Network : iQiyi iQiyi
Wan
Er tersenyum memperhatikan tusuk rambut pemberian Fei Yu kepadanya dulu. Lalu
disaat itu, Wu Xie datang menemuinya. Wu Xie datang untuk menyampaikan pesan
dari Perdana Mentri. Pesannya adalah ‘segalanya
aman terkendali, jadi tolong jangan khawatir.’
“Sampaikan
balasan ini pada Fei Yu dariku. Tidak peduli apa, aku akan selalu menunggu
nya,” kata Wan er. Dan Wu Xie mengiyakan, lalu dia meninggalkan barang yang
dibawa nya dan pamit pergi.
Wan
Er tersenyum melihat barang pemberian dari Fei Yu. Kemudian disaat itu, dia
merasa seperti ada seseorang yang datang, dan dia mengira itu adalah Wu Xie,
makanya dia pun bertanya ‘ada apa lagi.’ Tapi ketika dia berbalik, dia terkejut,
karena ternyata orang yang datang menemuinya sekarang adalah Kaisar.
“Yang
Mulia. Apa yang membawamu kesini? Kamu juga tidak memberitahu siapapun,” kata
Wan Er dengan ramah, mendekati Kaisar.
“Permaisuri
ku, apa barusan ada seseorang yang ke sini?” balas Kaisar, bertanya.
Wan
Er mengambil buah- buahan kering dari Fei Yu, dan menjelaskan bahwa barusan ada
seseorang yang datang membawakan itu kepadanya. Lalu Wan Er memberikan beberapa
untuk Kaisar cicipi, tapi Kaisar menolak.
“Selama
Permaisuri suka memakan itu. Maka aku akan mengirimkan seseorang untuk membawakannya
setiap hari kepada kamu,” kata Kaisar, bersikap baik.
“Yang
Mulia begitu baik kepada saya. Saya benar- benar tidak pantas untuk itu,” balas
Wan Er, merendah.
Kaisar
merangkul bahu Wan Er, dan mengatakan bahwa dia berterima kasih kepada Wan Er,
karena telah banyak membantunya disaat susah seperti sekarang, jadi dia tidak
tahu bagaimana harus membalas nya. Sehingga Wan Er pantas mendapatkan perlakuan
yang baik. kemudian Kaisar menceritakan bahwa masalah yang terjadi dikapal
membuatnya sangat sibuk, tapi untung saja ada Fei Yu yang membantu.
“Tuan
Perdana Mentri adalah seorang bawahan mu yang paling setia. Kali ini posisinya
di cabut. Menurut saya, mungkin Yang Mulia telah terlalu gegabah membuat
keputusan pada saat itu,” kata Wan Er dengan pelan.
“Lancang!”
tegur Kaisar dengan keras.
Wan
Er mundur dan menundukan kepalanya, dia merasa takut. Dan selama sesaat Kaisar
diam memperhatikan itu, lalu dia tertawa dan mengatakan bahwa Wan Er tidak
perlu takut kepadanya, karena dia hanya bercanda saja.
“Yang
mulia, Anda menakuti saya,” kata Wan Er, merasa lega.
Kaisar
tertawa dan duduk. Lalu Wan Er pun ikut duduk disebelahnya. Kemudian Kaisar
memegang tangan Wan Er, dan mengatakan bahwa akhir- akhir ini dia memang cukup mudah
marah. Lalu mengenai Fei Yu, dia berpikir bahwa Fei Yu pasti bisa menyelidiki
kasus ini dengan jelas untuk membersihkan dirinya dari gosip, dan membuktikan
diri.
“Apakah
sudah ada perkembangan?” tanya Wan Er.
“Semua
yang ku ketahui adalah pemberontak Persia. Tahun itu, ketika Kaisar dulu
menaklukan Persia, dia mengatakan ‘kamu harus menghancurkan pohon sampai ke
akarnya’. Ketika aku menempati posisi ini, aku terlalu lemah hati, aku
melepaskan Persia. Tidak pernah terpikirkan, memelihara harimau membawa petaka,”
jelas Kaisar merasa sedih dan sakit kepala.
Wan
Er dengan lembut memijat bahu Kaisar, dan menyarankan agar Kaisar beristirahat.
Su
Wen masuk ke dalam ruangan dengan membawa seekor burung merpati berwarna abu-
abu. Melihat itu, Kaisar bertanya ‘apa itu?’. Dan Su Wen menjawab dengan
berbisik di telinga Kaisar, sehingga Wan Er tidak bisa mendengar.
“Apa?”
teriak Kaisar dengan marah sambil memukul meja. “Su Wen. Kirim seseorang untuk
diam- diam menyelidiki Lin Fei Yu! Kamu harus mengingat, semua pesan yang
dikirimkan ke kota, mereka harus di sita. Aku mau melihat nya,” perintah Kaisar
dengan tegas.
Su
Wen mengiyakan perintah Kaisar, dan pamit pergi keluar dari dalam ruangan.
Melihat
kemarahan Kaisar yang mendadak, Wan Er merasa khawatir dan penasaran apa yang
terjadi. Jadi saat Su Wen telah keluar dari dalam ruangan, Wan Er pun bertanya.
“Permaisuri,
ikutlah keluar dengan ku,” kata Kaisar. Dan Wan Er pun mengiyakan, dan
mengikutinya.
Tabib
menjelaskan bahwa denyut nadi Wu Mei tidak sama seperti sebelumnya. Penyakit Wu
Mei semakin memburuk, tampaknya penyakit itu mulai muncul saat Wu Mei melihat
lukisan Luo Jing, gejolak panas menyerang hati nya. Karena tubuh Wu Mei telah
terkena racun langka yang berbahaya, yaitu racun bunga gairah dari Persia.
“Ketika
seorang penderita merasa tergerak dan emosional, itu bisa sangat menyakitkan. Darah
akan keluar, menuju ke kematian,” jelas Tabib.
Mendengar
itu semua orang merasa terkejut. Jiang menanyakan kepada Tabib, apakah ada cara
untuk mengobati penyakit tersebut. Dan Tabib pun menjawab bahwa dia takut hanya
ada satu cara, yaitu menggunakan ramuan yang sangat langka. Ramuan Pemisahan.
“Ramuan
pemisahan? Dimana bisa menemukannya?” tanya Jiang.
“Obat
ini berada jauh di pergunungan bersalju. Itu sangat langka dan mahal. Saya
takut, itu akan susah untuk di temukan di kota Sheng Jing,” jawab Tabib.
Jiang
bertekad untuk menemukan ramuan langka itu. Tidak peduli betapa sulitnya, atau
bahkan jika dia harus mengorbankan semua kekayaannya. Dia akan menemukan obat
itu dan menyelamatkan Wu Mei.
“Tuan
Muda, maaf kan atas kejujuran saya. Walaupun ramuan ini mungkin berhasil
mengobati gejalanya, tapi penyakit ini, dalam waktu singkat saya takut akan
sulit untuk menekannya. Saat ini Anda harus menjaga Yang Mulia jauh dari
memikirkan tentang masa lalu. Dan dari memikirkan tentang Permaisuri juga.
Untuk mengurangin racun yang memberikan dampak,” jelas Tabib.
Zhang
Ji mengiyakan perkataan Tabib. Lalu Tabib pun pamit untuk merebuskan ramuan
obat untuk diminum oleh Wu Mei nantinya.
“Ramuan
pemisah?” gumam Jiang sambil menatap cemas pada Wu Mei.
Tags:
Unique Lady