lalu dia tiba- tiba terpikir akan sesuatu, “Hey, metronom dan jentikan jari, keduanya berhubungan dengan suara, kan. Tugas kita bukan menyingkirkan metronomnya, tapi menghindari mendengar suara keduanya, ya kan?” jelas Pang. Dan Wave menggangguk setuju.

Flash back end.


Sebelum Guru Pom sempat menyentuh kepala Pang, dia tiba- tiba berhenti, karena dia melihat penyumbat telinga yang dipakai oleh Pang. Tapi sebelum sempat Guru Pom menarik tangannya menjauh, Pang langsung menangkap tangannya.

“Pak Pom, berikan fold….” Perintah Pang, tapi belum selesai dia bicara, Guru Pom langsung mengantukan kepalanya pada Pang, sehingga Pang terdorong sedikit menjauh.



Tepat disaat itu Wave datang. Dan melihat itu, Guru Pom mengancam mereka berdua agar jangan mendekat atau dia akan membakar folder tersebut.

“Hentikan!” teriak Wave.

“Tidak, kalian yang berhenti!! Kenapa kalian melakuka ini?” balas Guru Pom.

“Karena ini masalah besar. Yang Direktur dan Bapak lakukan, apa Bapak tidak merasa bersalah?” tanya Pang dengan nada keras. Tapi Guru Pom sama sekali tidak mengerti maksud Pang.



Pang langsung menebak bahwa Guru Pom pasti telah menghilangkan ingatan diri sendiri. Dan karena sama sekali tidak ingat, maka Guru Pom pun menyangkal, dia mengatakan mengapa dia harus melakukan itu pada diri sendiri.

“Pak Pom, dengarkan aku. Dalam folder itu, ada hal penting yang harus Bapak lihat. Tapi Bapak harus mengingat semuanya lebih dulu,” jelas Pang, mendesak Guru Pom agar mencoba mengingat.



Kilasan masa lalu melintas,dan itu membuat Guru Pom merasa sangat sakit. Kemudian Pang pun menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Guru Pom. Dia memegang tangan Guru Pom, dan memberikan perintah. “Pak Pom, kembalikan semua ingatanmu.”



Flash back

Diperpustakaan. Guru Pom menceritakan kepada Chanon bahwa potensi nya adalah bisa memanipulasi ingatan. Dan mengetahui hal itu, Chanon memuji Guru Pom, karena itu adalah sebuah potensi yang sangat luar biasa.

“Saat aku menyentuh kepala, semua ingatan kembali padaku. Tanganku seperti mengontrol data di otak,” jelas Guru Pom.

“Kalau dengan menyentuh kepala, kamu bisa memanipulasi ingatanmu, kemungkinan kamu bisa memanipulasi ingatan orang lain. Atau bahkan menghapusnya,” balas Chanon.



Guru Pom merasa tidak mungkin baginya untuk memanipulasi ingatan orang lain, karena tidak akan ada seorang pun yang mau ingatan nya di manipulasi, serta kekuatannya ini berhubungan soal otak, jadi bisa saja terjadi kesalahan nantinya.

“Percayalah pada dirimu sendiri. Kalau tidak ada yang mau, biar aku saja. Ayo,” kata Chanon sambil mengambil tangan Guru Pom dan meletakannya diatas kepala nya.

“Kamu serius?” tanya Guru Pom. Dan Chanon mengiyakan. Tapi Guru Pom menarik tangannya, karena dia tidak berani melakukan itu.



“Begini saja. Aku akan melaporkan potensimu kepada Direktur. Dia mungkin tahu cara mengembangkan potensimu. Takkan kubiarkan kamu berhenti disini. Potensi yang kamu miliki sangat istimewa,” jelas Chanon sambil tersenyum.



Chanon menjelaskan kepada Direktur mengenai potensi milik Guru Pom. Dia yakin bahwa jika gelombang suara Guru Pom disinkronkan dengan otak orang lain, maka resikonya akan lebih kecil, dan untuk mencapai itu, mereka memerlukan tempo yang tepat.




Direktur mengerti serta setuju dengan teori milik Chanon. “Bapak paham kecemasan mu, tapi tenanglah. Bapak sendiri yang akan merencanakan pengembangan potensimu. Jadi kamu tidak perlu mencemaskan apapun. Bapak akan melakukan apapun untuk membuat mu bersinar,” jelas Direktur.

Mendengar itu Guru Pom serta Chanon sama- sama tersenyum dengan senang.



Percobaan awal. Guru Pom melakukan percobaan menggunakan tikus kecil, dan hasilnya baik. Lalu dia mulai menggunakan Metronom untuk mensinkronkan gelombang suara supaya tidak dapat hasil yang lebih baik, dan cara tersebut berbuah baik pada binatang percobaan yang berikutnya.


Karena semuanya berjalan dengan baik, Guru Pom pun menjadi murid kebanggaan disekolah. Dan banyak orang yang memujinya, sehingga Guru Pom pun merasa senang.



Namun pada percobaan yang selanjutnya. Yaitu percobaan menggunakan manusia. Guru Pom gagal, dan membuat anak- anak yang dijadikan percobaan mengalami kejang- kejang dan mengeluarkan buih dari mulutnya. Dan hal itu membuat Guru Pom menjadi ketakutan pada dirinya sendiri.

Chanon yang juga berada di gudang, dia melihat semua kejadian itu.

Flash back end


“Aku ingat. Sekarang, aku ingat. Direktur mengadakan sesi latihan denganku dan anak- anak bermasalah. Tapi situasinya jadi lepas kendali. Aku membuat mereka menjadi keterbelakangan mental. Rasanya sangat mengerikan. Tapi yang membantu ku melewatinya adalah Chanon,” jelas Guru Pom.



Flash back

Dengan kesal, Chanon memperlihatkan artikel di koran kepada Guru Pom. Disana tertulis bahwa murid percobaan itu melakukan overdosis, dan semua itu adalah kebohongan yang Direktur ciptakan.

“Ini salahku,” kata Guru Pom, menyalahkan diri sendiri.

“Ini bukan salahmu. Direktur yang harus disalahkan. Dia yang membuatmu melakukannya,” balas Channon. Tapi Guru Pom terus saja menyalahkan diri sendiri.



Channon menarik kerah kemeja Guru Pom, dan menariknya berdiri. “Dengar, ini bukan tanggung jawab yang mesti kamu pikul sendiri. Dengar, ini juga kesalahanku. Kalau aku tidak buat laporan itu, ini tidak akan terjadi, kan?”

“Lalu apa? Kita tidak bisa mengubah apapun,” balas Guru Pom.



“Benar. Kita tidak bisa mengubahnya. Tapi kita bisa menghentikannya. Sudah waktunya kita memberitahu publik soal eksperimen gila, rencana Direktur, dan siswa Berbakat. Percaya lah, kalau kita bekerja sama, kita akan sukses,” jelas Chanon dengan tegas.


Setelah itu, Guru Pom dan Chanon mulai mengumpulkan bukti eksperimen serta informasi lain yang berusaha disembunyikan oleh Direktur. Agar mereka bisa mengeksposnya. Tapi pada akhirnya, tidak ada yang terekspos.

Flash back End.



“Bapak tertangkap oleh Direktur?” tanya Wave.


“Tidak. Aku tidak tertangkap. Akulah yang membeberkan rencana kami kepada Direktur,” balas Guru Pom. Dan mendengar itu, Wave serta Pang merasa sangat terkejut.

Post a Comment

Previous Post Next Post