Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 04 – 1
Images
by : jTBC
Semua karakter, organisasi, tempat, kasus, dan
insiden dalam drama ini fiktif
Jin Woo
mulai mewawancarai satu persatu siswa-nya. Dia bertanya apa mereka tahu kalau
Sun Ho di bully? Dan semua menjawab tidak tahu, karena itu biasa di lakukan di
luar sekolah sekarang ini. Ada yang melihat, tapi mereka merasa itu hanya
permainan di antara para lelaki. Ada yang memuji kalau Sun Ho adalah pria yang
baik tapi itu malah membuatnya tampak seperti pencundang. Ada yang protes
karena wawancara ini membuang waktu mereka, lagipula yang membuat masalah kan
anak lain, kenapa malah mereka jadi ikut kena. Ada pula yang protes kalau orang
tuanya bilang wali kelas tidak bisa ikut campur masalah ini, jadi untuk apa Jin
Woo menanyakan mereka. Inti dari semuanya, mereka tidak peduli pada apa yang
terjadi asal tidak melibatkan mereka!
KEJAHATAN
ITU BIASA
Moo Jin dan
In Ha berada di kantor polisi. Det. Park memperlihatkan video CCTV yang di
temukan di sekitar sekolah. Terlihat di CCTV tersebut, saat malam, Sun Ho
berjalan masuk ke dalam sekolah. Dan tidak ada siapapun lagi selain Sun Ho yang
masuk ke dalam sekolah.
Moo Jin
memberitahu kalau ada pintu gerbang belakang. Apa det. Park sudah mengecheck
CCTV di sana juga? det. Park memberitahu kalau CCTV yang ada di jalan tidak
merekam gerbang itu.
“Anak lain
dapat saja masuk lewat jalan itu dan menunggu Sun Ho,” ujar In Ha.
Det. Park
mulai membuka CCTV lain dan menunjukkan kalau di hari kejadian, di luar akademi,
Sun Ho keluar dari akademi 20 menit sebelum kelas berakhir. Di luar gedung, dia
menelpon seorang siswa bernama Jung Da Hee. Tapi, tidak di angkat. Dan
anak-anak lain meninggalkan gedung akademi 20 menit kemudian saat kelas
berakhir. Ibu Joon Seok dan Sung Jae langsung di jemput oleh ibunya. Alibi
Young Chul dan Ki Chan juga sudah di konfirmasi.
“Kemana
Young Chul dan Ki Chan pergi?” tanya In Ha.
“Young Chul
pergi ke mini market, Ki Chan ke warnet. Pernyataan mereka sesuai dan kami
sudah memeriksa CCTV juga.”
“Apa kau
berhasil mengetahui siapa yang mengirim video tersebut?”
“Itu
sedikit… itu di kirim dari ponsel ilegal. Dan itu bukan hal yang bisa di
dapatkan anak-anak dengan mudah. Aku merasa itu aneh. Aku butuh waktu untuk
menyelidiki hal tersebut.”
“Itu artinya
video itu bukan di kirimkan oleh salah satu anak-anak itu,” simpul In Ha.
“Kita masih
belum bisa menyimpulkan demikian. Yang terpenting sekarang adalah keaslian
video itu.”
“Apa
maksudnya?”
“Jika sebuah
video di edit, itu mungkin tidak bisa di akui sebagai bukti. Bahkan jika kita
mengakuinya sebagai bukti, anak-anak bisa bebas dengan mudah.”
“Mau itu di
edit atau tidak, itu jelas menunjukkan kalau Sun Ho di aniaya,” marah In Ha.
“Aku
mengatakan kemungkinan hal di pengadilan. Team forensik akan menganalisa. Aku
akan segera mengabari kalian begitu mendapatkan hasilnya.”
“Detektif,
aku masih belum bisa menerima kalau Sun Ho mencoba bunuh diri. Bahkan jika dia
memiliki rencana itu karena di aniaya, dia seharusnya meninggalkan surat pada
kami. Kita masih belum tahu siapa yang membawa ponsel dan diarinya. Siapa yang
memakai ponsel ilegal dan mengirimkan video itu dan kenapa mereka tidak berani
muncul? Masih banyak hal yang kita tidak tahu!”
