Sinopsis K-Drama : Extraordinary You Episode 22


Sinopsis K-Drama :  Extraordinary You Episode 22
Images by : MBC
Psaat! = adegan berpindah ke panggung (cerita Komik)
Syaat! = adegan panggung sudah selesai
 ======

Malam hari, di rumah
Dan O masih saja kepikiran mengenai Ha Roo dan benar-benar berharap bisa berduaan saja dengan Ha Roo. Dia terus tertawa dan tersenyum mengingat semua perkataan Ha Roo padanya. Dan akhirnya kini dia mengerti kenapa ucapan Nam Ju dan Ju Da sangat cheesy semua karena rasa kasmaran. 
Saking senangnya, Dan O tidur sambil terus tersenyum.
--

Esok hari,
Saat menuju sekolah, Ha Roo berjumpa dengan seorang siswi yang menanyakan dimana ruang guru. Ha Roo menunjukkan arahnya, tapi dia merasa tidak asing dengan wajah siswi baru tersebut.
--

Ha Roo masih saja memikirkan mengenai siswi tersebut. Hingga dia tidak sadar saat Dan O tiba-tiba muncul dan menyapanya dengan riang. Ha Roo tersenyum menatap Dan O dan balik menyapanya dengan ceria. Cara Ha Roo memanggil Dan O, membuat jantung Dan O jadi berdebar kencang. Dan O langsung protes pada Ha Roo karena merasa tidak adil. Di saat dia merasa jantungnya seperti akan meledak, Ha Roo malah tampak tidak gugup sama sekali.

Ha Roo tersenyum. Dia meraih tangan Dan O dan meletakkannya di dadanya, agar Dan O bisa merasakan detak jantungnya. Dia juga merasa gugup bersama dengan Dan O.
Sae Mi dan Soo Chul muncul tiba-tiba hingga Dan O dan Ha Roo refleks menjauh. Sae Mi yang tidak peka, tidak menyadari ada hal yang aneh dengan Dan O dan Ha Roo. Sementara, Soo Chul sadar dengan tingkah aneh mereka dan bertanya dengan bercanda, apakah mereka berdua pacaran?
“Emm,” jawab Ha Roo, menatap Dan O.

Sae Mi tidak mendengar jawabannya dan malah memarahi Soo Chul yang bodoh karena bisa mengatakan hal seperti itu. Soo Chul mendengar jawaban Ha Roo dan matanya langsung membesar karena terkejut. Dia memberitahunya pada Sae Mi, tapi Sae Mi tidak percaya dan malah menarik Soo Chul ke kelas.
Dan O sangat malu hingga memukul Ha Roo malu-malu. Ha Roo memegang lengannya yang di pukul Dan O dan bergumam walau tubuh Dan O mungil, ternyata, tenaganya kuat juga.
Psaat!
Adegan berpindah ke halaman sekolah dimana para siswa/I mengantarkan kepergian Nam Ju yang akan pergi keluar negeri. Mereka menangis dan merasa hati mereka hancur. Di sana juga ada Ju Da. Nam Ju menatap Ju Da dan memberitahu kalau dia benar-benar akan pergi.
Ju Da tampak sedih dengan kepergian Nam Ju. Dia hendak mengatakan sesuatu, namun tidak bisa. Penulis bahkan menambahkan efek seperti daun yang berguguran.
Syaat!
Adegan berakhir. Dan ekspresi Ju Da mendadak berubah. Bahkan, Ju Da bisa melihat efek yang di buat penulis, padahal sebelumnya, dia tidak akan sadar dengan hal itu. (Oke, bisa di pastikan kalau Ju Da sudah sadar kalau ini hanyalah dunia komik. Aku yakin).
“Hei, Oh Nam Ju,” panggil Ju Da dan menghampiri Nam Ju. “Jangan cemaskan aku. Aku ingin tahu akan seperti apa aku tanpamu.”
“Kamu tanpa aku?”
“Mungkin juga menyenangkan. Selamat tinggal,” ujar Ju Da dan ekspresi-nya benar-benar tampak dingin. Seolah sama sekali tidak sedih dengan kepergian Nam Ju.
Selesai mengatakan itu, Ju Da bahkan langsung meninggalkan Nam Ju. Nam Ju dan yang lain jelas bingung dengan sikap Ju Da. Beberapa bahkan bergosip bahwa Ju Da tampaknya memang tidak menyukai Nam Ju.
--


