Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin) Episode 14 – 1


Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin) Episode 14 – 1
Images : Channel 3

Khun Nai membawa pulang Kiew. Dan dia juga memerintahkan Tee untuk mengirim orang untuk menjaga Peat. Setelah Kiew dan yang lain pergi, Peat kembali ke kamar ibunya tadi. Dia melihat buku harian Khun Panee lagi dan merencanakan sesuatu.
--
Setelah sampai di rumah, Kiew memohon maaf pada Khun Nai karena telah mengecewakannya. Karena dia melakukan sesuatu yang tidak pantas dengan Peat. Khun Nai menjawab kalau dia hanya merasa shock, tapi tidak kecewa dengan Kiew. Dia bisa mengerti karena itu terjadi karena cinta (untuk yang lagi baca, ini nggak benar ya. Mau se-cinta apapun sama pasangan, jangan sampai melakukan hal yang belum pantas kalau kalian belum menikah. Ingat!)
Khun Nai kemudian bertanya memastikan, apa Kiew bersedia untuk di kenal oleh semua orang sebagai anak angkatnya seumur hidup?
“Aku ingin melindungi ayah dan Peat. Jika segalanya terungkap, orang lain akan menilaimu dengan sangat buruk. Perusahaan juga akan menjadi tidak stabil. Biarkan saja semuanya berlanjut seperti ini. Kita tahu masing-masing isi hati kita, dan itu sudah cukup.”
“Tetapi melakukan hal seperti ini, bukankah itu mengambil keuntungan darimu?”
“Tidak. Aku tidak di manfaatkan siapapun. Tapi aku bersedia melakukannya.”
Khun Nai berterimakasih karena Kiew telah bersedia berkorban untuknya dan Peat. Kiew menjawab kalau demi orang yang di cintainya, dia lelah melakukannya agar orang itu bisa bahagia. Khun Nai benar-benar terharu dengan ucapan Kiew.
--
Kris membawa pulang Chaya ke condo-nya. Baru juga sampai, Chaya sudah mau pergi lagi mencari Peat. Dia masih belum bisa percaya kalau semua ini terjadi. Dia merasa kalau Peat pasti punya rencana yang tidak di beritahunya padanya dan karena itu dia akan menanyakan langsung pada Peat.
Kris menarik tangan Chaya, “Berhenti membohongi dirimu sendiri, Chaya! Sudah cukup. Semakin kau seperti ini, semakin kau terlihat seperti orang gila! Menyedihkan! Dengarkan aku! Mereka berdua saling mencintai! Aku tahu!”
“Lalu kenapa kau tidak beritahu aku?”
“Beritahu kau? Walau ku katakan pun, kau tidak akan percaya padaku! Emang, kau akan percaya pada perkataanku?!” tanya Kris dengan emosi.
Dan benar, Chaya langsung berteriak histeris seperti kesetanan, sambil terus berkata kalau semuanya tidak tenang. Kris memeluknya, berusaha untuk meredakan amarah dan kekecewaan Chaya.
--
Pa dan Katha masih bersama. Katha membawa Pa ke restorannya dan memberikan makanannya. Pa langsung makan dengan lahap. Eh, mereka malah berdebat lagi.
Untungnya ada telepon masuk, jadi mereka berhenti berdebat. Telepon itu dari Kiew. Begitu, Pa angkat, dia sangat kaget mendengar kabar dari Kiew.
--

Esok hari,
Pa sudah langsung menemui Kiew dan meminta penjelasannya.
Katha juga menemui Peat dan meminta penjelasan. Mereka janji bertemu di café.
Bagaimana bisa Kiew dan Peat tiba-tiba akan menikah?
“Cintaku… terjadi tanpa ku sadari,” cerita Kiew.
“Kiew adalah cinta pertamaku,” cerita Peat.
“Awalnya, aku sangat membencinya.” (K)
“Tapi itu karena aku terus mengatakan pada diriku kalau aku membencinya!” (P)
“Tapi karena apa aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja perlahan, segalanya berubah. Tanpa ku sadari juga.” (K)
“Ketika aku sadar, aku sudah mencintainya.” (P)
“Aku mencoba melupakannya.” (K)
“Tapi aku tidak bisa.” (P)
“Semakin aku melihatnya marah dan terluka, semakin aku merasa tidak berbeda darinya.” (K)
“Kiew membuatku merasa kalau aku berharga. Cinta Kiew membantu untuk mengobati luka hatiku.” (P)

