Sinopsis Korean Drama : Beautiful World Episode 05 – 1


Sinopsis Korean Drama : Beautiful World Episode 05 – 1
Images by : jTBC
Semua karakter, organisasi, tempat, kasus, dan insiden dalam drama ini fiktif
Joon Seok dan Eun Joo sudah tiba di rumah.
“Joon Seok, mengenai yang kau katakan, apa itu benar?”
“Bagian yang mana? Mengenai aku mencoba menghentikan mereka?”
“Bukan. Kau bilang yang terjadi hari itu adalah insinden. Apa itu benar?”
Joon Seok menatap tajam Eun Joo. “Aku sudah bilang.”
“Jadi, itu benar kan?”
“Kenapa itu sangat penting?” tanya Joon Seok penuh amarah. “Kenapa itu sangat penting?!” teriak Joon Seok dan naik ke lantai atas.
--
In Ha mengeluarkan semua sepatu Sun Ho dari dalam lemari dan menjejerkannya. Moo Jin bingung melihatnya dan bertanya apa yang In Ha lakukan?
--
Eun Joo menahan Joon Seok untuk masuk ke dalam kamar, “Itu bukan kecelakaan?”
“Pikirkan saja sesukamu,” jawab Joon Seok dengan dingin dan menutup pintu kamar.
Eun Joo sangat takut.
--
In Ha melihat sepatu yang di jejerkan dan membandingkannya dengan sepatu sekolah Sun Ho yang di temukan di TKP. Berbeda. Moo Jin masih belum mengerti dan bertanya apa yang berbeda? Apa yang sebenarnya In Ha bicarakan?
“Sun Ho tidak mengikat tali sepatu ini,” beritahu In Ha.
Dan Moo Jin baru memperhatikan ikatan di tali sepatu itu yang memang berbeda.

Flashback
Sun Ho tidak mengikat tali sepatu membentu pita, dia hanya mengikat tali sepatu di sudut dan memasukkannya begitu saja ke dalam sela sepatu. Dia tidak suka mengikat sepatu dengan bentuk pita, karena itu bukan style-nya.
End
“Sun Ho bilang kalau dia tidak suka mengikat tali sepatu seperti pita. Lihat. Sepatu ini dan ini, semua ikatannya sama. Hanya satu ini saja yang berbeda. Sepatu yang dia kenakan di hari itu, mempunyai ikatan yang berbeda. Sun Ho tidak sendirian saat itu. Ada orang lain bersamanya, dan orang itu yang mengikat tali sepatunya.”
“Kenapa? Untuk apa?”
“Untuk membuatnya terlihat seperti bunuh diri.”
Moo Jin masih bingung dan meminta In Ha tidak menyimpulkan terlalu cepat. Sun Ho bisa saja mengikatnya berbeda di hari tersebut. In Ha memberitahu kalau di hari kejadian itu, dia mengikatnya dengan cara biasa dia mengikatnya. Dia yakin kalau ada orang lain malam itu di TKP. Dia yakin kalau Sun Ho tidak mau bunuh diri, dan seseorang membuatnya seperti bunuh diri.
--
Eun Joo menggedor pintu kamar Joon Seok dan memintanya untuk keluar dan bicara. Dia terus memohon, tapi pintu tidak di bukakan sama sekali. Di dalam kamarnya, Joon Seok menangis.
“Ibu hanya ingin membantumu. Ibu tidak bermaksud menyalahkanmu. Biarkan ibu masuk, Joon Seok-ah,” mohon Eun Joo. Tapi percuma, pintu tidak di bukakan.
Eun Joo sangat ketakutan hingga meneteskan air mata.
-Pintu Menuju Jurang-