Di kelas,
Guru menjelaskan mengenai kisah singkat “The Stars”, karya dari Alphonse Daudet. Kisah itu mengungkapkan cinta romantis seorang bocah gembala yang mencintai seorang wanita dengan menggunakan bintang. Dan karena itu, guru memerintahkan para murid untuk memikirkan seseorang yang mereka sukai saat menikmati paragraf terakhir karya tersebut.
Kyung diam-diam memperhatikan Dan O. Sementara Dan O, dia hanya menatap ke arah Ha Roo. Dan Ha Roo menutup matanya, memikirkan orang yang di sukainya.
TRUMPET CREEPER
Dan O dan Kyung yang di dampingi Ha Roo, berada di taman bunga yang sangat luas. Dan O benar-benar bahagia dan memberitahu Kyung kalau dia ingin melihat bintang di padang luas seperti itu dengan kekasihnya. Itu harapannya.

Ha Roo terbangun karena panggilan Dan O padanya. Pelajaran sudah selesai. Melihat Dan O, Ha Roo tiba-tiba berkata kalau dulu Dan O pasti juga sangat menyukai bintang. Ha Roo bahkan membelai kepala Dan O dan mengajak Dan O pergi bersamanya. Dan O tersenyum dengan sangat bahagia karena kepalanya di belai oleh Ha Roo.
--

Ha Roo membawa sebuah kain hitam dan menyimpan-nya ke loker-nya. Kyung yang melihat kain hitam itu, penasaran dan ingin tahu untuk apa kain itu? Dengan ketus, Ha Roo menjawab kalau itu bukan urusannya Kyung.
Kyung menggerutu kesal dengan sikap Ha Roo.
“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu kepadaku? Kamu menjadi sangat berbeda hanya dalam beberapa hari. Kamu pernah menjadi teman yang mendengarkan semua ucapanku,” sinis Kyung, mengingatkan karakter Ha Roo. “Tentu saja, itu masih karaktermu, bukan? Kamu sangat menyebalkan saat menyadari dirimu.”
Usai mengatakan itu, Kyung pergi meninggalkan Ha Roo.
TRUMPET CREEPER
Ha Roo mengarahkan pedangnya ke leher seorang pria yang berlutut di tanah. Kyung datang dan bertanya dengan dingin, apakah pria itu masih menolak memihaknya? Pria itu tetap pada pendiriannya akan melindungi Yang Mulia sampai akhir.


Kyung tersenyum sinis. Dia memberikan tanda dengan matanya, dan tanpa ragu, Ha Roo langsung menebas leher pria tersebut. Darah pria itu terciprat ke tubuh Ha Roo dan pria tersebut, tewas seketika.
“Bagus untuk kakakku. Dia punya banyak pengikut setia,” kesal Kyung. “Hanya kamu yang setia kepadaku. Karena itulah akan kupastikan Eun Mu Young memihakku. Cari tahu lebih banyak tentang Eun Dan O,” perintah Kyung.
Ha Roo menundukkan kepala, menerima perintah tersebut.
--

Keesokkan harinya,
Mengikuti perintah Kyung, Ha Roo diam-diam menyelinap ke kediaman menteri Eun. Dia memata-matai Dan O.


Dan O pergi ke pasar dan tampak bahagia bisa berkeliling di pasar. Dayang-nya sampai harus berlari-lari mengejarnya. Mata Dan O tertarik pada sebuah gantungan tanda nama bermotif bunga terompet. Dia hendak membelinya, tapi dayang-nya melarang dan malah menarik Dan O untuk segera ke suatu tempat. Ha Roo masih mengikutinya dan memperhatikan semua itu.
--

Dan O ada di rumah jahit dan sedang memilih kain. Ha Roo masih mengikutinya. Saat itu, Dan O tidak berhati-hati dan hampir terjatuh. Refleks, Ha Roo langsung menangkap tubuhnya.
--

