Sinopsis
Drama Taiwan – Hello Again Episode 15 – 4
Images
by : SET TV , TTV, iQiyi
Jammie
menelpon Ke Ai dan memberitahu kalau dia akan melakukan live tour di Eropa dan
mungkin akan memakan waktu lama. Mereka berbincang santai, layaknya sahabat. Setelah
selesai menelpon Ke Ai, Jammie terlihat memikirkan sesuatu. Dia memutuskan
untuk menelpon Zi Jie.
Zi Jie
senang mendapat telepon dari Jammie dan bertanya ada apa? Jammie menelpon untuk
memberitahu kalau dia akan pergi. Tapi, belum sempat Jammie menyelesaikan
ucapannya, dia mendengar Zi Jie yang berteriak. Zi Jie berteriak karena dia
melihat ayah Wen Wen yang berjalan di belakang Xiao Gang dan membawa sebuah
pisau, dengan cepat Zi Jie berlari dan akhirnya dia yang terkena tusukan pisau
itu.
“Suara apa
itu? halo?! Halo?!” panik Jammie.
Ayah Wen Wen
panik karena salah menusuk orang dan langsung kabur. Satpam yang ada di sana
segera mengejarnya. Mendengar suara ribut-ribut, membuat Jammie semakin panik.
--
Zi Jie di
larikan ke rumah sakit dan masuk ke UGD. Xiao Gang juga ada di sana dan
menunggu di depan ruang operasi. Jammie juga menuju ke rumah sakit sambil
menelpon agency-nya agar menunda keberangkatan live tour-nya.
Fang Ru,
Fang Yu dan Fang Jie tiba di rumah sakit. Fang Ru benar-benar panik dan
bertanya pada Xiao Gang keadaan Zi Jie? Apa yang terjadi?
“Dia tertusuk
dan kehilangan banyak darah. Dia sedang menjalani operasi,” beritahu Xiao Gang
“Tertusuk? Kenapa
bisa?”
“Ini
salahku. Maafkan aku. Dia berusaha menyelamatkanku. Ini semua salahku.”
Fang Jie
berusaha menenangkan dan berkata kalau mereka harus menunggu penjelasan dokter.
Dokter keluar dari ruang operasi dan berkata kalau Zi Jie dalam keadaan kritis
dan butuh darah sekarang juga.
“Kami
mengira kalau darahnya adalah A, tapi setelah di analisa, darahnya adalah ParaBombay
A (golongan darah langka – sumber dan penjelasan silahkan cari di google),” jelas
dokter.
“Bagaimana
bisa? Mengapa tipe darahnya berbeda? Apa itu golongan darah ParaBombay?” bingung
Fang Yu.
Dokter menjelaskan
kalau itu adalah tipe darah langka dan mereka tidak memiliki golongan darah itu
di penyimpanan darah mereka. Jammie segera berkata kalau golongan darah itu kan
menurun dari orang tua, jadi dia bertanya golongan darah Fang Ru. Sayangnya,
Fang Ru bergolongan darah O. Xiao Gang menyarankan agar mereka segera
menghubungi ayah Zi Jie sekarang. Dan anehnya, Fang Ru malah tampak gugup.
“Dokter, kondisi
pasien kritis. Kita perlu transfusi darah sekarang juga!” lapor suster yang
keluar dari ruang operasi.
Fang Ru
masih saja diam dan tampak gugup. Dan tiba-tiba saja, Paman Jia (supir) yang mengantarkan
Zi Jie tadi dan dari tadi ada di sana juga, berdiri : “Aku akan mendonorkan
darahku.”
Semua kaget.
Dan tanpa menjelaskan apapun, Paman Jia menghampiri dokter dan memberitahu
kalau golongan darahnya adalah Para Bombay A. Dokter segera membawanya ke dalam
ruang operasi.
Semua semakin
terkejut. Fang Ru sampai termundur dan menundukkan kepala dengan malu. Dan tiba-tiba
dia pergi dari sana. Kedua saudaranya segera mengejarnya. Fang Jie juga
langsung memarahi Fang Ru yang mau pergi padahal hidup Zi Jie dalam keadaan di
ambang maut.
“Tertawai
saja aku. Kalian sekarang punya kesempatan untuk menertertawakanku. Lakukan saja,
aku tidak takut,” ujar Fang Ru.
“Tertawa? Apa
yang lucu hingga harus di tertawakan? Zi Jie sekarang masih di ICU. Siapa yang
bisa tertawa?!” marah Fang Jie.
“Kak Fang
Jie benar. Hidup Zi Jie yang lebih penting. Hal lain tidak berarti apapun
sekarang,” lanjut Fang Yu.
“Kita beruntung
karena memiliki Paman Jia bersama kita. Jika kita harus mengharapkan suami-mu
yang tidak berguna itu, Zi Jie pasti sudah mati sekarang,” ujar Fang Jie.