Flashback
Di malam kejadian Sun Ho, Eun Joo memang benar menjemput Joon Seok dari tempat les. Sepanjang jalan pulang, Eun Joo melihat kalau wajah Joon Seok tampak tidak tenang, jadi dia bertanya sambil bercanda. Dan Joon Seok menjawab dengan kesal candaan Eun Joo tersebut.
“Haruskah kita pergi makan es cream? Ayahmu sedang perjalanan bisnis keluar…”
“Turunkan aku di sekolah,” pinta Joon Seok memotong perkataan Eun Joo.
“Kenapa kau mau ke sekolah?”
“Aku meninggalkan sesuatu.”
“Apa itu penting?”
“Aku memerlukannya untuk ujian besok.”
Dan Eun Joo menjalankan mobil ke sekolah, tapi anehnya, Joon Seok meminta agar di berhentikan di gerbang belakang sekolah. Eun Joo bingung, tapi Joon Seok membuat alasan kalau itu adalah jalan pintas.
Terlihat saat Eun Joo mengantar Joon Seok ke gerbang belakang sekolah, ada sebuah mobil truk juga yang parkir di sekitar sana. Joon Seok turun dari mobil dan menyuruh Eun Joo untuk tidak menunggunya. Dia mungkin perlu waktu untuk mencari barangnya. Eun Joo masih ingin menunggu.
“Aku bisa pulang sendiri. Pulang saja saja.”
“Kenapa kau sangat mudah marah hari ini?”
“Inilah kenapa ayah menyebutku anak mami,” marah Joon Seok.
“Baiklah. Telepon ibu kalau kamu pulang telat, ibu akan menjemput.”
“Aku tidak akan telat. Cepat pergi.”
Dan akhirnya, Eun Joo pun pergi dari sana. Tapi, tetap saja dia merasa ada yang aneh dan tidak tenang. Dia terus melihat ke kaca spion.
End
Eun Joo turun dari tangga dengan tidak bertenaga. Saat itu, Joon Seok membuka pintu kamar dan langsung keluar rumah. Eun Joo berusaha menahannya, tapi Joon Seok tidak mempedulikannya sama sekali.
--
In Ha pergi ke kantor polisi lagi, sebelum masuk dia sempat bertabrakan dengan seorang pria. In Ha datang menemui det. Park dan meminta agar di lakukan analis sidik jari di sepatu Sun Ho, anaknya tidak mengikat sepatu dengan cara seperti itu.
Dan pria yang tadi tidak sengaja bertabrakan dengan In Ha, diam-diam memperhatikan dan menguping pembicaraan mereka. Pria itu tampk tertarik.
--
Moo Jin pergi ke sekolah lagi. Dia menemui Dae Gil, karena Dae Gil adalah orang pertama yang menemukan Sun Ho dan juga sepatunya di atap.
“Apa kau ingat bagaimana tali sepatunya terikat?”
“Tali sepatu?”
“Iya. Kami mendapatkannya kembali dan itu terikat dengan bentuk pita. Seperti biasa bagaimana orang-orang mengikat tali sepatu mereka. Makanya aku ingin tahu, bagaimana tali sepatu itu terikat ketika di temukan.”
“Ahh. Aku terlalu panik saat itu dan tidak bisa ingat benar. Tapi, aku rasa kau benar.”
“Kau tidak mengikatkannya atau sesuatu sejenisnya kan?”
“Tidak, itu kan adalah bukti.”
Dae Gil kemudian bertanya balik alasan Moo Jin menanyakan perihal tersebut.
--

