Images
by : SET TV , TTV, iQiyi
Yang Guo Tao
(ayah Zi Hao) meminta Fang Jie untuk menerima kenyataannya saja kalau putra
mereka, Zi Hao, benar-benar jatuh cinta pada Chang Ke Ai. Fang Jie tidak bisa
menerimanya, karena mereka saja tidak tahu apapun mengenai Ke Ai kecuali kalau
Ke Ai adalah karyawan Hua Li. Di tambah lagi, putra mereka adalah GM Hua Li,
jadi setidaknya mereka harus mencari pasangan yang sepandan dengan status Zi
Hao.
“Kenapa kau
terlalu berpikiran sempit. Dengar, jika bukan karena Chang Ke Ai, entah akan
jadi seperti apa putra kita sekarang ini. GM? Dia hanya mendapatkan
keberuntunganku saja. Eh salah, maksudku keberuntunganmu,” ujar Guo Tao.
“Tunggu, apa
maksudmu?”
“Kau benar-benar
tidak tahu apapun mengenai Chang Ke Ai?”
“Siapa
emangnya dia?”
“Ketika
putra kita masih SMA, dia belajar dengan keras demi Ke Ai.”
Dan Fang Jie
mulai teringat saat Zi Hao belajar dengan rajin menjelang 100 hari sebelum tes
ujian masuk universitas. Zi Hao bahkan sampai menyewa tutor pribadi untuk
mengajarinya. Dan selama dia belajar, dia selalu meletakkan foto seorang gadis
di hadapannya. Itu foto Ke Ai.
“Entah apa
alasannya, hingga Chang Ke Ai tidak masuk universitas. Dan karena itu, putra
kita mendapat kesempatan menggantikan posisinya di universitas. Dan itulah
bagaimana Zi Hao bisa menjadi seperti sekarang ini,” lanjut Guo Tao.
Fang Jie
teringat lagi saat Li Jian memberitahu kalau Ke Ai adalah siswa terbaik di SMA
dan bahkan siswa dengan nilai tertinggi di tes ujian masuk. Dan dia ingat saat
Zi Hao memberitahunya dengan gembira karena berhasil masuk ke universitas K.
Saat itu, dia sangat bahagia.
Fang Jie
baru sadar kalau selama ini, orang itu adalah Ke Ai.
“Ku kasih
tahu ya, jika kau ingin seseorang yang sesuai dengan status, maka kau pasti
tidak akan menikahiku. Terlalu banyak perbedaan di antara kita berdua,” ujar
Guo Tao.
“Aku
mencintai kepribadianmu, bukan uang atau statusmu. Di samping itu, hanya kau
yang bisa tahan dengan emosiku. Benarkan?”
“Hal yang
sama juga terjadi pada putra kita. Dia mencintai Chang Ke Ai karena
kepribadiannya.”
Fang Jie
terdiam mendengar ucapan Guo Tao.
--
Di Hua Li,
Zi Hao
benar-benar kesal melihat Jammie yang ada di Single Noble, emangnya kerjaan
pianist itu terlalu enteng ya hingga bisa leluasa kemana saja? Baru juga dia
menggerutu, sudah kelihatan lagi Xiao Gang yang datang. Kedatangan Xiao Gang
adalah untuk memberitahu Wen Wen dan Ke Ai, kalau dia sudah memasukkan tuntutan
untuk ayah Wen Wen, jadi mereka tidak perlu khawatir lagi.
“Hah, yang
benar saja, kenapa mereka selalu muncul bersamaan?” gerutu Zi Hao.
Eh, muncul
Zi Jie dari belakang. Dia menyapa Zi Hao dengan riang dan memberitahu kalau dia
datang kemari untuk menemui Xiao Gang. Single Noble jadi ramai deh, semua pada
ngumpul. Wkwkwk.
Saat itu, Li
Jian mendapat pesan. Pesan berisi artikel mengenai Wen Wen. Isi berita itu
pokoknya memfitnah Wen Wen sebagai wanita matre dan ibunya yang adalah penjual
kue beras di pasar, pernah bekerja sebagai pelayan di tempat karaoke dan tidur
bersama pria untuk mendapatkan uang.
Xiao Gang
jadi teringat ancaman ayah Wen Wen sebelumnya yang berkata akan selalu punya
cara untuk membuat Wen Wen dan ibunya datang
pada mereka.
