Sinopsis K-Drama : Love is Beautiful, Life is Wonderful Episode 01


Sinopsis K-Drama : Love is Beautiful, Life is Wonderful Episode 01
Images by : KBS2
Musim Panas, Tahun 2009
Di rumah keluarga Kim. Anak kedua keluarga Kim, yaitu Kim Cheong Ah tidur bersama adiknya Kim Yeon Ah. Mereka tidur dengan ditutupi kelambu dan menggunakan kipas. Cuaca tampak sangat panas karena Cheong Ah kesulitan untuk tidur dan tubuhnya sangat berkeringat. Walau begitu, dia malah tidur dengan mengenakan jaket dan celana panjang dan bahkan kaus kaki.
Cheong Ah akhirnya terbangun karena alarm di ponselnya. Itu adalah alarm pengingat : D-Day. Stasiun Kudun pukul 13.00.
Melihat pengingat itu, wajah Cheong Ah menjadi buram.
--
Sementara itu, di rumah keluarga Koo.
Koo Joon Hwi terbangun dengan cepat begitu mendengar alarm militer. Masih dalam keadaan setengah sadar, dia malah memberikan hormat dan menyebutkan pangkat Kopral-nya (dia ikut wamil). Tapi, begitu lampu di nyalakan, betapa kesalnya dia karena ternyata adiknya, Koo Joon Gyeom yang membangunkannya. Dia bertambah kesal saat tahu kalau ternyata sekarang masih jam 05.05.
Joon Gyeom membangunkan Joon Hwi untuk mengajaknya bermain basket. Dia sampai berkata kalau ini adalah harapan terakhirnya. Joon Hwi tidak peduli dan menyuruhnya keluar karena dia ingin lanjut tidur. Joon Gyeom akhirnya memberitahu kalau ini adalah hari ulang tahunnya dan dia yakin kalau abangnya pasti tidak menyiapkan hadiah ulang tahun, padahal hari ini abangnya akan kembali ke markas wamil. Joon Hwi sedikit gelagapan karena benar dia lupa kalau ini adalah hari ulang tahun adiknya. Dia malah berjanji akan membelikan hadiah ulang tahun Joon Gyeom tahun depan.
Tapi, pada akhirnya, dia menyerah dan mau bermain basket dengan Joon Gyeom sekarang juga.
--
Cheong Ah sudah bangun dan segera ke kedai ayam goreng keluarganya. Dia bekerja seorang diri memotong banyak kubis.

Anak sulung keluarga Kim, Seol Ah, juga sudah bangun dan bersiap pergi. Dia terkejut karena Cheong Ah sudah berada di toko dan bahkan memotong banyak sayuran. Apa Cheong Ah salah lihat jam? Cheong Ah tidak menjawab pertanyaannya dan menyuruh Seol Ah untuk segera pergi saja ke gym di Cheongdam-dong untuk berolahraga. Padahal tempatnya sangat jauh dan harus naik bus beberapa kali, tapi Seol Ah malah memilih gym di sana.
Seol Ah mengalihkan dengan menanyakan apakah ada pesanan? Karna Cheong Ah memotong banyak sekali sayuran. Cheong Ah sedikit gugup dan menjawab kalau dia hanya berjaga-jaga. Seol Ah bingung mendengar ucapan Cheong Ah. Dia bahkan mengomentari Cheong Ah yang sudah kelas 3 SMA, tapi bukannya mempersiapkan masa depan. Mau jadi apa nantinya dia? Cheong Ah dengan lesu berkata kalau dia tidak bisa menjadi apapun di dalam hidup ini. Tapi, dia akan memastikan akan menjadi orang baik di kehidupan selanjutnya.
Seol Ah malah mengejek Cheong Ah yang tidak punya impian, tujuan ataupun kesedian melalukan apapun. Jika tidak punya impian, setidaknya tetapkan tujuan. Tentukan tujuan hari ini dan capailah.
Cheong Ah langsung berkata kalau dia punya tujuan hari ini. Dan kemudian Cheong Ah mengalihkan topik pembicaraan dengan membahas kakaknya yang sudah mencapai impian menjadi pembawa acara. Seol Ah malah berkata kalau menjadi pembawa acara adalah tujuannya, bukan impiannya.
Impian Seol Ah adalah menikahi chaebol (keluarga kaya).
Cheol Ah terkejut, jadi itukah alasan Seol Ah menjadi pembawa berita? Seol Ah membenarkan.
--

