Network : TV Asahi
Kelas
memasak. Guru menjelaskan bagaimana cara membuat puding. Mendengar itu setiap
orang mencatatnya di buku dan lalu mulai praktek. Sementara Mayu, dia hanya
diam dan tidak melakukan apapun, sehingga Yuiko memanggilnya. Tapi tanpa
mengatakan apapun, Mayu berdiri dan menuju ke meja guru.
Selesai
memasak, Mayu dengan bersemangat menanyakan yang mana puding hasil buatannya.
Dan ketika mengetahui bahwa hasilnya gagal, dia langsung merasa tidak
bersemangat dan menyuruh mereka agar membuang pudingnya.
Yuiko
menemui Takuma dan memberikan puding buatan Mayu yang disimpan nya. Dia
menceritakan bahwa tadi sewaktu kelas memasak, Mayu menanyakan pada guru cara
membuat puding tanpa gula, dan Yuiko menebak kalau puding ini pasti untuk
Takuma, jadi dia membawakannya dan memberikannya kepada Takuma.
Takuma
mengambil puding tersebut dan meminta agar Yuiko merahasiakannya dari Mayu.
Dengan senang, Yuiko tersenyum mengiyakan.
Diatas
atap. Takuma memakan puding buatan Mayu. Walaupun puding tersebut sedikit
gosong serta rasanya sangat parah, tapi Takuma terus memakannya hingga habis.
Melihat
Mayu yang memiliki rasa cemburu pada Teru membuatku merasa senang. Ternyata
aku, memanglah menyukai Mayu.
Mayu
datang ke rumah sakit untuk memeriksa kakinya yang terluka sewaktu bermain
basket minggu lalu. Dan hasilnya, kakinya telah sembuh total.
Ketika
tanpa sengaja melihat Takuma berada dirumah sakit, Mayu mengikuti Takuma, dan
dia merasa kecewa serta sedih ketika melihat Takuma masuk ke dalam kamar rawat
Teru.
Didalam
kamar rawat. Perawat memuji Takuma yang dikira sebagai pacar Teru. Dan
mendengar itu, Teru tersenyum serta tidak menyangkalinya. Sementara Takuma, dia
mau menyangkalinnya karena itu tidak benar, tapi dia tidak memiliki kesempatan
untuk bicara.
“Oh
iya, tolong potret kami,” pinta Teru pada perawat. Lalu dia langsung menarik
dan memeluk lengan Takuma. “Cheese.”
Teru
tersenyum melihat foto mereka berdua, lalu dia menanyakan apa dia boleh
memposting foto mereka. Dan Takuma ingin menjawab, tapi tiba- tiba saja Teru
memegang dadanya dan tampak sangat kesakitan. Sehingga Takuma cemas dan
langsung memanggil Dokter.
Takuma
di minta untuk meninggalkan kamar, dan Takuma menurut. Lalu setelah Ayah Mayu
keluar dari kamar rawat Teru dan mengatakan kalau semuanya sudah baik- baik
saja, Takuma pun masuk ke dalam kamar rawat Teru.
“Maaf
karena telah membuatmu cemas,” kata Teru dengan lemah.
“Tidak
apa. Aku paham. Karena aku pun pernah mengalaminya. Rasanya pasti sesak, kan?”
Ayah
Mayu menceritakan kepada perawat mengenai rasa herannya. Dia mengatakan ketika
dia memeriksa Teru, dia tidak menemukan permasalahan yang berarti, baik di
tekanan darah maupun denyut nadi Teru.
“Eh?
Jangan- jangan dia cuma pura- pura?” komentar perawat, mendengar itu.
Teru
mengulurkan tangannya ke arah Takuma, dan Takuma pun memegang tangan Teru. Mayu
yang ternyata belum pergi, dia melihat semua itu dari balik pintu.
“Takuma,
kamu pacaran dengannya? Dengan Mayu?” tanya Teru.
“Enggak.
Aku tidak ada hubungan apa- apa dengannya,” jawab Takuma.
“Oh
begitu. Syukurlah,” kata Terus sambil tersenyum lega. Lalu dia bertanya,
“Apakah kamu mengerti maksudku mengatakan syukurlah? Apakah kamu… membenciku?”
Kumohon,
katakanlah bahwa kamu membencinya.
Harap
Mayu didalam hatinya.
“Mana
mungkin aku membencimu,” jawab Takuma. Dan Teru lalu meminta agar Takuma
menciumnya, karena sebentar lagi dia akan… Takuma mengerti, dia merasa tidak
tega dan berdiri, lalu dia mendekatkan wajanya ke wajah Teru.