Sinopsis
Angel’s Last Mission : Love Episode 3 –
Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
“Jika
malaikat bisa menyesal, maka penyesalan ku adalah pada hari itu.”
Lonceng gereja berbunyi lagi.
L menghentikan waktu. Lalu dia terbang ke dekat mobil Yeon Seo.
Pintu gereja tertutup. Dan terkunci.
L membawa mobil Yeon Seo kembali ke jalanan. “Aku seharusnya tidak melakukan itu.”
L berjalan mendekati Yeon Seo yang masih berada didalam mobil. Dan
dia menyentuh pipi Yeon Seo dengan lembut. Tepat disaat itu, terdengar suara
lonceng keras yang berbunyi. Mendengar itu, L langsung memandang ke atas dengan
raut wajah terkejut.
“Aku
seharusnya tidak menyelamatkan dia. Aku semestinya tidak melakukan itu.” Pikir L
dengan stress memegang kepalanya. Kemudian sebuah kilat menyambar dirinya.
L terjatuh tepat didepan gereja. Dan ketika dia melihat pintu yang
telah tertutup, serta tidak bisa dibuka sama sekali. Dia merasa panik dan
mengendor pintu sambil berteriak. “Tolong bukakan!”
“Kamu telat,” kata Hoo, muncul dari belakang. Dan L berbalik
memandang ke arahnya. “Aku sudah memberikan mu peringatan,” jelasnya dengan
nada kesal.
Ji Woo sampai di jalan tempat mobil Yeon Seo kecelakaan. Dengan
segera, dia segera menelpon meminta bantuan. Lalu dia mendekati mobil Yeon Seo.
“Tn. Jo.… tolong jawab aku. Aku takut,” panggil Yeon Seo dengan
suara gemetar. Dia mengulurkan tangannya.
Ji Woo menggenggam tangan Yeon Seo dengan erat. Dan Yeon Seo
menanyakan, siapa itu. “Kamu baik- baik saja sekarang. Segalanya baik- baik
saja. Aku disini,” kata Ji Woo, menenangkan. Dan Yeon Seo pun tertidur.
Hoo membuka kan pintu gereja menggunakan kekuatannya. Dan L masuk
ke dalam mengikutinya. Namun saat dia baru saja masuk, tiba- tiba seluruh
ruangan berubah menjadi putih terang. Tempat itu berubah menjadi sebuah ruangan
putih kosong yang luas dan bercahaya.
“Ini adalah
tempat dimana aku akan berada. Menghilang seperti asap dan debu.” Pikir L
sambil menundukan kepalanya.
“Dengarkan lah, malaikat Dan,” kata Hoo dengan tegas. Dan L
langsung jatuh berlutut didepannya. Kemudian sebuah gulungan turun kepada Hoo.
“Malaikat hanyalah pembawa pesan dari Dewa. Anda tidak boleh terlibat…
Yeon Seo di bawa masuk ke dalam mobil ambulans.
… Malaikat Dan, Anda selalu melanggarnya dan melampaui batas Anda…
Dirumah sakit. Di dalam ruang UGD, Yeon Seo di obati. Sementara
diluar Ji Woo menunggunya dengan gelisah.
… Meskipun begitu, aku berharap Anda belajar perbuat baik.
Terlepas dari harapan ku, Anda melibatkan diri dalam kehidupan manusia. Karena
itu, malaikat Dan akan menghilang sekarang,” jelas Hoo.
L menutup matanya mendengarkan itu. Dan lilin yang berada
disekitarnya padam.
Dirumah sakit. Didalam ruang UGD, Yeon Seo menjalanin proses donor
mata.
Ruangan putih tersebut kembali berubah menjadi gereja.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Hoo, karena L masih memejam kan
mata.
Dan dengan heran, L membuka matanya, lalu dia melihat ke
sekelilingnya. Kemudian dengan terkejut, dia memeluk dirinya sendiri. “Aku
tidak menghilang? Tapi mengapa?” tanyanya bingung.
“Mulai sekarang, kamu tidak akan menjadi Malaikat. Kamu akan
menjadi seorang manusia bernama Kim Dan. Ini adalah kesempatan paling terakhir
mu. Berubah menjadi manusia dan menjalakan sebuah misi special,” jelas Hoo.
