Network : iQiyi iQiyi
Setelah
selesai merebuskan obat untuk diminum oleh Xiu Wen, maka Luo Jing pun berniat
untuk memberikan itu kepadanya. Namun sebelum itu, dia berusaha untuk menahan
kesedihannya dan bersikap tegar. Barulah setelah itu dia mengantarkan obat itu
kepada Xiu Wen yang berada didalam kamar.
“Obatnya
sudah selesai,” kata Luo Jing sambil tersenyum, lalu dia meletakan obat itu
diatas meja. “Ini masih panas, minum lah sebentar lagi.”
Luka
dalam diobati dengan minum obat, sementara luka luar diobati dengan mengoleskan
obat. Jadi Luo Jing pun memberitahu bahwa dia akan membantu Xiu Wen untuk
mengoleskan obat dibelakang leher Xiu Wen yang terluka. Dan betapa terkejutnya,
Luo Jing saat dia mau mengoleskan obat, dia melihat sebuah tanda tato berbentuk
angka 8 yang berkobar seperti api.
Luo
Jing mengingat bahwa sepertinya dia pernah melihat tato yang sama pada lengan
tangan Yi Yi. Dan aroma pada tubuh Yi Yi
yang sama seperti pada tas aroma yang ditemukan didekatnya pada saat kebakaran.
Serta kedekatan antara Yi Yi dan Xiu Wen yang saling mengenal.
Lalu
ketika dia keluar dari Wen Xiang dan mengikuti Xiu Wen yang dilihatnya. Pada
saat itu, seseorang berpakaian hitam memukul nya dari belakang, sehingga dia
mati. Dan orang itu, seingat Luo Jing tampak sangat mirip dengan Yi Yi.
Kemudian
penyerangan dikapal. Dan kejadian saat di tebing. Luo Jing mulai menyadari
bahwa orang itu sangat mirip sekali dengan Yi Yi. Dan tampaknya saat itu, Yi Yi
dan Xiu Wen saling mengenali satu sama lain serta dekat.
“Kelihatannya orang berpakaian hitam itu adalah Su Yi Yi.
Bukan hanya dia ingin untuk membunuhku, tapi juga menyerang Yang Mulia. Mungkin
kah mereka ingin…”
pikir
Luo Jing mulai memproses semua kejadian yang terjadi.
Xiu
Wen merasa heran, kenapa Luo Jing hanya diam dan belum mengoleskan obat
padanya. Jadi dia pun bertanya. Dan dengan takut, Luo Jing langsung menjatuhkan
tempat obat yang dipegangnya dan mundur menjauhi Xiu Wen.
Melihat
keanehan Luo Jing, Xiu Wen pun merasa bingung dan dengan kesusahan dia berjalan
mendekati Luo Jing, lalu dia bertanya ada apa.
“Aku
baru sadar, aku sedikit pun tidak tahu tentang kamu,” kata Luo Jing dengan
sikap waspada.
“Xiao
Jing. Ada apa?” tanya Xiu Wen mendekati Luo Jing dengan bingung.
Luo
Jing mengulurkan tangannya sebagai tanda agar Xiu Wen jangan mendekat. Lalu dia
mundur selangkah lagi. “Kamu dan Yi Yi sama- sama mempermainkan aku. Apakah itu
menyenangkan?” tanyanya, sakit hati.
Xiu
Wen berusaha untuk menjelaskan bahwa itu semua adalah salah paham. Dan dengan
marah Luo Jing pun menanyakan, apakah selama ini Xiu Wen telah mengetahui bahwa
orang berpakaian hitam yang mencoba untuk membunuhnya adalah Yi Yi. Dan Xiu Wen
tidak mampu untuk menjawab, karena itu benar.
Luo
Jing merasa sangat marah dan sakit hati, karena Xiu Wen telah menipunya. Jadi
dia pun ingin pergi. Tapi Xiu Wen memegang tangannya, dan menahannya. Namun
karena Xiu Wen telah berbohong padanya, maka Luo Jing pun menepis tangannya
dengan kasar, tidak peduli bahwa Xiu Wen masih sakit.
“Kamu
membuatku merasa seperti orang idiot,” teriak Luo Jing.
“Xiao
Jing.”
“Jangan
bicara!” sela Luo Jing. “Aku tidak tahu, jika kata- kata mu bisa dipercaya atau
tidak,” kata Luo Jing, pelan.
Xiu
Wen menjelaskan bahwa selama ini dia merasa ragu, sehingga dia tidak bisa
memberitahukan kepada Luo Jing. Mendengar itu, Luo Jing pun bertanya,
sebenarnya ada berapa banyak rahasia lagi yang Xiu Wen sembunyikan dari nya.