“Kami
mencari CCTV seperti yang kau pinta, dan kami memeriksa alibi anak-anak
untukmu!”
“Itu bisa
saja anak lain. kita masih belum memeriksa gerbang satunya lagi! apa kau sudah
bicara langsung pada Da Hee? Dia tidak mau bertemu kami. Aku rasa dia menyembunyikan
sesuatu.”
--
Da Hee duduk
di beranda dan melihat buket bunga yang Soo Ho bawa kemarin, yang di buang oleh
ibunya ke tong sampah. Ibunya yang baru pulang, bertanya kenapa Da Hee diluar?
Dia menyuruh Da Hee masuk karena cuaca sangat dingin. Da Hee tidak masuk dan
bertanya balik, apa ibu menemui guru wali kelasnya? Ibunya tidak memberitahu
apapun kan?
“Jangan
khawatir. Ibu sudah bilang kan, tidak akan ada satupun yang tahun.”
“Bagaimana
keadaan Sun Ho?”
“Kenapa kau
khawatir padanya?! aku rasa dia belum sadar. Kenapa kau menangis? Jangan
menangis. Itu tidak perlu. Lupakan semuanya. Berpura-puralah tidak ada yang
terjadi. Semua akan baik-baik saja seiring waktu. Segalanya akan kembali
normal. Ayo masuk ke dalam.”
--
Moo Jin dan
In Ha sudah keluar dari kantor polisi. In Ha masih merasa kalau Sun Ho tidak
sendirian hari itu. Moo Jin sendiri tampak bingung karena mereka kan sudah
melihat CCTV dan mengecheck alibi. In Ha masih ngotot kalau mungkin ada orang
lain di sana? Apa Moo Jin berpikir kalau Sun Ho benar-benar bunuh diri? Moo Jin
tidak mau membahasnya dan meminta agar mereka berhenti.
“Bagaimana
bisa kita berhenti?! Sun Ho di bully!”
“Apa yang
membuatmu berpikir kalau Sun Ho di dorong? Apa itu yang kau inginkan?! Aku tahu
kau tidak bisa menerima betapa kita menjadi orang tua yang tidak berguna.
Setelah semua yang di laluinya, Sun Ho tidak pernah meminta tolong pada kita.
Dia menderita hingga ingin mati dan dia bahkan tidak meninggalkan surat apapun
untuk kita. Anak kita! Rasa bersalah ini terlalu membuncah hingga aku tidak
bisa bernapas. Aku merasa sangat bersalah pada Sun Ho. Aku merasa seolah semua
adalah kesalahanku. Setiap saat adalah penderitaan. Aku tahu kau juga merasakan
hal yang sama. Tapi…”
“Kau kira…
untuk keluar dari rasa bersalah, untuk menghindari rasa bersalah itu, aku
mencoba membuat orang lain menjadi pembunuh?” tanya In Ha kecewa.
“Bukan itu
yang ku maksudkan.”
“Kalau bukan
itu lalu apa?! Rasa bersalah itu membunuhku? Kau benar. Betapa dia tidak
percaya pada ku hingga… hingga dia tidak memberitahuku ketika mendapatkan
perlakukan buruk?! Kenapa aku tidak menyadarinya lebih cepat?! Aku sangat
menyesalinya dan membenci diriku sendiri. Tapi, sayang, aku tidak melakukan ini
karena rasa bersalahku. Aku hanya tidak bisa menerimanya, keraguan ini tidak
bisa pergi. Aku tidak peduli walaupun orang bilang aku berusaha menjadikan anak
lain menjadi pembunuh. Aku tidak akan menyerah hingga mendapatkan kebenarannya.
Aku akan pergi dulu. Sendiri,” ujar In Ha dan memilih pulang sendirian.
Moo Jin juga
sama tertekannya. Dan dia hanya menatap In Ha yang berjalan pulang sendiri.
