Sinopsis C-Drama : Emperors and Me Episode 05 - 2


Sinopsis C-Drama : Emperors and Me Episode 05 - 2
Images by : Mango TV
“Aku tidak menjelajahi waktu,” beritahu Le Xue. “Aku hidup dari masa itu hingga sekarang.”
“Apa?! Kau sudah hidup dari zaman Qin hingga sekarang?” kaget Luo Xi.
“Benar.”
“Bagaimana bisa? Bahkan jika kau punya umur panjang, bagaimana bisa kau tidak berubah sedikitpun setelah bertahun-tahun dari zaman Qi hingga hari ini?”
“Kau juga melompati waktu ke Kerajaan Qi dan sekarang ke Kerajaan An. Setelah melalui banyak hal aneh, apa lagi yang tidak mungkin?”
“Tapi, kalau dari dulu sampai sekarang, kenapa kau bisa berakhir menjadi putri dari dinasti An?”
Le Xue menjelaskan kalau dia bertemu dengan Murong Yu selama perang dan merasa kasihan padanya. Jadi dia melindungi Murong Yu sebagai seorang kakak. Luo Xi yang mendengarnya, menjadi sedih dan bertanya, apa saja yang sudah terjadi pada Le Xue sejak zaman Qi hingga sekarang?
“Setelah kau menghilang, Ibunda ratu Qi dan aku berusaha bertahan di rezim Qi. Setengah tahun kemudian, Qin Shang kembali. Dia menjaga aku dengan baik. Setelah itu, aku membantunya menyatukan kerajaan. Kemudian kami pergi ke pulau Penglai, pulau abadi dan mencari keabadiaan. Aku memperoleh pil hidup di pulau itu dan akhirnya mendapat hidup abadi. Dan hidup dengan penampilanku sekarang tanpa berubah sedikitpun hingga sekarang.”
“Maksudmu, hidup abadi tanpa menua?”
“Benar.”
“Kau bilang kalau Qin Shang kembali setengah tahun kemudian, lalu kenapa kau tidak datang kembali dengannya? Apa dia tidak memberitahumu cara melompat waktu?”
“Aku juga tidak tahu jelas. Ketika dia kembali, kepribadiannya berubah total. Dan dia tidak mengingatmu. Aku rasa, kau lah yang menemukan cara untuk mengembalikannya. Dan untukku, aku masih belum menemukan cara untuk kembali.”
Luo Xi sedih mendengarnya karena itu artinya saat Qin Shang kembali, dia telah melupakannya. Le Xue menduga kalau mungkin saat melompati waktu, Qin Shang mengalami beberapa insiden selama proses lompatan itu sehingga kehilangan ingatan. Luo Xi berusaha berpikir positif, dia berhasil mengembalikan Qin Shang ke masa lalu walaupun bukan di masa Qi. Tapi, setidaknya dia berhasil membawanya kembali.

Luo Xi kemudian meminum teh yang di hidangkan oleh Le Xue, dan anehnya Le Xue memandangnya dengan tatapan mencurigakan. Dia juga menyalakan tempat yang mengeluarkan asap gitu. Dan tiba-tiba saja, Luo Xi merasa sangat pusing dan pingsan.
--
Malam hari,
Murong Yu pergi ke tempat duduk Kaisar. Tidak lama, seorang prajurit melapor padanya kalau seluruh keluarga kerajaan telah habis mereka binasakan, kecuali Pangeran Furen. Mendengar laporan itu, Murong Yu merasa marah dan bertanya, siapa yang menyelamatkan Pangeran Furen?
“Seorang wanita dan pria berpakaian aneh. Dan si pria adalah master bela diri.”
“Hanya dua orang yang membawa kabur Furen? Prajuritku sunggu tidak punya kemampuan.”
“Maaf, Kaisar.  Awalnya kami sudah mengepung mereka, tapi seseorang datang menyelamatkan mereka. Kami tidak berani melawan.”
“Siapa itu?”
“Putri Kerajaan.”
“Apa? Kenapa kakakku menyelamatkan Furen?” bingung Murong Yu.
Dia merasa khawatir pada kakaknya jika akan berada dalam bahaya karena orang-orang itu. Prajurit merasa kalau tidak akan ada bahaya karena putri tampaknya mengenal wanita itu. Murong Yi tetap merasa khawatir dan menuju ke kediaman kakaknya.
--