Wen Wen
jelas marah membaca berita itu, apalagi apa salahnya jika ibunya pernah bekerja
sebagai pelayan di karaoke? Ibunya kan tidak melakukan apapun, dia hanya
bekerja untuk menghasilkan uang untuk membesarkannya. Bukankah semua pekerjaan
sama saja.
Belum cukup
itu, Li Jian mendapat pesan dari security kalau para reporter sudah mulai
menuju ke Hua Li untuk meliput hal ini.
Karena keadaan sudah seperti ini, Zi Hao menyuruh Wen Wen untuk pulang terlebih
dahulu melalui pintu keluar karyawan. Xiao Gang dan Jammie menawarkan diri
untuk mengantar Wen Wen keluar Hua Li dan pulang ke rumah.
Setelah itu,
Zi Hao memberikan instruksi pada Li Jian untuk menginformasikan bagian PR agar
mengatasi para reporter itu. Dan juga beritahu security atau managemen untuk
mengatasi keramaian yang akan terjadi. Dan untuk yang lainnya, silahkan lanjut
bekerja.
Setelah
semua bubar, beberapa reporter ada yang berhasil masuk dan berusaha
mewawancarai Zi Hao. Li Jian langsung mengatasi dengan berkata bagian PR mereka
yang akan memberi pernyataan dan mereka bisa pergi dan jangan mengganggu.
Saat itu,
salah seorang reporter melihat Ke Ai. Dan ternyata dia pernah bersekolah di SMA
yang sama dengan Ke Ai. Dia langsung meminta Ke Ai membocorkan sedikit
informasi mengenai Wen Wen padanya, karena mereka kan satu SMA dulu. Dari jauh,
Xiang Yin melihat mereka dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Ke Ai
menolak untuk memberikan pernyataan apapun. Dia bukan orang yang akan
mengkhianati orang dan juga bukan orang yang akan menambahkan garam ke luka
orang lain. Jadi, berhenti bicara bertanya hal omong kosong seperti itu.
Temannya itu
malah mengancam. Jika Ke Ai tidak bersedia memberikan informasi apapun, dia
akan menulis artikel mengenai Ke Ai yang adalah jenius semasa sekolah kini
mencari nafkah di perusahaan mantan musuhnya dulu semasa sekolah, yang sekarang
adalah GM dari Hua Li.
“Itu tidak
benar!”
“Kebenarannya
tidak penting. Jika itu sudah di tulis, maka itu akan menjadi kebenaran,” jawab
temannya itu. “Kau tahu, hal seperti merebut kekayaan keluarga sedang trend
sekarang ini. Dan jika berita ini keluar, kau akan menjadi pusat perhatian,
bukan Wen Wen. Setelah artikel keluar, hubunganmu dan Yang Zi Hao akan hancur.”
Ke Ai mau
tidak mau jadi kepikiran dengan perkataan temannya itu.
--
Malam hari,
Ke Ai
menatap gaun yang di kenakan-nya saat itu. Da bertanya-tanya pada dirinya
sendiri, apakah dia benar-benar bisa masuk ke dalam dunia Zi Hao? Atau dia
malah akan berakhir seperti gaun itu, robek?
Saat itu,
Xiao Gang datang. Dia bisa melihat kegalauan di wajah Ke Ai, jadi dia
menanyakan keadaan Ke Ai. Ke Ai baru hendak bercerita, tapi ponsel Xiao Gang
berbunyi. Jadi, dia menyuruh Xiao Gang pergi saja jika sibuk.
“Aku ingin
sendiri,” ujar Ke AI.
“Baik. Kalau
begitu aku pergi. Telepon aku jika ada masalah ya,” ujar Xiao Gang dan akhirnya
pergi.
Setelah Xiao
Gang pergi, Ke Ai kembali merenung. Dia benar-benar galau, dan memutuskan untuk
menelpon Zi Hao. Sayangnya, Zi Hao tidak mengangkat telepon Ke Ai karena dia
sedang mandi saat itu.
Ke Ai tampak
sedih karena Zi Hao tidak mengangkat teleponnya.
Ketika kita merasa risau, kita
akan sangat merindukan seseorang. Kita akan berharap dia akan berada di sebelah
kita. Tapi jarak ini… masih sangat jauh. Cinta, harus bisa bertahan.