Seol Ah sedang berolahraga di gym di Cheondamdong. Saat sedang berolahraga, seorang pria, Do Jin Woo, tampaknya tertarik pada Seol Ah. Dia terus memperhatikan Seol Ah.
--
Joon Hwi dan Joon Gyeom masih bermain basket. Mereka tampak bersenang-senang.
--

Semua anggota keluarga Kim juga sudah bangun. Begitu bangun, Kim Young Woong (Ayah) langsung bersantai di depan tv sambil melakukan peregangan. Sementara, Young Ae (Ibu) memasang koyo di pergelangan tangannya.
Di saat itu, ayah malah berteriak memanggil ibu. Ibu langsung keluar dengan panik mengira ada sesuatu. Ternyata, ayah hanya meminta ibu untuk menyalakan kipas. Ibu jelas kesal. Tidak hanya itu, ayah malah menanyakan jus sayurnya.
Kesal dengan suaminya, ibu malah berteriak memarahi Cheong Ah agar bangun. Yeon Ah yang keluar kamar memberitahu kalau Cheong Ah tidak ada di rumah.
Setelah dibuatkan jus sayur, ayah malah meminta di buatkan hot pot jamur dengan kaldu kental. Tidak hanya itu, ayah malah menghembuskan nafasnya yang bau usai makan bawang putih ke dekat ibu. Ibu benar-benar kesal hingga berujar di dalam hati akan membuatkan hotpot dengan jamur beracun.
Cheong Ah pulang dan hendak langsung mandi. Yeon Ah yang menyambut kepulangannya, heran melihat kakaknya yang selalu memakai jaket dan celana panjang, apakah tidak terasa panas? Cheong Ah menjawab panas. Tapi dia tetap memakainya.

Ibu yang mendengar suara Cheong Ah pulang malah memukuli-nya.  Saat Cheong Ah berkata sakit, ibu malah memukul semakin keras. Ibu juga menyuruh Yeon Ah untuk mandi terlebih dahulu. Ibu menceramahi Cheong Ah yang tidak belajar padahal ujian universitas tinggal sebentar lagi. Cheong Ah malah berkata kalau dia tidak mau kuliah. Ibu semakin memarahinya dan menceramahinya panjang lebar agar tidak menyerah terhadap hidup. Dia akan memastikan Cheong Ah bisa mempunyai hidup yang sempurna. Dia tidak akan menyerah terhadap Cheong Ah, jadi Cheong Ah juga sangat menyerah terhadap hidupnya.

Entah ada apa, tiba-tiba saja, Cheong Ah berkata kalau dia menyanyangi ayah dan ibu. Dia juga mengatakannya pada Yeon Ah yang sudah selesai mandi, kalau dia menyanyanginya. Yeon Ah malah berujar kalau rasa panas telah merusak otak Cheong Ah. Ibu tidak peduli. Dia menyuruh Cheong Ah agar cepat mandi dan sarapan bersama.
Cheong Ah mau masuk kamar mandi, tapi ayah malah memotong antrian karena dia sakit perut.
--