Mereka untuk kali ini, berbeda pendapat.
--
Moo Jin
pergi ke SMP. Dan Dae Gil melihatnya. Moo Jinn bertanya, apakah para siswa
sering menggunakan gerbang belakang ini? Dae Gil menjawab kalau peraturan
sekolah melarangnya, tapi beberapa anak terkadang melewati gerbang ini.
“Apa Anda
ada memeriksa area ini di hari kejadian itu?”
“Ya, tentu
saja.”
“Apa kau
menyadari apakah ada yang datang atau pergi lewat sini?”
“Sangat
sulit untuk mengatakan jika ada orang, tapi tidak ada siapapun ketika aku di
sini.”
Moo Jin
mengangguk mengerti. Dia bertanya juga alasan kenapa CCTV sekolah tidak
berfungsi? Dae Gil menjawab kalau dia kan sudah memberitahu alasannya pada
polisi. Moo JIn sudah mendengarnya, tapi dia ingin bertanya lagi. Dae Gil
mengerti dan menjelaskan kalau CCTV itu sudah beberapa kali rusak, tapi pihak
sekolah mengabaikannya. Dan sekarang mereka sudah mengganti semua CCTV menjadi
baru sejak kejadian Sun Ho.
Moo Jin
mengerti dan pamit untuk pergi. Dae Gil terus memandanginya.
--
Ibu dan ayah
Ki Chan datang ke sekolah. ibu Ki Chan berusaha menahan suaminya untuk masuk
karena suaminya itu dalam keadaan mabuk dan menjadi pusat perhatian para
siswa/i. Ibu membujuk ayah untuk pulang, jika ingin protes setidaknya lakukan
dalam keadaan sadar. Ayah terlalu mabuk untuk mendengar ucapan istrinya. Dia
tidak bisa diam saja ketika masa depan putranya terancam hancur. Ibu
benar-benar kesal dan berteriak menyuruh ayah melakukan saja sesukanya. Dia
tidak mau peduli dan langsung meninggalkannya.
Dae Gil
berusaha menghentikan ayah Ki Chan masuk dalam lingkungan sekolah karena dia
dalam keadaan mabuk. Tapi, ayah Ki Chan memberontak dan membuat semua siswa
berkerumun melihat pertengkaran mereka tersebut. Jin Woo yang sudah mendegar
kabar keributan itu, segera menemui ayah Ki Chan.
Tapi, ya
percuma saja bicara pada orang mabuk dan dia hanya terus berteriak. Sang Bok
juga menghampiri mereka. Kang Ho juga. Semua berusaha meminta ayah Ki Chan
untuk tenang. Jin Woo juga jadi emosi karena ayah Ki Chan terus memarahinya
sebagai guru tidak berguna.
“Aku bukan
guru! Aku hanya pengajar. Bagaimana bisa aku menyebut diriku guru ketika aku di
perlakukan seperti ini oleh orang tua murid-ku!” teriak Jin Woo.
Sang Bok dan
Kang Ho segera menegurnya. Ayah Ki Chan semakin emosi.
“Aku tahu
kalau Anda mabuk, tapi Anda tetap harus menjaga sopan santun. Ini adalah
sekolah!”
Sang Bok
meminta ayah Ki Chan untuk bicara saja dengannya. Tapi, ayah Ki Chan terus
meracau dan membuat Sang Bok jadi kesal. Dia menyindir kalau orang tualah yang
harusnya mendidik karakter anak. Tapi, saat ayah Ki Chan melotot, dia langsung
menjilat lagi. Kang Ho juga ikut menjilat. Dan berhasil menarik ayah Ki Chan
keluar dari sekolah.
Soo Ho juga
ada di sana dan melihat dari awal sampai akhir walaupun bel masuk kelas sudah
berbunyi. Saat ayah Ki Chan di tarik pergi, Soo Ho sudah mau kembali ke
kelasnya. Tapi, dia malah mendengar ayah Ki Chan menyebut Sun Ho yang memang
ingin mati! Mendengar hal itu, Soo Ho emosi dan hendak menghampirinya, tapi Dae
Gil menahannya dan menyuruhnya untuk
tidak pergi.
