Network : iQiyi iQiyi
Luo
Jing mengeluhkan sikap Fei Yu yang tampak lebih merepotkan, daripada kedua
saudaranya. Lalu tiba- tiba Luo Jing teringat bahwa di kediaman ini, ada dua
kuda yang baru dibeli, dan dia ingin mencobanya. Namun Xi Que menahannya, dan
berpura- pura sakit perut.
“Berhenti
berpura- pura!” Kata Luo Jing menyadari hal itu.
“Nona.
Nona. Sebenarnya, Xi Que takut kuda. Dulu waktu masih kecil, Xi Que pernah
ditendang oleh kuda. Itu benar- benar menakutkan, Nona,” jelas Xi Que. Sambil
meminta agar Luo Jing jangan pergi.
“Baiklah.
Baiklah. Aku akan pergi sendiri,” balas Luo Jing, menenangkannya. Lalu dia
berjalan pergi dengan cepat.
Didalam
kamar. Wu Mei memperhatikan seluruh isi kamar Luo Jing yang tampak tidak
terlalu buruk. Lalu kemudian karena merasa sangat capek, maka dia pun berniat
untuk tidur di kasur Luo Jing. Tapi pada saat dia mau memperbaiki letak bantal,
dia malah tanpa sengaja menemukan dua buku terlarang milik Luo Jing. Dan karena
tidak tahu buku apa itu, maka Wu Mei pun membuka dan membaca nya. “Siapa yang
sangka, kamu membaca buku sejenis ini,” gumam Wu Mei sambil terus membaca.
Luo
Jing bermain- main ditaman. Menangkap belalang, dan kemudian tanpa sengaja
melepaskannya lagi. Dan ketika seekor ular muncul di dekatnya, dia langsung
menjerit dan menjauh. “Belalang, kemudian ular. Dimana kudanya?” gumam Luo
Jing, bertanya- tanya.
Tepat
disaat itu, tampak seorang pengawal Fei Yu datang. Sehingga Luo Jing pun
langsung bersembunyi di dekat pohon- pohon bambu. “Leng Wu Xie. Apa yang
dilakukannya secara diam-diam disini?” gumam Luo Jing, terus memperhatikan.
Fei
Yu datang menemui Wu Xie yang telah menunggu di dekat jembatan. Fei Yu menanyakan
apakah semuanya telah diurus, dan Wu Xie menjawab iya. Lalu Fei Yu bertanya
lagi, berapa banyak orang yang Wu Xie atur disamping ‘dia’. Dan Wu Xie menjawab
bahwa sekarang semua orang yang melayanin ‘dia’ ada dipihak mereka. Mendengar
itu, Fei Yu merasa puas.
“Kamu
masih menjadi satu-satunya orang yang bisa melakukan pekerjaan mu dengan baik,
tanpa membuatku khawatir. Sangat bagus. Segalanya telah di persiapkan. Semua
yang kita perlukan adalah angin timur*,” kata Fei Yu.
*maksudnya
satu hal penting yang masih kurang untuk menyelesaikan rencana
Luo
Jing berusaha menajamkan pendengarannya untuk mendengarkan semua pembicaraan
Fei Yu dan Wu Xie tersebut.
Wu
Xie memberitahu Fei Yu agar mereka lebih memperhatikan Yang Mulia Jing Yuan,
karena tampaknya dia memiliki sesuatu yang ditutupi. Dan Fei Yu paham, lalu dia
menanyakan apakah Wu Xie sudah menemukan keberadaan Xiu Wen.
“Belum.
Aku masih melanjutkan pencarian,” kata Wu Xie.
“Jangan
pikirkan. Jika dia menghilang, maka lupakan saja. Pengawal kecil seperti dia,
tidak akan memberikan dampak apapun. Oh ya, jangan cuma mengatur orang
disamping ‘dia’, tapi orang yang berada didalam istana juga harus diatur dengan
baik,” jelas Fei Yu.
“Aku
mengerti.”
“Zhong
Shi Li. Hari kematianmu sudah hampir tiba,” gumam Fei Yu.
