Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 16 - part 1



Network : iQiyi iQiyi

Jiang mengangkat gelasnya, dan memandanginnya. “Aku bisa menebak apa indentitas mu. Persahabatan bangsawan itu setawar air. Kita berdua yang menganggap satu sama lain sebagai bangsawan. Aku pikir… menggunakan cara ini untuk mengakhiri persahabatan, itu adalah tepat.”

Jiang kemudian membahas mengenai luka yang Yi Yi alamin ketika berada di kediaman Yang Mulia. Dia bertanya apa itu sudah membaik. Dan Yi Yi menjawab bahwa itu sudah membaik. Lalu dia bertanya sambil tersenyum. “Didunia yang fana ini, apa ada orang yang tidak mengenakan topeng? Jangan bilang, Tuan Muda Jiang adalah pengecualian?”


Jiang terdiam, dan tersenyum sedih, lalu dia menggelengkan kepalanya. Kemudian Jiang menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. Dan Yi Yi langsung mengisi kembali gelas kosong Jiang.

Yi Yi memberitahu bahwa dimalam yang seindah ini, sayang bila dilewatkan tanpa minum- minum. Dan Jiang mendengus sambil tersenyum sedih, dia memberitahu bahwa hari ini kemungkinan adalah hari terakhirnya dia akan datang ke Wen Xiang, karena sebentar lagi dia akan menikah dengan Tang Meng.

Yi Yi mengetahui semua itu. Dia tahu kalau Jiang rela menikah dengan Tang Meng itu semua demi ramuan obat. Dan itu sangat menyedihkan. Kemudian dengan raut sedih Yi Yi mengatakan bahwa dia juga sangat menyedihkan, karena dia tidak pernah ada didalam hati orang yang di cintainya.

“Mungkin ini adalah takdir antara kamu dan Yi Yi. Satu gelas terakhir. Silahkan,” kata Yi Yi sambil tersenyum mengangkat gelasnya.


Jiang balas tersenyum, dan mengangkat gelas nya juga. Lalu mereka bersulang. Dan Yi Yi kemudian meminumnya duluan. Sementara Jiang, selama sesaat dia memandangin gelasnya dan mengingat tentang senyuman Luo Jing. Kemudian setelah itu, barulah dia menghabiskan minuman nya.


Setelah pulang dari memetik tanaman herbal, Luo Jing mengecek keadaan Xiu Wen didalam kamar. Dan saat melihat Xiu Wen yang masih tertidur dengan nyenyak, dia tersenyum. Lalu setelah itu, dia berlari keluar menemui Shang yang sedang berada dihalaman dengan para burung merpatinya.

“Tabib tua, tolong aku melihat nya. Apa ada surat yang dibawa oleh para merpati?” tanya Luo Jing dengan bersemangat.

“Tidak ada, sama sekali tidak ada,” jawab Shang, menyimpan kembali semua burung merpatinya ke dalam sangkar.

Luo Jing tidak percaya dengan Shang. Karena dia yakin, ketika dia berada didalam gua dia ada mengirimkan sesuatu melalui merpati yang datang ke gua. Dan setelah dia sampai ditempat ini, dia terus mengirim surat melalui merpati. Jadi bagaimana mungkin tidak ada balasan sama sekali sampai sekarang.

Luo Jing kemudian memeriksa burung- burung merpati yang berada didalam sangkar. Dan dengan tegas, Shang mengatakan bahwa benar- benar tidak ada surat balasan, jika Luo Jing tidak percaya, maka Luo Jing bisa melihatnya.

“Tidak mungkin. Mungkinkah para merpati itu menghilangkan suratnya?” tanya Luo Jing, panik.

“Jangan berbicara omong kosong. Itu merpati yang aku besarkan, itu adalah nomor satu di Sheng Jing. Bagaimana bisa mereka menghilangkan suratnya?” balas Shang.

Luo Jing yakin dia telah mengirim kan banyak surat, tapi sama sekali tidak ada balasan, dan itu sama sekali tidak masuk akal menurutnya. Dan Shang mengiyakan, dia tahu kalau Luo Jing telah menunggu lama, tapi tidak ada yang datang. Bahkan walaupun Luo Jing yang telah menyebabkan para merpati nya kabur beberapa kali.

“Biar ku beritahu padamu. Itu karena orang yang kamu kirimin surat, dia tidak peduli tentang mu,” kata Shang.

“Tidak mungkin. Jangan bicara omong kosong. Bagaimana bisa dia tidak peduli tentang ku?” balas Luo Jing, mengambek.

Shang menjelaskan bahwa Luo Jing harus percaya kepada nya, karena dia telah lebih lama menjalanin hidup daripada Luo Jing. Namun Luo Jing masih tidak mau mempercayai Shang. Dan karena itu, maka Shang pun bertanya, apakah orang yang Luo Jing kirimin surat adalah seorang Pria. Dan Luo Jing tidak mau memberitahu.

“Gadis kecil ini. Aku mencoba untuk membantu mu menilai situasi, tapi kamu malah membalas balik aku? Baiklah. Aku tidak akan berbicara lagi. Aku pergi… aku…” ancam Shang.