Dan masing-masing dari mereka ingin menghabiskan sisa hidup mereka sebagai pasangan. Dan apa yang mereka lakukan kemarin, bukan karena godaan, tapi karena mereka saling mencintai. Dan itulah kenapa mereka akan menikah.
Pa dan Katha tersenyum-senyum malu mendengar cerita cinta Kiew dan Peat. Mereka sama-sama bahagia untuk sahabat mereka yang akan segera menikah.
--
Kris datang ke restorannya dan saudaranya sudah menunggu. Mereka bicara empat mata.
Abangnya memintanya untuk kembali dan membantu perusahaan keluarga mereka. Dia juga menyuruh Kris untuk berhenti iri padanya. Kris tidak mau, dia tidak iri pada abangnya, dan juga dia sudah mempunyai restorannya sendiri. Dan dia merasa bahagia dengan yang di milikinya sekarang.
Abangnya terus membujuk Kris untuk kembali. Jika Kris ingin membuktikan diri dan kemampuannya pada ibu mereka, itu bukan dengan mengelola restoran lusuh seperti ini. Dan jika Kris tidak ingin di pandang rendah, Kris harus kembali dan bersaing dengannya secara adil. Dia meminta Kris memikirkan perkataannya, ini sudah 4 tahun, waktu yang lebih dari cukup untuk bermain-main.
--

Malam hari,
Kiew sibuk melihat ponselnya, dia bingung harus menelpon Peat duluan atau tidak. Eh, lagi mikir, Peat sudah menelponnya. Layaknya pasangan baru, mereka saling menanyakan kabar, memberitahu saling merindukan dan ingin bertemu. Juga mengingatkan  untuk mimpi indah.
Setelah selesai telepon dengan Kiew, ekspresi Peat berubah. Dia menatap kalung hadiah ulang tahunnya 4 tahun yang lalu.
Flashback
Khun Nai bertanya padanya kenapa tidak mengenakan kalung itu? itu adalah kalung dengan simbol zodiac gemini, bintang zodiac Peat dan Kiew.
“Waktu itu, aku memberikan kalung itu karena aku ingin kau dan Kiew menjadi saudara yang saling menyanyangi. Bersama-sama seperti simbol bintang kembar itu. Tapi, aku tidak pernah menyangka kalau semuanya akan menjadi seperti ini. Tapi, ada kepercayaan, kalau orang yang terlahir dengan bintang Gemini, jika mereka saling mencintai satu sama lain, itu artinya mereka berdua terlahir untuk menjadi belahan jiwa. Terlahir untuk satu sama lain. Selamanya.”
End
Peat tersenyum sinis sambil terus melihat kalung itu.
--
Esok hari,
Peat mengenakan kalung itu dan pergi ke perusahaan. Dia menemui Khun Nai. Dan Khun Nai melihat Peat mengenakan kalung itu, jelas senang. Di tambah lagi, Peat sudah bersedia kembali.

