Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 14 – 1

Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 14 – 1
Images by : SET TV , TTV, iQiyi

Yang Guo Tao (ayah Zi Hao) meminta Fang Jie untuk menerima kenyataannya saja kalau putra mereka, Zi Hao, benar-benar jatuh cinta pada Chang Ke Ai. Fang Jie tidak bisa menerimanya, karena mereka saja tidak tahu apapun mengenai Ke Ai kecuali kalau Ke Ai adalah karyawan Hua Li. Di tambah lagi, putra mereka adalah GM Hua Li, jadi setidaknya mereka harus mencari pasangan yang sepandan dengan status Zi Hao.
“Kenapa kau terlalu berpikiran sempit. Dengar, jika bukan karena Chang Ke Ai, entah akan jadi seperti apa putra kita sekarang ini. GM? Dia hanya mendapatkan keberuntunganku saja. Eh salah, maksudku keberuntunganmu,” ujar Guo Tao.
“Tunggu, apa maksudmu?”
“Kau benar-benar tidak tahu apapun mengenai Chang Ke Ai?”
“Siapa emangnya dia?”
“Ketika putra kita masih SMA, dia belajar dengan keras demi Ke Ai.”

Dan Fang Jie mulai teringat saat Zi Hao belajar dengan rajin menjelang 100 hari sebelum tes ujian masuk universitas. Zi Hao bahkan sampai menyewa tutor pribadi untuk mengajarinya. Dan selama dia belajar, dia selalu meletakkan foto seorang gadis di hadapannya. Itu foto Ke Ai.
“Entah apa alasannya, hingga Chang Ke Ai tidak masuk universitas. Dan karena itu, putra kita mendapat kesempatan menggantikan posisinya di universitas. Dan itulah bagaimana Zi Hao bisa menjadi seperti sekarang ini,” lanjut Guo Tao.

Fang Jie teringat lagi saat Li Jian memberitahu kalau Ke Ai adalah siswa terbaik di SMA dan bahkan siswa dengan nilai tertinggi di tes ujian masuk. Dan dia ingat saat Zi Hao memberitahunya dengan gembira karena berhasil masuk ke universitas K. Saat itu, dia sangat bahagia.
Fang Jie baru sadar kalau selama ini, orang itu adalah Ke Ai.
“Ku kasih tahu ya, jika kau ingin seseorang yang sesuai dengan status, maka kau pasti tidak akan menikahiku. Terlalu banyak perbedaan di antara kita berdua,” ujar Guo Tao.
“Aku mencintai kepribadianmu, bukan uang atau statusmu. Di samping itu, hanya kau yang bisa tahan dengan emosiku. Benarkan?”
“Hal yang sama juga terjadi pada putra kita. Dia mencintai Chang Ke Ai karena kepribadiannya.”
Fang Jie terdiam mendengar ucapan Guo Tao.
--

Di Hua Li,
Zi Hao benar-benar kesal melihat Jammie yang ada di Single Noble, emangnya kerjaan pianist itu terlalu enteng ya hingga bisa leluasa kemana saja? Baru juga dia menggerutu, sudah kelihatan lagi Xiao Gang yang datang. Kedatangan Xiao Gang adalah untuk memberitahu Wen Wen dan Ke Ai, kalau dia sudah memasukkan tuntutan untuk ayah Wen Wen, jadi mereka tidak perlu khawatir lagi.
“Hah, yang benar saja, kenapa mereka selalu muncul bersamaan?” gerutu Zi Hao.
Eh, muncul Zi Jie dari belakang. Dia menyapa Zi Hao dengan riang dan memberitahu kalau dia datang kemari untuk menemui Xiao Gang. Single Noble jadi ramai deh, semua pada ngumpul. Wkwkwk.

Saat itu, Li Jian mendapat pesan. Pesan berisi artikel mengenai Wen Wen. Isi berita itu pokoknya memfitnah Wen Wen sebagai wanita matre dan ibunya yang adalah penjual kue beras di pasar, pernah bekerja sebagai pelayan di tempat karaoke dan tidur bersama pria untuk mendapatkan uang.
Xiao Gang jadi teringat ancaman ayah Wen Wen sebelumnya yang berkata akan selalu punya cara untuk membuat Wen Wen dan ibunya datang  pada mereka.
Wen Wen jelas marah membaca berita itu, apalagi apa salahnya jika ibunya pernah bekerja sebagai pelayan di karaoke? Ibunya kan tidak melakukan apapun, dia hanya bekerja untuk menghasilkan uang untuk membesarkannya. Bukankah semua pekerjaan sama saja.

