Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode 18


Tolong bantu follow/like/share/shopping akun ig aku di atas (kalau bersedia). Apapun bentuknya, sangat berterimakasih. Apalagi selama follow, like dan share masihlah gratis.
Terimakasih banyak sebelumnya. Kamsahamnida. XieXie. Arigatou. Thank u very much.
Terimakasih juga karena masih tetap membaca di blog ini. Dan untuk yang meninggalkan komentar, thank you very much. Tanpa kalian, para pembaca, blog ini tidak akan bisa bertahan.


Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode 18

Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
97 selesai latihan dan memutuskan untuk beristirahat sebentar. Sambil istirahat, dia mengajak Tong Nian berbincang sebentar. Dan karena 97 membahas internet café, maka Tong Nian memberitahu kalau bibinya mempunyai internet café. Dan dia bisa mengenal Shangyan karena mereka bertemu di internet café. Mendengar hal itu, 97 semakin bersemangat ingin tahu apa yang terjadi. Tong Nian dengan malu bercerita kalau mereka bertemu di internet café sebelum tahun baru.

Sayangnya, obrolan mereka harus terhenti, karena Shangyan menghampiri mereka. 97 langsung ketakutan dan membuat alasan kalau dia khawatir ‘kakak ipar’ merasa bosan, makanya dia mengajak berbincang. Shangyan dengan halus menyuruh 97 membuat surat pengunduran diri agar 97 memiliki banyak waktu untuk berbincang dengan Tong Nian.  97 makin takut, dan segera mengatakan akan kembali lanjut latihan.

Shangyan kemudian menatap Tong Nian yang tampak aneh karena memakai topi di dalam ruangan. Tong Nian sadar akan hal itu. Dia menjelaskan kalau Shangyan tidak memberikannya cukup waktu tadi pagi, jadi dia tidak sempat mencuci rambut.

Shangyan malah mendekat dan menatap Tong Nian lebih dekat. Tong Nian jadi gugup mengira ada sesuatu di matanya (tai mata), jadi dia segera izin untuk ke kamar mandi. Pas mau ke kamar mandi, dia melihat kedatangan Zhou Shan, Tong Nian yang awalnya mau ke kamar mandi, langsung balik kembali. Dia langsung tegak di dekat Shangyan, agar Zhou Shan tidak mendekat.

Saat sadar kalau ada Zhou Shan di sana, Shangyan langsung tertawa kecil karena sadar kalau Tong Nian sedang menjaganya dari Zhou Shan. Shangyan memberitahu Tong Nian kalau Zhou Shan hanya akan ada di sini selama 2 jam, apa Tong Nian akan terus mengawasi Zhou Shan.
“Apa dia akan terus seperti ini? Dia akan datang setiap hari?” tanya Tong Nian, cemas.
Shangyan menganggukan kepala.
“Tapi, aku harus pulang besok. Berapa lama lagi kau akan di sini?”    
“Seminggu… atau lebih… aku juga tidak yakin.”

Tong Nian menjadi semakin khawatir. Shangyan tersenyum melihat sikap Tong Nian. Dan Zhou Shan diam-diam memotret mereka. Dan setelah berbincang sesaat, Tong Nian tidak lagi khawatir.
--
Karena merasa bosan berada di dalam terus, Tong Nian memutuskan untuk duduk santai di pinggir kolam renang hotel. Tidak lama, Shangyan menyusulnya. Dia bertanya, apakah Tong Nian merasa bosan?
“Tidak. Aku hanya sedang memikirkan proyekku,” jawab Tong Nian.

Shangyan menunjukkan sedikit ketertarikan dan meminta Tong Nian menceritakan mengenai proyek yang sedang Tong Nian kerjakan. Dengan semangat, Tong Nian menceritakan mengenai software pengenalan wajah yang telah di buatnya untuk di terapkan di kepolisian. Dia menjelaskan cara kerja dan manfaat software itu. Setelah menceritakan semua itu, Tong Nian meminta Shangyan untuk memujinya. Shangyan tersenyum melihat tingkah Tong Nian, tapi dia tetap menurut dan menepuk lembut kepala Tong Nian.
Setelah itu, Tong Nian meminta hadiah. Shangyan langsung berdiri dan mendekatkan wajahnya pada Tong Nian, “Hadiah apa yang kau inginkan?”
“Aku ingin melihatmu bertanding.”
Shangyan langsung kembali duduk. Dia merasa melihatnya mengajari anak-anak K&K kan sama saja. Tong Nian langsung berkata kalau hal itu tidak sama.

