Dirumah.
Qiu Xia bermain- main bersama dengan Xiao Qiang. Dia menyuruh Xiao Qiang untuk
menutup mata, lalu dia memberikan sebuah boneka panda sebagai hadiah untuk Xiao
Qiang. Kemudian giliran Xiao Qiang yang meminta Qiu Xia untuk menutup mata dan
menghitung sampai tiga. Lalu setelah Qiu Xia menghitung sampai tiga dan membuka
matanya, Xiao Qiang datang dari belakang mengkaget kan nya.
“Ini
hadiahnya. Mama kerja keras tiap hari, aku mau bantu pijitin Mama,” kata Xiao
Qiang dengan riang, dan Qiu Xia merasa senang. Kemudian setelah itu, mereka
bermain saling gelitik dan tertawa bersama.
Ibu
Guo Rong datang, dan Qiu Xia pun mempersilahkannya untuk masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke dalam rumah, dan melihat Xiao Qiang, Ibu Guo Rong mendekatinya.
“Nenek,
santai saja ngobrol sama Mama saya, saya mau main diluar dulu,” kata Xiao Qiang
pamit pergi, karena Qiu Xia menyuruhnya bermain di luar.
“Anak
pintar… Xiao Qiang anak pintar,” puji Ibu Guo Rong dengan lembut.
Setelah
Xiao Qiang pergi. Ibu Guo Rong langsung membicarakan tujuannya datang ke sini,
yaitu dia mau membawa Xiao Qiang dan sebagai gantinya dia bersedia memberikan
berapapun yang Qiu Xia minta. Tapi Qiu Xia langsung menolak.
Xiao
Qiang mengintip dari luar jendela, tapi dia tidak bisa mendengar pembicaraan
mereka.
“Baiklah.
Kalau begitu sampai jumpa di pengadilan! Biar ku ingatkan, kami keluarga Lin
sangat kaya. Berapapun harganya, Xiao Qiang pasti akan menjadi milik kami!”
kata Ibu Guo Rong mengacam Qiu Xia yang terus menolak. Lalu dia pergi.
Ketika
bertemu dengan Xiao Qiang diluar, Ibu Guo Rong memberikan uang jajan kepada
nya. Dan melihat itu, Qiu Xia mengingatkan agar Xiao Qiang jangan mengambil
uang itu. Jadi Xiao Qiang pun tidak mengambil uang tersebut, dan masuk ke dalam
memeluk Qiu Xia.
Dirumah.
Mengetahui apa yang terjadi, Guo Rong marah dengan Ibu yang memaksa Qiu Xia,
dan dia menjelaskan bahwa Xiao Qiang bukanlah maninan, yang saat mau langsung
diambil, yang saat tidak mau langsung dibuang. Serta menurutnya, tidak baik
untuk memisahkan seorang Ibu dengan anaknya.
Tapi
Ibu Guo Rong tidak peduli, demi keturunan penerus keluarga Lin, dia akan
mendapatkan Xiao Qian menggunakan cara hukum.
Guo
Rong mendatangin Qiu Xia yang baru pulang menjemput Xiao Qiang dari sekolah.
Mereka berbicara berdua di suatu tempat, sementara Xiao Qiang menunggu agak
jauh.
Qiu
Xia menumpahkan semua rasa sakitnya, ketika keluarga Guo Rong tidur dengan
nyama di ruangan berpenghangat. Dia harus menanggung tatapan menghina dari para
tentangga yang bergosip, karena dia wanita hamil tanpa suami. Dan perasaan itu
begitu menyakitkan.
Sama
seperti dulu, saat keluarga Guo Rong membutuhkannya, barulah mereka datang
kepadanya. Dan sekarang, keluarga Guo Rong datang menggunakan uang untuk
membeli anaknya, Xiao Qiang.
“Qiu Xia! Sebenarnya aku datang ke sini untuk
memohon satu hal padamu,” kata Guo Rong dengan pelan.
“Kamu
mau minta Xiao Qiang diberikan padamu kan? Baiklah! Bawa saja! Aku tidak mau
melihat mu lagi. Tolong jangan pernah
mengangguku lagi! Seumur hidupku, aku
tidak mau melihat mu lagi!” kata Qiu Xia dengan penuh emosi.
Mendengar perkataan Qiu Xia yang keras, serta melihat Qiu
Xia menangis. Xiao Qiang langsung berlari menghampirinya dan memintanya untuk
jangan menangis, karena dia akan melindunginnya. Lalu Xiao Qiang menyerang Guo
Rong dan menyuruhnya untuk pergi.