Belum cukup itu, Li Jian mendapat pesan dari security kalau para reporter sudah mulai menuju ke Hua Li  untuk meliput hal ini. Karena keadaan sudah seperti ini, Zi Hao menyuruh Wen Wen untuk pulang terlebih dahulu melalui pintu keluar karyawan. Xiao Gang dan Jammie menawarkan diri untuk mengantar Wen Wen keluar Hua Li dan pulang ke rumah.
Setelah itu, Zi Hao memberikan instruksi pada Li Jian untuk menginformasikan bagian PR agar mengatasi para reporter itu. Dan juga beritahu security atau managemen untuk mengatasi keramaian yang akan terjadi. Dan untuk yang lainnya, silahkan lanjut bekerja.
Setelah semua bubar, beberapa reporter ada yang berhasil masuk dan berusaha mewawancarai Zi Hao. Li Jian langsung mengatasi dengan berkata bagian PR mereka yang akan memberi pernyataan dan mereka bisa pergi dan jangan mengganggu.


Saat itu, salah seorang reporter melihat Ke Ai. Dan ternyata dia pernah bersekolah di SMA yang sama dengan Ke Ai. Dia langsung meminta Ke Ai membocorkan sedikit informasi mengenai Wen Wen padanya, karena mereka kan satu SMA dulu. Dari jauh, Xiang Yin melihat mereka dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Ke Ai menolak untuk memberikan pernyataan apapun. Dia bukan orang yang akan mengkhianati orang dan juga bukan orang yang akan menambahkan garam ke luka orang lain. Jadi, berhenti bicara bertanya hal omong kosong seperti itu.
Temannya itu malah mengancam. Jika Ke Ai tidak bersedia memberikan informasi apapun, dia akan menulis artikel mengenai Ke Ai yang adalah jenius semasa sekolah kini mencari nafkah di perusahaan mantan musuhnya dulu semasa sekolah, yang sekarang adalah GM dari Hua Li.
“Itu tidak benar!”
“Kebenarannya tidak penting. Jika itu sudah di tulis, maka itu akan menjadi kebenaran,” jawab temannya itu. “Kau tahu, hal seperti merebut kekayaan keluarga sedang trend sekarang ini. Dan jika berita ini keluar, kau akan menjadi pusat perhatian, bukan Wen Wen. Setelah artikel keluar, hubunganmu dan Yang Zi Hao akan hancur.”
Ke Ai mau tidak mau jadi kepikiran dengan perkataan temannya itu.
--
Malam hari,
Ke Ai menatap gaun yang di kenakan-nya saat itu. Da bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah dia benar-benar bisa masuk ke dalam dunia Zi Hao? Atau dia malah akan berakhir seperti gaun itu, robek?

Saat itu, Xiao Gang datang. Dia bisa melihat kegalauan di wajah Ke Ai, jadi dia menanyakan keadaan Ke Ai. Ke Ai baru hendak bercerita, tapi ponsel Xiao Gang berbunyi. Jadi, dia menyuruh Xiao Gang pergi saja jika sibuk.
“Aku ingin sendiri,” ujar Ke AI.
“Baik. Kalau begitu aku pergi. Telepon aku jika ada masalah ya,” ujar Xiao Gang dan akhirnya pergi.


Setelah Xiao Gang pergi, Ke Ai kembali merenung. Dia benar-benar galau, dan memutuskan untuk menelpon Zi Hao. Sayangnya, Zi Hao tidak mengangkat telepon Ke Ai karena dia sedang mandi saat itu.
Ke Ai tampak sedih karena Zi Hao tidak mengangkat teleponnya.
Ketika kita merasa risau, kita akan sangat merindukan seseorang. Kita akan berharap dia akan berada di sebelah kita. Tapi jarak ini… masih sangat jauh. Cinta, harus bisa bertahan.
--
Zi Hao baru siap mandi. Dan ketika dia memeriksa ponselnya, ada panggilan tidak terjawab dari Ke Ai. Dia berjalan ke balkon dan menelpon balik Ke Ai, bertanya ada masalah apa?
“Tidak ada,” jawab Ke Ai, yang berada di luar rumah.
“Tidak ada? Dimana kau sekarang?”
“Aku dalam perjalan pulang ke rumah. Istirahatlah,” jawab Ke Ai dan mematikan telepon.