--
Zi Hao baru
siap mandi. Dan ketika dia memeriksa ponselnya, ada panggilan tidak terjawab
dari Ke Ai. Dia berjalan ke balkon dan menelpon balik Ke Ai, bertanya ada
masalah apa?
“Tidak ada,”
jawab Ke Ai, yang berada di luar rumah.
“Tidak ada?
Dimana kau sekarang?”
“Aku dalam
perjalan pulang ke rumah. Istirahatlah,” jawab Ke Ai dan mematikan telepon.
Zi Hao jelas
bingung, dan saat itulah dia melihat ke bawah dan tanpa sengaja melihat Ke Ai.
Saat itu Zi Hao masih mengenakan jubah mandi, tapi dia sudah langsung berlari
turun mengejar Ke Ai dan memeluknya dari belakang.
“Kenapa kau
kemari? Kenapa tidak menemuiku? Ada apa?” tanya Zi Hao khawatir. “Beritahu aku,
apa yang bisa ku lakukan untukmu?”
Ke Ai
melepaskan pelukan Zi Hao. “Kenapa aku harus merasa sangat malu hanya karena aku
jatuh cinta padamu? Aku harus berkonflik dengan diriku sendiri. Aku harus
berkata pada diriku sendiri kalau aku bisa melakukannya dan aku layak untukmu.
Aku harus melawan semua hinaan, rumor dan bagaimana orang-orang melihatku. Kau
tahu apa yang mereka pikirkan mengenaiku?”
Zi Hao
berdiri di depan Ke Ai, “Chang Ke Ai, semua itu tidak masalah. Abaikan saja
semua rumor itu. Yang penting adalah aku tahu siapa dirimu. Yang harus kau
pedulikan adalah aku.”
“Aku juga
ingin begitu. Aku terus berkata pada diriku… jangan dengarkan dan peduli dengan
apa yang mereka katakan. Tapi, itu sangat berat. Para haters itu tetap ada,
mereka tidak berhenti, dan aku tidak bisa tidak menghiraukan segala yang mereka
lemparkan padaku. Aku bahkan tidak bisa menyembunyikan diriku dari mereka. Aku
sudah bekerja sangat keras, aku ingin membuat diriku lebih baik dengan kerja
kerasku sendiri. Tapi, kenapa aku harus di tuduh kalau aku menggunakanmu untuk
menaikkan derajatku dengan cara tidur denganmu?! Kenapa aku harus di buat
menjadi seperti iblis? Apa kesalahan yang telah ku lakukan?”
“Chang Ke
Ai, kau tidak melakukan kesalahan apapun. Kau terlalu hebat, itulah kenapa
semua orang itu berusaha menyakitimu. Tapi, kau tidak hidup untuk mereka. Kau
tidak perlu menjadi seperti yang orang lain inginkan. Kau adalah Chang Ke Ai.
Kau satu-satunya orang yang sangat ku cintai,” ujar Zi Hao dengan tulus.
Ke Ai jelas
terharu mendengar ucapan Zi Hao. Apalagi Zi Hao berkata kalau Ke Ai harus ingat
kalau dia akan selalu ada untuk Ke Ai, kapanpun dan dalam apapun.
Zi Hao
memeluk Ke Ai dengan erat, dan Ke Ai balas memeluknya. Dia bisa merasakan
ketulusan Zi Hao padanya, dan hal itu membuatnya merasa lebih baik.
“Mari
pergi,” ajak Zi Hao.
“Kemana?”
“Mengubah
semua rumor menjadi hal yang benar. Dengan begitu, kau tidak perlu
mengkhawatirkan apapun lagi.”
“Apa maksudmu?”
bingung Ke Ai.
Zi Hao tidak
menjawab dan menarik tangan Ke Ai. Dia membawa Ke Ai ke rumahnya.
--
Fang Jie bingung
kenapa Zi Hao keluar hanya dengan menggunakan jubah mandi? Terakhir kali, Zi
Hao bahkan keluar tengah malam. Guo Tao memberitahu kalau terakhir kali Zi Hao
keluar tengah malam itu, Zi Hao bilang padanya mau bertemu dengan Chang Ke Ai.
Dan mendengar hal itu, Fang Jie jadi curiga kalau kali ini Zi Hao pasti menemui
Chang Ke Ai lagi.
And… benar
saja, Zi Hao masuk ke dalam rumah dengan Ke Ai. Fang Jie dan Guo Tao jelas
terkejut.
Tags:
Hello Again
Lanjut...
ReplyDelete