In Ha telah berada di ruangan dr. park, dan dia menjelaskan mengenai tali sepatu Sun Ho yang terikat berbeda dari biasanya. Rekan det. Park malas mendengarnya dan terus berkata kalau bisa saja Sun Ho yang mengikat berbeda di hari itu. Dan mereka terus berdebat mengenai hal tersebut.
Det. Park sampai harus berteriak menyuruh mereka tidak ikut campur. Dia menjelaskan pada In Ha kalau melakukan analis sidik jari itu tidaklah sulit, tapi mau di bandingkan dengan sidik jari siapa? Jika mencarinya satu persatu akan memakan waktu lama. In Ha menyuruh untuk membandingkan dengan sidik jari anak-anak yang terekam dalam video bully itu. det. Park terus mengatakan itu sulit, karena mereka harus meminta izin dulu dari orang tua murid. Dan juga semua anak itu memiliki alibi.
 --
“Istriku percaya kalau seseorang mencelakai Sun Ho dan membuat hal itu seperti bunuh diri,” jelas Moo Jin
“Sebagai seorang ibu, dia akan mencurigai apapun. Tapi, aku rasa menyimpulkan ada kesalahan hanya dari tali sepatu…”
“Aku mengerti. Itulah yang akan di katakan polisi juga.”
“Apa Anda berpikir sama dengan istri Anda?”
--
In Ha marah karena mereka terus mengatakan tidak bisa, padahal kalau bukan mereka, siapa lagi yang bisa menyelidiki?!
“Yang di celakai adalah Sun Ho-ku. Orang yang harusnya kalian lindungi adalah korban, bukan penyerang!” teriak In Ha.
“Kami tidak melindungi penyerang!” teriak det. Kim.
Det. Park langsung berteriak menyuruhnya diam. Det. Park mengerti apa maksud In Ha, tapi sidik jari tidak akan berguna.
In Ha keluar dari kantor polisi dengan lunglai. Dan pria yang tadi di tabraknya, masih ada di depan kantor polisi.
Setelah In Ha pergi, det. Kim ngedumel karena In Ha membuat kekacauan dan keributan saja. Det. Park sendiri tampak memikirkan perihal tali sepatu itu.
“Apa kau akan mengikat tali sepatumu berbeda sebelum kau bunuh diri?” tanya det. Park.
“Ya, aku akan melakukannya jika aku ingin persiapan.”
“Kenapa anak yang melakukan persiapan tidak meninggalkan catatan bunuh diri apapun?” tanya det. Park balik. “Ini tidak konsisten. Cek aktivitas Sun Ho dari akademi-nya hingga ke sekolah dari CCTV.”
Det. Kim langsung kesal.
Pria yang tadi di tabrak In Ha itu, mengejar In Ha. Dia memberikan kartu namanya dan memperkenalkan diri. Namanya adalah Choi Ji Kyung dari koran harian Jungun. Dia tadi tanpa sengaja mendengar pembicaraan In Ha dengan polisi, dan hal itu membuatnya penasaran.
“Apa ini kasus bully di sekolah? jika Anda merasa di abaikan, aku dapat membantu.”
“Aku tidak percaya dengan wartawan yang bertanya karena rasa penasaran saja.”
“Aku tidak akan menulis artikel hanya dengan rasa penasaran.”
“Aku akan menghubungi Anda jika butuh bantuan,” ujar In Ha dan langsung pergi.
--
Sang Bok menemui Jin Pyo dan memberitahu kalau selama di interogasi oleh polisi, Ki Chan tidak sengaja mengatakan kalau Joon Seok adalah ketua-nya. Tapi, dia merasa hal itu tidak perlu di khawatirkan.
“Bagaimana dengan 2 anak yang lain?”
“Keduanya mengatakan kebenaran. Joon Seok hanyalah menyarankan tapi bukan ketua-nya. Dia mencoba menghentikan perkelahian. Mereka mengatakan yang sejujurnya. Ki Chan pasti mirip seperti ayahnya. Dia emosian dan juga punya nilai buruk. Aku rasa dia menyimpan dendam pada Joon Seok karena sudah mengatakan yang sebenarnya pada guru.”
“Apa kau memberitahu polisi mengenai hal itu?”
“Tentu saja. Aku juga menginformasikan pada anggota komite.”
“Itu salah. Sekarang semua orang akan menyerang Ki Chan. Anggota komite akan mengambil keputusan yang benar. Kita harus membentu kembali ‘minggu mencintai temanmu.’ Mulailah kampanye anti bully dan program edukasi.”
Sang Bok mengerti dan akan melakukan seperti yang Jin Pyo katakan. Dan Jin Pyo tiba-tiba bertanya sudah berapa lama Sang Bok menjadi wakil kepala sekolah?
“7 tahun.”
“Sudah sangat lama. Putrimu akan menikah tahun depan kan?”
“Ya.”
“Kau harus di promosikan menjadi kepala sekolah sebelum hal itu kan?”
Mendengar hal itu, Sang Bok jelas senang.
--
Jin Woo memastikan pada Young Joo, apa benar hanya Ki Chan yang bilang kalau Joon Seok yang  membuat mereka melakukan hal itu?
“Ya. Sejujurnya saja, aku tidak percaya kalau Joon Seok adalah Ketua-nya.”
“Kau berpikir kalau Ki Chan berbohong?”
“Itulah yang membingungkan. Cerita Ki Chan lebih detail daripada Sung Jae ataupun Young Chul.”
“Joon Seok tentu saja akan membantah hal tersebut.”

Saat sedang membicarakan hal tersebut, Sang Bok tiba-tiba muncul dan membuat mereka kaget. Sang Bok langsung mengira kalau mereka pacaran. Young Joo membantah hal itu dan langsung pergi. Sepertinya, mood Sang Bok benar-benar bagus, karena dia meminta maaf pada Jin Woo jika sikapnya terlalu keras selama ini. Jin Woo sampai heran melihatnya.
--
Jin Pyo sedang berteleponan dan bertanya bukankah kasus ini sudah di tutup dengan percobaan bunuh diri? Kenapa harus mengambil sidik jari lagi? Dia tidak setuju dengan hal itu. Ini hanya tindak kejahatan kecil di sekolah, tidak perlu di perbesar.
--

