Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 23 – 1
Images : Channel 3
Peat pergi ke rumah sakit menemui Chaya. Chaya
sangat senang melihatnya dan bahkan sudah mengira kalau Peat akan melamarnya. Tapi,
ternyata bukan itu tujuan kedatangan Peat.
“Aku tidak akan pernah menikah denganmu. Aku tidak
pernah mencintaimu!” ujar Peat.
Hati Chaya hancur mendengarnya. Ditambah lagi,
Peat mengakui kalau selama ini dia telah membohongi Chaya dan menggunakan Chaya
sebagai alat balas dendamnya pada ayah dan Kiew. Dia hanya ingin membuat ayah
terluka sama seperti yang di lakukannya pada ibunya.
“Lalu bagaimana denganku? Kesalahan apa yang
sudah ku lakukan? Bahkan ketika aku selalu baik dan mencintaimu selama ini, aku
bersedia menyingkirkan harga diriku. Bersedia membiarkan orang lain memarahiku
karena aku seorang simpanan. Bersedia di maki sebagai wanita tidak tahu malu. Aku
bersedia melakukan segalanya.” (kasihan si Chaya).
“Maafkan aku.”
“Hanya itu? kau mempermainkan hatiku, itu sakit
dan menyiksa. Kau membuatku seperti tinggal di neraka. Tapi… yang kau katakan,
hanya maaf?”
“Lalu apa yang kau inginkan agar kau bisa
memaafkanku? Beritahu aku.”
“Menikah denganku. Dan bersama denganku sampai
maut yang memisahkan,” tegas Chaya.
Peat menolak dan bahkan berjalan pergi. Chaya berteriak
menyuruh Peat untuk mencintainya. Tapi, Peat tidak bisa dan menegaskan kalau dia
hanya mencintai Kiew. Chaya menangis dan menolak hal itu. Dia tidak bisa
menerimanya. Dan Peat benar-benar menegaskan kalau dia hanya mencintai Kiew.
“Aku sudah membuat banyak masalah selama ini dan
menyakiti banyak orang. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini
adalah mengakui kebenarannya. Tidak menipu diri sendiri lagi!” ujar Peat.
Chaya semakin histeris. Dia menegaskan kalau
dia hanya mencintai Peat dan tidak bersedia kehilangan Peat. Peat sudah
membulatkan keputusannya dan akan pergi mencari Chaya.
“Peat! Bagaimana jika aku sakit? Aku sakit
keras Peat. Bisakah kau tetap bersamaku?” tangis Chaya.
“Kau akan menggunakan alasan ini untuk
menahanku? Jangan melakukan hal seperti ini.”
“Dokter bilang kalau aku sakit leukemia. Aku akan
segera mati, Peat. Peat, tolong jangan pergi. Aku mohon! Aku takut!” ujar Chaya
dan memeluk Peat.
Peat melepaskan pelukan Chaya, “Sekarang ini,
aku tidak bisa mendampingimu,” tegas Peat dan keluar dari kamar Chaya.
Chaya menjerit frustasi. Peat di luar bertemu
dengan Taeng. Dia meminta Taeng untuk menjaga Chaya, setelah urusannya selesai,
dia akan segera kembali.
Taeng berusaha menenangkan Chaya. Tapi, Chaya
benar-benar histeris dan mendorong Taeng untuk pergi. Taeng panik dan memanggi
perawat. Taeng kasihan melihat kondisi Peat. (Astaga Peat, karma ada lho. Kau mempermainkan
banyak orang!).
--
Kris benar-benar marah karena semua orang memihak
pada Peat. Dia tidak terima dengan hal itu.
--
Peat dengan motornya berkeliling mencari Kiew.
Kiew sendiri sedang berada di dalam mobilnya, sepertinya dia memutuskan untuk
pulang.
--
Kris menerima telepon dari Chaya yang
memintanya datang ke rumah sakit. Dan Kris langsung pergi menemuinya.
Chaya sudah memberitahu penyakitnya, dan dia
yakin kalau Kris pasti senang karena dia akan segera mati. Kris membantah hal
itu, dia memang marah pada Chaya, tapi dia tidak ingin Chaya meninggal. Chaya juga
memberitahu kalau Peat tidak mencintainya. Dia hanya alat yang di gunakan oleh
Peat. Kris benar-benar marah padanya.
