Network : TV Asahi
Pagi
hari. Ibu Takuma pulang dengan membawa barang belanjaan yang banyak sekali,
karena dia ingin mereka semua makan malam bersama sebelum Takuma nantinya harus
di rawat di rumah sakit. Tapi ternyata Takuma tidak ada di rumah, karena dia
sedang pergi bersama dengan Mayu. Mengetahui itu, Ibu merasa marah.
“Izikanlah
dia menikmati kencan terakhirnya sebelum di rawat. Mayu itu anak baik. Dia
sangat memikirkan Takuma …” jelas Ayah.
“Aku
juga demikian! Maksud ayah, aku tidak ada gunanya?! Apa maksudnya aku tidak
bisa melakukan sesuatu yang Mayu bisa?!” balas Ibu, emosi.
“Ibu
telah berjuang banyak. Takuma pun tahu itu. Namun, terkadang orang tua hanya
bisa mengawasi saja,” jelas Ayah, memberikan pengertian pada Ibu.
Takuma
dan Mayu berkencan dengan gembira. Mereka pergi belanja bersama. Pergi ke
aquarium bersama. Berfoto bersama. Dan tujuan akhir dari perjalanan itu adalah
ke kuil.
Disana mereka sama- sama berdoa sambil saling memandangin satu sama
lain secara diam- diam, ketika berdoa. Kemudian setelah itu, mereka membeli
beberapa jimat yang dijual disana.
Dalam
perjalanan pulang. Takuma dan Mayu pergi ke pantai, dan duduk menatap lautan
bersama. Disana Takuma mengatakan bahwa betapa enaknya jika ini bisa berujung
kekal, dan Mayu membalas kalau mereka bisa kesini lagi, ketika Takuma telah
sembuh. Dan lalu mereka mengaitkan jari kelingking mereka sebagai janji.
“Akankah
ada mukjizat?” tanya Takuma, dan Mayu menjawab tentu saja. Lalu Takuma pun berdoa
sambil memegangin jimat kecil yang dimilikinya dengan erat. “Aku mohon,”
pintanya.
Pagi
hari. Disekolah. Mayu memperlihatkan foto- foto kencannya bersama Takuma kepada
teman- temannya. Kemudian setelah itu, dia meminta dan mengumpulkan semua buku
catatan teman- temananya. Itu semua akan diberikannya kepada Takuma nanti,
sehingga Takuma tidak akan tertinggalan pelajaran. Karena Takuma sekarang sudah
sekolah lagi, melainkan sekarang dia sudah berada dirumah sakit untuk dirawat.
Dicafe.
Yumi bekerja dengan sangat bersemangat, lalu ketika waktu istirahat nya tiba,
dia segera menghubungin Kou. “Aku ingin nonton film,” kata Yumi sambil
tersenyum, ketika Kou bertanya mau kemana malam ini.
“Mau
nonton apa?” tanya Kou.
“Pilihan
mu saja,” balas Yumi.
Kou
memegangin kotak perhiasan kecil yang barusan dibelinya dan tersenyum, dia
ingin mengatakannya pada Yumi, tapi tidak jadi karena dia merasa ingin
memberikan kejutan saja pada Yumi nantinya. Namun disaat itu, tiba- tiba saja
dia merasa kepala nya sangat sakit, jadi dia berhenti berjalan.
“Kalau
kamu cepat sampai sini, nanti kubuatkan latte,” kata Yumi dengan riang. Tapi
Kou tidak menjawab.
Kotak
kecil di tangan Kou terlepas dari genggaman Kou dan terjatuh. Kemudian setelah
itu secara perlahan- lahan Kou pun juga terjatuh tidak sadarkan diri di lantai
jalanan. Dan semua orang yang berada di sekitarnya, mereka langsung berhenti
dan memandangin Kou.
Tidak
mendengar respon ataupun suara Kou ditelpon, Yumi pun menjadi sangat cemas.
“Halo? Halo?? Kou? Halo? Kou? Kamu kenapa? Kou? Kou?!” panggil Yumi berkali-
kali.
Takuma
sedang Mayu bermain dan bercanda bersama. Kemudian disaat itu terdengar suara
sirine mobil ambulans yang sangat keras. Dan karena ini adalah rumah sakit,
maka Takuma serta Mayu bersikap biasa saja, dan masih bermain- main.
Kami
tidak menyangka bahwa sirene itu akan menggerakkan takdir kami.
Kou
dibawa ke rumah sakit.