Malam hari,
Ha Roo masih mengikuti Dan O. Tapi, tiba-tiba saja, dia kehilangan jejak. Ternyata, itu hanya jebakan Dan O. Dia tahu kalau Ha Roo sudah mengikutinya sedari tadi. Dia menyerang Ha Roo dari belakang dan bertanya siapa Ha Roo?! Kenapa membuntutinya?!
“Aku tidak bisa menjawabnya.”
“Kenapa membuntutiku?!”
“Hanya ingin.”
“Jawab aku!” perintah Dan O, dan meletakkan pisau semakin dekat ke punggung Ha Roo.
“Karena aku harus melindungimu, Nona,” jawab Ha Roo.
Jawabannya tersebut membuat Dan O kehilangan fokus sesaat dan moment itu di manfaatkan oleh Ha Roo untuk kabur.
--
Esok harinya,
Dan O berada di perpustakaan. Kyung juga ada di sana. Dan ternyata, Ha Roo juga ada di sana, tapi di lantai duanya. Kyung memberi tanda pada Ha Roo, dan Ha Roo segera menjatuhkan tumpukan buku yang ada di lantai 2 ke atas Dan O. Kyung segera berlari dan melindungi Dan O dari tumpukan buku yang terjatuh.

Dan O terkejut. Dia menatap Kyung dan tampak terkesima. Kyung tersenyum sinis, menyadari kalau Dan O sudah menyukainya. Dengan sengaja, Kyung menjatuhkan kantong yang berukir namanya ke lantai, dan kemudian berlalu pergi dari sana tanpa mengucapkan apapun.
Ha Roo melihat semua itu dari atas.

Dan O benar-benar jatuh cinta pada Kyung. Dia juga menemukan kantong tersebut dan semakin ingin bertemu dengan Kyung lagi.
--
Malam hari,
Dan O masih menatap kantong milik Kyung. Hanya memiliki kantong itu saja, sudah membuat Dan O bahagia. Dia benar-benar ingin tahu orang seperti apa Kyung dan ingin bertemu dengannya lagi. Tapi, bagaimana? Haruskah dia menunggu di tempat itu lagi?
Ha Roo masih mengintai Dan O dan melihat senyuman senang di wajah Dan O. Melihat senyum itu, dalam hatinya, Ha Roo merasa menyesal. Harusnya, dia mengatakan pada pangeran Kyung kalau Eun Mu Young tidak memiliki kelemahan.
Psaat!
Terdengar sebuah suara. Refleks, Ha Roo mengeluarkan pedang-nya. Tapi, tidak ada siapapun di sana.
Psaat!


Adegan berpindah. Ha Roo terkejut karena mendengar suara itu dan tiba-tiba saja dia sudah berada di perpustakaan. Dia melihat di sana ada Dan O yang masih menunggu dengan kantong di tangannya, berharap kalau Kyung akan muncul.
Kyung muncul di belakang Ha Roo. Kyung sudah yakin kalau Dan O pasti akan kemari ke sini lagi. Dan karena itu, Kyung hendak menemui Dan O. Ha Roo hanya diam, tapi jauh di dalam hatinya, dia berharap bisa menghentikan pertemuan itu. Dia ingin bergerak tapi tidak bisa.
Syaat!
Ketika sudah bisa bergerak, Ha Roo refleks menarik tangan Kyung, menghentikannya. Sebuah tindakan yang tidak sopan kepada seorang pangeran. Kyung mengibaskan tangan Ha Roo dan menatapnya penuh amarah! Apa yang Ha Roo lakukan?!
Dan karena hal yang Ha Roo lakukan itu, Dan O sudah keburu pergi dari sana sebelum Kyung sempat menemuinya. Kyung menjadi semakin marah karena Ha Roo sudah mengacaukan semuanya!
Psaat!

