Fu
An keluar dari rumah sakit dengan perasaan kesal. Dia menendang mobil Da Feng,
lalu menjadi ketakutan sendiri saat alarm mobil Da Feng berbunyi. Kemudian
karena sepedanya rusak ditabrak oleh mobil Da Feng tadi, maka Fu An pun
terpaksa pulang sambil menyeret sepedanya.
Dibengkel
sepeda. Kepala desa yang merupakan pemilik bengkel, dia menyarankan agar Fu An
membeli sepeda baru saja, karena sepeda Fu An banyak yang sudah rusak dan telah
di perbaiki beberapa kali. Namun Fu An menolak, karena harga sepeda baru sangat
mahal, sementara dia memiliki banyak kebutuhan lain. Seperti memperbaiki atap
rumah, mengobati Nenek yang sakit, dan membelikan buku serta pensil warna untuk
Pi Dan, adiknya.
Setelah
sepedanya telah selesai di perbaiki, Fu An membayar kepala desa dan mengucapkan
terima kasih. Lalu dia ingin pergi, tapi Kepala Desa menahannya. Kepala Desa
memberikan beberapa daun melon untuk diberikan kepada Chun Xiang, nenek Fu An
yang sedang sakit, dan dia juga menambahkan sebuah lonceng baru untuk sepeda Fu
An.
Sebenarnya
Fu An menolak untuk dipasangkan lonceng baru tersebut, karena sepeda nya telah
memiliki lonceng, dan Neneknya sangat menyanyangin lonceng itu. Tapi kepala
desa mengatakan bahwa dia akan memasangkannya distan sepeda yang sebelah, jadi
Fu An pun setuju dan berterima kasih.
Fu
An menjemput Pi Dan yang telah menunggu. Dia memamerkan lonceng barunya, dan
memberikan sekotak pensil warna kepada Pi Dan. Dan dengan senang, Pi Dan
bersorak kegirangan, karena ternyata dia bukan hanya mendapatkan pensil warna
saja, melainkan ada pensil warna cair dan crayon juga.
“Hebat!!!”
sorak Pi Dan.
Fu
An, Pi Dan, serta anjing peliharaan mereka yaitu An Dong Ni. Mereka bertiga
berjalan pulang bersama. Dan disaat itu, sebuah mobil yang melintas hampir saja
menabrak mereka, serta dari dalam mobil tersebut jatuh sebuah kayu berbunga
besar.
“Bodoh!!”
teriak Fu An berteriak kesal kepada si pengemudi mobil.
Seorang
pria yang berada didalam mobil, dan duduk dikursi penumpang. Dia melihat ke
arah Fu An yang meneriaki mereka. Century
Xia Family. Tulisan di tas yang berada disepeda Fu An.
“Kak,
apa ini?” tanya Pi Dan, melihat kayu berbunga besar itu.
Kayu
itu adalah Antrodia Cinnamomea, kayu langka yang digunakan untuk obat dan tidak
seharusnya kayu itu ditebang begitu saja. Mengetahui hal itu, Pi Dan ingin
memakainya untuk dimasukan ke dalam sup Ayam supaya kesehatan Nenek mereka bisa
segera membaik. Tapi Fu An menolak, menurutnya kayu itu harus dibawa ke polisi
dan dilaporkan.
Berdua,
dia dan Pi Dan mengangkat kayu tersebut, lalu mengikatkannya di atas sepeda.
Chun
Xiang terbatuk- batuk. Dia menuliskan sebuah surat wasiat untuk kedua cucunya,
yaitu Fu An dan Pi Dan. Seperti nya Chu Xiang tahu bahwa dia tidak akan bisa
hidup lebih lama lagi, karena batuknya bukanlah batuk biasa saja, melainkan
karena dia terkena Kanker paru- paru stadium 4.
Ketika
Fu An dan Pi Dan pulang, Chun Xiang langsung menyimpan surat yang ditulisnya
tersebut kedalam kotak kaleng. Dan dia berpura- pura untuk bersikap bahwa dia
sehat di depan mereka.