Dan karena itu, Shangyan membawa Tong Nian kembali ke internet café. Dia segera menyuruh Demo membiarkannya menggunakan komputer dan dia bertanding melawan 97. Tidak hanya Tong Nian yang bersemangat, para anggota juga bersemangat untuk melihat Shangyan kembali bertanding CTF. Di dalam hatinya, Tong Nian merasa sangat senang bisa melihat Gun God bertanding (walaupun bukan pertandingan resmi).
Melihat Shangyan bertanding, membuat Tong Nian semakin kagum. Jika saja Shangyan tidak pensiun, Shangyan pasti akan menjadi yang terbaik.
Setelah pertandingan singkat tersebut, dan tentu saja kemenangan di raih oleh Shangyan.
Zhou Shan yang ada di sana tampaknya cemburu saat menyadari Shangyan yang mau menunjukkan permainannya kembali adalah karena permintaan Tong Nian.
--
Saat jam makan siang, Tong Nian tidak makan dan hanya diam. 97, Demo, Grunt dan One jelas heran melihat Tong Nian yang tidak makan, apakah makanannya tidak sesuai dengan selera Tong Nian?
Karena khawatir, 97 menghampiri Tong Nian dan bertanya serta membawaku lebih banyak sayur. Tong Nian hanya menjawab kalau dia akan makan sebentar lagi.
Semua sudah selesai makan dan kembali ke ruang latihan. Hanya tinggal Tong Nian seorang diri. Tidak lama, Shangyan datang. Ternyata, Tong Nian tidak makan karena menunggu Shangyan agar mereka bisa makan bersama.
Saat makan, Shangyan memberikan sayur di kotak makannya pada Tong Nian dan hanya memakan nasi. Dia makan dengan sangat cepat, sedangkan Tong Nian hanya makan beberapa suap. Dia kemudian menyuruh Tong Nian untuk cepat makan dan tidak menyisakan makanan. Dan juga, 15 menit lagi mereka sudah harus pergi.
Sementara Tong Nian makan, Shangyan membersihkan kotak makan anggota K&K yang di letakkan begitu saja di meja.
--