“Benar, kita
beruntung sekarang ini,” setuju Fang Yu.
Fang Ru
semakin menangis terisak-isak. “Kalian sudah tahu selama ini? Lalu kenapa
kalian tidak mengatakan apapun?”
“Kami mana
bisa bilang, saat kau tidak bilang apapun pada kami. Kak, kami tahu baik temperamenmu.
Jika kami bilang mengenai hal ini, kau pasti akan pergi atau kau akan mengaborsi
bayimu. Jadi, bagaimana bisa kami bilang,” jelas Fang Yu.
“Sudahlah. Apapun
alasannya, kau tetap adalah adikku dan Zi Jie adalah keponakanku,” ujar Fang
Jie.
“Benar. Jadi
yang harus kakak lakukan sekarang adalah menceraikan orang itu setelah Zi Jie
sembuh. Kakak juga harus mendapatkan kebahagiaan kakak. Kami akan selalu mendukung,”
ujar Fang Yu.
(Jadi di
episode 01 kan sempat di bahas kalau suami Fang Ru ini suka main wanita dan selingkuh,
dimana semua orang mengira kalau dia adalah ayah dari Zi Jie. Dan di episode ini,
terungkap kalau ayah Zi Jie sebenarnya adalah Paman Jia, supir mereka selama
ini. Fang Ru menyembunyikan fakta itu selama ini, dan karena itu dia juga tidak
menceraikan suaminya yang brengsek itu. Ternyata, Fang Jie dan Fang Yu selama
ini sudah tahu, siapa ayah Zi Jie yang sebenarnya dan memilih diam karena takut
kalau Fang Ru tahu mereka sudah tahu, Fang Ru akan pergi atau menggugurkan
bayinya (Zi Jie) karena malu. Dan karena kebenaran sudah terungkap, dan tidak
ada lagi yang perlu di sembunyikan, maka mereka menyuruh Fang Ru untuk menceraikan
suaminya itu).
Xiao Gang terus
menundukkan kepala dan nampak bersalah. Xiao Gang juga terus bergumam kalau Zi
Jie harus bisa melewatinya dan hidup.
“Cai Xiao
Gang, ini bukan salahmu. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri,” ujar Jammie.
“Aku harap
akulah yang terkena tusukan itu. Kenapa dia harus menyelamatkanku? Mengapa tidak
aku saja yang terluka?” ujar Xiao Gang, masih tetap menyalahkan dirinya. “Ketika
aku masih kecil, aku tidak memiliki siapapun yang peduli padaku. Tidak ada
satupun yang memerintahku. Aku selalu sendirian. Ketika aku terkena masalah,
tidak akan ada yang peduli untuk membantuku. Aku selalu sendirian. Aku sudah
terbiasa. Tidak ada yang menyanyangiku. Tidak ada yang peduli. Dia seharusnya
tidak menyelamatkanku,” tangis Xiao Gang.
“Itu karena
kau layak untuk di selamatkan. Aku percaya, jika dia mengorbankan dirinya untuk
menyelamatkanmu, itu tandanya kau layak di selamatkan. Kau berarti baginya. Jangan
pernah memandang rendah dirimu sendiri. Kau tidak sendirian. Kau punya Zi Jie,
Ke Ai dan Wen Wen di sisimu. Karena mereka, kau sekarang memiliki aku, Yang Zi
Hao dan Li Jian juga di sisimu. Kau tidak sendirian. Zi Jie melakukan apa yang
menurutnya benar. Kita juga harus percaya padanya, dia akan bisa melewatinya.”
Mendengar ucapan
Jammie, membuat tangis Xiao Gang semakin keras.
Tidak lama,
operasi selesai. Dan dokter keluar. Semua langsung berkumpul dan menanyakan
hasil operasi. Dokter menghela nafas berat dan menggeleng-gelengkan kepala.
Fang Ru
langsung lemas.
--
Zi Hao
berada di balkon rumahnya, menatap bintang di langit. Wajahnya tampak muram.
“Liang Zi Jie, tidak di sangka
akan seperti ini. Chang Ke Ai, janjilah padaku, kau akan selalu menjaga dirimu
sendiri dengan baik. Tetap sehat dan baik-baik saja, demiku. Tolong.”
--
Zi Jie sudah
sadar (lah, kirain dia kenapa-napa, nah ternyata selamat toh). Xiao Gang yang
baru datang sangat lega karena Zi Jie sudah sadar.
“Kau tahu,
betapa takutnya kami saat dokter keluar dan menggelengkan kepala. Dia menggelengkan
kepala karena segalanya berjalan baik. Aku berharap bisa meninjunya (karena
sudah buat takut). Terimakasih. Kalau bukan karena kau, akulah yang akan
berbaring di ranjang ini.”
