Tolong bantu
follow/like/share/shopping akun ig aku di atas (kalau bersedia). Apapun
bentuknya, sangat berterimakasih. Apalagi selama follow, like dan share masihlah gratis.
Terimakasih banyak sebelumnya.
Kamsahamnida. XieXie. Arigatou. Thank u very much.
Terimakasih juga karena masih tetap
membaca di blog ini. Dan untuk yang meninggalkan komentar, thank you very much.
Tanpa kalian, para pembaca, blog ini tidak akan bisa bertahan.
Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
20
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Xiaomi pun dengan sedih bercerita kalau selama
beberapa tahun ini, dia hanya berada di rumah. Xiaomi sebenarnya merasa malu
karena berbeda dengan Shangyan yang telah menjadi sukses, dia masihlah bukan
apa-apa. Yaya yang dapat merasa kalau Xiaomi merasa minder, menyemangati dengan
berkata kalau Xiaomi masih bisa bertanding dan masih mempunyai kemampuan.
Xiaomi memberitahu kalau dia dulu mempunyai
pendapat yang sama. Kalau Team SOLO di bubarkan, maka tidak ada gunanya untuk
bertahan. Dan karena itu, dia juga menghilang.
“Kalau gitu, alasan kenapa kau kembali adalah
untuk Team Solo kan?”
“Aku tahu selama ini Solo merasa bersalah. Ketika
aku kembali, perasaannya mungkin bisa lebih tenang. Dan di saat yang sama, ini
juga demi diriku sendiri. Aku merasa ini seperti tanda untukku.”
Dan Xiaomi menyuruh agar mereka tidak berbicara
seolah dia sedang di interview. Yaya dengan gugup berkata kalau sebenarnya,
sekarang ini, dia sedang merasa sangat gugup bicara berdua dengan Xiaomi. Dia
menyukai Xiaomi. Maksudnya, suka sebagai fans.
Dan karena Xiaomi masih ragu kalau dia adalah fans
Xiaomi, maka Yaya menunjukkan komunitas fans Xiaomi. Dan juga para fans yang
sangat loyal pada Xiaomi, walaupun mereka tidak sebanyak fans Shangyan. Mendengar
semua itu, Xiaomi merasa lebih tenang di saat yang sama juga senang.
--
Shangyan dkk beserta Tong Nian dan Yaya
menghabiskan waktu dengan bermain game bersama di ruang tamu. Mereka
benar-benar bersenang-senang.
Selesai bermain game, mereka pergi piknik ke
taman. Dan ternyata ini adalah pertama kalinya Shangyan melakukan piknik. Dan
di piknik tersebut, Tong Nian bicara dari hati ke hati dengan Shangyan. Dia
memulainya dengan bertanya, apa Shangyan tahu apa mimpinya? Shangyan tidak
tahu. Tapi, Tong Nian tahu apa mimpi Shangyan.
“Sebenarnya, aku ingin bilang padamu untuk membuka
hatimu. Dan sisakan beberapa tempat untuk dirimu sendiri… dan aku. Sebenarnya,
apa yang paling ingin kulakukan adalah berada di sini, sekarang. Coba pikirkan.
Hanya kita berdua yang berdiri di sini. Menikmati sore yang santai, menikmati
angin yang bertiup,” ujar Tong Nian.
Tong Nian memenjamkan mata dan menggandeng tangan
Shangyan. Shangyan mengikuti apa yang Tong Nian lakukan. Menikmati alam dan
menikmati waktu mereka berdua. Tong Nian tersenyum manis saat melihat Shangyan
melakukan apa yang di lakukannya.
--
Acara selesai.
Shangyan mengantarkan Tong Nian dan Yaya kembali
ke kampus mereka. Sebelum masuk ke dalam kampus, Tong Nian mengingatkan
Shangyan agar mencarinya jika punya waktu. Shangyan malah membalas dengan
menyuruh Tong Nian belajar baik-baik dan jangan terus memikirkan cinta.
Tong Nian mengabaikan ucapan Shangyan. Sebaliknya,
dia malah memamerkan kalung hadiah Shangyan yang di pakainya menjadi gelang.
