Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 20 – 1
Images : Channel 3
Pa pergi ke restoran Katha. Dan Katha jelas
heran melihat Pa datang ke restorannya pagi-pagi dan wajahnya juga terlihat
marah. Emangnya dia ada buat salah apa? Pa segera menunjukkan artikel berita
mengenai Peat dan Kiew. Katha langsung kaget, siapa yang menyebarkan berita
itu?
“Aku bertanya padamu sekarang. Rahasia ini
hanya beberapa orang yang tahu. Bagaimana bisa reporter tahu? Siapa yang
memberitahu?” tanya Pa.
“Mana aku tahu. Yang pasti bukan aku yang
menyebarkannya.”
“Dan bukan aku juga. Aku menghargai keputusan
temanku, dan untukmu, kau sangat menyanyangi temanmu. Jadi, kau tidak mungkin
mengkhianatinya.”
Katha langsung tanya, kalau begitu kenapa Pa
terlihat marah? Pa menjawab kalau dia hanya merasa stress memikirkan siapa
orang yang telah melakukannya. Jadi, mereka harus bekerjasama mencari tahu
siapa pelakunya. Katha setuju.
--
Para karyawan bergosip. Mereka merasa kalau
istri Khun Nai (Khun Panee) sangat jahat, hamil dengan orang lain tapi membuat
Khun Nai membesarkan putranya tersebut. Dan mulai dari sekarang, semua adalah
milik dari Kiew.
Pas sekali gossip itu terdengar oleh Peat dan
Kiew yang masuk ke dalam ruangan. Para karyawan itu langsung terdiam dan bubar.
Peat dan Kiew masuk ke dalam ruangan Khun Nai.
Peat dengan sinis bertanya apa yang terjadi? Khun Nai menjelaskan kalau ada
seseorang yang menyebarkan berita mengenai garis darah mereka dan juga mengenai
posisi di perusahaan, siapa penerus sebenarnya?
Kiew langsung bertanya, siapa yang menyebarkan
hal itu? khun Nai menjawab kalau dia sedang mencari tahu dan meminta Peat serta
Kiew untuk tenang saja. Peat malah menyuruh Khun Nai untuk mengaku saja kepada
semua wartawan kalau dia memang bukan anaknya Khun Nai, dan Kiew lah anak
kandungnya.
“Beritahu saja semuanya. Kalau kau tidak setia
pada ibu, dan katakan apa yang kau lakukan pada ibu. Itulah kenapa ibu
mengkhianatimu. Biarkan semuanya tahu kenapa ini terjadi,” teriak Peat.
“Berhenti bicara hal gila. Apa ini saatnya
mencari masalah dengan ayah?” tegur Kiew.
“Bagaimana bisa kebenaran adalah hal gila?! Oh
ya benar juga, kau tidak terkena masalah. Berita seperti ini, orang yang di
untungkan adalah kau. Kau sengaja ingin balas dendam padaku, kan?”
“Bukan aku yang melakukannya!”
“Pembohong. Kau orang yang melakukannya. Orang
yang akan mendapat keuntungan adalah kau! Kenapa? Ketika aku tidak mencintaimu,
kau ingin merebut kembali semua haku mu? Benar kan?” ujar Peat menggila dan
bahkan memperlakukan Kiew dengan kasar.
Khun Nai berusaha menenangkan Peat, tapi Peat
mendorong tubuh Khun Nai dengan kasar. Dia terus menyebut Kiew berbohong dan
sebagai dalang atas semuanya.
Kris masuk dan melihat hal itu. Dia segera
menarik Peat menjauh dari Kiew. Dia juga memarahi Peat dan menyuruhnya untuk
berhenti bertingkah gila. Sementara Kiew, dia menyakinkan Khun Nai kalau bukan
dia yang menyebarkan berita itu. khun Nai percaya pada Kiew.
“Sekarang bukan saatnya mencari siapa
pelakunya. Sekarang kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini.
Ketika berita ini tersebar, ini membuat kita kehilangan kredibilitas,” ujar
Khun Nai pada Peat.