Soo Ho
menangis frustasi. Jin Woo yang melihat hal itu jadi merasa bersalah juga.
--
Ki Chan
berada sendirian di ruang komputer. Dia menarik nafas berulang kali dengan
emosi dan mendorong mejanya. Terlihat sebuah kertas : Pernyataan Kekerasan
Sekolah. Ki Chan benar-benar marah dan mengeluh kalau hal ini sangat memalukan.
--
Ibu Sung Jae
menemui Eun Joo di rumah Eun Joo. Dia memberitahu keterlibatan Joon Seok dalam
video tersebut dan menduga Eun Joo pasti shock mendengar hal ini. Dia sudah
menyuruh Sung Jae tidak mengatakan apapun mengenai Joon Seok, tapi mungkin Sung
Jae akan mendapat intimidasi dari para petugas besok, dan mungkin akan
membuatnya keceplosan. Jadi, dia merasa harus memberitahu Eun Joo sebelumnya.
“Apa Sung
Jae melakukan segala yang Joon Seok suruh dia lakukan? Dan aku juga sudah tahu
kalau Joon Seok ada di sana bersama anak-anak. Joon Seok sudah memberitahuku.”
Ibu Sung Jae
kaget mendengarnya.
“Aku tahu
Sung Jae bilang padamu kalau Joon Seok adalah ketuanya tapi yang aku dengar
sedikit berbeda.”
“Tidak. yang
bilang itu Ki Chan, bukan Sung Jae.”
“Oh, begitu.
Kau bilang kalau Sung Jae sangat pandai menjaga rahasia.”
“Ya, benar.”
“Ini tidak
ada hubungannya dengan Joon Seok. Dia jujur memberitahuku segala yang terjadi
di hari mereka mengambil video itu. Dia tidak menyembunyikan apapun dariku. Dia
sejujurnya ingin mengatakan semuanya setelah mendengar kejadian Sun Ho. Tapi,
dia tidak bisa melakukannya karena takut akan mengkhianati temannya. Aku sudah
menemui ibu Sun Ho dan meminta maaf atas apa yang terjadi. Meskipun Joon Seok tidak
memukulnya, tapi dia tetap salah karena hanya melihat tanpa melakukan apapun.”
Ibu Sung Jae
tampak gugup mendengarnya. Dia kemudian pamit pulang, tapi sebelumnya dia
meminta agar Eun Joo tidak salah paham dengan yang dia katakan. Dia hanya
mendengar dari Ki Chan dan sebenarnya tidak percaya dengan hal itu. Dia datang
karena takut kalau Eun Joo tidak tahu masalah tersebut dan akan shock jika tahu
terlambat.
“Terimakasih
atas kepedulianmu. Tapi, aku rasa kau harus meminta maaf pada ibu Sun Ho dulu
daripada mempedulikanku.”
--
Saat sudah
keluar dari rumah Eun Joo, Ibu Sung Jae langsung menelpon dan memberitahu kalau
Eun Joo berada di level yang berbeda. Dan apa yang harus mereka lakukan
sekarang? dia bahkan tidak berani meminta bantuan apapun. Dia menelpon
suaminya.
Di dalam,
Eun Joo menenangkan dirinya sendiri. Sebenarnya, dari tadi dia merasa cemas dan
takut, tapi berhasi menyembunyikannya.
--
Ibu Ki Chan
ke minimarket menemui Seok Hee. Dia terus menerus menggerutu mengenai
penyelidikan yang di lakukan, di tambah lagi putranya, Ki Chan, jadi terlihat
seperti anak yang buruk. Seok Hee hanya diam saja dan tidak menanggapi apapun.
ibu Ki Chan jadi kesal dan terus memanas-manasi.
Ibu Ki Chan
memberitahu kalau ibu Sung Jae sudah sibuk melakukan segalanya untuk kasus ini.