Dia akan selalu memakainnya. Shangyan tersenyum, apalagi saat Tong Nian berkata
kalau dia menyukai kalung itu. Shangyan menasehati Tong Nian agar menjaga
kalung itu baik-baik dan jangan sampai
menghilangkannya. Tong Nian jadi khawatir, apakah kalung ini mahal.
“Tidak. Aku membelinya dari toko pinggir jalan,”
bohong Shangyan.
“Tidak apa. Aku tetap menyukainya walaupun ini di
beli dari toko pinggir jalan,” ujar Tong Nian dengan riang.
Yaya juga pamit pada Xiaomi. Jika Xiaomi
memerlukan apapun, Xiaomi bisa menghubunginya.
--
Tong Nian dan Yaya berjalan menuju asrama dengan
hati riang. Apalagi Yaya, yang telah berteman dengan Xiaomi di WeChat. Mereka
benar-benar senang hari ini.
--
Shangyan mengantarkan Ou Qiang dan Xiaomi ke
kantor SP. Setelah sampai, Ou Qiang menyuruh Shangyan turun dan ikut masuk ke
dalam. Shangyan jelas menolak. Ou Qiang tidak memaksa dan hanya menyuruh Shangyan
agar tidak menjadi penyendiri, dan hubungilah mereka sesering mungkin.
--
Esok hari,
Zheng Hui sudah menunggu Tong Nian di depan kelas
Tong Nian. Dia tampak panik. Dan begitu kelas Tong Nian selesai, Zheng Hui
langsung bicara pada Tong Nian. Dia mendengar kalau ayah Tong Nian adalah
dokter di rumah sakit hati. Ibu Zheng Hui membutuhkan transplantasi hati.
Tong Nian langsung menenankan Zheng Hui. Dia
menyuruh Zheng Hui membawa ibunya ke Shanghai untuk di periksa. Dan dia akan
mengirim pesan pada ayahnya dulu. Mungkin ayahnya lagi melakukan operasi
sekarang dan tidak melihat pesannya. Tapi, kalau ayahnya sudah melihat
pesannya, ayahnya pasti langsung membalas.
Zheng Hui benar-benar berterimakasih atas bantuan
Tong Nian. Tong Nian menyuruhnya untuk tidak sungkan begitu.
--
Bibi Tong Nian datang ke rumah Tong Nian dan
berbincang dengan ibu. Dia membahas mengenai cucu tertua keluarga Han (Han
Shangyan) yang pasti di manja oleh ibu tirinya. Ibu Tong Nian sebenarnya tidak
mau membicarakan orang. Tapi, bibi Tong Nian tidak mau mengerti dan terus
membicarakan Shangyan secara negatif. Dia juga memberitahu kalau ibu Shangyan
sudah meninggal sejak Shangyan masih muda, kemudian ayahnya menikah lagi
sehingga dia mendapatkan ibu tiri. Tapi, tidak lama kemudian, ayahnya pun
meninggal dunia. Bukankah Shangyan sangat kasihan? Untungnya, ibu tirinya
memperlakukan Shangyan dengan sangat baik. Ibu tirinya sangat memanjakan
Shangyan. Tapi Shangyan, sejak masih muda hingga sekarang sangat pelawan.
Semakin kau tidak ingin dia melakukan sesuatu, semakin dia ingin melakukan
sesuatu. Tidak ada yang bisa mengaturnya. Setelah wisuda, Shangyan memulai
perusahaan, bilang ingin memulai bisnis. Dan karena itu, dia menasehati ibu
agar menyuruh Tong Nian membuat keputusan bijak untuk pacaran atau tidak dengan
Shangyan.
“Tidak perlu. Mereka sudah putus,” beritahu ibu.
Ibu belum tahu kalau Shangyan dan Tong Nian sudah kembali rujuk. “Oh ya.
Masalah ini… Nian Nian sangat terluka. Jadi, jangan pernah menyebutkan mengenai
Shangyan di hadapan Nian Nian.”
Eh, bibi malah semakin menggosip. Dia malah
menduga kalau Shangyan selingkuh dari Tong Nian. Dan dia juga kepo, bertanya,
haruskah dia membicarakan hal ini pada kakek? Ibu jelas melarang.