Qiu Xia menghentikan Xiao Qiang dan memeluknya.
“Qiu Xia, aku datang bukan untuk memisahkan kalian Ibu
dan anak. Aku datang untuk memberitahu mu agar segera pergi dari sini, Ibuku
sudah menyewa pengacara untuk merebut Xiao Qiang. Percayalah padaku. Aku berada
di pihakmu,” jelas Guo Rong.
Ibu Guo Rong menyewa seorang pengacara bernama Cheng.
Ayah Guo Rong datang menemui Qiu Xia yang baru pulang bekerja, dan Qiu
Xia mempersilahkannya untuk masuk ke dalam rumah. Lalu didalam, Ayah Guo
Rong menjelaskan bahwa maksud
kedatangannya ke sini adalah untuk bertemu dengan Xiao Qiang, tidak ada maksud
yang lain.
Ayah Guo Rong begitu baik. Dia menyarankan agar
Xiao Qiang dibawa pergi bersekolah di Taipei untuk mendapatkan pendidikan yang
baik. Tapi Qiu Xia menolak, asalkan Xiao Qiang
rajin belajar, dimana saja tempat nya tidak masalah.
Ayah
Guo Rong lalu menawarkan diri
untuk membelikan rumah sewa yang sekarang Qiu Xia tempatin sebagai hadiah untuk
cucunya. Tapi Qiu Xia menolak. Dan Ayah Guo Rong mengerti, dia lalu mengatakan bahwa suatu saat jika Qiu
Xia membutuhkan sesuatu, maka Qiu Xia bisa menghubunginnya.
Hari selanjutnya. Sebuah surat dari pengadilan datang ke
alama Qiu Xia.
Qiu Xia memberitahukan hal tersebut kepada Ayah Guo
Rong dan meminta bantuannya untuk
berbicara kepada Ibu agar mencabut gugatannya. Dan Ayah Guo
Rong mengerti.
Ketika Ibu Guo Rong datang bersama pengacara Cheng, Ayah Guo
Rong dengan tegas menyuruh agar
pengacara Cheng mencabut gugatan tersebut. Lalu Ayah memarahi Ibu yang telah
bersikap sangat keterlaluan dan hanya memikirkan diri sendiri.
“Tindakanmu untuk memisahkan Ibu dan anak sungguh
keterlaluan! Tentu saja masalah penerus sangat penting. Tapi jika Qiu Xia
kehilangan anak ini, kamu tahu akan betapa sakitnya dia?” kata Ayah Guo
Rong. Dan Ibu terdiam. Lalu
Pengacara Cheng pun mengiyakan untuk mencabut gugatan tersebut.
Dirumah. Qiu Xia memikirkan tentang masa depan untuk
anaknya kelak. Dia teringat tawaran Ayah Guo Rong untuk
membawa Xiao Qiang bersekolah ke Taipei. Jika Xiao Qiang tinggal dengan keluarga Guo Rong, maka Xiao Qiang akan bisa menempuh pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dan tempat yang lebih baik.
Dengan sayang, Qiu Xia membelai anaknya yang sedang
tertidur. Lalu dia mengingat setiap kenangan bahagia mereka, dan tawa riang Xiao
Qiang.
Xiao Qiang terbangun dan menanyakan kenapa Mama menangis.
Lalu dia menanyakan apa dia melakukan kesalahan lagi.
Qiu Xia : “Xiao Qiang adalah anak yang baik. Ada satu hal
yang ingin Mama beritahukan padamu, tapi kamu harus patuh. Mengerti?”
Xiao Qiang : “Ya. Aku pasti akan menurut apa kata Mama.”
Ibu Guo Rong datang untuk menjemput Xiao Qiang. Sebenarnya Xiao Qiang
merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan Qiu Xia, tapi karena dia telah
berjanji akan menurut, maka dia pun menurut.
Qiu
Xia meminta agar Ibu Guo Rong menjaga Xiao Qiang dengan baik2. Dan menyadari
kesalahannya dimasa lalu, Ibu Guo Rong pun meminta maaf. Lalu Qiu Xia
menjelaskan bahwa dia mengerti dan telah memaafkan Ibu Guo Rong, karena
bagaimana pun dia adalah seorang Ibu juga sekarang dan dia mau memberikan yang
terbaik kepada Xiao Qiang. Dan Ibu Guo Rong berterima kasih.
Sesampainya
di rumah Guo Rong. Xiao Qiang masih menangis, tapi dia menuruti kata Mama nya dan berusaha untuk
bersikap baik. Namun kepada Guo Rong tidak, “Papa aku membencimu…. Aku
membencimu!”