Seol Ah sudah selesai gym. Dan dia langsung di tagih biaya tahunan gym karena sudah lewat waktunya. Seol Ah langsung berpura-pura lupa dan akan membayarnya sekarang. Tapi, ternyata iuran tahunan sudah naik dari 2200 dollar menjadi 3300 dollar. Itu karena para anggota gym protes agar hanya yang layak yang bisa masuk dalam gym. Ada gosip kalau ada anggota yang jauh-jauh datang dari Gangbuk kemari hanya untuk mengincar pria kaya.
Mendengar itu, Seol Ah tersindir. Dia segera memberitahu petugas itu kalau dia juga tinggal di Gangbuk. Petugas itu langsung kelabakan dan meminta Seol Ah agar tidak salah paham. Dia tahu kalau Seol Ah bukan wanita semacam itu. Dan juga, gym mereka mendapat banyak anggota pria karena Seol Ah yang gym di mari. Seol Ah berterimakasih.
Seol Ah segera pergi ke mesin atm dan membayar iuran tahunan gym. Begitu membayar, sisa uang di rekeningnya hanya tinggal 100,90 dolar saja. Dia menghela nafas panjang. Tapi, demi impiannya mendapat pria kaya, dia harus berkorban.
Dan lagi-lagi, Jin Woo melihatnya. Tampak sangat jelas, dia tertarik.
--
Ayah akhirnya selesai buang air. Tapi, ternyata kloset-nya tersumbat. Dia tidak memberitahu itu pada Cheong Ah dan malah membiarkan Cheong Ah masuk untuk mandi. Begitu Cheong Ah masuk, ayah langsung menahan pintu dari luar dan melarang Cheong Ah keluar sebelum memperbaiki toilet.
Cheong Ah jelas marah karena ayah melakukan ini padanya. Ayah malah balik tanya, kalau bukan Cheong Ah, siapa lagi yang bisa melakukannya? Seol Ah atau ibu? Tidak mungkin. Dia malah memaksa Cheong Ah segera memperbaikinya karena Seol Ah sebentar lagi pulang.
Dan benar saja, Seol Ah pulang. Dia melihat ayah yang di depan pintu kamar mandi dan bertanya ada apa? Ayah malah berkata tidak ada apa-apa dan menyuruh Seol Ah untuk bersiap kerja saja. Dia memuji Seol Ah yang adalah Pembaca Berita dari KBN.
Cheong Ah mendengar nyanyian pujian ayah untuk Seol Ah dari dalam kamar mandi. Dan wajahnya tampak sedih.
--
Nyonya Hong Yoo Ra berada di dapur untuk membuat sup rumput laut untuk Joon Gyeom. Tapi, dia malah salah memasukkan kecap. Ahjumma pembantu melarang Ny. Hong untuk memasak karena sudah sibuk bekerja sebagai hakim. Ny. Hong berujar pada ahjumma kalau di dunia ini hanya ada ibu yang kuat dan lemah. Dan dia adalah ibu yang lemah. Ahjumma tidak percaya mendengarnya karena menurutnya Ny. Hong adalah ibu yang kuat.

Joon Hwi sudah bersiap untuk kembali wamil setelah cuti. Dia bahkan memakai seragam tentara-nya. Kebetulan, dia harus mengembalikan buku milik ibunya ke ruang kerja ibunya. Dan ketika dia ke sana, dia malah tertarik melihat tumpukan dokumen di meja ibunya dan membaca dokumen “Penetapan Hukuman.”
Tidak hanya itu, dia melihat di meja ada potongan koran yang tidak rapi yang artikelnya berjudul : Seorang remaja tanpa SIM memukul wanita usia 80-an dan kabur.

Ny. Hong kebetulan masuk dan melihat Joon Hwi yang melihat dokumennya. Joon Hwi langsung membela diri kalau dia tidak akan membaca dokumen catatan gugatan. Dan membaca dokumen Penetapan Hukuman tidak melanggar hukum. Dan juga, itu kan bukan kasus ibunya. Untuk mengalihkan topik, Joon Hwi mulai bertanya mengenai alasan dari Penetapan Hukuman yang di bacanya. Ny. Hong mulai menjelaskan. Mereka saling bertukar pikiran.
Ny. Hong kemudian membahas mengenai Joon Gyeom yang mendapat nilai sempurna di tes sebelumnya. Joon Hwi malah berkata kalau di keluarga mereka hanya ibulah yang bisa mendapatkan nlai sempurna dan lulus dengan summa cum laude. Ny. Hong tersenyum mendengarnya.
Joon Hwi kemudian bertanya serius, apakah ibunya sudah membuang ‘artikel’ itu? Begitu mendengar pertanyaan Joon Hwi, wajah Ny. Hong langsung tegang. Joon Hwi berkata kalau artikel itu tidak di potong dengan gunting dan juga ibunya tidak akan menyimpan artikel yang di robek oleh orang lain. Kenapa? Ada apa? Apa ada orang yang ibunya kenal dalam kasus itu? Korban atau pelaku?
Ny. Hong berusaha tenang. Dan bertanya apakah Joon Hwi tidak tahu ada pemadaman berita di hukum remaja? Joon Hwi tertawa dan beralasan kalau dia belajar hukum di Oxford dan tidak terbiasa dengan hukum di Korea. Mereka akhirnya mengakhiri perbincangan.
--