Dia dengan ayah Ki Chan dan petugas komite yang menangani kasus ini dari alumni
universitas yang sama dan juga sangat dekat dengan ibu Sung Jae. Dia juga sudah
menemui ibu Joon Seok. Sung Jae akan mampu keluar dari masalah ini.
“Maksudku,
Sung Jae akan aman-aman saja karena mendapat pengacara. Tapi, bagaimana dengan
Young Chul? Siapa yang akan melindunginya?”
Seok Hee tampak
sedih mendengar ucapan ibu Ki Chan tersebut.
--
Jin Woo
berdiri di salah satu dinding sekolah dan menghela nafas panjang. Kang Ho
menghampirinya dan memberikan kopi. Dia menyuruh Jin Woo untuk melupakan yang
terjadi barusan. Jin Woo berterimakasih karena Kang Ho sudah membantu mengurus
ayah Ki Chan tadi.
Kang Ho
memberikan semangat pada Jin Woo, yah tapi begitu lah, nasihatnya ada yang
bagus dan tidak juga.
--
Jin Woo
menelpon In Ha dan mengajak bertemu. Dia sudah bertemu dengan ibu Da Hee. Joon Ha
penasaran, tapi In Ha berkata kalau Jin Woo akan menyampaikan langsung apa yang
di katakan ibu Da Hee saat mereka bertemu. Joon Ha menggerutu kalau ibu Da Hee
sangat aneh, kenapa dia mau bertemu dengan Jin Woo, tapi tidak mau bertemu
dengan kita? Dan kenapa mengabaikan telepon kita juga?
Saat itu,
ibu Ki Chan datang bersama dengan ibu Sung Jae ke toko HOHO.
--
Jin Pyo
mengumpulkan Myung Sun, Sang Bok, Jin Woo dan Kang Ho. Dia membahas mengenai
kasus itu, dan menyimpulkan kalau itu adalah game yang akhirnya malah jadi tindakan
kekerasan. Itulah kesimpulannya. Myung Sun setuju dengan hal itu.
Tapi, Jin
Woo tidak. Karena ada kemungkinan kalau Sun Ho di bully terus di luar lingkungan
sekolah, karena tidak mungkin seseorang bunuh diri hanya karena satu kali di pukuli.
Myung Sun mengangguk-anggukan kepalanya setuju.
“Pak Lee,
kau ingin murid-muridmu masuk dalam berita di kritik semua orang?” tanya Jin
Pyo. “Teman sekelas yang bertingkah seperti teman, membully seorang anak hingga
anak itu mencoba bunuh diri. Dan semua teman sekelasnnya menutup mata atas hal
itu atau bahkan mendukungnya. Dan di titik itu, semua guru, termasuk wali
kelas, tidak tahu hal itu terjadi. Menurutmu apa yang akan terjadi jika berita
itu keluar?”
“Aku akan
bertanggung jawab penuh.”
“Bagaimana
kau akan melakukannya? Yang kau lakukan akan merusak reputasi sekolah dan mengganggu
emosi anak-anak yang di perlakukan seperti kriminal!”
“Aku rasa
apa yang pak Lee hendak katakan adalah… mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi
adalah tugas dari seorang guru dan tugas terpenting bagi kita sekarang,”
pendapat Myung Sun.
“Tugas terpenting
sekarang adalah melindungi reputasi sekolah dan sebagian besar siswa yang tidak
bersalah.”
Sang Bok
seperti biasa menjilat pada Jin Pyo dengan berkata kalau yang Jin PYo katakan
adalah benar. Dan dia memarahi Jin Woo juga. Kang Ho tampak tidak suka pada
perkataan Sang Bok.
Dia juga
bertanya apa yang dilakukan para anak yang membully Sun Ho itu sekarang? Myung
Sun menjwab kalau mereka di ruang BK dan di suruh menulis surat pernyataan
salah sebagai bentuk refleski diri.