“Ini karma yang kau buat.”
“Benar. Aku orang yang memulai semuanya, dan
aku akan mencari cara bagi kita untuk melewati semua ini. Aku hanya minta satu
hal, putraku. Aku minta kau dan Kiew untuk tenang dulu.”
Tee masuk dan melaporkan bahwa pemegang saham
menginginkan rapat darurat sekarang juga. khun Nai segera meminta Kris untuk
menjaga Kiew selama dia rapat. Dan dia meminta Peat untuk menenangkan dirinya
sendiri dan mereka akan lanjut bicara nanti setelah dia selesai rapat.
Setelah Khun Nai pergi keluar bersama Tee
menuju tempat rapat, Kris segera menuntun Kiew untuk kembali ke ruang kerja. Peat
nampak sangat kesal melihatnya.
--
Kiew memberitahu Kris kalau dia baik-baik
saja, jadi Kris bisa lanjut bekerja. Kris bisa mengerti kalau Kiew butuh waktu
sendirian, dan karena itu, dia keluar setelah memberitahu Kiew untuk menelponnya
jika ada masalah.
--
Khun Nai dengan di dampingi Tee mengadakan
rapat dengan para pemegang saham. Para pemegang itu meminta keputusan Khun Nai
untuk menentukan siapa pewaris sah dari perusahaan PPT, kalau di tunda,
perusahaan mereka bisa collapse.
Sementara itu, Kiew mengingat saat fakta
mengenai Peat yang bukan anak kandung Khun Nai, saat itu, Khun Nai berkata
kalau Peat masih tetap putranya. Dan Kiew juga sudah bersedia untuk tetap di
kira sebagai anak adopsi oleh orang lain.
--
Kris memanggil head accounting dan menujukkan data yang ada padanya. Dia menemukan
ada angka-angka yang ganjal dan totalnya mencapai 10 juta baht. Kemana 10 juta
baht itu menghilang? Dan siapa orang yang melakukannya.
Karyawan itu merasa takut. Di tambah lagi Kris
menyuruhnya untuk jujur karena dia sudah mempunya bukti. Dan dia yakin, bukan
hanya karyawan itu yang melakukannya, pasti ada orang yang menyuruhnya.
“Khun Teetat,” beritahu si karyawan.
Dan Kris tersenyum seolah memenangkan sesuatu.
--
Khun Nai menegaskan kepada peserta rapat kalau
Peat dan Kiew adalah anaknya secara legal. Peserta rapat menegaskan kalau
semuanya itu ingin tahu siapa yang anak kandung dan akan mewarisi perusahaan. Hal
itu membuat Khun Nai kesulitan untuk menjawab.
Kiew masuk ke dalam ruang rapat dan meminta
izin untuk berbicara.
--
Peat merasa cemas di ruangannya, dan ingin
pergi ke ruang rapat juga. Tapi, baru dia membuka pintu ruangannya, Chaya sudah
muncul di depannya. Chaya berkata kalau dia merasa khawatir, dan bertanya apa
yang terjadi? Peat mengabaikannya dan terus berjalan menuju ruang rapat.
--
“Aku hanyalah putri adopsi,” jelas Kiew kepada
semua peserta rapat. “Dimana Ketua (Khun Nai) sangat baik dan mengizinkanku
untuk memanggilnya ‘ayah.’ Dia menjagaku ketika ibuku sudah meninggal. Dan terlebih
lagi, pewaris sah dari Phrompitak adalah Khun Pansakon. Tidak ada yang bisa
mengubah hal itu.”
“Tapi, berita yang tersebar menyatakan kalau
Khun Pansakon tidak punya hubungan darah apapun dengan Khun Nai. Kau lah
satu-satunya anak dari Khun Nai,” ujar salah seorang peserta rapat.
Kiew masih dengan tegas menyatakan kalau itu
rumor tak berdasar, dan bahkan mengingkari kalau dia adalah putri kandung Khun
Nai. Para peserta rapat masih belum yakin dan meminta bukti nyata dari ucapan Kiew.