Walaupun
semua orang bersikap sangat baik kepadanya, tapi Xiao Qiang masih merasa
kesepian. Pada malam hari, sambil memeluk boneka panda hadiah dari Mama nya,
Xiao Qiang menangis dan bernyanyi lagu Ibu.
Keadaan
Qiu Xia tidak jauh berbeda. Tanpa Xiao Qiang disampingnya, dia merasa sangat
kesepian. Pada malam hari, dia menangis memandangi mainan Xiao Qiang dan
bernyanyi lagu Ibu yang pernah Xiao Qiang nyanyikan untuknya.
Guo
Rong mendekati Istrinya (Shu Juan) yang menangis. Shu Juan menjelaskan bahwa
dia telah lama memikirkan hal ini, semua orang sangat menyanyangin Xiao Qiang
dan tidak bisa berpisah darinya. Jadi seandainya dia pergi, maka semuanya akan
bahagia.
Guo
Rong menghibur nya, dia menjelaskan bahwa dulu dia pernah membuat kesalahan,
jadi dia tidak ingin kesalahan itu terulang kembali. Dan karena itu dia tidak
ingin Shu Juan berpikir begitu.
Xiao
Qiang duduk merenung. Dia mengingat Mama nya yang sering bermain bersama- sama
dengannya. Lalu dia menlap air matanya dan berlari pergi.
Shu
Juan menghubungin Qiu Xia yang sedang berada di tempat kerja. Dia memberitahu
bahwa Xiao Qiang menghilang, dan kemungkinan Xiao Qiang pergi ke rumah Qiu Xia.
Mendengar itu, Qiu Xia pun langsung pulang ke rumah.
Xiao
Qiang berteriak memanggil ‘Mama, mama, mama’. Dan dengan penuh kerinduan, Qiu
Xian memeluknya. Lalu saat tersadar akan sesuatu, dia menanyakan dengan siapa
Xiao Qiang ke sini.
“Ma,
aku sangat merindukan mu. Jadi aku diam2 kabur dari rumah,” kata Xiao Qiang
sambil menangis.
“Kamu
diam2 kabur dari rumah seperti ini. Semuanya akan khawatir. Seandainya terjadi
sesuatu padamu, apa yang harus Mama katakan?”
“Ma,
aku menginginkan Mama. Aku sangat merindukan Mama. Aku ingin tinggal bersama
Mama,” kata Xiao Qian, lalu dia memeluk Qiu Xia.
Qiu
Xia melepaskan pelukannya dan mengatakan bahwa jika Xiao Qiang tidak
menurutinya, maka dia akan pergi. Dan Xiao Qiang semakin menangis, dia meminta
agar Mama jangan pergi, dia akan menurut dan menjadi anak yang baik. Mendengar
tangisan Xiao Qiang itu, Qiu Xia merasa sedih, tapi dia berusaha menguat kan
hatinya.
Qiu
Xia memukul tangan Xiao Qiang sebagai hukuman karena telah tidak
mendengarkannya. Dan Xiao Qiang menangis, dia mengatakan bahwa dia bersedia di
pukuli asalkan Mama tetap bersamanya. Mendengar itu, Qiu Xia menangis, tapi dia
menlap air matanya dan menguatkan dirinya.
“Xiao
Qiang! Kalau kamu masih tidak mau menurut. Mama akan pergi!” tegas Qiu Xia. Dan
Xiao Qiang pun menurut dengan masih sambil menangis.
“Ma,
jangan menangis. Aku juga tidak akan menangis. Aku akan kuat! Sini aku bantu
menghapus air mata Mama,” kata Xiao Qiang sambil menangis. Dan dengan sedih,
Qiu Xia memeluknya dengan erat.
Qiu
Xia membawa Xiao Qiang pulang ke rumah keluarga Guo Rong. Dan disana seperti
apa yang Mama nya katakan, Xiao Qiang meminta maaf kepada mereka semua karena
telah membuat mereka khawatir.
“Maaa.
Janji tulis surat untukku. Ma, nanti Mama akan datang menjenguk ku kan?” tanya
Xiao Qiang, sebelum Qiu Xia pergi.
“Mama
pasti akan datang untuk menjenguk Xiao Qiang,” janji Qiu Xia, lalu dia pergi
darisana.
Qiu
Xia berlari pergi dengan cepat, karena dia tidak sanggup mendengarkan teriakan
tangis Xiao Qiang yang terus berteriak memanggilnya agar jangan pergi.