Zi Jie
tersenyum, “Kita kan sudara. Tapi, aku tidak pernah belajar ilmu bela diri. Jika
tidak, aku bisa saja melemparkan tinjuku kemarin, jadi aku tidak akan tertusuk,”
candanya. “Tapi, setelah ku pikirkan lagi, jika aku mati seperti ini, bagus
juga. Aku seperti pahlawan, mengorbankan diriku untuk menyelamatkan orang lain.”
Mendengar ucapan
Zi Jie yang terakhir, membuat Xiao Gang marah, “Dengar baik-baik, jika kau sempat
berpikir seperti itu, aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”
Zi Jie
tampak takut juga dan akhirnya berkata kalau dia hanya bercanda. Dan Xiao Gang
berkata kala dia sudah tahu rahasia yang tidak bisa Zi Jie beritahu padanya,
mengenai Paman Jia yang sebenarnya adalah ayah kandung Zi Jie.
“Aku sudah
tahu sejak SMA. Orang tua dengan golongan darah O, tidak akan bisa punya anak
dengan golongan darah A. Di tahun pertama kuliah, aku mencuri sehelai rambut
dari ayahku yang hampir tidak pernah pulang. Setelah test DNA, aku anak haram.”
“Karena kau,
aku masih hidup. Siapa dirimu tidak ada hubungannya dengan orang tuamu.”
Zi Jie
tersenyum mendengar ucapan Xiao Gang.
--
Malam hari,
Ke Ai belajar
dengan giat agar bisa lulus tes masuk universitas. Zi Hao ada di rumahnya dan
memakai celemek, dia menyuruh Ke Ai untuk ke ruang makan. Dia sudah membuatkan
makan malam. Tapi, Ke Ai terlalu fokus belajar hingga mengabaikan Zi Hao.
Melihat Ke
Ai yang belajar dengan giat, Zi Hao memberikannya hadiah. Lampu dengan tangan
sedang menggambarkan bintang. Dia berharap agar Ke Ai akan selalu melalui lucky day. Ke Ai sangat senang dan memuji
lampu itu yang cantik. Zi Hao senang dan menunjuk pipinya, kode agar Ke Ai
menciumnya.
“Aku harus
menunjukkan lampu ini pada Kak Gang,” ujar Ke Ai.
Zi Hao kesal
mendengarnya, “Kak Gang lagi! sampai sekarang
kau masih saja memikirkan kak Gang! Aku melewati banyak kesulitan untukmu, dan
sekarang masih juga kak Gang yang mendapatkan semua perhatianmu. Tidak, Zi Jie
benar. Aku harus menjodohkan pengacara itu dengan orang lain, semakin cepat,
semakin baik!” tekad Zi Hao.
--
Jammie datang
menjenguk Zi Jie, tapi saat masuk, dia heran karena tirai pembatas tempat tidur
terpasang. Dan dari tirai itu dia malah melihat bayangan Zi Jie bersama Xiao
Gang. Dan percakapan mereka yang ambigu, dimana Zi Jie berkata kalau dia malu
dan Xiao Gang menjawab kalau Zi Jie tidak perlu malu dan cukup menikmati saja.
Jammie penasaran
dan langsung membuka tirai, bertanya sedang apa kalian? Xiao Gang ternyata hanya
sedang membantu mengelap badan Zi Jie.
“Kenapa kau
masuk?” protes Zi Jie.
“Kenapa aku
tidak bisa masuk? aku sudah melihat tubuhmu seluruhnya,” ujar Jammie.
Xiao Gang kaget
mendengarnya.
“Aku juga
sudah melihatmu juga,” timpal Zi Jie.
Xiao Gang
double kaget.
“Diam. Kau juga
jangan sok terkejut. Aku juga sudah pernah melihat punyamu,” ujar Jammie pada
Xiao Gang.
Gantian Zi
Jie yang kaget. Xiao Gang jadi gelagapan, apalagi Zi Jie melotot padanya.
“Sudahlah, aku
hanya bercanda,” ujar Jammie. “Aku membawakan soup ayam untukmu. Silahkan di
makan,” ujarnya dan keluar kamar.
Saat keluar,
dia bertemu dengan Paman Jia. Paman Jia datang membawakan makanan untuk Zi Jie.
Mereka masih canggung. Paman Jia berkata kalau ibu Zi Jie memintanya
mengantarkan makanan itu. paman Jia hendak menanyakan keadaan Zi Jie, tapi dia
tidak berani dan berbalik pergi.
“Aku…,” ujar
Zi Jie.
Bersambung
--
NB : drama ini tayang hanya 1
episode dalam seminggu. Dan video-nya serta subtitle sangat lama baru di
keluarkan. Aku akan usahakan secepatnya untuk posting jika video dan sub sudah
keluar. Be patient, guys. And happy reading! Semoga hari kalian selalu menyenangkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dan pendapat! Baca juga sinopsis yang lainnya.
Regards,
Chunov 😊
Tags:
Hello Again