Lalu
saat Fu An dan Pi Dan pergi ke dapur untuk memasak, Chun Xiang mengeluarkan
sesuatu yang disimpannya. Dia mengambil sebuah kalung jam, dan menatap itu
lama.
Flash back.
Chun
Xiang mengobati Yun Gao yang ditemukannya terluka didalam hutan. Dan Yun Gao
yang sedang terluka, dia tinggal selama beberapa saat di rumah Chun Xiang.
Disaat itu, Chun Xiang merasa sangat senang, karena Yun Gao bersikap begitu
lembut dan perhatian kepadanya, dan tampaknya Chun Xiang menyukai Yun Gao.
“Chun
Xiang, setiap hari setelah kamu pergi. Aku berbaring menunggu mu dari suara
lonceng sepeda yang membawa mu kembali ke sisiku,” kata Yun Gao sambil memeluk
Chun Xiang dari belakang.
“Jadi
itu alasan mu memasang kan lonceng di bellku?” balas Chun Xiang.
Ditepi
danau. Chun Xiang menatap sedih burung yang terbang di udara. “Kamu bukan berasal dari sini. Sama seperti
merpati itu, setelah kamu sembuh, kamu akan pergi,” pikir Chun Xiang.
Yun
Gao yang menyadari hal tersebut, dia mengenggam tangan Chun Xiang dengan erat.
Suatu
hari. Didalam hutan, Yun Gao meminta agar Chun Xiang menutup mata. Tapi Chun
Xian yang tidak mengerti hanya diam saja dengan kebingungan. Dan tanpa menunggu
Chu Xian menutup mata, Yun Gao mencium Chun Xiang. Lalu dia memberikan sebuah
kalung jam sebagai tanda janjinya bahwa dia pasti akan kembali untuk Chun
Xiang.
“Chun
Xiang, kamu harus menunggku. Aku pasti akan kembali untukmu,” kata Yun Gao. Dan
dengan senang, Chun Xiang mengangguk. Lalu mereka berpelukan.
Flash back end
“Wang Cai, aku minta maaf, tapi
hanya ini caranya untuk menyelamatkan cucu kita,” pikir
Chun Xiang sambil menggenggam erat kalung jam tangan itu. Wang Chai adalah nama
lain Yun Gao.
Chun
Xiang memanggil Fu An yang keluar dari dalam dapur. Dia memberikan kalung jam
tangan itu kepada Chun Xiang dan menyuruh agar Chun Xiang menggadaikannya,
karena dia tahu tidak ada beras lagi yang tersisa serta atap rumah mereka harus
segera diperbaiki.
“Bukankah
ini jam tangan yang diberikan kakek Wang Cai kepada nenek? Kamu telah
memilikinya lebih dari 60 tahun, bagaimana bisa kamu melepaskannya?” tanya Fu
An sambil memperhatikan kalung jam tersebut.
“Dia
tidak akan kembali. Dia hanya pengelana yang tiba- tiba datang ke Gunung Fu
Man. Untuk dia, pertemuan kami adalah kesalahan. Sudah beberapa tahun berlalu,
aku bahkan tidak melihat bayangannya. Jika dia tidak meninggal, maka dia telah
melupakan ku,” kata Chun Xiang dengan sedih.
Dengan
optimis Fu An meminta agar Nenek nya tidak berpikiran seperti itu, lalu dia
mengembalikan kalung jam tersebut kepada Nenek.
Berita
mengenai Yun Gao muncul di TV. Melihat itu, Fu An langsung menceritakan
mengenai kejadian dirumah sakit.
Mendengar
kejadian dirumah sakit, dimana keluarga Yun Gao mengharapkan agar Yun Gao yang
sudah tua segera mati. Chun Xian merasa kasihan untuk Yun Gao.
“Lihatlah,
apa bagusnya uang? Bahkan jika kamu punya banyak uang, kamu tidak bisa membeli
keberuntungan dan kebahagiaan. Bahkan perahu yang kuat memerlukan tempat
beristirahat yang nyaman. Keluarga adalah bagian terbaik untuk menghindari
badai, kalian berdua harus mengingat ini selamanya. Uang bukanlah hal yang
paling penting. Yang paling penting adalah keluarga yang bersatu, mengerti?”
nasihat Chun Xiang. Dan Fu An serta Pi Dan mengangguk setuju.
