Sinopsis K- Drama : Angel’s Last Mission Love Episode 8 - part 3


Sinopsis Angel’s Last Mission : Love  Episode 8 – Part 3
Network : KBS2

Kim Dan membawa Yeon Seo ke Festival Lentera Apung di Kuil Dopyeong. Tapi sebelum dia memasuki kuil, Kim Dan meminta maaf kepada Tuhan.

Didalam kawasan kuil, mereka tanpa sengaja bertemu dengan Kang Woo yang berada disana juga. Kim Dan kemudian mengajak Kang Woo untuk bergabung bersama dengan mereka. Dan Kang Woo langsung menyetujui nya dengan senang hati. Melihat itu, Yeon Seo merasa sedikit ada yang aneh.

Kim Dan menunggu diluar kuil. Sambil membereskan sepatu.
Didalam kuil. Kang Woo memasukan kertas permohonannya ke dalam lentera. Sementara Yeon Seo tidak, karena dia tidak tahu harus menulis apa, dan dia tidak punya keinginan.
“Kalau begitu, tuliskan keinginan mu yang paling umum. Buatlah keinginan untuk bahagia,”kata Kang Woo, memberikan saran.
“Apa kamu menulis keinginan yang sama?” balas Yeon Seo, bertanya.

Kang Woo menatap ke arah Kim Dan, mengangguk berterimakasih kepadanya.

Flash back
Kim Dan menawarkan bantuan kepada Kang Woo yang ingin mendekati Yeon Seo. Kapanpun Kang Woo membutuhkan bantuannya, dia akan melakukan yang terbaik. Dan mendengar itu Kang Woo berterima kasih serta berjanji akan membalas nya.
“Tidak. Aku tidak membutuhkanmu untuk mengkompensasi bantuanku. Pastikan saja Yeon Seo mendapatkan tempatnya kembali,” jelas Kim Dan. “Ketika itu terjadi, itu akan bagus bagi kalian berdua menghabiskan waktu bersama.” Pikir Kim Dan dengan senang.

Suatu malam. Kang Woo meminta Kim Dan untuk membawa Yeon Seo ke kuil, karena ada festival lentera apung yang diadakan. Lalu Kang Woo menjelaskan bahwa dia telah mengirimkan pesan dan menelpon Yeon Seo, tapi tidak ada balasan dan jawaban. Jadi karena itulah, makanya dia mau membuat suatu kebetulan.
Flash back end

Acara lentera apung akan segera dimulai. Jadi semua orang diharapkan untuk berkumpul. Tapi ketika akan keluar dari dalam kuil, Yeon Seo tidak bisa menemukan dimana sepatunya. Dan Kim Dan pun menjelaskan  bahwa dia akan pergi untuk mencari sepatu Yeon Seo, karena jika itu diambil, maka pencurinya pasti belum terlalu jauh.

Setelah Kim Dan pergi, Kang Woo membungkuk dan menawarkan punggugnya. Dan Yeon Seo menolak, karena dia yakin Kim Dan akan segera menemukan sepatunya.
“Jika kita melewatkan waktu, semua akan sia2. Apapun itu, kamu harus melakukannya pada waktu yang tepat,” jelas Kang Woo. Dan Yeon Seo terdiam, karena masih merasa ragu untuk di gendong oleh Kang Woo.
Dari jauh, Kim Dan memperhatikan itu.

Yeon Seo meminta diturunkan dari gendongan, tapi Kang Woo tidak mau karena mereka hampir sampai. Lalu tepat disaat itu, lampu2 lentera disekitar mereka menyala secara bersamaan. Dan Yeon Seo menatap kagum melihat itu.

Kim Dan berjalan sambil membawa sepatu Yeon Seo. Tapi dia berhenti berjalan, ketika dia melihat suasana antara Yeon Seo dan Kang Woo yang sedang bagus.


Kang Woo menurunkan Yeon Seo, dan menaruh sapu tangannya di tanah, sehingga kaki Yeon Seo tidak perlu menginjak tanah secara langsung. Kemudian setelah itu, Kang Woo mulai membicarakan tentang konferensi pers. Jika Yeon Seo belum siap, maka Yeon Seo tidak perlu melakukan nya. Dan pertunjukannya, dia akan menunda nya sampai Yeon Seo setuju. Lalu dia meminta maaf juga.
“Kehidupan yang kamu tinggalkan bisa jadi adalah mimpi yang sangat diinginkan orang lain,” jelas Kang Woo.
“Apa orang itu teman yang kamu temui?” tanya Yeon Seo. Dan Kang Woo diam.

Merasa canggung, Yeon Seo kemudian mengeluarkan hape nya untuk menghubungin Kim Dan.
Ketika Yeon Seo menghubunginnya, Kim Dan memberitahu kalau dia telah menemukan sepatu Yeon Seo, dan akan menuju ke sana. Jadi Yeon Seo bisa mengapungkan lentera duluan.

