Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 17 - 1
Images by : Mango TV
Guo
Yan mengantar Luo Xi (di sini aku bingung lho, harusnya kan malam, tapi kenapa
malah jadi siang ya??). Sepanjang jalan, Guo Yan terus menatap Luo Xi hingga
membuat Luo Xi tidak nyaman. Guo Yan akhirnya bilang kalau dia mau tahu sihir
apa yang Luo Xi lakukan hingga membuat 2 kaisar jatuhi cinta setengah mati pada
Luo Xi? Luo Xi jadi tidak enak dan meminta Guo Yan untuk tidak mengejeknya.
Guo Yan kemudian memberikan giok yang
dimilikinya untuk Luo Xi. Luo Xi bisa menjual giok itu ataupun menyimpannya, anggap
saja itu adalah bayaran atas minuman tadi. Luo Xi menolak dan menyuruh Guo Yan
untuk menyimpannya saja.
--
Esok hari,
Luo Xi membawa beberapa barang di asramanya
ke rumah. Ibu dan ayahnya heran karena Luo Xi jadi sering pulang belakangan
ini. Luo Xi menjelaskan kalau dia kan sudah mau lulus, jadi dia membawa pulang
sedikit demi sedikit barang-barangnya di asrama.
Ayah dan ibu terus memandangya dengan tatapan
penuh makna, dan meminta Luo Xi untuk tidak menyembunyikan sesuatu. Luo Xi
bingung. Tapi, ayah dan ibu tahu kalau Luo Xi menyembunyikan sesuatu. Kenapa?
Karena ada tiga orang pria tampan yang datang membawa barang untuk mereka.
“Yang pertama adalah dari Guo. Ini adalah
peninggalan autentik dari seorang kaisar,” ujar ayah dengan senang
memperlihatkan gulungan kertas di tangannya, hadiah dari Guo Yan.
“Siapa yang kau sukai? Qin, Mu atau Guo?”
tanya Ibu. “Sebenarnya, aku merasa kalau Guo terlihat lemah. Kalau Qin sangat
hebat. Aku sudah khawatir padamu selama ini dan sekarang kau sudah dapat 3
kandidat.”
Ayah dan ibu benar-benar senang karena ada 3
pria tampan yang mendekati putrinya. Luo Xi akhirnya memilih menghindar dengan
alasan mau belajar. Dia langsung lari masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamarnya, Luo Xi teringat lamaran
Qin Shang padanya kemarin. Hal itu membuatnya galau.
--
Luo Xi selesai ujian. Dia terlihat lemas
karena takut hasilnya tidak bagus. Fei Yan mengajaknya bicara, ingin minta
bantuan. Tapi, belum sempat dia bicara, Luo Xi malah mendapat telepon dari
Jingjing yang menyuruhnya datang bekejar. Luo Xi bingung, kerja apa? Tapi,
Jingjing tidak menjelaskan lebih lanjut dan hanya berkata akan mengirim alamat
yang harus Luo Xi datangi.
Dengan menyesal, Luo Xi pamit pergi pada Fei
Yan. Mereka akan lanjut bicara nanti saja.
--
Luo Xi tiba di tempat yang Jingjing kirimkan.
Tempat itu berada di hotel, ada kolam berenang dan dekor untuk pernikahan. Luo
Xi menduga kalau Jingjing akan menduga, tapi Jingjing malah marah-marah.
“Luo Xi,” terdegar suara Murong. “Aku yang
meminta Jingjing untuk mengundangmu kemari.”
“Kau?”
“Aku sedang menyiapkan video iklan untuk
website Yuanlai. Karena aktrisnya sakit dan tidak bisa datang hari ini, jadi
aku merekomendasikanmu pada direktur.”
“Aku?” kaget Luo Xi.
“Tolong bantu aku untuk berperan menjadi
pengantin wanita.”
Luo Xi menolak. Jingjing senang dan
menawarkan dirinya untuk menggantikan Luo Xi. Tapi, Murong mengabaikannya. Dia
ingin Luo Xi yang membantunya. Dia terus membujuk Luo Xi. Dan untunglah salah
seorang kru keluar dan menarik Luo Xi untuk segera bersiap. Jingjing
benar-benar kesal dan cemburu melihatnya.
--
Qin Shang hendak berangkat kerja, tapi tidak
melihat Murong. Guo Yan menggoda Qin Shang yang mencari-cari Murong, pasti
karena rindu. Qin Shang mengabaikan ejekan Guo Yan dan memilih menelpon Luo Xi.
Tapi, Luo Xi tidak mengangkat karena dia sedang sibuk di rias untuk syuting.
--
Di dalam kamarnya, Fei Yan melihat video
pertunjukan Murong. Sepertinya, dia sudah beralih ke Murong karena dia menonton
video Murong sambil tersenyum-senyum dan bahkan memajukan bibirnya seolah
mencium Murong.
Khayalannya harus terganggu karena Jingjing
menelponnya dan memintanya untuk mengirimkan nomor Qin Shang sekarang juga.
“Bagaimana kau bisa tahu kalau aku punya
nomor Qin Shang?”
“Kau selama ini terosebsi padanya. Tentu aku
tahu. Kirimkan saja nomornya padaku. Aku punya urusan penting!”
--
Usai mendapat nomor Qin Shang, Jingjing
langsung menelponnya. Qin Shang mengangkat teleponnya, dan begitu tahu yang
menelpon adalah Jingjing dia langsung malas. Jingjing mencoba bicara manis.