Pertandingan Pertama Individual Camp Pelatihan Sanya
Ini adalah pertandingan antara team SP dan K&K. Lawan masing-masing akan di undi secara acak. Solo dan Ai Qing ada di sana untuk melihat team SP sementara Shangyan, Su Cheng dan Tong Nian melihat team K&K. Zhou Shan bertindak sebagai orang yang mengundi.
Grunt mendapat lawan ININ. 97 mendapat lawan Following. Demo melawan Ou Qiang. One melawan Hua Ti. Dan Wu Bai melawan Xiaomi.
Ou Qiang merasa khawatir.  Kenapa setiap kali Xiaomi selalu mendapatkan lawan yang sulit. Itu artinya Xiaomi akan tereliminasi lebih awal. Xiaomi tampaknya khawatir, tapi dia menyembunyikan kekhawatirannya tersebut.
Pertandingan individual di mulai.
Grunt vs ININ = Grunt (K&K)
Demo vs Ou Qiang = Ou Qiang (SP)
One ve Hua Ti = Hua Ti (SP)
97 vs Following = Following (SP)
Wu Bai vs Xiaomi = Wu Bai (K&K)
Xiaomi tampak sangat kecewa telah kalah.
--
Usai melihat pertandingan, Shangyan bersantai dengan Tong Nian di pinggir kolam. Tong Nian tiba-tiba memuji Wu Bai yang sangat hebat dan tidak terkalahkan. Shangyan memberitahu kalau sebelum Solo berhenti bermain, Solo menang melawan Wu Bai. Tong Nian kaget padahal jarak umur Solo dan Wu Bai sangat jauh, tapi mereka sudah pernah bertanding?
“Xiao Bai memulai karir-nya lebih cepat,” beritahu Shangyan.
Lagi berbincang, lewatlah 97, One, Demo dan Grunt dengan membawa pelampung-pelampung besar. Mereka hendak bersantai.
“Kalian kalah dari SP dan masih ingin bersantai?” tegur Shangyan.
“Tidak, Wu Bai dan aku kan menang,” balas Grunt.
“Benar,” jawab mereka serempat. “Meskipun kami kalah, kami tetap harus bersantai!” ujar 97.
“Okay. Silahkan bersantai. Tapi lakukan dulu 50 kali push-up sekarang, baru aku izinkan,” ujar Shangyan.
Semua jelas protes. Tapi, demi bisa bersantai, mereka pun rela melakukan push up. Anggota nya lagi lakukan push-up, Shangyan malah menyuruh Tong Nian lanjut menjelaskan dan menceritakan mengenai proyek AI yang Tong Nian buat.
Mereka selesai melakukan push up.
“Kalian semua tampak sangat lelah, itu artinya tubuh kalian lemah. Bagaimana kalau kalian kembali ke kamar hotel dan beristirahat saja?” saran Shangyan.
“Tidak, kami tidak lelah,” jawab mereka kompak, sok kuat.
Dan setelah mengganggu anggota-nya sejenak, Shangyan akhirnya mengizinkan mereka untuk bersenang-senang.
Dari belakang, Solo, Ou Qiang dan Xiaomi melihatnya. Mereka menyadari kalau Shangyan sangat percaya pada anggota team-nya. Dan tampak-nya anak-anak itu, berarti bagi Shangyan.
--
Malam hari,
Tong Nian membawa Shangyan ke kamar hotelnya. Shangyan tampak gugup masuk ke kamar hotel Tong Nian, mungkin karena merasa tidak nyaman. Dia bertanya, besok jam berapa pesawat Tong Nian? Tong Nian menjawab malam. Shangyan meminta maaf karena besok dia latihan jam 3, jadi mungkin tidak bisa mengantarkan Tong Nian ke bandara. Tong Nian tidak masalah.
“Lalu, kau masih ada waktu di siang hari. Kau masih bisa bermain lagi,” ujar Shangyan.
“Ya.”
Setelah itu, Shangyan pamit untuk kembali ke kamar hotelnya. Tong Niang mengiyakan. Tapi kan sekarang sudah hampir jam 10 malam, apa Shangyan masih harus kerja? Shangyan mengiyakan karena dia masih memiliki 2 telepon meeting, jam 10 malam dan jam 12 malam.
Tong Nian merasa khawatir karena itu artinya, Shangyan akan tidur sekitar jam 1 pagi. Pasti sangat melelahkan. Shangyan tidak harus menjawab apa, jadi dia bilang kalau gitu dia kembali ke kamar.
“Atau, setelah selesai rapat, kau bisa memberitahuku. Aku tidak tidur awal. Jadi kita bisa berbincang atau melakukan hal lain,” ujar Tong Nian saat Shangyan mau keluar.
“Bagaimana kalau kau ikut ke kamarku? Kau bisa membuat beberapa code programming. Dan setelah selesai meeting, aku akan membantu.”
Tong Nian senang mendengar ide tersebut.
--
Di kamar Shangyan,
Tong Nian membuat beberapa program sementara Shangyan bekerja. Mereka saling menemani dengan melakukan aktivitas berbeda. Saat selesai meeting, Shangyan melakukan pekerjaan lain dan memakai headphone-nya. Tong Nian jadi penasaran, dan bertanya, kenapa Shangyan memakai headphone walaupun tidak ada orang lain di kamar?