Kang Woo mengajak Yeon Seo untuk mengapung kan lentera keinginan bersama. Dan Yeon Seo menerimanya sambil melihat ke belakang sesaat untuk mencari Kim Dan. Tapi dengan segera Kim Dan langsung bersembunyi.

Flash back. Didalam mobil, ketika Kang Woo meminta bantuannya.
“Berjanjilah padaku,” kata Kim Dan.
 “Apapun. Katakan padaku,” tanya Kang Woo.
“Berjanjilah padaku apa pun yang kamu lakukan, dilakukan demi kebahagiaannya.”
“Kebahagiaannya? Itu terlalu abstrak,” balas Kang Woo.
“Berjanjilah. Sekarang,” desak Kim Dan.
Flash back end
Yeon Seo serta Kang Woo, mereka bersama2 mengapungkan lentera permintaan mereka. Dan Kim Da memperhatikan semuanya dari jauh.

“Bantu dia menemukan cinta sejatinya. Aku meminta cinta sejati seseorang lebih seperti malaikat daripada malaikat yang nyata.”

Hari H. Konferensi Pers atas kembalinya Lee Yeon Seo.
Melihat itu, dengan marah Kang Woo menanyakan apa Ru Na yang melakukannya. Karena konferensi pers seharusnya tidak dilakukan dulu. Dan Ru Na meminta maaf, dia menjelaskan bahwa dia diberitahu kalau Yeon Seo akan datang, jadinya dia terus maju.
“Tidak. Aku yakin itu Ny. Choi, kan? Atau Tn. Choi?” tanya Kang Woo.


“Benar. Aku bilang kepadanya untuk tidak membatalkannya. Dari apa yang aku ingat, kamu sudah sangat ingin bekerja dengan Yeon Seo. Aku tidak melihat masalah disini,” kata Ny. Choi menjelaskan dengan santai.
Mendengar itu, Kang Woo pun menghela nafas. Lalu pergi menjauhi mereka berdua.

Kang Woo menghubungin seseorang.

Konferensi Pers telah dimulai, tapi Yeon Seo belum datang juga. Kemudian setelah agak sedikit lama, Ru Na memberikan kode kepada Ny. Choi. Dan dengan semangat, Ny. Choi membuka suara dan berbicara kepada semua wartawan.
“Maafkan aku. Sayangnya, Lee Yeon Seo menderita kondisi mental yang sangat parah…”
“Aku dengar, dia baru saja datang,” sela wartawan. Dan Ny. Choi terkejut.

Pintu ruangan dibuka. Dan Yeon Seo berjalan masuk ke dalam ruangan tanpa menggunakan tongkatnya. Melihat itu, semua wartawan segera memotret Yeon Seo. Sementara Ny. Choi merasa sangat, sangat terkejut sekali. Sedangkan Kang Woo, dia tersenyum menang.

“Kapan datang sendiri?’ tanya Ny. Choi dengan suara pelan. Dan Yeon Seo mengabaikannya. Lalu dengan terpaksa, Ny. Choi pun tersenyum ke arah para wartawan, dan duduk kembali ditempatnya.

“Halo. Aku balerina Lee Yeon Seo. Seorang penari adalah orang yang berbicara dengan tubuh mereka. Sepertinya aku tidak perlu banyak bicara. Aku mendapatkan kembali penglihatan ku, dan tidak ada masalah dengan tubuh dan pikiran ku. Aku akan berbicara denganmu lebih detail, dengan tarianku pada penampilan kembaliku,” kata Yeon Seo dengan tegas pada semuanya.
Mendengar itu, Kang Woo tersenyum. Sementara yang lain tidak (keluarga Choi).

Setelah acara konferensi pers selesai, Ny. Choi menahan Yeon Seo agar tidak pergi. Dia menuduh Yeon Seo telah menipunya, karena sejak awal Yeon Seo baik2 saja. Dan Yeon Seo melakukan ini untuk mempermalukannya. (Heol. Kepadahal dia yang ingin mempermalukan Yeon Seo).
“Kamu adalah wali hukumku sampai sekarang, bukan?” tanya Yeon Seo. Dan Ny. Choi merasa cemas, kenapa Yeon Seo bertanya.

“Biarkan aku tarik dulu,” kata Yeon Seo pada Ny. Choi. Lalu kepada Ru Na, “Bisakah kamu mengatur status manajemen dari yayasan dan memberikannya kepadaku, Eonni?”
“Kamu tidak akan tahu apa2 bahkan jika kamu melihatnya,” kata Ny. Choi yang menjawab.
“Maka, kamu bisa membuat nya terlihat mudah dan akurat, kan,” balas Yeon Seo.