Mendengar itu, L langsung berdiri dengan kegirangan. Dan dengan
kesal, Hoo menceramahi L yang terlalu sering membuat kekacauan, sampai dia
tidak tahu apa yang harus dilakukannya lagi. Lalu Hoo menyentak dahi L dengan
jari telunjuknya, dan tertawa.
“Terima kasih. Terima kasih banyak!” teriak L dengan penuh rasa
syukur.
“Kamu punya 100 hari. Dan aku hampir tidak bisa mendapatkan 100
hari itu untukmu. Kamu harus sukses melakukan misi ini dalam 100 hari, untuk
membuka kembali pintu ini,” jelas Hoo, menyela L yang sedang kegirangan.
L dengan bersemangat menjelaskan bahwa dia bersedia melakukan
apapun. Jika dia disuruh memindahkan gunung, melewati lautan, itu tidak
masalah. Dan kemudian dengan tenang, dia menanyakan apa misinya.
Perban yang menutupi mata Yeon Seo dibuka.
“Cinta,” jawab Hoo. Dan L merasa bingung.
Yeon Seo membuka matanya secara perlahan, kemudian dia melihat ke
sekitarnya. Dan dia melihat keluarga bibinya, yaitu keluarga Ny. Choi.
Misi L adalah untuk menemukan cinta bagi seseorang yang telah di
tentukan.
Ditaman. L mengulurkan tangannya ke arah matahari, dan tersenyum
senang. Kemudian dia bermain- main dengan bayangannya sendiri.
Tepat disaat itu, seorang anak tidak sengaja menabrak L, dan si
anak meminta maaf. Dengan ramah, L tersenyum dan menjawab tidak apa- apa. Dan
si anak memuji bahwa L adalah orang yang baik. Mendengar itu, L tersenyum
senang, karena sekarang dia telah beneran menjadi seorang manusia.
Kemudian sebuah daun jatuh ditangan L. Daun itu bertuliskan misi
yang harus L kerjakan. Rumah sakit Gildam, kamar nomor 502. “Cinta? Itu
gampang. Aku akan menemukannya,” kata L dengan yakin sambil memberikan hormat
ke arah langit.
Dirumah sakit. Yeon Seo memandang ke arah langit sore kemerahan
yang berada diluar jendela. Dan kemudian, Tn. Choi menanyakan bagaimana pada
Yeon Seo, apakah Yeon Seo sudah bisa melihat. Serta Ni Na ikut berbicara
kepadanya, dia mengatakan bukankah matahari terbenam sangat indah, alam yang
memberikannya untuk merayakan kesembuhan mata Yeon Seo.
Mendengar kata ‘matahari terbenam’, Yeon Seo teringat pada
perkataan terakhir Tn. Jo. Serta saat mereka kecelakaan. Mengingat semua itu,
Yeon Seo merasa kepala nya sangat sakit dan nyeri.
Ru Na mendekati Yeon Seo, dan menanyakan apakah Yeon Seo baik-
baik saja. Dan melihat pakaian hitam yang dipakai oleh Ru Na, dia pun bertanya,
“Mengapa kamu memakai pakaian hitam?” tanya Yeon Seo, dan semua diam.
“Bawa Tn. Jo kepadaku!” teriak Yeon Seo histeris. Dan semua orang
pun langsung keluar dari dalam ruangan.
Ny. Choi mengatai Yeon Seo sudah gila. Dan Tn. Choi menegurnya,
karena tidak baik berkata kasar pada anak yang sakit. Tapi Ny. Choi tidak
peduli, karena menurutnya Yeon Seo masih memandang rendah mereka, padahal bukan
mereka yang membunuh Tn. Jo. Kemudian setelah mengatakan itu, Ny. Choi mengajak
semuanya untuk pergi dengannya.
“Pergilah tanpaku. Aku akan tinggal dengan Yeon Seo hari ini,”
kata Ni Na. Dan Tn. Choi setuju. Tapi Ny. Choi tidak setuju sama sekali. Namun
Ni Na bersikeras untuk tetap disini dan menemanin Yeon Seo, karena menurutnya
Yeon Seo pasti merasa syok sekarang.
“Karena itulah, maka kita harus memberinya waktu untuk menerima
ini. Aku sudah menyuruh staff untuk menjaga nya. Jangan khawatir,” kata Ru Na.
Dan mendengar itu, Ni Na pun mengikuti Ru Na pergi.
Ny. Choi memukul- mukul pelan dadanya. “Aku tidak tahu bagaimana
aku melahirkan anak berhati lembut itu,” keluhnya.