Zi Hao jelas bingung, dan saat itulah dia melihat ke bawah dan tanpa sengaja melihat Ke Ai. Saat itu Zi Hao masih mengenakan jubah mandi, tapi dia sudah langsung berlari turun mengejar Ke Ai dan memeluknya dari belakang.
“Kenapa kau kemari? Kenapa tidak menemuiku? Ada apa?” tanya Zi Hao khawatir. “Beritahu aku, apa yang bisa ku lakukan untukmu?”
Ke Ai melepaskan pelukan Zi Hao. “Kenapa aku harus merasa sangat malu hanya karena aku jatuh cinta padamu? Aku harus berkonflik dengan diriku sendiri. Aku harus berkata pada diriku sendiri kalau aku bisa melakukannya dan aku layak untukmu. Aku harus melawan semua hinaan, rumor dan bagaimana orang-orang melihatku. Kau tahu apa yang mereka pikirkan mengenaiku?”
Zi Hao berdiri di depan Ke Ai, “Chang Ke Ai, semua itu tidak masalah. Abaikan saja semua rumor itu. Yang penting adalah aku tahu siapa dirimu. Yang harus kau pedulikan adalah aku.”
“Aku juga ingin begitu. Aku terus berkata pada diriku… jangan dengarkan dan peduli dengan apa yang mereka katakan. Tapi, itu sangat berat. Para haters itu tetap ada, mereka tidak berhenti, dan aku tidak bisa tidak menghiraukan segala yang mereka lemparkan padaku. Aku bahkan tidak bisa menyembunyikan diriku dari mereka. Aku sudah bekerja sangat keras, aku ingin membuat diriku lebih baik dengan kerja kerasku sendiri. Tapi, kenapa aku harus di tuduh kalau aku menggunakanmu untuk menaikkan derajatku dengan cara tidur denganmu?! Kenapa aku harus di buat menjadi seperti iblis? Apa kesalahan yang telah ku lakukan?”
“Chang Ke Ai, kau tidak melakukan kesalahan apapun. Kau terlalu hebat, itulah kenapa semua orang itu berusaha menyakitimu. Tapi, kau tidak hidup untuk mereka. Kau tidak perlu menjadi seperti yang orang lain inginkan. Kau adalah Chang Ke Ai. Kau satu-satunya orang yang sangat ku cintai,” ujar Zi Hao dengan tulus.
Ke Ai jelas terharu mendengar ucapan Zi Hao. Apalagi Zi Hao berkata kalau Ke Ai harus ingat kalau dia akan selalu ada untuk Ke Ai, kapanpun dan dalam apapun.

Zi Hao memeluk Ke Ai dengan erat, dan Ke Ai balas memeluknya. Dia bisa merasakan ketulusan Zi Hao padanya, dan hal itu membuatnya merasa lebih baik.
“Mari pergi,” ajak Zi Hao.
“Kemana?”
“Mengubah semua rumor menjadi hal yang benar. Dengan begitu, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi.”
“Apa maksudmu?” bingung Ke Ai.
Zi Hao tidak menjawab dan menarik tangan Ke Ai. Dia membawa Ke Ai ke rumahnya.
--
Fang Jie bingung kenapa Zi Hao keluar hanya dengan menggunakan jubah mandi? Terakhir kali, Zi Hao bahkan keluar tengah malam. Guo Tao memberitahu kalau terakhir kali Zi Hao keluar tengah malam itu, Zi Hao bilang padanya mau bertemu dengan Chang Ke Ai. Dan mendengar hal itu, Fang Jie jadi curiga kalau kali ini Zi Hao pasti menemui Chang Ke Ai lagi.

And… benar saja, Zi Hao masuk ke dalam rumah dengan Ke Ai. Fang Jie dan Guo Tao jelas terkejut.

1 Comments

Previous Post Next Post