Ny. Choi menanyakan, apakah ini  berarti Yeon Seo menginginkan Fantasia lagi. Dan dengan tegas Yeon Seo menekankan, “Lagi? Tidak. Kamu mengembalikannya padaku. Awalnya Fantasia adalah milikku. Tolong urus itu dengan cepat,” katanya. Lalu dia berjalan pergi meninggalkan mereka.
Ny. Choi merasa kesal dan ingin mengejar Yeon Seo. Tapi Tn. Choi menahannya agar tidak melakukan sesuatu yang buruk didepan umum.

Yeo Seo turun dari eskalator sambil tersenyum penuh kemenangan.
Flash back
Kim Dan sebelum nya dihubungin oleh Kang Woo, dan dia lalu memberitahukannya kepada Yeon Seo. “Haruskah aku pergi dan meletakan stiker jejak kaki disana? Atau kamu bisa pergi bersama…”

“Aku pergi sendiri. Jika tidak, mereka akan melakukan apa saja untuk menggangguku,” sela Yeon Seo. Dan Kim Dan merasa cemas. “Aku bisa melakukan itu. Sebagai gantinya, berikan padaku. Saputangan yang kamu lilitkan di pergelangan tanganku sebelumnya. Yang kamu pakaikan mantra. Aku akan memikirkan mu.”
Flash back end
Ditangan Yeon Seo, terlilit sapu tangan milik Kim Dan.
Ditaman. Kim Dan merayakan keberhasilan Yeon Seo dengan minum sirup yang tidak berakohol. Namun tiba2 saja, Yeon Seo menundukan kepala dan memejamkan mata, sehingga Kim Dan khawatir.

“Terima kasih, Kim Dan. Ini semua berkatmu. Terima kasih. Dengan tulus,” kata Yeon Seo sambil menatap Kim Dan.
Mendengar itu, Kim Dan tersenyum dan mengelus rambut Yeon Seo. “Kamu yang melakukan ini. Kerja bagus. Kamu sudah melakukannya dengan sangat baik,” pujinya. “Bersulang?”
Yeon Seo tersenyum, dan melakukan tos dengan gelas Kim Dan. Lalu meminumnya.
Kim Dan mengirimkan pesan pada Kang Woo bahwa sekarang mereka sedang berada dipanggung terbuka, jadi cepatlah datang.

Yeon Seo sudah bisa berjalan sendiri dengan baik. Dan Kim Dan bertepuk tangan memujinya. Lalu dia menundukan kepalanya, dan bergumam bahwa sekarang Yeon Seo tidak lagi memerlukannya. Dia kehabisan hal yang harus di lakukan, saat Yeon Seo jadi lebih baik dan jadi lebih bahagia.
“Hei. Berjalanlah dengan bebas sekarang. Pergi menari. Dan lampiaskan kesabaranmu juga,” kata Kim Dan, menyemangati.

“Apa itu keinginanmu?”
“Tentu saja tidak. Aku hanya punya dua yang tersisa. Aku harus menyimpannnya,” jawab Kim Dan langsung.
Yeon Seo mengatakan bahwa dia mengetahui keinginan Kim Dan. Mendengar itu, Kim Dan merasa sedikit terkejut, dan bertanya bagaimana Yeon Seo bisa tahu. Dan Yeon Seo menyuruh agar Kim Dan menutup mata saja, lalu dia akan mengabulkan keinginan Kim Dan. Tapi karena tidak mengerti, Kim Dan diam menatap Yeon Seo.

“Ayo, sebelum aku berubah pikiran,” kata Yeon Seo.
“Mungkin kamu salah. Tidak mungkin kamu tahu,” balas Kim Dan. Lalu dia menutup matanya.
Yeon Seo dengan gugup mendekati Kim Dan, mau mencium pipinya. Tapi karena tidak sabaran, Kim Dan berbalik ke arah Yeon Seo untuk bertanya. Dan disaat itu, bibir mereka tanpa sengaja bersentuhan. Lalu mereka sama2 merasa kaget sendiri.
“Aku akan menghadiahimu … pipi mu… kenapa kamu memalingkan wajahmu?” kata Yeon Seo dengan gugup dan malu.

Kim Dan mendekat, dan mencium bibir Yeon Seo. Lalu pada saat dia melakukan itu, jahitan bulu yang berada disapu tangan Kim Dan bercahaya.

Kang Woo melihat itu dari jauh.
***

Seorang wanita berpakaian putih berdiri di hadapan Kang Woo dengan gontai, dan kemudian wanita itu ambruk. Lalu Kang Woo pun memeluknya dengan erat. “Tidak. Aku mohon. Aku mohon. Aku mohon,” pintanya sambil menangis.
Si Wanita tampak berdarah. Dan di jarinya terdapat cincin.
***


Cincin yang sama dipakai oleh Kang Woo. Dari bayangan Kang Woo yang terpantul diatas tanah. Sebuah sayap terbuka lebar.

1 Comments

Previous Post Next Post