--
Tong Nian membawa Zheng Hui ke rumahnya untuk
bertemu ayahnya. Begitu masuk, Tong Nian memperkenalkan Zheng Hui pada ibu dan
bibinya. Ibu sudah mengenal Zheng Hui dengan akrab dan menyuruh Zheng Hui untuk
duduk di sebelahnya. Tong Nian langsung memberitahu kalau dia ingin membawa
Zheng Hui bertemu ayah. Ayah kebetulan ada di ruang kerja.
Setelah Zheng Hui dan Tong Nian pergi, ibu
langsung memuji Zheng Hui di depan bibi.
Walaupun keluarga Zheng Hui miskin, tapi Zheng Hui adalah anak yang
sangat sopan dan juga bertemperamen baik. Yang lebih penting, Zheng Hui sangat
termotivasi. Bibi langsung menggoda ibu yang tampak seperti sedang memuji calon
menantu.
--
Ayah sudah mendengar mengenai sakit ibu Zheng Hui.
Dan karena itu, ayah menyuruh Zheng Hui membawa ibunya ke Shanghai, ke rumah
sakit mereka untuk di periksa lebih lanjut. Dan karena mereka dekat, dia akan
membantu mengurus segala sesuatunya.
Diam-diam, Tong Nian mengirim pesan memberitahu
kondisi keluarga Zheng Hui. Keluarga Zheng Hui cukup susah. Ibunya hanya
tinggal sendirian. Dan untuk kuliah, Zheng Hui harus melakukan pinjaman. Untuk
datang ke Shanghai dan melakukan pemeriksaan, pasti akan butuh waktu lebih dari
sehari. Tinggal di hotel, biayanya pasti akan sangat berat.
Ayah yang membaca pesan Tong Nian, jadi mengerti.
Dia berkata pada Zheng Hui, kalau ibu Zheng Hui ke Shanghai, ibu Zheng Hui bisa
datang dan tinggal di rumah mereka.
Zheng Hui jelas merasa tidak enak. Dia menolak.
Ayah berkata kalau Zheng Hui dan Tong Nian adalah teman kuliah dan juga pernah
pergi bersama untuk mengikuti kompetisi. Dan ketika ibu Zheng Hui datang ke
Shanghai, tentu pasti akan merasa tidak familiar, dan tentu saja mereka harus
membantu. Tong Nian membenarkan.
Ayah lanjut berkata, kalau ini juga bisa di anggap
balas jasa karena saat kompetisi di luar kota dulu, Zheng Hui sudah mau
membantu menjaga Tong Nian. Jadi, giliran mereka membantu menjaga ibu Zheng Hui
yang datang ke Shanghai.
Hati Zheng Hui menjadi lebih lega. Dia
berterimakasih atas bantuan keluarga Tong Nian.
--
Shangyan sedang teleponan dengan Nan Wei.
Sepertinya, Su Cheng harus kembali lebih cepat ke Norway. Karena di telepon,
Shangyan meminta Nan Wei memberikannya waktu setidaknya 6 bulan untuk serah
terima pekerjaan. Nan Wei setuju.
Nan Wei malah membahas mengenai ibu tiri Shangyan
yang akan segera menikah. Apa Shangyan berencana membawa pacar Shangyan ke
sana? Shangyan menyuruh Nan Wei untuk tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Nan
Wei meminta agar Shangyan membawa pacarnya ke Norway karena mereka semua penasaran
dengan pacar Shangyan.
Shangyan jujur kalau dia belum lama pacaran dan
belum terbiasa memperkenalkan pacarnya. Setelah semua matang, dia pasti akan
membawa pacarnya ke sana. Dia janji.
Dan teleponpun akhirnya selesai.
--
Entah beberapa hari sudah berlalu.
Ibu Zheng Hui akhirnya tiba di Shanghai dan
langsung di bawa ke rumah Tong Nian. ibu Tong Nian sangat menyambut ibu Zheng
Hui. Ibu Zheng Hui yang merasa sungkan harus menginap di rumah mereka dan pasti
hal itu merepotkan. Ibu berkata kalau semua itu tidak masalah. Anak mereka kan
adalah teman baik.
Setelah memperkenalkan ibu Zheng Hui pada ibu,
Tong Nian menunjukkan kamar tamu dimana ibu Zheng Hui akan tinggal.