Ha Roo kembali mendengar suara tersebut dan adegan kembali berpindah ke pasar. Ha Roo benar-benar bingung. Apa yang terjadi pada dirinya? Dan darimana asal suara tersebut?!
Ha Roo berada di pasar bersama dengan Kyung dan mereka melihat Dan O di sana. Ha Roo mencoba bergerak untuk menghentikan Kyung, tapi kakinya tidak bisa di gerakkan. Dan lagi-lagi, Kyung mengatakan hal yang sama seperti tadi saat di perpustakaan.
Kyung dengan sengaja berjalan melewati Dan O. Dan O yang seolah melihatnya, segera mengejar Kyung, tapi dia kehilangan jejak.
Eh, Kyung tiba-tiba muncul di belakangnya dan menyelamatkannya yang hampir terjatuh karna di senggol orang. Melihat Kyung, Dan O tersenyum dengan sangat lebar.
“Mereka bilang tiga pertemuan berarti takdir. Kita sudah bertemu dua kali,” ujar Kyung.
Sementara Ha Roo, hanya bisa berdiri diam dengan kaku, melihat semua adegan tersebut.
“Kamu ingat aku?” tanya Dan O terkejut dan malu-malu karena Kyung mengingatnya. “Tuan. Namamu. Tolong beri tahu namamu.”
“Kita akan bertemu lagi suatu hari,” jawab Kyung dan berjalan pergi.
Melihat itu, Ha Roo tahu kalau hal yang sudah di takdirkan pasti akan tetap terjadi.
--

Suatu ketika, Dan O datang ke padang luas dengan bahagia. Tapi, kebahagiaan-nya harus sirna karena Kyung tidak ada. Hanya ada Ha Roo di sana. Ha Roo membawa kabar kalau pangeran Kyung sibuk sehingga tidak bisa datang.
“Aku tahu. Aku tahu dia tidak akan suka bunga. Kenapa dia selalu sibuk?” gerutu Dan O. “Kamu suka bunga?”
“Ya, aku suka.”
Senyum Dan O kembali. Dia mengajak Ha Roo untuk berjalan bersamanya melewati padang bunga ini hingga ke ujung. Ha Roo tersenyum dan menganggukan kepala.


Karena terlalu bersemangat, Dan O sampai terjatuh dan mematahkan gantungan namanya. Ha Roo hendak mengulurkan tangan pada Dan O, tapi dia mengulurkannya saat sadar akan posisinya yang tidak setara dengan Dan O.

Ha Roo mendapat kembali kesadarannya setelah mengingat sebagian kecil memori masa lalunya. Dengan cepat, Ha Roo segera berlari memeriksa ruangan demi ruangan. Dan dia menemukan Dan O yang berada di dalam UKS sedang meminum obatnya. Tanpa sadar, Ha Roo meneteskan air matanya.
--

Malam hari,
Ha Roo berada di taman. Dia menatap bunga terompet yang bermekaran. Tiba-tiba, Ha Roo seperti tersadar akan sesuatu. Dia mengeluarkan gantungan yang di temukannya bersama dengan Dan O saat mereka berada di camp dulu. Ha Roo membandingkan motif bunga yang ada di gantungan dengan yang ada di taman. Mirip.
Dan motif yang ada di gantungan, membuat Ha Roo tersadar sesuatu. Dia segera berlari ke perpustakaan dan mencari komik SECRET. Tulisan SECRET yang ada di buku sama dengan motif di gantungan bunga.
--

