Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 10 – 3


Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 10 – 3
Images by : SET TV , TTV, iQiyi

Fang Ru berada di dalam mobilnya dan terus menggerutu karena kakaknya selalu mendapatkan semua yang bagus. Anaknya bahkan sangat berbakat. Dia benar-benar kesal. Karena itu dia akan mencari cara dan orang untuk memback up Zi Jie. Selama Fang Ru menggerutu, supirnya terus melirik.
--
Di Hua Li, para karyawan masih makan dan sangat senang karena sangat banyak makanan. Hanya Zi Hao yang tampak tidak senang dengan hal itu. Jammie sendiri tampak akrab dengan Xiao Gang, dan melihat hal tersebut, Ke Ai jadi menduga kalau wanita yang di sukai kak Gang adalah Jammie.
Jammie menyuapkan Ke Ai pizza. Dan melihat hal itu, Zi Hao mendekat dengan sangat gugup. Dia terus memperhatikan dan menarik tangan Jammie agar tidak memegang Ke Ai. Semua langsung melihatnya dengan bingung.


Zi Hao menarik Jammie mengikutinya. Daniel langsung menduga kalau berita di artikel itu mungkin saja benar. Ke Ai tampak cemburu, dan Xiao gang melihat ekspresinya tersebut. Zi Jie langsung mengikuti Zi Hao dan Jammie.
“Jawab aku, apa yang kau inginkan dari Chang Ke Ai?”
“Apa yang ku inginkan dari Chang Ke Ai, itu tidak ada hubungannya denganmu.”
“Tentu saja ada.”
“Kau suka padanya?”
“Itu urusanku. Kau suka padanya juga?” tanya Zi Hao.
“Tentu saja!”
“Dia milikku!” mereka mengucapkannya secara bersamaan. Mereka tidak mau mengalah untuk mendapatkan Ke Ai.
Zi Jie heran melihatnya. Baru kali ini dia melihat seorang pria bertengkar dengan seorang wanita demi memperebutkan seorang wanita. Dia sangat kagum dengan Ke Ai yang bisa mendapatkan perhatian dari banyak orang.
--
Trio pekerja beristirahat dan tampak sangat lelah demi menyiapkan grand opening Single Noble. Mereka terus bergumam, lelah dan lelah. Dan saat lelahpun, mereka masih sempat sempatnya berpikir untuk mengambil foto selfie.
Zi Hao yang baru selesai bicara dengan Jammie, bingung kemana semuanya? Kenapa hanya tinggal mereka bertiga?
“Wen Wen dan Li Jian pergi membersihkan toko. Xiao Gang pulang, jadi Ke Ai pulang bersamanya.”

Mendengar hal itu, Zi Hao kesal. Dan Jammie bertepuk tangan senang. Dia bahkan berkata kalau dia menjadi Ke Ai, dia pasti akan memilih Xiao Gang yang gentle, tampan dan punya tujuan jelas. Dia sangat mendukung Xiao Gang. Dan trio pekerja juga mendukung Xiao Gang. Zi Jie juga hendak mengangkat tangan mendukung Xiao Gang, tapi dia urungkan begitu Zi Hao melotot padanya.
“Li Jian, ayo,” ujar Zi Hao.
“GM, kami tadi kan sudah bilang Li Jian tidak ada di sini.”
Zi Jie langsung tertawa, tapi langsung membekap mulutnya saat ZI Hao melotot. Dan dengan malu, Zi Hao berjalan pergi dengan gaya sok cool.


Sementara itu, Jammie mengirim pesan untuk Xiao Gang, memuji pergerakannya yang cepat. Dia benar-benar pendukung Xiao Gang nih. Zi Jie melihatnya dan heran karena Jammie mendukung Xiao Gang, bagaimana jika Xiao Gang yang mendapatkan Ke Ai? Jammie merasa kalau ucapan Zi Jie ada benarnya, dan dia tidak jadi mengirim pesan untuk Xiao Gang.
Eh, Zi Jie masih sempat-sempatnya merayu Jammie. LOL.
--