“Kris, kau masih mencintaiku kan?”
Kris tersenyum dan mengangguk.
“Lalu bisa kau lakukan sesuatu untukku? Anggap
ini adalah permintaan terakhirku.”
“Apa yang kau inginkan?”
“Balaskan dendamku pada Peat! Aku tidak ingin
dia bahagia. Aku ingin melihatnya menderita. Dan aku ingin melihatnya
kesakitan. Seperti aku sekarang ini!”
Kris menyanggupi hal itu. “Aku akan melakukannya
untukmu. Rasa sakitmu harus di balaskan dengan rasa sakit mereka.”
--
Peat tiba di depan rumah Pa. Dan dia terus
menunggu di depan rumah itu hingga malam.
Kiew ada di suatu tempat dan masih terus
menangis mengingat kenangannya dengan Peat.
--
Esok hari,
Kiew menerima telepon dari Kris yang menanyakan
dimana posisi Kiew.
Setelah tahu dimana Kiew berada, Kris langsung
mengunjunginya. Dia membawakan banyak makanan untuk Kiew. Dia juga bertanya,
apa Khun Nai atau orang lain tahu kalau Kiew ada di sini sekarang?
“Hanya Pa yang tahu aku ada dimana. Selain dari
dia, aku tidak memberitahu siapapun. Aku ingin memberitahu ayah, tapi aku takut
ayah akan kasihan dan memberitahu Peat aku ada dimana.”
“Seperti ini, bukankah Khun Nai akan khawatir?”
“Mungkin. Tapi aku mematikan ponselku. Aku tadi
hendak menelpon Pa, tapi kau telepon masuk. Tapi sekarang, aku sudah mematikan
ponselku.”
Kiew kemudian bertanya tujuan Kris mencarinya?
Apa ada masalah? Kris membenarkan, tapi dia tidak bisa memberitahu Kiew. Hanya dengan
melihat wajah Kiew, dia sudah merasa lebih baik. Kiew memuji Kris sebagai orang
baik dan selalu mendengarkan orang lain.
“Aku hanya lah orang biasa. Aku bisa sisi baik
dan jahat. Aku punya perasaan. Kebahagaian. Kesedihan. Kemarahan. Dan juga…
dendam.”
Kiew merasa aneh dengan perkataan Kris. Tapi,
Kris mengalihkan dan menyuruh Kiew untuk makan saja sebelum makanannya menjadi
dingin. Tanpa curiga, Kiew menyantap makanan yang di bawa oleh Kris.
--
Katha menemui Peat karena Peat meminta
bantuannya. Katha menyuruh Peat untuk bersembunyi agar Pa tidak tahu kalau
mereka datang, atau nanti dia kabur. Pa mengira Peat sudah pergi, jadi dia
keluar rumah.
Eh baru buka pagar, dia malah melihat mereka
dan langsung mau masuk kembali. Untung Katha lebih cepat menahan Pa untuk masuk
kembali. Dia meminta Pa memberitahu mereka dimana Kiew sekarang ini. Tapi Pa
tetap tidak mau memberitahu.
“Bagaimana jika aku yang memohon? Aku berjanji
tidak akan menyakiti perasaan Kiew lagi. Aku hanya ingin memberitahu Kiew
betapa pentingnya dia bagiku. Dan aku tidak bersedia kehilangannya.”
--
Kris membawa Kiew yang sudah pingsan (karena
makanan yang dia berikan mengandung obat tidur) ke dalam mobilnya dan bahkan
memotretnya. Dia kemudian mengirimkannya pada Peat.
Peat langsung menelponnya dan dengan panik meminta
Kris untuk tidak menyakiti Kiew. Kris memanas-manasinya. Dan Peat segera
meminta Kris untuk bertemu, biar mereka yang saling menyelesaikan satu sama
lain. Kris setuju, tapi Peat tidak boleh membawa orang lain.
Usai teleponan dengan Kris, Peat langsung
pergi menemui Kris tanpa memberitahu Katha. Katha panik dan berteriak menyuruh
Peat untuk memberitahu dimana Kris, tapi Peat terus melaju dengan ngebut.
Tags:
Pink Sin
Setelah hampir selesai aq tetep gak tau harus membenci siapa 😃😃😃 ...
ReplyDelete