Setelah itu, Tong Nian sibuk mengangkat baju
jemuran. Ibunya segera menemui dan berbasa basi bertanya, bukankah Zheng Hui
pandai sekarang? Setelah berkata seperti itu, ibu berkata kalau Zheng Hui tidak
buruk. Dan dia ingin mengundang Zheng Hui untuk lebih sering datang ke rumah
mereka. Tong Nian langsung berkata kalau hal seperti itu tidaklah pantas karena
bagaimanapun Zheng Hui adalah pria.
Ibu malah berkata kalau ini hanya interaksi
sosial. Tong Nian tetap menolak. Bagaimana jika nantinya orang-orang malah
salah paham? Ibu langsung beralasa kalau
dia kan bekerja sebagai guru, dan dia menyukai tipe anak seperti Zheng Hui yang
adalah tipe murid baik.
“Kalau gitu, ibu suka pada Han Shangyan?” tanya
Tong Nian, tiba-tiba.
“Apa kalian masih berhubungan?!” tanya ibu dengan
ketus. “Lihat, kalian sudah putus. Berhenti saling menghubungi satu sama lain. Dan
juga, sedikitpun aku tidak menyukainya!”
“Kenapa? Kenapa ibu tidak menyukainya?”
“Kenapa?! Dia selalu bertingkah seperti itu.
Seperti orang-orang berhutang padanya. dan melihat orang lain tanpa tersenyum.
Dan juga, aku merasa dia tidak bisa di percaya.”
“Ibu sudah salah paham padanya. Dia sebenarnya
orang yang sangat baik. Terhadap saudaranya, dia sangat loyal dan tulus.”
Ibu tetap pada pendapatnya mengenai Shangyan. Dia
malah menilai Tong Nian yang masih anak-anak dan tidak mempunyai pengalaman
hidup. Tong Nian melihat sesuatu terlalu positif. Baginya Shangyan tidak baik.
contohnya saja saat makan malam tahun baru, setelah di paksa, Shangyan baru
bilang kalau Tong Nian adalah pacarnya. Hari selanjutnya, ketika Shangyan
datang berkunjung untuk pertama kali, Shangyan tidak menyiapkan apapun dan
secara asal hanya membeli buah di toko ujung jalan. Apa itu yang di sebut
tulus? Itu namanya acuh!
“Ibu, cukup!” marah Tong Nian.
“Untunglah kau putus dengannya. Dia itu tidak akan
mendapat restu dari ayahmu dan…”
“Cukup! Aku kan sudah bilang cukup,” ulang Tong
Nian.
“Dia sudah hampir 30 tahun. Apa yang belum di
lihatnya? Tong Nian, kau terlau naif. Jangan percaya apapun yang di katakannya.
Nantinya, kau pasti akan bertemu lebih banyak orang dan orang-orang yang lebih
baik. Jangan khawatir, okay? Kau pikirkan apa yang ibu katakan. Okay?”
Dan setelah ceramah panjang itu, ibu baru pergi.
Tong Nian pun menghela nafas panjang.
--
Saat kembali ke asrama, Tong Nian bicara dengan
Yaya. Dia merasa kalau Shangyan sangat kasihan. Semua orang tidak suka padanya.
Dan dia merasa bersalah akan hal itu. kakeknya, bibi dan orang tua Tong Nian.
Ibunya terus bicara hal buruk mengenai Shangyan.
“Aku akan memperlakukannya dengan baik. Aku ingin
memberikan seluruh dunia padanya. dia sangat suka pekerjaannya dan dia seorang
gila kerja. Bagaimana caranya membuatnya bahagia? Aku tidak tahu cara
membuatnya bahagia,” ujar Tong Nian.
Dan Yaya pun ikut membantu Tong Nian berpikir.
--
Solo bicara pada Xiaomi. Dia meminta Xiaomi
menunggu selama 6 bulan, dan dia pasti bisa membawa Xiaomi kembali ke dalam
team. Tapi, untuk kompetisi tahun ini, Xiaomi tidak bisa ikut. Xiaomi mengerti
akan hal itu. Itu sudah putusan atasan juga, tidak ada yang bisa di katakannya.
Solo benar-benar menyesal dan meminta maaf karena
membuat Xiaomi seperti ini. Xiaomi menyuruhnya untuk tidak minta maaf. Dia
malah meminta Solo bicara serius padanya, kapan perubahan team-nya akan di
lakukan?