Xiao Gang dan Ke Ai berjalan pulang bersama. Sepanjang jalan, Ke Ai terus melihat toko-toko pakaian di sepanjang jalan. Xiao Gang menatapnya, mengingat nasehat tn. Jiang yang menyuruhnya untuk berusaha jika meyukai seseorang sebelum semuanya terlambat. Juga ucapan Zi Jie dan Jammie sebelumnya kepadanya.
“Xiao Ai. Ada sesuatu …” ujar Xiao Gang.
“Kau mau bilang kalau kau jatuh cinta dengan seseorang kan?” potong Ke Ai. “Menyukai seseorang adalah hal bagus. Kenapa kau tidak bisa mengungkapkannya? Karena kita memiliki terlalu banyak ketakutan dan pikiran. Kita takut akan menjadi terlalu berlebihan, menjadi beban dan mungkin tidak cukup baik pada orang tersebut. Kita takut kalau perbedaan mungkin suatu hari akan menjadi alasan kita saling menyakiti.”
“Ke Ai.”
“Karena ketakutan dan pikiran ini, kita tidak punya keberanian untuk berpikir bagaimana rasanya bersama orang yang kita sukai. Tapi, aku sudah memikirkannya, bagaimana jika ketakutan dan pikiran yang sama seperti itu yang membuat kita kehilangan kesempatan? Bagaimana jika suatu hari, aku akan menyesal karena tidak cukup berani? Bagaimana jika aku menyesal karena menjadi begitu bodoh di masa lalu?”
“Ya, kau akan menyesali hal tersebut. Kau tidak akan pernah tahu hasilnya hingga kau mencobanya. Kau mungkin menyadari kalau kebanyakan pikiran itu hanyalah tebakan yang tidak benar. Tapi, kau kehilangan kesempatan karena memikirkan berbagai kekhawatiran itu dan membuatmu kehilangan orang yang kau sayangi. Aku yakin setiap orang akan menyesali hal tersebut. Itulah kenapa…”
“Itulah kenapa… aku harus menerimanya?” tanya Ke Ai tiba-tiba.
“Siapa?”
“Yang Zi Hao. Dia mengakui perasaannya pada ku saat di villa.”
Dan mendengar hal itu, Xiao Gang benar-benar kecewa. Dia patah hati, euy. Kasihan. Dan Ke Ai sama sekali tidak menyadari ekspresi wajah Xiao Gang yang berbeda. Xiao Gang bertanya bagaimana perasaan Ke Ai untuk Zi Hao?
“Aku dapat merasakan niatnya setelah apa yang dia lakukan untukku. Aku merasa tersentuh. Tapi, dia orang yang bersinar terang seperti bintang. Dan aku hanya wanita biasa yang mencoba menghadapi hidup dan agar memiliki cukup uang untuk makan. Aku tidak berani meraih seseorang yang begitu jauh dariku. Cinta itu berat. Itu adalah pertanyaan terberat di dunia ini.”
“Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? jika dia adalah bintang, kau adalah permata yang berharga. Kau hanya terjatuh ke tanah kotor. Tapi bahkan jika kau kotor, hal itu tidak akan pernah bisa memandamkan kilauan mu. Di mataku, Yang Zi Hao bahkan tidak layak untukmu,” semangati Xiao Gang. Dan seperti biasa, dia hendak menyentuh kepala Ke Ai, tapi dia mengurungkan niat tersebut.
Ke Ai sedikit terhibur mendengarnya. Dan dia tiba-tiba berkata, kenapa Xiao Gang tidak memberitahunya jika suka pada seseorang? Xiao Gang kaget, siapa yang kasih tahu? Ke Ai menjawab kalau Wen Wen yang memberitahunya. Dia tidak tahu kalau orang yang di sukai oleh Xiao Gang adalah dirinya, dan malah menggoda Xiao Gang agar bercerita padanya. Xiao Gang kebingungan menjawab dan hanya berkata kalau dia tidak tahu apakah wanita itu mencintainya atau tidak. Ke Ai masih belum tahu kalau itu adalah dirinya, malah memberikan semangat dan menyemangati Xiao Gang agar segera mengaku sebelum kesempatan itu hilang.
--


Di rumah,
Ke Ai kembali menulis di blognya.
Ketakutan dan rasa sakit adalah yang membuat kita menjauh dari bahaya sebagai mekanisme perlindungan untuk tubuh kita. Lari dari masalah mungkin sedikit pengecut, tapi itu bekerja. Membuat hatimu tidak merasakan sakit.
Ke Ai menatap langit. Menatap bintang-bintang di atas sana. Dia teringat nasihat Zi Hao dulu saat dia baru mulai bekerja di Hua Li yang berkata kalau dia tidak berani mencoba karena tidak mau merasakan sakit jika gagal.
Terimakasih karena menunjukkan padaku realita yang harus ku hadapi. Aku tahu, demiku kau sudah melakukan banyak hal untuk mendorongku terus maju. Aku sangat lelah bekerja hari ini, tapi aku belajar banyak hal. Aku tidak akan menyerah. Aku akan terus maju sebagaimana aku melihat siluetmu yang terus maju. Terimakasih, orang yang telah memberiku kesempatan!
--

Di rumahnya, Zi Hao membaca postingan Ke Ai tersebut, dan dia tersenyum. Dia melihat foto masa SMA Ke Ai yang masih di simpannya. Dia memuji Ke Ai yang memang murid pintar karena bisa melihat tujuannya.
“Tapi, jangan membuatku menungguku terlalu lama, Chang Ke Ai.”
Apakah kau melihat bintang yang sama seperti yang aku lihat sekarang?
--
Di rumahnya, Ke Ai melihat bintang yang sama, seperti yang Zi Hao lihat.
--
Zi Hao tiba-tiba saja mengambil jaketnya dan pergi keluar rumah.
Dia pergi ke depan rumah Ke Ai. Dia menatap jendela kamar Ke Ai. Lampu kamar masih menyala.
 Ini sudah larut, kenapa dia masih belum tidur? Aku penasaran dengan apa yang di lakukannya sekarang? apakah ada tempat bagiku?

Ke Ai menutup laptop-nya, dan kemudian melihat keluar jendela. Jantungnya terasa mau copot saat melihat Zi Hao yang ternyata berdiri di depan rumahnya. Refleks, Ke Ai langsung menunduk bersembunyi. Apa Zi Hao datang untuk melihatnya? Tapi kenapa tidak menelpon? Apa dia takut mengganggu?
Dan diam-diam, Ke Ai mengintip dari jendela kemarnya. Dia tersenyum-senyum sendiri. Tampaknya dia senang. Ah, dia mulai membuka hati untuk Zi Hao.



Post a Comment

Previous Post Next Post