Luo Jing merasa bersalah dan menghentikan Shang agar jangan pergi. “Ya. Aku menulisnya untuk seorang Pria. Beritahu aku, mengapa dia tidak menjawab ku? Mungkin kah dia sibuk? Atau… atau mungkin dia sakit?” tanya Luo Jing, cemas.

Shang menyuruh Luo Jing untuk mendengarkan nya baik- baik. Dia bertanya, dari awal ketika Luo Jing dan Pria itu berpisah, apa itu terjadi disituasi yang paling berbahaya? Dan Luo Jing mengangguk mengiyakan.


Shang kembali bertanya, apa setelah Luo Jing datang ke tempatnya, Luo Jing segera menuliskan surat untuk Pria itu dan memberitahu dia kalau Luo Jing selamat? Dan Luo Jing mengangguk mengiyakan.

Shang kemudian bertanya lagi, apakah selama situasi berbahaya itu, Xiu Wen ada bersama dengan Luo Jing, dan rela membahayakan hidupnya demi Luo Jing? Dan Luo Jing mengangguk lagi dengan pelan.

“Tapi mengapa kamu masih memikirkan Pria yang ada didalam hatimu. Setelah Pria itu menerima surat darimu, dia bahkan tidak bertanya balik tentang kamu. Apa itu layak? Ini bukti dia tidak menginginkanmu. Apa ada yang lain?” jelas Shang.


Luo Jing merasa sangat terkejut serta sedih mendengar kan semua pertanyaan dan penjelasan Shang yang terdengar masuk akal. Wu Mei tidak membalas suratnya, itu berarti Wu Mei tidak lagi menginginkannya.

“Gadis kecil. Orang yang berbaring didalam kamar itu sekarang, dia benar- benar sangat baik. Aku akan menghadiahi mu dua kalimat. ‘Ada bunga yang bisa dilipat tanpa putus. Dan bunga itu tidak seharusnya menunggu dengan sia- sia untuk dibuka’,” kata Shang. Lalu dia masuk ke dalam rumah.


Luo Jing menangis sedih mendengar itu. Dia memandangin semua burung merpati yang berada didalam sangkar. Dan mengingat tentang kebaikan serta perhatian Wu Mei kepadanya selama ini. “Zhong Wu Mei, apa kamu benar- benar tidak menginginkan ku lagi? Atau…” kata Luo Jing dengan sedih. “… apa kamu senang bisa meninggalkan gadis bodoh seperti ku?” gumam Luo Jing didalam hatinya. Lalu dia pergi untuk menyendiri.


Hua Hua muncul tepat disaat itu. Dan ketika melihat Luo Jing yang tampak sedih. Dia hanya bisa membiarkan Luo Jing untuk pergi dan menyendiri dulu.

Shang mendekati Hua Hua, dan menjelaskan bahwa dia barusan berbicara dengan Luo Jing dan memberitahukan pendapatnya secara jujur sebagai orang luar. Jadi Hua Hua tidak akan menyalahkannya kan?

“Aku hanya tidak ingin melihat dia terluka seperti ini,” kata Hua Hua.

“Mengapa? Jangan bilang padaku, bahwa kamu terhadapnya… Oh, kamu. Kamu telah melakukan banyak hal untuknya, dia sudah berenkarnasi sekarang. Mengapa kamu masih seperti ini?” tanya Shang.

“Tahun itu, aku tidak bisa melindunginnya. Tapi dalam kehidupan kali ini, aku pasti menjaganya disisi ku,” jelas Shang.

“Jadi kamu masih belum memberitahu dia apapun? Dia tidak mengetahui apapun?”

“Dia tidak perlu tahu apapun.”

Shang mengomentari bahwa Hua Hua begitu keras kepala juga. Lalu dia menjelaskan bahwa dalam tubuh Luo Jing itu adalah jiwa Luo Jing. Dan di masa sekarang ini, Luo Jing bukanlah manusia biasa. Jadi sekali segel nya terlepas, segala yang terjadi bertahun-tahun yang lalu, Luo Jing akan mengetahuinya.

“Aku tahu. Tidak peduli apa pilihannya, aku akan mengikuti kehendak surga,” jelas Hua Hua.


“Jika begitu, tidak ada lagi yang bisa ku katakan. Obat ini hanya bisa membantumu mempertahan kan nya sedikit saja. Jika kamu terus menghabiskan budidaya mu, bahkan aku tidak akan bisa membantu mu,” balas Shang, tegas.

Shang kemudian memberikan sebuah botol kecil kepada Hua Hua. Dan Hua Hua menerimanya. “Aku berjanji padamu. Selama dia aman dan bahagia. Aku akan kembali ke faksi Tian Yi untuk bermeditasi.”


Shang masih mencemaskan Hua Hua, karena dia takut dalam hal ini Hua Hua akan menjadi orang yang paling menderita. Tapi Hua Hua tidak masalah, karena dia menganggap ini sebagai hutang yang harus dibayarnya pada Luo Jing.

1 Comments

Previous Post Next Post