Solo berkata setelah kompetisi selanjutnya. Tapi,
selama peringkat Xiaomi di tahun depan bisa masuk dalam 30 besar, dia pasti
akan memindahkan Xiaomi kembali ke team satu. Xiaomi menjawab, dia mengerti.
“Dapatkah aku bertanding bersama dengan Ou Qiang
terakhir kalinya?” tanya Xiaomi.
Solo mengangguk. Xiaomi berterimakasih. Xiaomi
kemudian meminta Solo tidak memberitahukan pada siapapun mengenai dia yang di
keluarkan dari team satu sampai waktunya tiba, terutama pada Ou Qiang. Dia
takut kalau hal ini akan mempengaruhi Ou Qiang dalam kompetisi. Walaupun Ou
Qiang tampak ceria dan suka bermain-main, tapi hati Ou Qiang sebenarnya sangat
rapuh. Solo setuju. dan Xiaomi berkata kalau dia pasti akan bermain dengan
sangat bagus di pertandingan nanti.
Selesai
bicara dengan Solo, Xiaomi mendapat pesan dari Yaya : Idol, apa kau tahu Han Shangyan suka apa?
Tong Nian mengejek Yaya yang memanggil Xiaomi,
“idol.” Tidak lama, Xiaomi membalas kalau dia akan mencari tahu.
Xiaomi langsung tanya ke Ou Qiang. Apa yang
Shangyan sukai? Ou Qiang langsung berpikir dan menjawab kalau Shangyan suka
memarahi orang. Hahahha.
Dan entah apa jawaban Xiaomi pada Yaya karena Yaya
mengucapkan terimakasih dan berjanji akan mentraktir Xiaomi makan nanti.
--
Di K&K.
Grunt dan Shangyan bertanding. Pemenangnya? Tentu
saja, Han Shangyan! Shangyan langsung menyuruh Grunt untuk mengurus semua kamar
dan ruangan di K&K selama seminggu (dia yang membersihkan). Grunt jelas
tidak bisa melawan karena dia yang nantangin Shangyan.
Demo datang dengan terburu-buru dan memberitahu
Shangyan kalau ada orang yang mencari Shangyan di depan.
“Siapa?”
“Kakak ipar,” bisik Demo.
“Katakan dengan suara keras!”
“KAKAK IPAR!”
Shangyan yang jadi malu.
Tong Nian menemui Shangyan dengan membawa sebuah
kotak kardus. Shangyang menghampirinya dan bertanya, kenapa Tong Nian tidak
masuk? Dengan riang, Tong Nian menjawab kalau dia menunggu Shangyan dan
menyiapkan sebuah hadiah. Tapi, dia baru akan membiarkan Shangyan melihat
hadiahnya, setelah dia ke kamar Shangyan.
Mereka sudah tiba di kamar Shangyan. Dan Tong Nian
membuka kotak kardus tersebut. Ternyata, hadiahnya adalah kucing. Dia
mengadopsi kucing tersebut. Dia belum pernah merawat kucing, dan pemilik toko
membuat banyak catatan untuknya. Dia akan mengirimkan catatan itu pada
Shangyan.
“Tidak perlu. Aku… pernah merawat kucing,” ujar
Shangyan.
Shangyan tidak tampak bahagia. Dan bahkan menyuruh
Tong Nian meletakkan kembali kucing itu ke dalam boks. Tong Nian jelas bingung
dengan sikap Shangyan. Apa Shangyan tidak suka dengan kucingnya?
“Kucing itu terlihat seperti kucing yang ku
pelihara dulu.”
“Benarkah? Aku sudah tanya ke Mi Shaofei.”
“Mi Shaofei? Apa yang dia katakan padamu?”
Tong Nian tidak menjawab. Dan malah meletakkan
kucing ke pangkuan Shangyan dan langsung kabur. Udah lari keluar, Tong Nian
malah lari masuk lagi dan memeluk Shangyan dengan erat. Para anggota K&K
yang lewat, jadi kepo.
Tong Nian langsung tampak malu. Dia pamit pulang,
tapi sebelum pulang, Tong Nian memberitahu Shangyan kalau ada surat di dalam
boks. Shangyan harus membacanya. Dan juga, ingat, untuk selalu merindukannya.