Ny. Hong, Ahjumma dan Joon Hwi merayakan ulang tahun Joon Gyeom. Ny. Hong memberikan hadiah jam tangan. Sementara Joon Gyeom memberikan hadiah sepatu yang baru di pakainya dua kali. Dan juga, sepatu itu adalah sepatu edisi terbatas. Hanya ada 2000 pasang. Walau begitu, Joon Gyeom tetap senang menerima hadiah dari Joon Hwi.
--
Cheong Ah sudah selesai mandi. Dia bersiap untuk ke sekolah.

Dan ketika dia membuka jaketnya, baju dalamnya, terlihat kalau tubuhnya penuh dengan luka memar. Tidak hanya di badan tapi juga sampai ke kaki. Tampak jelas, dia adalah korban bully.
--
Ibu sudah ke kedai. Dan saat dia membuka kulkas, dia melihat sayur-sayuran yang telah di potongkan Cheong Ah dan bahkan ada memo.
Isi memo itu adalah : Ibu. Aku paling suka aroma ayam di dunia. Menurut ibu kenapa? Karena Ibu wangi seperti itu. Aku di beritahu bauku seperti ayam. Aku berbau seperti itu. Itu wajar saja. Aku putri ibu. Aku senang sekali bahwa ibu Ibuku.
Ibu sangat senang membaca pesan Cheong Ah. Dia bahkan memajangnya di dekat kompor. Ibu tidak tahu kalau Cheong Ah menatapnya dari luar dan berujar di dalam hatinya : Ibu maafkan aku. Dan aku sangat menyanyangi Ibu.
Selamat tinggal, ibu.
Cheong Ah menangis. Dia mengenakan seragam sekolahnya, jaket dan celana olahraga.
--
Cheong Ah ternyata tidak ke sekolah dan malah naik kereta api. Kebetulan sekali, dia duduk berhadapan dengan Joon Hwi. Saat tidur, Cheong Ah terus saja bergerak sana sini hingga membuat Joon Hwi terganggu. Tidak hanya itu, permen jelly Cheong Ah yang di simpan di dalam tas, juga jatuh ke sepatu Joon Hwi.
Joon Hwi kesal dan membangunkan Cheong Ah. Dia memberitahu kalau tas Cheong Ah terbuka. Tas Cheong Ah itu sudah rusak parah dan di sambungkan hanya dengan peniti. Saat tahu kalau tasnya terbuka, dengan tenang, Cheong Ah malah mengambil peniti di rok-nya dan memasangkannya di tas-nya. Melihat itu, Joon Hwi sampai speechless.
Tidak hanya permen jelly yang jatuh ke sepatu Joon Hwi, pizza yang Cheong Ah bawa di dalam tasnya juga jatuh ke sepatu Joon Hwi. Joon Hwi sangat kesal hingga berteriak. Bukannya takut, Cheong Ah malah tersenyum lebar. Dia memuji Joon Hwi yang sangat tampan.
Cheong Ah terus memanggil Joon Hwi dengan panggilan : Paman Tentara. Dan tidak hanya itu, Cheong Ah secara langsung mengatakan kalau dia sudah jatuh cinta padanya. Dia berani mengatakannya karena ini adalah hari terakhirnya. Joon Hwi sampai heran melihat kelakuan aneh Cheong Ah.
--
Ny. Hong sedang melakukan persidangan. Hasil putusannya adalah memihak korban dan menyatakan pelaku yang sebelumnya di sidang pertama mendapat hukuman percobaan, menjadi 4 tahun penjara.
Keluarga korban yang adalah korban pelecehan seksual, langsung menangis bahagia dan berterimakasih atas keputusan Ny. Hong.
--