Sang Bok berkata
kalau Joon Seok tidak termasuk dalam anak-anak itu karena Joon Seok menemui
mereka terlebih dahulu dan mengaku. Juga, dia tidak ikut dalam memukul Sun Ho,
jadi tidak ada alasan untuk menghukumnya. Jin Pyo menengaskan kalau dia tidak
mau juga ada kalau Joon Seok mendapatkan perlakuan spresial karena adalah
anaknya. Selain itu, dia ingin menyemangati anak-anak itu melalui rekonsiliasi
dan remedy daripada hukuman. Sang Bok setuju.
Myung Sung
merasa kalau itu masih belum benar dan membahas mengenai Sun Ho dan orang
tuanya. Jin Pyo langsung tidak suka dan melemparkan buku tata mengatasi tindak
kejahatan sekolah.
--
Ibu Ki Chan dan
Sung Jae protes karena menurut mereka In Ha sudah keterlaluan. Mereka merasa
kalau In Ha membuat anak-anak mereka jadi seperti kriminal padahal itu hanyalah
perkelahian kecil di antara anak-anak. Joon Ha membela kakaknya. Tapi, ibu Ki
Chan tetap merasa itu berlebihan karena polisi berkeliaran di akademi dan sekolah
hingga membuat Ki Chan malu menunjukkan wajahnya.
“Dia
seharusnya tidak menunjukkan wajahnya!” teriak In Ha.
“Apa yang
dilakukannya yang membuatnya harus menyembunyikan wajahnya?!” marah Ki Chan.
“Kau
benar-benar tidak tahu?” teriak In Ha lagi.
Ibu Ki Chan
takut juga dan dengan suara kecil menyuruh In Ha tidak berteriak dan
menunjukkan sedikit sopan santun padanya. In Ha balas berkata kalau seharusnya
ibu Ki Chan bersyukur karena tidak dia maki dan sumpahi. Dia saat ini sangat ingin
memaki hingga kuping ibu Ki Chan copot, tapi dia berusaha menahan dirinya.
“Aku tidak ingin
mengatakan apapun padamu. Jadi, pergilah!” usirnya.
“Kau seharusnya
tidak seperti ini. kau juga seorang ibu. Apa kau akan bahagia setelah
menghancurkan masa depan anakku?” marah ibu Ki Chan.
“Benar. Aku ibu
Sun Ho. Dan kau juga seorang ibu. Apa yang akan kau lakukan jika hal ini
terjadi pada Ki Chan? Anakmu bernafas, makan, tertawa dan melakukan segalanya,
tapi putraku Sun Ho tidak bisa melakukan apapun sekarang.”
“Bagaimana
bisa itu kesalahan Ki Chan?!”
“Pergi! Pergi!”
usir In Ha.
Ibu Sung Jae
meminta In Ha untuk tenang dan mendengarkan mereka. In Ha terus mengusir
mereka, tapi ibu Sung Jae menyuruhnya untuk tidak emosional. Joon Ha
benar-benar kesal mendengarnya. Tapi, ibu Sung Jae menyuruhnya tidak ikut
campur karena ini bukan urusan Joon Ha.
“Aku tante
Sun Ho.”
“Baik, tante
Sun Ho. Aku tidak datang kemari untuk bertengkar. Sekali ini melibatkan komite
kekerasan sekolah, kita tidak akan punya kesempatan untuk bicara dari hati ke
hati.”
“Hati ke hati
kau bilang?!”
“Anak kita
sudah berteman sangat lama. Aku merasa putus asa karena hal seperti ini
terjadi. Tapi sebagai orang dewasa kita tidak seharusnya mempermalukan diri sendiri
karena beberapa perkelahian di antara anak-anak.”
“Kau tahu siapa
yang seharusnya mati sekarang?!”
“Aku harap
Anda lebih bertingkah masuk akal. Komite Kekerasan Sekolah akan mengurus masalah
ini juga. Aku rasa Anda terlalu emosional. Sejujurnya saja, Sun Ho tidak hanya berdiri
saja di sana dan menerima pukulan. Untuk lebih jelasnya, mereka berdua adalah
korban dan pelaku juga.”