“Aku punya satu hal lagi yang harus ku
beritahukan kepada semuanya. Kangsadan dan Pansakon sudah menikah. Mereka sudah
mendaftarkan pernikahan mereka secara sah. Mereka sudah seperti satu orang. Keduanya
punya hak yang sama dan juga mereka berdua akan mampu mengurus perusahaan
menggantikanku. Kalian juga sudah lihat kan seberapa berdedikasi-nya mereka
untuk perusahaan,” jelas Khun Nai.
Dan dari luar ruang rapat, Peat mendengar
semua pembicaraan itu. Mungkin dia tidak menyangka kalau Khun Nai dan Kiew
masih melindunginya.
--
Katha menerima telepon dari Khun Nai. Dan karena
kebetulan Katha memberitahu kalau dia sedang bersama Pa, teman Kiew juga, jadi
Khun Nai menyuruh Katha dan Pa untuk datang ke perusahaan sekarang juga
menemuinya.
Katha segera menyampaikan hal itu pada Pa. Dan
mereka langsung bergegas pergi.
--
Khun Nai melakukan wawancara dengan para reporter.
Dia tidak peduli dengan berita yang tersebar, mengenai siapa anak kandungnya. Karena
Kiew dan Peat sudah menikah dan menjadi satu kesatuan. Dan dia merasa bahagia
karena kedua anaknya saling mencintai.
Tee dan Kiew memperhatikan dari jauh wawancara
itu. Kiew bertanya pada Tee, kalau semuanya akan baik-baik saja kan? Tee membenarkan.
“Tapi, Khun Kiew, apa Anda yakin ingin semua
orang menganggapnya begitu (Kiew sebagai anak adopsi Khun Nai)?” tanya Tee.
“Ya. Aku sudah bilang pada ayah sebelumnya
kalau aku ingin semua orang menganggap aku sebagai anak adopsi seumur hidupku. Aku
harus memegang perkataanku.”
“Tapi… jika Anda bilang kebenarannya, Khun Nai
juga tidak akan membantah.”
“Aku tahu. Tapi setelah aku memikirkannya
lagi, seperti ini adalah yang terbaik. Tidak ada yang terluka. Aku tidak ingin
orang lain berbicara buruk mengenai ibuku dan juga Khun Panee. Biarkan mereka bisa
beristirahat dengan tenang.”
Tee tidak
lagi mempertanyakan alasan Kiew. Dia hanya khawatir kalau Peat tidak akan bisa
mengerti dan malah marah lagi. Kiew tidak peduli dengan Peat lagi. Dia meminta
izin untuk lanjut bekerja.
Kiew berpas-pasan dengan Peat dan Chaya. Tapi,
dia berjalan melewatinya begitu saja. Chaya langsung berbisik pada Peat kalau
Kiew pasti merencanakan sesuatu, jadi jangan percaya padanya.
Peat langsung mengejar Kiew dan menariknya ke
tempat sepi. Kiew melepaskan genggaman Peat dan dengan kesal bertanya, ada
masalah apa lagi Peat? Peat bertanya apa yang Kiew rencanakan. Dan Kiew dengan
tegas mengatakan dia tidak merencanakan apapun. Tapi, Peat yang egois, dan
tetap pada pemikirannya sendiri, mengatakan kalau Kiew pasti merencakan sesuatu.
Kiew pasti ingin dia berhutang budi padanya seumur hidup kan?
“Harus berapa kali ku bilang padamu? Bukan aku
yang menyebarkan berita itu! dan aku tidak merencanakan apapun juga. Hutang
budi? Aku tidak pernah menginginkan apapun darimu!”
Chaya muncul dan menggandeng tangan Peat, “Kau
kira kalau aku dan Peat akan mempercayai perkataanmu? Melihat kau di untungkan
dari hal ini, menyebarkan berita dan muncul untuk menyelesaikan masalah. Hingga
paman Nai mengumumkan kalau kau sudah menikah dengan Peat dalam rangka mengalihkan
perhatian reporter, sehingga akan sulit bagi kalian untuk bercerai. Memaksa Peat
untuk terus bertahan denganmu. Dan kau bilang kau ingin bercerai, kau pasti
hanya berpura-pura.”