Hasil persidangan Ny. Hong tersebut masuk ke dalam berita. Seol Ah yang menyampaikan berita dengan rekannya, menyampaikan keputusan Ny. Hong memberikan harapan bagi masyarakan karena masih adanya keadilan. Tampak kalau rekan Seol Ah hendak ikut menyampaikan pendapatnya, tapi Seol Ah sudah memotong perkataannya.
Begitu acara berita selesai, rekannya langsung memarahi Seol Ah dan berkata kalau kata-kata penutup Seol Ah keterlaluan. Seol Ah meminta maaf tapi tampak dia hanya berpura-pura minta maaf.
Saat keluar, rekannya yang lain sudah memberikan jus untuk Seol Ah. Seol Ah mengira itu sebagai ucapan selamat karena ucapannya dalam berita tadi yang pasti membuat para masyarakat penasaran akan dirinya. Tapi, ternyata, jus itu untuk mendekati Seol Ah.
Tahu tujuannya itu, Seol Ah langsung mengembalikan jus itu pada rekannya. Rekannya menggerutu karena Seol Ah sangat aneh dan menolak semua pria yang mendekatinya. Dan juga, bukankah Seol Ah bilang ingin tahu banyak tentang dirinya? Seol Ah meluruskan kalau yang ingin dia ketahui adalah mengenai keluarga chaebol.
--

Seol Ah masih ada di kereta. Dia mendapat pesan dari temannya yang memberitahu kalau dia sudah sampai dan Cheong Ah ada dimana? Cheong Ah menjawab kalau dia ada di Stasiun Seokgul.
Yang mengirim pesan pada Cheong Ah adalah Joon Gyeom. Mereka belum pernah saling berjumpa karena Joon Gyeom memberitahu Cheong Ah kalau dia adalah pria tampan yang mengenakan kemeja putih. Tidak hanya itu, dia juga memberitahu kalau dia sudah membawa arang dan obat tidur. Cheong Ah membalas kalau dia hanya membawa obat tidur.
Karena mereka tidak membawa selotip, mereka berencana membelinya bersama.
Usai berkirim pesan, Cheong Ah mencoba bicara pada Joon Hwi. Tapi, Joon Hwi mengabaikannya.
“Paman Tentara, mari bertemu di kehidupan selanjutnya. Karena aku berada di akhir kehidupan ini.”
Joon Hwi masih terus mengabaikannya. Cheong Ah tidak menyerah dan memberikan snack-nya pada Joon Hwi.  Karena Cheong Ah memaksa, maka Joon Hwi menerima. Cheong Ah kemudian meminta Joon Hwi bicara terakhir kalinya karena dia ingin mengingat suara Joon Hwi.
“Selamat tinggal, murid,” ujar Joon Hwi.
Cheong Ah tersenyum. Karena stasius perhentiannya sudah mau tiba, maka Cheong Ah bersiap turun. Dia juga menundukan kepala mengucapkan selamat tinggal pada Joon Hwi, tapi akibatnya malah rambutnya tersangkut di resleting tas Joon Hwi.
Sialnya, mereka sudah tiba di stasiun Kudun. Karena tidak bisa di lepaskan, maka Cheong Ah menyeret Joon Hwi untuk turun bersamanya.


2 Comments

  1. Sinopsis ini DI HENTIKAN ya ☺️ karena sudah ada blog lain yg buat. Ku kira belum ada sebelumnya 🙏🙏

    Regards,

    Chunov

    ReplyDelete
  2. Blog apa minn??
    Menurutku gpp mimin ttp buat

    ReplyDelete
Previous Post Next Post