Moo Jin yang
baru tiba mendengar hal itu, dan langsung mengusir ibu Sung Jae serta ibu Ki
Chan untuk pergi sekarang juga. ibu Sung Jae masih memasang senyum palsu. Tapi,
hal itu tidak mempan pada Moo Jin. Dia menilai cara mereka membesarkan anak
telah salah karena menutupi dan memaklumi kesalahan anaknya, hingga anak-anak
itu tidak akan tahu mana yang benar dan salah, dan bagaimana merasa menyesal
bahkan meminta maaf!
“Woahh,
itulah yang ingin ku katakan,” setuju Joon Ha.
“Anda keterlaluan!”
ujar ibu Sung Jae.
“Anda lah
yang keterlaluan. Mereka berdua korban dan juga pelaku?! kau bercanda?! Kau seharusnya
malu pada dirimu sendiri. Silahkan pergi dari sini!”
Dan akhirnya,
ibu Ki Chan dan Sung Jae keluar dari toko. Di depan toko. Ibu Ki Chan
menggerutu karena orang seperti Moo Jin bisa menjadi guru. Mereka berdua
benar-benar tidak terima dan merasa sudah menghabiskan waktu mereka. Lebih baik
jika mereka menggunakan cara hukum saja.
Ibu Ki Chan
kemudian bertanya, apa ibu Sung Jae sudah menemui ibu Joon Seok?
“Aku sudah
bilang padamu. Joon Seok tidak berpartisipasi dalam pemukulan tersebut. Kita tidak
bisa mengambil sisi yang salah dari Direktur Oh Jin Pyo. Anak-anak kita hanya
akan menderita. Jika kita tidak melibatkan Joon Seok, Eun Joo akan menyetujuinya.
Dia akan berhutang pada kita.”
“Aku merasa
sedikit tidak adil. Tapi tidak ada juga yang bisa ku lakukan.”
“Bagus.”
Joon Ha memasang
tanda tutup pada toko. Dia masih melihat punggung kedua ibu itu dan menghela
nafas kesal.
Di toko
hanya tinggal Moo Jin dan In Ha. Moo Jin memberikan air pada In Ha. Dan dengan
bergetar, In Ha memnium air tersebut. Tapi, dia tidak bisa minum dan meletakkan
gelasnya lagi.
“Aku pikir
semua akan baik-baik saja jika kita pindah ke sini. Sun Ho akan bisa sekolah di
lingkungan yang bagus dan kulian di universitas yang bagus. Berkencan dengan pacarnya
dan berpergian melihat dunia. Aku berharap kalau anak-anakku akan hidup dan
membuat mimpi mereka menjadi kenyataan. Itu yang aku inginkan. Hhhh, aku tidak
ingin mereka kesulitan belajar sepertiku. Jadi, aku ingin memberikan lingkungan
terbaik untuk mereka. Tapi, aku rasa aku salah. Ketamakanku hanya membuat Sun
Ho melalui waktu yang sulit. Dia sangat kesulitan, tapi tidak bisa meminta
pertolongan. Dia selalu berkata kalau dia baik-baik saja. Dia selalu tersenyum
dan berkata : Ibu, ibu, semua baik-baik
saja. Itu yang selalu dia katakan,” tangis In Ha. “Aku sangat bodoh. Aku mengira
dia benar-benar baik-baik saja.”
Moo Jin
tidak tahu harus berkata apa, karena dia merasakan sama seperti In Ha.
“Kau ibu nya
baik. Dari dulu, sekarang dan selamanya. Tanyakan pada Sun Ho ketika dia
bangun, dan dia akan berkata begitu padamu. Bahwa kau adalah ibu terbaik!”
In Ha
menangis semakin histeris.
“Untukku,
dan Sun Ho juga Soo Ho, kau melakukan yang terbaik. Kau orang yang paling berharga
di dunia ini.”
In Ha terus
menangis. Dia memeluk Moo Jin dan menangis di pelukannya.
“Aku akan
baik padamu. Walaupun aku bukan yang terbaik, aku akan berusaha yang terbaik.”
Tags:
Beautiful World