“Aku tidak heran kenapa kalian berdua bisa…
saling mencintai. Kalian hanya tahu berpikir negatif.”
“Kau marah. Apa yang Chaya katakan benar, kan?”
ujar Peat (astaga, ini kenapa bisa jadi pra’ek sih. Egois kali).
“Ya. Aku punya rencana. Aku mengharapkan keuntungan.
Sudah puas kan?” akhirnya Kiew mengalah.
Tapi, Peat masih terus marah. Kiew jadi kesal,
setelah dia menjawab dan mengakui, Peat masih belum puas. Jadi, apa yang
sebenarnya Peat ingin dengar? Dia hanya ingin bebas dari Peat dan tidak tenggelam
dalam balas dendam seperti Peat.
Peat malah marah dan mengatakan untuk apa
peduli pada perasaan orang lain? Sedangkan tidak ada orang yang peduli pada
perasaannya.
“Kau kira hanya kau orang yang tahu bagaimana
marah dan sedih? Kau benar-benar mengira kalau aku dan ayah bahagia dengan kesalahan
masa lalu? Kau gila!” marah Kiew. “Tapi, baiklah. Aku tidak ingin peduli padamu
lagi. Kau sudah punya orang yang bisa mengerti perasaanmu.”
“Benar. Chaya mengerti segalanya mengenaiku.”
“Kami saling mencintai. Tentu kami saling
memahami,” timpal Chaya.
“Aku harap kalian bisa saling mengerti
selamanya. Intinya, segala yang ku lakukan adalah demi kemanusiaan. Aku tidak
ingin hidup orang lain menjadi sulit. Orang mati akan hancur karena gosip. Aku melindungi
setiap orang dari stigma kejadian masa lalu sebisaku.”
Kiew hendak pergi, tapi Peat menahannya dan
berkata dia belum selesai bicara. Kiew tidak peduli, karena dia sudah selesai
bicara. Peat terdiam, menyadari kalau Kiew sudah tidak mempedulikannya sama
sekali.
“Kau sudah selesai, tapi aku belum!” tegas
Peat. “Ikut denganku,” ujarnya dan menarik Kiew mengikutinya.
Chaya menahan tangan Peat dan bertanya Peat
hendak kemana? Tapi, Peat mengibaskan tangan Chaya dari tangannya dan bahkan langsung
pergi tanpa mengatakan apapun. Kris melihat semuanya dari jauh. Dan Chaya cukup
shock dengan perlakuan Peat padanya.
Tags:
Pink Sin
Kenapa sih peat harus kayak gitu
ReplyDeletePadahal kita nantiin scene yg buat baper lohhh
Thx buat kakak adminnya ditunggu kelanjutannya
Ya kak. Semakin ke sini, makin benci lihat karakter Peat lho. Dia manfaatin Chaya kali, dan Chaya pun bodoh kali mau di pakai jd kayak pelakor gitu. Berharap dia mau kabulin permintaan Kiew aja, cerai.
ReplyDeleteSilahkan yg lain jg ikut komentar dan diskusi 😃😃😃
ReplyDeleteKiew udah jangan terlalu baik jd orang....semakin ingin nonjok peat 😈
ReplyDeleteAyo min tetep semangat ya,,,
ReplyDeleteDikit2 diintipin kali aja udah ada lanjutannya hehehe ternyata blom,,, semangat ya min
ReplyDeleteShari 10x buka link ini pgn cpt tau lanjutannya.. Geregetan sm peat!
ReplyDeleteKok belum ada kelanjutannya
ReplyDeleteBuka kirain dah ada klnjutanx.. Dah nonton youtube tpo g ngrti artix apa.. Mkin pnasaran apa yg d omongin peat saat narik dan meluk kiew dr belakang
ReplyDelete