“Kau suka Luo Xi kan? Aku yakin kalua kau
pasti tidak tahu kalau Luo Xi dan Murong Yu sekarang akan segera menikah,”
bohong Jingjing.
“Apa? Menikah? Dimana mereka sekarang?”
“Tunggu sebentar. Aku akan segera mengirimkan
alamatnya padamu.”
--
Luo Xi telah selesai di rias dan mengenakan
baju pengantin long dress. Murong terpesona melihatnya, sama seperti dulu
dia terpesona melihat Luo Xi yang
menggunakan baju yang dia buatkan untuk Xue.
Luo Xi masih merasa tidak nyaman dengan
syuting itu dan ingin meminta Jingjing untuk menggantikannya. Tapi, Murong
menahan tangan Luo Xi untuk pergi. Dia menggandeng tangan Luo Xi dan
menyuruhnya untuk tidak cemas.
Syuting akhirnya dimulai,
Luo Xi dan Murong berjalan memasuki latar.
Tapi baru dimulai, Luo Xi sudah membuat kesalahan. Murong langsung meminta
waktu istirahat sebentar. Dia bicara dengan sutradara dan meminta kamera agak
di jauhkan karena Luo Xi baru pertama kali syuting dan cemas dengan kamera.
Akhirnya, Luo Xi bisa melakukannya dengan
baik. Jingjing tampak kesal melihatnya. Adegan selanjutnya syuting adalah janji
suci pernikahan. Seolah sedang melakukan pernikahan beneran, Murong dengan hati
gembira dan tulus menjawab kalau dia bersedia (menikah dengan Luo Xi).
Selanjutnya, adalah menuggu jawaban Luo Xi.
“Aku…”
“Aku tidak setuju,” ujar Qin Shang yang sudah
muncul dan menghentikan pernikahan (palsu) itu.
Semua terkejut dengan kemunculan Qin Shang
yang tiba-tiba dan mengacaukan syuting. Jingjing berpura-pura polos dan tidak
mengerti dengan yang terjadi. Atasan Li kesal, tapi sutradara meminta atasan Li
untuk menunggu sebentar.
Luo Xi berusaha menjelaskan pada Qin Shang
kalau ini adalah syuting. Tapi, Qin Shang malah tidak mendengarkan. Dia terus
marah dan menyatakan pada Luo Xi kalau ucapan dan lamarannya selama ini tulus
pada Luo Xi.
Murong tidak tahan dan menegur Qin Shang agar
tidak mengacaukan syuting. Qin Shang tidak mau mendengar dan mereka malah
bertengkar. Mereka menyatakan sama-sama tulus menyukai Luo Xi.
“Aku mengatakan banyak kebohongan sebelumnya,
dan itu bukan maksudku sebenarnya. Tapi padamu, aku tidak pernah berbohong. Aku
tidak pernah berbohong,” tegas Murong.
“Tapi kau bilang padaku kalau kau hanya akan
memperlakukanku sebagai keluargamu.”
“Itu adalah hubungan yang dapat bertahan
selamanya, dan saling menjaga seumur hidup. Bahkan tanpa ikatan darah. Aku
menganggapmu sebagai hubungan itu. Luo Xi, aku menyukaimu. Jadi, aku tidak
ingin berbohong padamu. Aku suka padamu. Jadi, aku bersedia memberikan hatiku
padamu. Aku suka kamu. Jadi, aku akan memakan apapun yang kau sukai dan bicara
dengan caramu di dunia baru ini. Di dunia lama, aku bertarung dengan setiap
orang dan hanya percaya pada diriku sendiri. Tapi, di dunia ini, aku percaya
pada seluruh dunia ini hanya karena aku percaya padamu.”
“Murong Yu bilang dia percaya padamu dan
kemudian dia dapat percaya pada dunia ini. Tapi, aku tidak bisa,” ujar Qin
Shang. “Di dunia ini banyak hal berbahaya yang tidak terlihat. Kau selalu
ceroboh dan tidak bisa menjaga dirimu sendiri. Aku sangat khawatir padamu. Aku
takut kalau kau akan terluka di dunia ini. Jadi, aku ingin menjadi seluruh
duniamu. Di dunia itu, aku bisa membuat kebahagiaan untukmu dan melindungimu
dari segala bahaya. Aku ingin menjadi duniamu, jadi aku bisa mengingat semua
kebahagiaan dan kesedihanmu. Semua kesukaan dan ketidaksukaanmu. Dan janjimu
dan segalanya. Aku, Qin Shang, akan mencintai dan menghormati Luo Xi, tidak
peduli aku kaya ataupun miskin, sehat ataupun sakit, hingga kematian memisahkan
kita.”
Dan Luo Xi menatap Qin Shang. Dia bersedia
menikah dengan Qin Shang.
Qin Shang melangkah maju dan langsung mencium
bibir Luo Xi. Semua penonton bangkit dan bertepuk tangan untuk mereka.
Di tengah kegembiraan tersebut, hanya Murong
Yu yang merasa sedih dan patah hati.
--
Luo Xi dan Qin Shang mulai sering menghabiskan
waktu bersama. Berkencan dan bersenang-senang. Luo Xi juga mengajari Qin Shang cara
mengedarai sepeda. Mengajari mengenai angka dan juga tambah hitung kali bagi.
Tags:
Emperors and Me