Dan dengan jujur, Xiu Wen memberitahu bahwa dirinya adalah orang Persia.
“Kamu
orang Persia?”
Xiu
Wen menceritakan segalanya dengan nada penuh kebencian. Tahun itu, Jenderal
Sheng Jing datang menghancurkan bangsa Persia, menyebabkan negara nya hampir
punah. Lalu rakyat yang tersisa pun berniat untuk membalas dendam. Jadi mereka
datang ke Sheng Jing dan menyembunyikan indetitas mereka. Itu semua karena
mereka ingin membunuh musuh.
Mendengar
semuanya, Luo Jing gemetar dan merasa takut. Dan melihat itu, Xiu Wen segera
menenangkannya. Xiu Wen menjelaskan bahwa alasan dia menyembunyikan semua ini
adalah karena dia tidak ingin Luo Jing terlibat. Serta mengenai warna matanya,
selama ini dia meminum obat untuk mengubah warna nya.
“Jadi
kalian semua yang merencanakan penyerangan dikapal itu?”
“Tidak.
Aku tidak pernah mengambil bagian pada misi itu. Siapa yang tahu bahwa Su Yi Yi
akan berani untuk membunuh mu,” kata Xiu Wen dengan nada benci. Lalu dengan
lembut dia menyakinkan Luo Jing bahwa dia tidak pernah ingin menyakiti Luo
Jing. Buktinya dia selalu datang melindungin Luo Jing, dan bahkan pada saat
penyerangan itu, dia rela membahayakan nyawa nya untuk Luo Jing.
Luo
Jing mengingat kembali kejadian yang terjadi di kapal. Saat Xiu Wen datang
melindunginnya.
“Sejak
kecil aku hanya memiliki dendam didalam hatiku, dan tidak ada yang lain. Tapi
sejak aku bertemu kamu, aku menyadari bahwa didalam dunia ini masih ada begitu
banyak hal indah. Aku tidak bisa membiarkan mu terluka. Jadi karena kamu, aku
melanggar peraturan ku berkali- kali. Xiao Jing, ini juga adalah alasan mengapa
aku tidak bisa memberitahumu. Bisakah kamu mengerti hati ku?” jelas Xiu Wen,
lalu bertanya.
Luo
Jing masih sedikit kesulitan untuk mempercayai Xiu Wen, karena hubungan antara
Xiu Wen dan Yi Yi. Dan Xiu Wen pun menjelaskan bahwa alasan dia menyelamatkan
Yi Yi adalah karena mereka merupakan orang satu bangsa, tapi dia tidak menyangka
bahwa Yi Yi akan berani melakukan tindakan itu. Lalu Xiu Wen berjanji akan
melindungin Luo Jing dari Yi Yi, sehingga Luo Jing tidak perlu khawatir.
“Kemudian
siapa musuhmu?”
“Musuh.
Itu semua sudah berlalu. Xiao Jing, aku tidak ingin kamu terseret masuk dan
terlibat dalam masalah ini.”
Luo
Jing tidak merasa takut lagi pada Xiu Wen, malahan dia merasa bersimpati karena
selama ini Xiu Wen selalu menyimpan semuanya sendirian. Dan Luo Jing pun
mengatakan, mengapa Xiu Wen selama ini tidak memberitahunya, jika seandainya
Xiu Wen memberitahu nya, maka dia bisa membantu menyimpan rahasia ini. Karena
kalau Xiu Wen mau menumpahkan perasaannya keluar, maka Xiu Wen pasti akan
merasa sedikit lebih baik.
Mendengar
itu, Xiu Wen merasa sangat terkejut dan bahagia. Karena setelah mendengar kan
semua ceritanya, Luo Jing masih mau menerima nya. “Xiao Jing. Sejak waktu
ketika aku terjatuh dari tebing, aku bersumpah untuk meninggalkan segalanya.
Dari sekarang, aku hanya ingin berada di sisi mu. Kamu maukah?” tanya Xiu Wen
sambil memeluk erat Luo Jing.
Luo
Jing merasa kesulitan untuk bernafas, karena Xiu Wen memeluknya terlalu erat.
Dan ketika akhirnya, Xiu Wen melepaskan pelukannya, Luo Jing merasa bingung. “Xiu Wen telah berkorban begitu banyak untukku.
Tapi aku…” pikir Luo Jing bimbang. Lalu dia beralasan bahwa
obat nya sudah dingin, jadi dia harus memanaskan nya. Kemudian dia pun pergi.
“Aku tidak sengaja menyembunyikan nya darimu. Xiao Jing.
Sebenarnya masih ada yang belum kuceritakan padamu. Kita menjadi bersama
seperti ini sekarang, itu sudah cukup bagiku.”
Gumam Xiu Wen didalam hatinya.
Tags:
Unique Lady