“Kakek
kumohon, biarkan aku pergi bersama Mama ku. Kakek kumohon… kakek… kumohon…
Nenek kumohon… biarkan aku pergi bersama Mama ku…” pinta Xiao Qiang, tapi
mereka diam.
Xiao
Qiang berlutut di depan Papa dan memohon untuk membiarkan nya tinggal bersama
dengan Mama. Tapi dia diam juga. Lalu karena itu Xiao Qiang pun berlari keluar
rumah untuk menyusul Mama nya, tapi Guo Rong langsung menahannya.
“Aku
benci kamu! Aku benci kamu!!” kata Xiao Qiang memukuli dada Papa nya.
Didalam
kamar. Xiao Qiang menggambar sambil menangis.
Dirumah.
Hujan dan petir terdengar sangat keras. Lalu disaat itu, Qiu Xia merasa seperti
mendengar suara Xiao Qiang yang menangis sambil menyanyikan lagu Ibu.
Xiao
Qiang menghilang lagi, dan semua orang merasa sangat cemas. Mereka menduga
bahwa Xiao Qiang pasti pergi ke tempat Qiu Xia, tapi karena akan ada badai,
maka Qiu Xia telah pulang kerja lebih awal, jadi tidak ada cara untuk
menghubunginnya.
Seluruh
keluarga Guo Rong datang ke rumah Qiu Xia, dan mereka menanyakan apa Xiao Qiang
datang ke sini. Dan dengan heran Qiu Xia, mempersilahkan mereka untuk masuk
serta bicara didalam.
Guo
Rong yang masih berada diluar. Tanpa sengaja, dia melihat boneka panda milik
Xiao Qiang berada di depan pintu dalam keadaan basah.
Mengetahui
apa yang terjadi, Qiu Xia merasa sangat khawatir dan bersalah karena telah
meninggalkan Xiao Qiang.
Xiao
Qiang berlari mengedor pintu setiap orang, tapi tidak satupun dari mereka yang
mau membuka kan pintu baginya. Dan dengan kedinginan, Xiao Qiang pun duduk
didepan kuil untuk berteduh disana.
Guo
Rong beserta Ayah pergi mencarinya, tapi tidak ketemu. Dan Qiu Xia lalu pergi
ke dalam kamar untuk berdoa, dia meminta agar Xiao Qiang bisa pulang dengan
selamat. Kemudian tiba2 saja, Qiu Xia teringat sesuatu, “Vihara. Xiao Qiang
pasti pergi ke Vihara!” gumamnya, lalu dia berlari keluar dari rumah. Dan Guo
Rong serta kedua orang tuanya mengikuti.
Namun
karena kondisi Xiao Qiang yang sedang sakit, maka Guo Rong pun dengan paksa
membawa Xiao Qiang. Dan kedua orang tua Guo Rong menahan Qiu Xia.
Qiu
Xia berhasil melepaskan dirinya, dan ingin mengejar Guo Rong yang membawa
anaknya. Tapi tanpa sengaja, dia malah terpijak sebuah kayu dan terjatuh dari
atas tangga. Melihat itu kedua orang tua Guo Rong dengan panik langsung
mendekatinya.
Mereka
berdua memanggil- manggil Qiu Xia. Dan Qiu Xia tertawa kepada mereka berdua
sambil menatap kosong ke depan.
Flash Back End.
“Ma…
aku … aku Xiao Qiang! Ma… Ma… aku Xiao Qiang!” jelas Xiao Qiang. Tapi Qiu Xia
sama sekali tidak mengenalinya dan dia menepis tangan Xiao Qiang.
Di
dunia ini hanya Mama lah yang terbaik
Anak
yang memiliki Mama Ibarat batu permata
Berada
dalam pelukan Mama, alangkah bahagia nya
Di
dunia ini hanya Mama lah yang terbaik
Anak
yang tidak memiliki Mama ibarat akar rumput
Jauh
dari pelukan Mama, alangkah sedihnya
Mendengar Xiao Qiang menyanyikan lagu tersebut, Qiu Xia mulai sadar dan dia ikut bernyanyi bersama dengan Xiao Qiang. Lalu dengan lembut dan penuh kasih, dia menyentuh wajah Xiao Qiang.
“Xiao
Qiang!” panggilnya.
Tags:
Mama Love Me Once Again
Sedih banget kak ceritanya ampe nangis aku bacanyaðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteKak makasih cerita ya sangat mengharukan,q sampai nangis,d tunggu cerita lain y.
ReplyDelete