“Zhong Shi Li. Bukankah ini nama
Kaisar? Apa Ayahku mencoba untuk memberontak?”
pikir Luo Jing dengan cemas, menyadari itu.
“Lin
Luo Jing. Jika putrimu mengetahui apapun. Apa yang harus dilakukan?” tanya Wu
Xie. Mendengar itu, Luo Jing langsung kembali mendengarkan dengan serius.
“Sama
seperti sebelumnya. Bunuh dia tanpa bekas,” jawab Fei Yu. Lalu dia pergi.
Luo
Jing merasa terkejut, dan tanpa sengaja membuat suara. Mendengar itu, Wu Xie
langsung terbang ke arahnya. Namun untungnya, Hua Hua datang tepat waktu dan
menolongnya. Hua Hua menarik tangannya dan membawa Luo Jing bersembunyi di
tempat lain.
“Terima
kasih sudah menolongku, Xiao Hua Hua,” kata Luo Jing dengan lega sambil
tersenyum.
“Selama
kamu dalam bahaya. Aku tidak akan membiarkannya tanpa mengambil tindakan,”
balas Hua Hua.
Luo
Jing bertanya-tanya mengapa karakter Hua Hua sangat misterius. Selalu muncul
dan hilang ntah kemana begitu saja. Dan Luo Jing pun bertanya. Tapi Hua Hua
langsung menyuruh agar Luo Jing tidak berbicara dulu, karena sangat berbahaya
disini.
Hua
Hua kemudian mendorong agar Luo Jing pergi duluan dari sana. Lalu dia
menghadapi Wu Xie selama sesaat. Kemudian setelah itu, dia terbang dan pergi.
Fei
Yu datang karena mendengar pertarungan itu, dan bertanya. Lalu Wu Xie pun langsung menjelaskan bahwa dia
merasa ada yang menguping pembicaraan mereka barusan. Dan dia melaporkan bahwa
tadi sepertinya dia melihat sosok Luo Jing yang berlari pergi. Dan juga ada
orang lain, tapi orang lain itu telah melarikan diri.
“Cepat
kirim orang untuk mencari secara hati- hati,” perintah Fei Yu.
Luo
Jing masuk ke dalam kamar. Dan ketika melihat Wu Mei yang sedang membaca buku
terlarangnya, dia langsung mengomel dan ingin mengambil kembali bukunya. Tapi
Wu Mei tidak mau memberikannya. Jadi Luo Jing pun menyerah dan duduk disebelah
Wu Mei.
“Permaisuriku.
Mengapa kamu membaca buku seperti ini?” tegur Wu Mei. Memukul pelan kepala Luo
Jing menggunakan buku itu.
“Kembalikan
padaku!” rebut Luo Jing dengan cepat.
Tepat
disaat itu, terdengar suara Fei Yu yang memanggil namanya. Sehingga Luo Jing
merasa panik. Dan tanpa berpikir panjang, dia langsung mendorong Wu Mei di
tempat tidur, dan melepaskan dengan paksa seluruh pakaian Wu Mei.
“Xiao
Jing. Xiao Jing,” keluh Wu Mei sambil mempertahankan pakaiannya yang mau
dibuka.
“Jangan
bicara. Jangan bicara,” balas Luo Jing. “Lepaskan!”
Fei
Yu membuka pintu kamar. Dan melihat itu, Luo Jing langsung berbaring diatas
tempat tidur. Dia memakai selimut menutupi seluruh tubuhnya, dan Wu Mei.
Wu
Mei lalu bangkit dari tempat tidur sambil memperbaiki pakaiannya. “Ayah mertua,
ada masalah apa?” tanya Wu Mei.
“Seperti
ini, Yang Mulia. Apa barusan, Anda ada mendengar sesuatu yang aneh, atau
seseorang yang terlihat mencurigakan?” tanya Fei Yu sambil memperhatikan Luo
Jing.
“Aku
tidak melihatnya,” jawab Wu Mei. Dan Luo Jing merasa sedikit lega.
Tags:
Unique Lady
Lanjut....
ReplyDelete