Dan kemudian, secara tiba-tiba, Tong Nian mengecup bibir Shangyan. Shangyan
kaget dengan ciuman tersebut, tapi juga menyukainya.
Dia masuk ke dalam kamar nya dan langsung memeluk
kucing itu serta membelainya. Dan dia membaca surat yang Tong Nian tinggalkan
di dalam boks : Masa lalu sudah berlalu.
Di masa depan, semuanya ada. Aku juga ada. Tong Nian.
Dan ada juga foto-foto team SOLO dulu bersama
kucing yang dulu Shangyan besarkan.
Itulah alasan wajah Shangyan tidak bersemangat
tadi. Dia teringat saat kucing yang di besarkannya meninggal. Dan kini, Tong
Nian memberikan kucing yang mirip dengan kucing-nya dulu.
--
Xiaomi datang ke kampus Yaya. Dia menunggu di
tempat parkir sepeda. Dan secara kebetulan, Yaya melihatnya. Tapi, saat dia mau
menyapa Xiaomi, Yaya langsung tersadar kalau penampilannya berantakan. Dia
tidak boleh bertemu idolanya dengan penampilan seperti ini. Dengan kencang,
Yaya berlari ke dalam asrama dan memakai make-up.
Xiaomi juga sudah mengirim pesan, memberitau kalau
dia ada di kampus Yaya. Yaya segera membalas, menyuruh Xiaomi untuk menunggu
sebentar dan jangan kemanapun. Dia akan mencari dan menemukan Xiaomi.
Setelah selesai berias dan bertukar baju, Yaya
segera keluar. Dia berpura-pura baru selesai kuliah dan berhasil menemukan
dimana Xiaomi berada. Tanpa sadar, Xiaomi tampaknya baru menyadari kecantikan
Yaya dan dia tampak terpesona. Dia bahkan dengan jujur kalau Yaya tampak
berbeda dari saat mereka bertemu terakhir kali. Yaya senang mendengarnya.
Yaya membawa Xiaomi ke kantin kampus. Dan dia
memasan banyak sekali makanan, seolah mereka akan melakukan perjamuan. Xiaomi
berkata kalau semua itu sudah cukup, tapi Yaya malah mau berlari memesan lebih
banyak makanan. Xiaomi jelas langsung menarik tangannya agar tidak pergi lagi.
Yaya malah terpesona.
“Sudah cukup. Ini semua sudah cukup untuk makan 10
orang. Ayo kita mulai makan,” ujar Xiaomi.
“Kau blang belum pernah makan di kantin, jadi aku
ingin kau mencoba semuanya,” jawab Yaya dan terrsenyum manis.
Xiaomi mengerti niat Yaya dan mulai makan. Kalau
tidak habis, mereka bisa membungkusnya dan membawanya pulang.
--
Selesai makan, mereka berjalan-jalan di sekitar
kampus. Dan Yaya diam-diam memotretnya. Mereka mulai berbincang santai, seperti
tidak ada jarak.
Dan Xiaomi memberikan Yaya tiket pertandingan CTF
selanjunya di Shanghai. Dia meminta Yaya untuk datang. Yaya sangat senang
menerima tiket itu, karna sebelumnya, dia sudah mencari tiket itu tapi selalu
kehabisan.
“Kau harus datang,” ujar Xiaomi.
“Ya. Aku harus datang. Untuk menemukanmu.”
Xiaomi tersenyum mendengarnya.
--
Bibi Tong Nian menemui kakek. Entah ngapain sih.
Bibi bercerita mengenai Zheng Hui dan ibu Zheng Hui yang tinggal sementara di
rumah Tong Nian. Kakek awalnya tidak mengerti arah pembicaraan. Tapi, bibi
malah terus bercerita memuji Zheng Hui dan juga mengenai ibu Zheng Hui yang
suka dengan Zheng Hui (maksudnya, suka kalau Zheng Hui jadi pacar Tong Nian).
Tags:
Go Go Squid
Lanjut lg min... Tnx
ReplyDeleteLanjut kak.. smngat..
ReplyDeleteEpisode 21 Lusa ya. Kondisi lg nggak fit. Thank u
ReplyDeleteLanjut ya...
ReplyDeleteSemangaattt
Lanjut lagi min......
ReplyDelete