Peat kemudian bertanya, kapan Khun Nai akan memberitahu semuanya kalau Kiew adalah putri kandungnya? Khun Nai memberitahu keputusan Kiew, kalau Kiew tetap ingin seperti sebelumnya. Kiew ingin orang-orang mengganggap bahwa Peat (sebagai putra kandung Khun Nai) akan menikahi saudara angkatnya. Seperti itu. Dan Khun Nai menyetujui keputusan Kiew.
“Aku terlalu banyak mengambil keuntungan dari Kiew. Tapi, hanya itu satu-satunya jalan. Jalan terbaik untuk semuanya. Peat, mulai dari sekarang, aku ingin kau memulai hidup yang baru. Dan juga bahagia dengan hidupmu.”
“Tentu. Aku akan mulai hidup yang baru.”
Khun Nai tersenyum, dan Peat balas tersenyum misterius.
Setelah kelaur dari ruangan Khun Nai, Peat tersenyum sinis.
--
Kiew sedang bekerja di ruangannya. Dia terus senyum-senyum mengingat Peat.
Chaya datang ke perusahaan Peat. Dia langsung masuk ke dalam ruangan Kiew. Kiew jelas kaget melihatnya (gimana sih, perusahaan besar, tapi bisa sembarang orang masuk. Nggak nanya dulu mau ketemu siapa? Udah buat janji apa belum? Perusahaan tempat kerja ku aja walau kecil, kalau mau masuk cari orang, harus bilang ke front office dulu).
--
Khun Nai dalam mood yang baik karena wajahnya terus tersenyum. Tee yang masuk untuk menyerahkan dokumen juga mengomentari mood Khun Nai yang sepertinya bagus usai bertemu dengan Peat. Khun Nai membenarkan karena segalanya berjalan dengan baik.
“Segera ketika Peat dan Kiew menikah, aku bisa merasa tenang dan juga pensiun. Aku akan membiarkan mereka berdua yang melanjutkan perusahaan,” ujar Khun Nai.
Tee ikut senang melihat kegembiaran Khun Nai. Tapi, dia tampak memikirkan sesuatu.
--
Chaya menemui Kiew dan dengan suara kasar menyuruh Kiew untuk mengembalikan Peat padanya! Dia bahkan berkata kalau dirinya dan Peat saling mencintai satu sama lain.
“Dia pernah bilang kalau dia mencintaimu?”
“Dia tidak perlu mengatakannya. Aku dan Peat, kami saling mengenal hati satu sama lain,” ujar Chaya tanpa tau malu!
Chaya kemudian melihat foto Kiew dan Khun Sa yang ada di atas meja kerja Kiew. “Dan kau, itu bukan kesalahan jika kau sama saja seperti ibumu. Ibumu mengajarimu hal ini kan? Kau menggunakan tubuhmu sebagai gantinya untuk mencuri milik orang lain menjadi milikmu!”
Kiew emosi. Dia merebut foto itu dari tangan Chaya. Dan Chaya semakin kurang ajar menghina ibu Kiew. Kiew benar-benar emosi dan menampar Chaya! Dia menegaskan pada Chaya, kalau dia dan Peat saling mencintai. Peat bahkan mengatakan mencintainya.
Chaya tidak terima. Dia balas menampar Kiew. Menahan kepala Kiew ke meja, dan memelintir tangan Kiew.
“Kau pilih, kembalikan Peat atau aku akan membunuhmu?!” (Benar-benar kelakuan si Chaya ini!)
Setelah itu, Chaya mencekik leher Kiew dengan sangat kuat. Dia berkata akan membunuh Kiew. Kiew berusaha melawan, tapi Chaya mencekiknya dengan keras.
Eh, para karyawan hanya melihat dari depan pintu. Bukannya bantuin! Untung, Peat datang dan melihat hal itu.
Dia langsung menarik dan mendorong Chaya menjauh dari Kiew. Dia menanyakan keadaan Kiew. Setelah itu, dia memarahi Chaya. Chaya ketakutan melihat Peat marah padanya.
“Aku datang untuk mengambil kau kembali darinya!” ujar Chaya. “Hari itu, dia merayumu, kan? Kau marah pada ayahmu. Itulah kenapa kau dalam keadaan tidak sadar. Dan kau jatuh kepadanya. Peat, kau tidak harus bertanggung jawab dengan menikahinya.”
“Aku akan menikahi Kiew karena aku dan Kiew saling mencintai. Aku melakukan segalanya dalam keadaan sadar. Itu bukanlah kesalahan.”
“Tidak benar,” tangis Chaya.
“Jangan suruh aku milih antara kau atau Kiew. Karena kau tahu jawabanku, aku memilih Kiew!”
Chaya terus berteriak, dan Peat balas berteriak menyuruhnya keluar. Mereka akan lanjut bicara lagi kalau Chaya sudah tenang. Chaya dengan perasaan terluka, keluar dari sana dengan berurai air mata.
--
Katha bertemu dengan Kris. Dan Katha masih bingung sejak kapan Peat dan Kiew saling mencintai? Selama ini tidak pernah ada tanda-tanda nya. Atau dia yang sudah melewatkan sesuatu?
“Ya. Kau melewatkan banyak hal. Aku sudah merasakannya sejak lama, bagaimana perasaan kedua orang itu satu sama lain. Kau coba pikirkan. Biasanya Peat tidak akan peduli pada orang lain, tapi ketika Kiew muncul, dia pasti mencari masalah dengan Kiew. Mengganggu Kiew terus.”
“Benar juga. Lalu, jika mereka menikah karena saling mencintai satu sama lain, maka tidak ada yang perlu di khawatirkan.”
“Aku juga harap tidak ada yang perlu di khawatirkan,” ujar Kriss.
Baru bilang gitu, eh muncul Chaya sambil menangis.
--
Peat memeriksa leher Kiew, untuk melihat ada luka atau tidak. Kiew berterimakasih karena Peat sudah melindunginya. Peat membalas kalau itu tugasnya untuk melindungi cara pengantinnya. Dia juga meminta maaf atas kelakuan Chaya, dia tidak pernah menyangka Chaya akan melakukan hal seperti ini.
“Peat dan Khun Chaya… pernah… seperti…”
“Aku tidak pernah merasakan apapun kepada Chaya lebih dari teman.”
“Kau tahu kalau Khun Chaya mencintaimu?”
“Aku tahu! Tapi hal itu tidak merubah pikiranku.”
“Lalu… kenapa Khun Chaya mengira kau juga mencintainya?”
“Chaya hanya berpikir sendiri seperti itu. Atau tidak, dia hanya ingin mengacaukan mu untuk membuatmu tidak percaya padaku. Dan menanyaiku seperti ini.”
Kiew membantah kalau dia tidak percaya pada Peat. Dia percaya dan dia bertanya karena ingin tahu. Peat menggoda Kiew yang merasa cemburu, tapi Kiew membantah hal itu.
“Hey, kenapa kau kemari ya? Apa ini artinya kau siap pulang ke rumah dan memulai hal baru?” tanya Kiew.
“Ya. Aku siap memulai hal baru,” jawab Peat.
  

5 Comments

Previous Post Next Post