“Dia mirip denganku, jadi dia berhati lembut,” balas Tn. Choi. Dan
dengan tajam, Ny. Choi langsung menatapnya. Tapi Tn. Choi mengabaikan tatapan
itu. Dia menyuruh istrinya ini untuk pulang duluan, sementara dia akan pergi ke
tempat perkabungan dulu.
“Mengapa? Kamu sudah memberikan penghormatan barusan kan,” kata
Ny. Choi kesal.
“Dia tidak punya keluarga, kamu kan tahu,” balas Tn. Choi.
Dengan tertatih, Yeon Seo berjalan perlahan, karena tubuhnya masih
sakit dan penglihatannya masih kabur. “Aku harus melihatnya sendiri. Aku tidak
akan percaya sampai aku melihatnya. Aku menolak untuk mempercayai nya,” gumam
Yeon Seo.
Ketika pintu lift terbuka, L bertemu dengan Yeon Seo yang keluar
dari dalam lift. Dan ketika melihat Yeon Seo, ntah mengapa hatinya berdetak-
detak. “Ada apa?” tanya L dengan bingung sambil memegang dadanya.
Tn. Choi menghampiri Tn Park yang meminum terlalu banyak alkohol. Dan
dengan sedih, Tn. Park menceritakan bahwa orang yang meninggal ini, yaitu Tn.
Jo. Ia adalah orang yang sangat baik, setiap mereka bertemu, Tn. Jo akan
tersenyum lembut kepadanya. Tn. Jo sering memberikan se-ton buah dan kue,
sehingga kulkasnya masih penuh.
“Kita tidak bisa menyalahkan siapapun. Setiap orang bisa mati
tiba- tiba. Pria berhati baik itu, aku yakin dia ada ditempat yang bagus
sekarang,” kata Tn. Choi, menghibur.
“Aku akan mengingat semuanya. Jadi kamu bisa melupakan semuanya
sekarang. Hal menakutkan, pengalaman kejam yang kamu alamin, dan ketika kamu
bersalah. Lupakan semuanya dan beristirahat lah dengan tenang,” kata Tn. Park.
“Bersalah? Apa maksudmu dengan itu Tn. Park?” tanya Tn. Choi
penasaran. Tapi Tn. Park tidak bisa menjawab, karena dia tertidur.
L mengikuti Yeon Seo. Disaat itu, beberapa orang membicarakan
tentang Yeon Seo, mereka mengatakan bahwa Yeon Seo dan Ayahnya memperlakukan
Tn. Jo seperti budak. Namun Tn. Jo tetap baik dan memberikan kornea nya kepada
Yeon Seo. Namun menurut gosip, sepertinya kecelakaan mobil itu disengaja.
Mendengar pembicaraan itu, Yeon Seo menatap tajam pada mereka. Dan
menyadari kehadiran Yeon Seo, maka mereka semua pun langsung terdiam.
Yeon Seo masuk ke dalam ruang perkabungan, dan melihat itu Ny. Jung
memberikan setangkai mawar putih ke tangan Yeon Seo. Lalu secara perlahan, Yeon
Seo berjalan ke arah tempat Tn. Jo dan meletakan bunga itu diatas meja. Setiap
orang yang berada disana memperhatikannya.
“Aku minta maaf. Aku telat, paman,” kata Yeon Seo dengan pelan.
Yeon Seo kemudian teringat kembali perkataan Tn. Jo yang ingin
melihatnya bersinar lagi seperti dulu, satu kali saja. Dan mengingat itu, Yeon
Seo memberikan senyum lebar ke arah foto Tn. Jo. Namun setiap orang yang berada
disana, mereka tidak mengerti arti senyum Yeon Seo, jadi mereka mengatainya
aneh.
L yang melihat itu, dia menutup mulutnya terkejut. Mungkin dia
menyangka Yeon Seo jahat, karena tersenyum pada orang yang sudah meninggal,
bukannya bersedih.
Yeon Seo seperti ingin menangis. Tapi walaupun begitu, dia terus
memberikan senyum terbaik nya kepada Tn. Jo. Seperti apa yang Tn. Jo ingin kan.
Yeon Seo berjalan dengan perlahan, ke arah pintu keluar rumah
sakit. Dan L memperhatikannya dari belakang.
Tags:
Angels Last Mission Love