Moo Jin melihat gerbang belakang sekolah. Dan saat itu, dia melihat truk makanan yang menjual tteokbokki. Itu adalah truk yang ada di sana ketika Eun Joo mengantar Joon Seok kembali ke sekolah.
Moo Jin menghampiri penjual tersebut dan bertanya apa dia berjualan di sini setiap hari?
“Tidak setiap hari. Aku hanya berjualan di hari Selasa dan Kamis sore.”
“Lalu kau ada di sini pada tanggal 25 Oktober?”
“Hari kamis? Ah, kau berbicara mengenai malam ketika mobil ambulans kemari?”
“Ya benar.”
“Aku di sini.”
“Apa kebetulan kau ada melihat seseorang yang masuk lewat gerbang belakang ini sebelum polisi tiba?”
“Aku tidak yakin. Aku lagi tidur saat itu dan terbangun karena suara mobil ambulans. Jadi, aku tidak begitu yakin. Ditambah lagi, sangat gelap di sini, jadi sulit melihat siapapun.”
“Dapatkah aku melihat blackbox?”
“Seperti yang kau lihat, mobil ini sudah tua. Tapi… aku rasa aku melihat ada mobil yang terparkir di dekat sini.”
“Apa ada yang keluar dari mobil itu?”
“Aku tidak begitu yakin mengenai itu. Tapi, aku yakin ada mobil.”
Sayangnya, dia tidak mengingat bentuk mobil itu karena saat itu dalam keadaan mengantuk.
--

Dong Hee masih ada di sekolah, dan Jin Woo melihatnya. Apa Dong Hee menunggunya? Ada yang ingin di katakan padanya? apa dia tahu sesuatu mengenai Sun Ho? Jin Woo membujuk Dong Hee untuk memberitahu semuanya.
Flashback
“Jangan percaya pada siapapun,” peringati Dong Soo. “Aku bilang, jangan percaya siapapun.”
“Kenapa tiba-tiba mengatakan hal itu?”
“Apa kau lupa? Kenapa kau mencoba ikut campur dalam urusan orang lain setelah yang terjadi di sekolah sebelumnya?”
“Apa yang ku lakukan?”
“Kau punya bukti kalau Sun Ho tidak mencoba bunuh diri?”
“Tidak.”
“Jika tidak ada, tidak akan ada yang percaya padamu. Dan bahkan jika kau punya bukti, mereka akan menutupinya jika mereka kaya dan datang dari latar belakang bagus. Jangan ikut campur dan berakhir seperti terakhir kali. Diam saja. Oppa masih belum cukup kuat untuk melindungimu.”
End
Dong Hee mengingat perkataan oppa-nya sehingga dia tidak mau bicara apapun. Jin Woo tahu kalau Dong Hee pasti tahu sesuatu dan memintanya untuk bicara, tapi Dong Hee tetap tidak mau bicara. Tanpa bukti, dia tidak bisa membuktikan apapun.
“Yang perlu kau lakukan hanyalah jujur dan beritahukan semuanya padaku.”
“Itu yang aku lakukan terakhir kali.”
“Terakhir kali? apa maksudnya?”
“Tidak ada.”
“Jika kau tetap diam, itu artinya kau tidak berbeda dari mereka.”
“Bagaimana kau juga berbeda? Anda juga hanya menganggapku ‘hantu’ seperti mereka. Anda tidak pernah bicara sekalipun padaku.”
Mendengar perkataan Dong Hee, Jin Woo benar-benar terpukul.
--

Joon Ha menelpon Woo Jin dan memberitahu kalau In Ha sedang sangat terpukul karena polisi tidak mempedulikan hal itu. Dia khawatir jika In Ha akan jatuh pingsan. Woo Jin meminta In Ha untuk memastikan In Ha makan. Joon Ha mengerti dan akan menjaga In Ha, tapi Woo Jin juga jangan melewatkan makan.
Selesai teleponan dengan Woo Jin, Joon Ha menghindangkan makanan untuk In Ha. Tapi, In Ha menolak makan dnegan alasan tidak lapar. Joon Ha berusaha membujuk, tapi itu membuat In Ha semakin kesal.
“Eonni kira aku benar-benar bahagia? Setelah yang terjadi pada Sun Ho, eonni tidak pernah tersenyum sekalipun.”
“Haruskah aku tersenyum? Apa itu sangat perlu?”
“Kau tahu bukan itu maksudku!”
“Kau tidak akan pernah mengerti karena kau bukanlah seorang ibu.”
Mendengar ucapan In Ha, membuat Joon Ha benar-benar marah. Dia juga ingin menangis, tapi dia berusaha menahannya. Tapi, In Ha malah berteriak marah. Joon Ha jadi sangat marah dan tidak peduli In Ha mau makan atau tidak. Dia bahkan keluar toko.
--

