Network : TTV
Setelah
semuanya selesai. Feng Feng dan Yan segera mendekati Zhen Zhen untuk mengambil kaset
rekaman. Dan Zhen Zhen pun merasa sedikit takut, tapi dia berhasil merebut
kaset rekaman yang dipegang oleh rekannya. Lalu dia memberikan itu kepada Da
Feng.
“Jika
kami menyebarkannya, dan itu tidak benar. Maka itu akan lebih menyulitkan,”
kata Zhen Zhen beralasan. Lalu dia pergi.
Da
Feng kemudian menarik pita di kaset tersebut dan merusaknya. Melihat itu, Feng
Feng serta Yan tersenyum lega.
Xie Hu Lan, tidak peduli dimana pun
kamu. Aku pasti akan menemukanmu. Pikir Da Feng.
Pengacara
Li menemui Yun Gao, dia menjelaskan apa yang akan dilakukannya, yaitu jika Yun
Gao meninggal sebelum Fu An di temukan, maka seluruh harta Yun Gao akan
diberikan kepada pihak bank untuk disumbangkan. Jadi karena itu, Pengacara Li
akan pergi ke bank besok untuk mengurus semuanya.
Setelah
selesai menjelaskan, Pengacara Li menanyakan apa Yun Gao yakin akan
menyumbangkan segalanya. Dan Yun Gao membalas yakin.
“Pengacara
Li, apa kamu mengerti perilaku burung nasar (burung pemakan bangkai)? Dia
mencari bangkai binatang untuk dimakan. Pikirkan lah, keluarga ku memiliki ciri
yang sama seperti Nasar, akankah mereka diam saja melihat $80 miliar jatuh ke
kantong orang lain? Jangan khawatir, sekarang mereka sedang mencari cara untuk
menemukan Xie Hu Lan. Bahkan walaupun Hu Lan bersembunyi di Mars, dia tidak
akan bisa melarikan diri dari cengkaraman mereka,” jelas Yun Gao.
Satu
hal yang paling Yun Gao harapkan sekarang adalah sebelum mereka bisa menemukan
Hu Lan. Tidak peduli dimanapun Hu Lan berada, dia berharap Hu Lan mempunyai
penghangat, makanan, dan pakaian. Yun Gao merasa khawatir kepada Hu Lan.
Fu
An dan Pi Dan merasa kebingungan, karena telah banyak hal yang berubah di kota.
Mereka telah berkeliling dan bertanya kepada polisi, tapi mereka mendapatkan 5
alamat yang berbeda- beda.
“Bagaimana
jika kakek Wang Cai sama dengan nenek. Dia sudah pergi ke surga,” kata Pi Dan.
“Pei,
pei, pei,” kata Fu An sambil mengetuk lantai (buang sial). “Anak kecil jangan
bicara omong kosong, bahkan jika kakek Wang Cai benar- benar sudah pergi ke
surga. Aku masih harus membawa Nenek ke makam nya,” kata Fu An.
Fu
An percaya pada perkataan Nenek , yaitu jika mereka berusaha keras dan terus
berharap, maka suatu saat akan membuahkan hasil.
“Kemudian
apa yang kita lakukan sekarang?” tanya Pi Dan.
“Ah...
aku terpikir sesuatu. Besok, bawa gambar kakek Wang Cai dan bertanya ke
sekeliling, mungkin saja orang yang tinggal diarea sekitar sini ada yang tahu
dimana kakek,” jawab Fu An.
Tapi
masalahnya sekarang adalah mereka tidak mempunyai hape. Jadi cara itu akan menjadi
percuma saja.
Kepala
desa merasa cemas kepada Fu An, karena sudah lama Fu An pergi, tapi sampai saat
ini belum ada kabar apa mereka baik- baik saja. Pang Dai juga merasa sama
cemasnya, dia takut Fu An dibully di kota.
Da
Feng, Feng Feng, dan Yan. Mereka datang ke desa Fu Man untuk mencari informasi
mengenai Fu An. Dan mereka datang mengunjungin kepala desa. Namun Pang Dai yang
mengenali mereka bertiga, dia langsung menarik kepala Desa untuk sedikit
menjauhi mereka sebentar.
“Orang2
itu yang menyebabkan Fu An diusir dari rumah sakit dan tidak bisa melakukan
bisnis lagi disana. Mereka semua orang yang buruk. Seorang pria tua hampir
meninggal, dan mereka bahkan tidak ingin menyelamatkannya. Aku melihat nya
dengan kedua mataku sendiri! Aku bertaruh mereka marah pada Fu An karena
menyelamatkan kakek mereka, dan mereka ke sini untuk membalas dendam,” jelas Pang
Dai.