Shangyan menyuruh Tong Nian mendekat dan memakaikan headphone-nya ke telinga Tong Nian. Ternyata, Shangyan mendengarkan suara. Suara-suara yang di dengarnya bisa membuatnya merasa tenang dan bisa berpikir lebih dalam.
--
Hari sudah semakin larut, dan akhirnya, Tong Nian tertidur di kursi sambil memakai headphone Shangyan dan mendengarkan suara-suara itu (ada suara hujan, bel dan sejenisnya yang menenangkan).
Tampaknya, Shangyan sudah semakin mencintai Tong Nian. Hal itu terlihat dari tatapan Shangyan menatap wajah Tong Nian yang tertidur.
Tong Nian terbangun dan kaget karena dia ketiduran. Shangyan sebenarnya tidak masalah kalau Tong Nian tidur. Shangyan tiba-tiba menyuruh Tong Nian untuk kembali ke kamar dan membereskan barang. Dia akan membawa Tong Nian jalan karena selama Tong Nian ke Sanya, dia tidak ada membawa Tong Nian jalan. Dia juga ingin membawa anggota K&K melihat Sanya.
--
Pagi-pagi, mereka sudah menaiki bus menuju suatu tempat bersama dengan anggota K&K lainnya. Saat dalam perjalanan, Tong Nian tetap sibuk dengan laptop-nya. Shangyan jadi penasaran. Tong Nian berkata kalau dia sedang membuat software kecil dan sudah hampir selesai. Dia tidak akan memberitahu Shangyan untuk sekarang.
Perjalanan ternyata lumayan jauh. Para anggota K&K sudah tertidur. Tong Nian juga tertidur dengan kepala bersandar pada bahu Shangyan.
--
Dan akhirnya mereka tiba.
Para anggota langsung menuju tempat yang ada pohonnya gitu. Mereka ternyata sudah tahu kalau Shangyan takut ketinggian. Shangyan memberi pidato kalau mereka kemari adalah untuk pelatihan pribadi. Semua protes. Udah perjalanan jauh, masa ke sini untuk latihan.
97 sampai sangat emosi. Mereka ke Sanya dan setiap hari hanya latihan-latihan dan latihan. Ini adalah tempat wisata dan Shangyan malah menyuruh mereka untuk latihan lagi. Sangat tidak berperikemanusiaan.
“97. Aku masih ingat ketika kau mulai pertama kali, kau bekerja sangat keras. Kau belajar dengan sangat cepat. Dan kau bahkan mempelajari analsisi log untuk mendukung team. Dan karena itulah peringkatmu naik dengan sangat cepat. Tapi, di dunia kerja kita, bukankah itu hal yang seharusnya?” ujar Shangya. “Aku kan tadi sudah bilang kalau hari ini adalah pelatihan pribadi! Ini untuk membuat kalian biar santai. Kalian bisa melakukan apapun yang kalian inginkan. Aku bukan orang yang mengambil tali dan mengikat kalian terus. Juga, aku tanya pada kalian, apa kaian masih ingat antusiasme kalian saat pertama kali?”
“Ingat. Boss, akulah yang salah karena tidak cukup bekerja keras. Aku harusnya bekerja lebih keras,” sesal 97 karena sudah emosi.
Shangyan menepuk bahunya dengan lembut, “Pergilah bersantai.”

Setelah semua pergi bermain, Tong Nian menyuruh Shangyan untuk tidak bersedih. Mereka semua masih anak kecil, belum dewasa. Shangyan langsung membalik perkataan Tong Nian, emang berapa umur Tong Nian? Tong Nian tidak menjawab dan hanya menepuk pundak Shangyan. Shangyan jadi tersenyum karena hal itu.

Mereka kemudian duduk bersama. Baru juga duduk sebentar, Shangyan sudah ketiduran. Tong Nian sendiri sibuk memindahkan software yang di buatnya di laptop ke ponselnya. Setelah selesai, dia membangunkan Shangyan dan menunjukkan software hadiahnya untuh Shangyan. Teryata, Tong Nian membuat game kartu yang bisa Shangyan mainkan ketika Shangyan merasa bosan.
Shangyan jelas merasa tersentuh. Tong Nian sampai kurang tidur hanya untuk membuatkan itu untuknya. Dan karena itu, Shangyan sampai terbawa suasana dan hendak menci**m Tong Nian.
Eh, malah terdengar suara anggota K&K yang berteriak memanggil nama Shangyan hingga hilanglah suasana romantis yang telah tercipta. Tong Nian juga tampak kesal. Dan karena itu, Tong Nian mengajak Shangyan untuk ikut bermain dengan anggota K&K, menyeberangi jembatan gantung.

Tong Nian tidak takut dengan ketinggian. Dan Tong Nian akhirnya sadar kalau Shangyan ternyata takut ketinggian. Mau jalan selangkah saja, sangat sulit bagi Shangyan. Tong Nian jadi mengganggu Shangyan. Tong Nian sangat bersenang-senang di atas jembatan, bisa mengganggu Shangyan yang takut ketinggian.
--
Dan akhirnya, Tong Nian pun harus ke bandara untuk kembali pulang ke Shanghai. Sebelum masuk ke dalam taksi yang akan mengantarnya, Tong Nian meminta di berikan seragam K&K sebagai kenang-kenangan. Tapi, jika tidak ada, tidak masalah. Yang penting, Shangyan harus istirahat cukup dan kurangi kerja lembur.