Luo Xi dan Le Xue anehnya tertidur di ruang tengah. Dan di perut Le Xue ada pisau yang menusuknya dan membuat lantai di penuhi darah. Luo Xi baru saja sadar dari pingsannya dan terkejut melihat Le Xue yang di penuhi darah. Dia berteriak membangunkan Le Xue, tapi tidak ada respon sama sekali. Luo Xi menangis histeris dan meminta tolong.
Murong Yu yang tiba dengan para prajuritnya langsung menghunuskan pedang ke arah Luo Xi. Murong Yu berteriak histeris melihat kakaknya terluka parah dan tidak sadarkan diri.
Suara mereka terdengar hingga ke ruangan dimana Qin Shang dan Pangeran Furen berada.
Prajurit menuduh Luo Xi adalah pembunuh yang di kirim dari raja sebelumnya. Murong Yu menatapnya dengan tajam dan memberikan perintah untuk menginterogasi Luo Xi hingga mengaku. Prajurit langsung menarik Luo Xi menjauh walaupun Luo Xi berteriak menyuruh mereka menyelamatkan Le Xue.
Untung, Qin Shang tiba untuk menyelamatkan Luo Xi. Prajurit langsung memakinya karena sudah menyelamatkan Pangeran Furen dan membuat kekacauan. Murong Yu benar-benar marah melihat mereka dan memberi perintah untuk membunuh Qin Shang dan semuanya.

Seorang prajurit hendak menusuk Luo Xi dengan pedangnya saat perhatian Qin Shang teralih. Luo Xi melihatnya dan segera berlari melindungi Qin Shang. Pedang itu mengenai perut Luo Xi, tetapi tidak menembusnya melainkan patah menjadi dua. Qin Shang sampai panik dan memeriksa keadaan Luo Xi.
Para prajurti menjadi ketakutan, apa dia adalah dewi? Murong Yu mendekati mereka, dia tidak percaya kalau Luo Xi adalah Dewi. Jika Luo Xi adalah Dewi, untuk apa dia membunuh kakaknya?
“Aku tidak membunuhnya. Dan dia juga bukan kakakmu!”
“Omong kosong!”
“Kau tidak percaya? Aku bisa membuktikannya. Tapi, kau harus membiarkannya pergi terlebih dahulu. Dia tidak ada hubungannya dengan hal ini,” tawar Luo Xi untuk menyelamatkan Qin Shang. Saat Murong Yu setuju, Luo Xi langsung menyuruh Qin Shang pergi walaupun Qin Shang tidak mau. Dia membujuk Qin Shang untuk membawa kabur Pangeran Furen dulu, baru nanti datang menyelamatkannya lagi.
“Aku akan menunggumu,” ujar Qin Shang dan akhirnya pergi.
“Aku sudah membiarkannya pergi. Jika kau tidak bisa membuktikannya, aku akan… menahanmu selamanya!”
Luo Xi mengeluarkan ponselnya, yang melindunginya dari tusukan pedang itu. Dia menujukkan fotonya bersama dengan Le Xue saat sedang melakukan yoga. “Ini adalah rekaman saat aku melakukan pelatihan keabadiaan dengan Le Xue.”
“Pelatihan keabadiaan? Maksudmu, kakakku juga adalah Dewi?”
“Benar. Kami datang dari tempat yang sama. Dan kami adalah teman dekat seperti saudara. Jadi, bagaimana mungkin aku membunuhnya?!”
“Jika kakakku benar adalah Dewi, kenapa dia bisa mati?”
“Aku juga tidak tahu. Dan aku juga tidak tahu kenapa aku bisa pingsan. Ketika aku sadar, semua sudah terjadi.”
Murong Yu masih tidak bisa percaya begitu saja dan menyuruh prajuritnya untuk mengurung Luo Xi dan mengawasinya secara ketat. Setelah itu, Murong Yu menghampiri tubuh Le Xue yang sudah tidak bernyawa lagi. Dengan air mata dan tangisan, dia menggendong tubuh Xue. Luo Xi juga menangis dan memohon agar di berikan izin untuk mendoakan tubuh Xue.
“Aku peringatkan kau! Jangan mencoba untuk menipuku!” tegas Murong Yu.

BERSAMBUNG

3 Comments

Previous Post Next Post