“Nenek,
kita bertiga akan bersama selama nya,” kata Fu An. Dan Nenek menggangguk,
mengiyakan.
“Fu An, Pi Dan, nenek tidak memiliki
banyak waktu yang tersisa untuk dihabiskan dengan kalian berdua. Wang Cai,
akankah kamu kembali? Aku takut, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” pikir
Chun Xiang dengan sedih.
Didalam
kamar. Yun Gao bertanya kepada Pengacara Li, apakah dia percaya kalau karma itu
ada? Dan Pengacara Li hanya diam saja.
“Aku
tidak menyangka itu benar. Aku menghabiskan hidupku untuk membangun kekayaan
menggunakan berbagai cara. Bahkan terhadap keluargaku, aku tidak memberi mereka
cinta. Aku sama seperti elang tua kasar yang membuat mereka melompat keluar
dari sarang satu persatu, tidak pernah terpikir mereka begitu penakut. Aku
memberitahu mereka, inilah kenyataan dunia. Sekarang elang muda itu telah
tumbuh besar, mereka mencoba membuangku dari sarang. Aku yang mengajari mereka
begitu, jadi aku tidak menyalahkan mereka. Inilah karmaku. Karma ku karena
telah bersalah kepada Huang Chun Xiang,” cerita Yun Gao.
Flash back
Semasa
muda dulu, Yun Gao adalah seorang dokter. Ketika masuk ke dalam hutan untuk
mengumpulkan obat, dia jatuh ke dalam jebakan dan terluka. Saat itu, Chun Xiang
lah yang menyelamatkannya.
Ketika
dia berada di rumah Chun Xiang, dia menemukan buku resep rahasia pengobatan
milik keluarga Chun Xiang yaitu pill Ba Bao yang berkhasiat meningkatkan
energi. Dia mencuri resep itu, ketika Chun Xiang pergi.
Lalu
setelah itu, dia memberikan kalung jam kepada Chun Xiang. Dan berjanji akan
kembali, tapi dia tidak menepatinya.
Flash back End
“Ketika
aku akan meninggal di rumah sakit, aku melihat Chun Xiang. Itu mimpi yang
sangat nyata. Chun Xiang datang mencari ku,” cerita Yun Gao. Dan Pengacara Li
langsung teringat kejadian saat dirumah sakit, dimana Fu An menyelinap ke kamar
Yun Gao.
“Ketua,
itu bukan mimpi. Seorang gadis muda menyelamatkanmu,” jelas Pengacara Li. Namun
dia merasa heran, karena seharusnya menurut cerita, Chun Xiang telah berumur
sekitar 70 tahun sekarang. Lalu seperti terpikir sesuatu dia bertanya, “Bisa
jadi itu adalah putri Huang Chun Xiang?”
“Putrinya?
Mengapa aku tidak terpikir itu? Pergi! Segera pergi ke desa kecil disana dan
cari. Aku mengabaikannya begitu lama, semua yang bisa aku lakukan untuknya
sekarang adalah menggunakan sisa hidupku untuk menjaga nya dan keluarganya.
Pergilah!” kata Yun Gao dengan tegas.
Pengacara
Li mengiyakan perintah itu, tapi dia merasa cemas mengenai Da Feng dan Feng
Feng, jika mereka bertanya mengenai masalah penerus. Yun Gao tidak peduli
mengenai hal itu sekarang, dia mengatakan bahwa pada hari ulang tahun ke 80 thn
nya minggu depan, dia akan mengumumkan
keputusan nya kepada setiap orang. Ba Bao Tang hanya akan diberikan
kepada orang yang tulus kepadanya.
Tags:
Easy Fortune Happy Life
Lanjut kak.
ReplyDeleteLanjut kak.
ReplyDeleteLanjut......
ReplyDeleteayo ayo lanjut terus... semangat 😄😄😄
ReplyDelete