Saat Tong Nian sudah masuk ke dalam taksi, Shangyan tiba-tiba melepas jaket yang ada logo K&K-nya dan memberikannya pada Tong Nian. Tentu saja, bagi Tong Nian hal itu sangat berharga.
--
Di Shanghai,
Akhirnya, Tong Nian pun kembali. Begitu tiba di kamar asrama, Tong Nian segera mengirim pesan pada Shangyan.

Yaya yang baru pulang dari kampus, malah tanpa sengaja melihat Tong Nian yang sedang memegang jake Shangyan. Melihat Tong Nian memegang jaket pria, membuat Yaya jadi penasaran sekaligus khawatir kalau Tong Nian sudah di tipu pria.
Dan dimulailah interogasi Yaya. Dia mau tahu umur pria Tong Nian.
“29, hampir 30.”
“30? Tua sekali!”
“Tidak tua!” balas Tong Nian, kesal.
“Lalu… lalu dimana kalian bertemu?”
“Internet café.”
“Internet café? Berapa lama kalian saling mengenal satu sama lain?” tanya Yaya, lagi.
Tong Nian mulai bercerita kalau itu adalah takdir. Mereka bertemu, putus dan bersama lagi. Sulit untuk di jelaskan. Yang jelas, dia sangat menyukai pria tersebut. Yaya jadi sadar, jadi pria yang waktu itu membuat Tong Nian nangis karena putus dan sekarang adalah orang yang sama? Tong Nian mengiyakan.
Yaya malah merasa frustasi karena Tong Nian ternyata terus bersama pria yang sama walau sudah putus. Tong Nian membela kalau dia yang minta putus dan bukan salah pria itu. Yaya lanjut tanya, apa pekerjaan pria itu? Dia nebaknya sih pria tua yang suka nongkrong di intenet café sepanjang hari.  Tong Nian tidak mau memberitahu dan lebih memilih untuk mandi.

Karena Tong Nian tidak mau memberitahu, Yaya semakin berpikir aneh-aneh. Dia membayangkan pria Tong Nian adalah pria tua gendut yang memanfaatkan kepolosan Tong Nian.
--
Baru juga Tong Nian pergi, Zhou Shan sudah mulai mendekati Shangyan. Dia berpura-pura memberikan obat pada Shangyan yang tampak sakit. Shangyan dengan tegas berkata kalau tidak perlu.
“Bukankah sangat melelahkan pacaran dengan gadis kecil itu? Dia tidak bisa menjagamu dan kau harus menemaninya. Aku benar-benar tidak tahu kenapa kau membuat dirimu sendiri sangat lelah.”
“Kau salah! Karena aku tidak tahan dia pergilah makanya aku jadi sakit. Oh ya! Kau sudah lama tidak pacaran jadi kau tidak akan mengerti perasaan ini. Tapi, ketika kau jatuh cinta dengan seseorang, energi dan kekuatanmu akan menjadi sangat kuat! Aku sarankan kau tidak menghabiskan energi mu padaku. Tidak ada gunanya. Aku pergi dulu!” tegas Shangyan.
Zhou Shan hanya bisa kesal.
--
Selesai mandi dan membereskan barang, Tong Nian mencari lokasi pertandingan CTF.  Yaya terkejut karena Tong Nian tahu dan tertarik dengan CTF secara tiba-tiba.
“Tidak tiba-tiba. Aku bahkan sudah membuat rekaman untuk lagu tema mereka sebelumnya,” jawab Tong Nian.
“Aku suka CTF. Biar ku ceritakan padamu!” ujar Yaya bersemangat.
Tong Nian jadi bersemangat dan menyuruh Yaya untuk mengajarinya agar dia tidak di marahi. Yaya kaget, pria itu memarahi Tong Nian?
“Tidak. Dia tidak memarahiku. Dia memarahi anggota team-nya,” perbaiki Tong Nian.
Yaya jadi penasaran, apakah Tong Nian tertarik dengan CTF karena pria itu? Dia merasa khawatir kalau Tong Nian di tipu. Bisa saja pria itu hanya pura-pura menyukai CTF. Mendengar ucapan Yaya, Tong Nian dengan tegas mengatakan kalau pacarnya tahu baik mengenai CTF dan kemampuannya juga sangat-sangat hebat!
“Dia benar-benar menyombongkan diri?!” kesal Yaya. Hahahha, dia nggak tau aja kalau pacar Tong Nian adalah Shangyan, yang di kenal juga sebagai Gun God!



5 Comments

Previous Post Next Post