“Tidak
heran, lihat mereka. Mata mereka terlihat begitu dingin. Sampai Fu An menemukan
Wang Cai, kita jangan membiarkan mereka tahu dimana mereka berada,” usul kepala
Desa. Dan Pang Dai pun langsung setuju.
Da
Feng melihat- lihat isi bengkel dan menemukan sebuah buku yang berisikan
catatan Anak mudah Desa Muda yang luar biasa. Didalam buku itu ada foto Pang
Dai, dan foto Fu An.
“Gadis
desa ini begitu mengejutkan. Tidak disangka dia berbakat di banyak aspek,”
gumam Da Feng.
Kepala
desa berbohong kepada mereka semua, dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki
foto Fu An. Dan dia menggambarkan wajah Fu An dengan begitu buruk. Melihat itu,
Da Feng merasa marah, karena dia merasa telah di tipu.
“Kamu
ingin kakek ku terkejut sampai mati melihat gamabr ini sebelum dia berhasil
menemukan orang yang dicarinya? Kami datang bukan untuk di bodohi! Aku akan
membeli tempat ini besok dan menghancurkannya,” ancam Da Feng.
Mendengar
hal itu, Yan senang karena Da Feng ada disini, jadi mereka tidak perlu
melakukan apapun.
Merasa
takut akan ancaman Da Feng, maka Pang Dai pun memberikan foto Fu An palsu yang
tidak lain adalah adiknya sendiri. Dan wajah adik Pang Dai, hampir mirip
dengan Pang Dai. Melihat foto itu,
setiap orang langsung merasa kecewa, tapi ini tentang $80 miliar, jadi mereka
pun mau tidak mau, harus mencari dan menemukan Fu An.
“Sekarang
kalian telah memiliki fotonya, kamu sudah bisa pergi,” kata kepala Desa. Dan Da
Feng memberikan uang, lalu membawa foto tersebut.
Feng
Feng serta Yan langsung mengikuti Da Feng pulang, karena mereka ingin meminta
copyan foto Fu An juga.
Setelah
mereka semua pergi, kepala desa dan Pang Dai langsung tertawa dengan keras.
Lalu Pang Dai meminta uang bagiannya, tapi kepala Desa tidak mau memberikan itu
kepada Pang Dai sama sekali.
“Dia
memberikannya padaku, bukan padamu, jadi tidak ada yang perlu dibagi,” kata
Kepala desa.
“Kamu
berdiri lebih dekat dengannya, jadi tentu saja dia memberikannya padamu!”
protes Pang Dai.
Didalam
mobil. Da Feng menatap frustasi foto Fu An palsu. “Penampilan seperti ini. Diletakan di dekat pintu mungkin akan membawa
kesialan dan diatas tempat tidur akan mencegah kehamilan! Aku pikir aku akan
mati karena syok olehnya sebelum aku mendapatkan $80 miliar. Menikahi kamu? Uh…
tidak mungkin. Aku pikir kamu lebih baik hanya menghilang dan tidak mengotori
penampilan kota.”
Da
Feng berhenti di rumah Fu An yang telah terbakar. Dia mengingat semua kejadian
yang terjadi saat kebaran itu.
Da
Feng turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah yang telah terbakar itu. “Mengapa aku datang ke sini? Orang jelek itu
pasti telah mengejutkan pikiranku. Apa ini?” pikir Da Feng, lalu dia merasa
seperti menginjak sesuatu.
Da
Feng menemukan album foto Fu An, Pi Dan, dan Chun Xiang yang sedang berfoto
bersama. “Mereka hanya berfoto, tapi
mereka semua tersenyum seperti idiot.” Pikir Da Feng.
Da
Feng teringat perkataan Fu An, saat mereka berada di dalam lumpur hidup.
“Yan
Da Feng, kamu orang yang sangat menyedihkan. Kamu terlihat seperti orang yang
memiliki segalanya. Tapi sebenarnya, kamu tidak memiliki apapun. Aku merasa
hidup ku lebih beruntung dan bahagia daripada hidupmu,” kata Fu An.
“Lupakan lah. Ini mungkin foto
terakhir milik gadis itu,” pikir Da Feng. Lalu dia membawa foto
tersebut bersama dengannya.
Da
Feng menghubungin seseorang dan meminta dicarikan seseorang. Dia menawarkan
$200 juta, jika orang tersebut berhasil menemukan orang yang ingin dicarinya.
Tags:
Easy Fortune Happy Life
Lnjutin ya mbk....seru..jd penasaran sm kelanjutanya
ReplyDelete