Joon Seok pergi ke depan rumah Da Hee. Da Hee melhatnya dari jendela, dan dia tampak takut. Joon Seok hendak menelpon Da Hee, tapi mengurungkannya, dia tampak memikirkan sesuatu. Dan akhirnya dia menelpon, tapi nomor Da Hee tidak aktif.
“Kenapa kau di sini?” tanya Soo Ho yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
Joon Seok sangat terkejut melihatnya. “Kenapa kau kemari?”
“Aku yang duluan bertanya.”
“Aku hanya kebetulan lewat,” bohongnya.
“Apa yang dia sembunyikan?”
“Apa maksudmu? Siapa yang bersembunyi?”
“Apa yang Da Hee eonni coba sembunyikan?”
“Apa maksudmu?”
“Oppa kau tahu kan?”
“Apa yang ku tahu?” Joon Seok masih berpura-pura bodoh.
Tapi, Soo Ho tidak bodoh. Dia tahu kalau Joon Seok menyembunyikan sesuatu. Apalagi Joon Seok tidak pernah menjenguk oppa-nya, padahal mereka kan teman baik. “Aku kira kau sahabat oppa. Kenapa kau tidak melakukan sesuatu ketika di keroyok?”
“Aku mencoba menghentikan mereka, tapi… aku mengira mereka hanya bermain.”
“Kau sampah! Kau yang terburuk dan pengecut!” ujar Soo Ho.
Dan ucapan Soo Ho itu mengingatkan Joon Seok akan ucapan Sun Ho padanya.
“Aku tidak tahu kalau kau seorang pengecut! Aku percaya padamu. Aku akan membalasmu. Kau akan membayar harga yang sama,” tegas Soo Ho dan berlalu pergi.
Joon Seok sendiri tampak sangat marah.
--
Soo Ho berjalan sendirian di malam hari. Dia tampak sangat sedih dan kecewa.

Flashback
Joon Seok sering datang ke rumahnya dan bermain dengan Sun Ho. Dan ternyata, diam-diam Soo Ho menyukainya. Dia bahkan sudah menyiapkan cokelat valentine untuk Joon Seok, tapi tidak jadi memberikannya saat tahu kalau Joon Seok benci cokelat.
End


Soo Ho menangis. Dan saat itu, Joon Ha melihatnya. Dia jelas khawatir melihat Soo Ho yang menangis. Dan Soo Ho langsung memeluk Joon Ha dan menangis keras.
--


Ibu Ki Chan dan Sung Jae mengajak Seok Hee untuk bertemu lagi. Dia memarahi Seok Hee karena Young Chul sudah memfitnah Ki Chan sebagai ketua. Dia marah. Tapi, ternyata bukan hanya Young Chul tapi juga Sung Jae.
Ibu Sung Jae tidak peduli dan tidak mau ikut campur lagi dengan ibu Ki Chan. Dan dia langsung pergi. Ibu Ki Chan benar-benar marah, dan memberitahu kalau Young Chul lah yang menghapus video itu pertama kali. Dia juga kesal karena Ki Chan tidak pandai berbohong.
--
Ki Chan, Sung Jae dan Young Chul berkumpul bersama. Sung Jae bertanya apa yang akan Ki Chan lakukan jika Joon Seok tahu Ki Chan menyebut namanya di interogasi waktu itu? Dia memarahi Ki Chan yang harusnya mengikuti kata orang tua mereka saja. Ki Chan benar-benar pusing.
“Kau mengkhianati kami,” ujar Young Chul.
“Apa yang kau katakan?”
“Joon Seok terus menjaga rahasia mengenai video tersebut. Tapi, kau mengkhianatinya.”

Ki Chan marah mendengarnya dan hendak memukulnya. Tapi, Joon Seok tiba-tiba muncul dan memanggil Ki Chan, “Ant-man.” (Itu adalah julukan Young Chul, sementara julukan Ki Chan adalah ‘captain America’). Joon Seok berkata kalau mulai sekarang Young Chul adalah ‘Captain America’.

Dan Joon Seok bahkan menyuruh Ki Chan untuk pulang ke rumah saja. Ki Chan benar-benar kesal apalagi tidak ada yang membelanya. Joon Seok bahkan mengajak Sung Jae dan Young Chul untuk makan burger bersama. Ki Chan benar-benar kesal. Dia sudah mulai di isolasi sendirian.


Post a Comment

Previous Post Next Post