Ha Roo pergi ke perpustakaan menemui Jinmiche. Dia memberitahu Jinmiche kalau kenangan masa lalu yang terlupakan terus berdatangan. Dan setiap kali mengingat adegan dari masa lalu, dia di kuasai oleh emosinya. Hatinya sakit. Dia merasa cemas dan sedih. Bahkan di masa lalu, Kyung dan Dan O…
“Bertunangan?” sambung Jinmiche. “Penulis kita kekurangan kreativitas. Penulis terus menggunakan karakter yang sama. Latarnya mungkin berubah, tapi ceritanya sama. Karena itu kembalinya ingatanmu terasa menyakitkan. Kamu harus menghentikan orang yang mengubah panggung meskipun itu Dan O. Jangan membuat kesalahan yang sama lagi,” peringati Jinmiche, serius.
“Kesalahan yang sama?”
“Kamu hanya memprovokasi penulis dengan mengubah panggung. Kamu masih ingin melanjutkannya? Hanya karena Dan O?”
“Apa yang terjadi kepada Dan O dan aku dalam cerita itu?”
“Kalian berdua tidak akan pernah bersama. Itulah keputusan penulis sejak awal,” beritahu Jinmiche dan langsung keluar dapur, tidak ingin menjelaskan lebih lanjut.
--
Kyung masih ada di sekolah. Dia mendapat pesan dari Do Hwa yang memberitahu kalau kakaknya (dr. Lee) bilang hasil pemeriksaan kesehatan Dan O tidak bagus. Jadi, Kyung harus memperlakukan Dan O dengan baik.
Membaca pesan dari Do Hwa, Kyung menjadi khawatir dan memutuskan menelpon Dan O. Dia menanyakan kapan Dan O akan ke rumah sakit lagi?
“Entahlah. Kenapa?”
“Kamu tahu alasanku benci pergi ke sana, bukan?”
“Tahu. Aku tidak akan meneleponmu. Kamu tahu? Katakan kepada penulis bahwa aku juga tidak ingin kamu datang,” ujar Dan O.
Belum selesai Dan O bicara, Kyung sudah langsung menutup telepon. Dan O jadi kesal. Tapi, kemudian Dan O teringat sesuatu. Dia memeriksa catatan di ponselnya dan ternyata besok adalah Hari Peringatan Kematian Ibu Kyung.
--
Esok hari,
Kyung sudah keluar duluan dari rumah dan menunggu ayahnya keluar. tn. Baek keluar rumah bersama dengan Jun Hyun dan ibu tirinya. Mereka tampak seperti keluarga bahagia tanpa Kyung. Pemandangan yang sangat di benci oleh Kyung.
Kyung memberitahu ayahnya mengenai Dan O yang sepertinya semakin sakit. tn. Baek malah tersenyum dan berkata kalau semakin sakit Dan O, semakin baik untuk mereka. Kyung jelas marah. Dia tahu kalau ayahnya masih belum sadar (bahwa ini hanyalah dunia komik), tapi setidaknya, ayahnya harus bisa berpikir seperti manusia di luar panggung.
“Ayah tahu ini hari apa?” tanya Kyung.
“Benar juga. Ayah hampir lupa. Kosongkan jadwalmu malam ini.”
“Ada apa hari ini?” penasaran Jun Hyun.
“Astaga. Hari ini peringatan pernikahan ibu dan Ayah,” jawab ibu tiri Kyung.
Kyung tertawa sinis. Dia mengira ayahnya ingat kalau ini hari peringatan kematian ibunya. Tapi, ternyata tidak. Kyung memperingati agar ibu tirinya tidak mengucapkan kata ‘ibu’ di hadapannya lagi. tn. Baek marah mendengar perkataan Kyung. Kyung tidak takut dan memilih untuk pergi berjalan kaki saja ke sekolah.
Jun Hyun mengejarnya. Dia meminta maaf pada Kyung. Dia yakin kalau mereka (ayah dan ibu) tidak memperlakukan Kyung seperti ini karena ingin.
“Kamu tidak tahu apa-apa. Kamu tidak tahu bagaimana aku selalu sendirian di luar panggung. Pergilah,” marah Kyung.
Jun Hyun berdiri terpaku dan bergumam, “Aku juga tahu itu.” (Nah lho, benar kan Jun Hyun ini mencurigakan. Ternyata, dia juga sadar kalau ini adalah dunia komik. Dan dia juga termasuk salah satu tokoh yang juga ada di komik TRUMPET CREEPER).
--


Di sekolah,
Dan O tidak bisa fokus mendengar pelajaran dan terus menatap ke arah bangku Kyung yang kosong. Ha Roo melihat hal tersebut.
Bahkan saat jam istirahat, Dan O masih khawatir karna Kyung tidak mengangkat teleponnya.



Do Hwa lewat dan menyapa Dan O dengan riang. Dia memperkenalkan murid baru di kelasnya (siswi yang waktu itu menanyakan arah ruang guru pada Ha Roo). Dan gurunya memerintahkannya untuk mengajak siswi itu berkeliling sekolah. Dan O menyapanya dengan riang dan menanyakan asal sekolahnya? Siswi baru itu malah bingung dan tidak bisa menjawab. Anehnya, siswi itu memiliki tag name. Yang artinya, dia bukan tokoh biasa.
“Aku suka tumis cumi-cumi kering (Jinmiche = cumi-cumi kering), dimana kantin?” tanya siswi tersebut (aku curiganya, gadis ini adalah gadis yang Jinmiche cintai dalam komik TRUMPET CREEPER).
 Dan O menanyakan Kyung pada Do Hwa sebelum pergi. Tapi, Do Hwa belum melihatnya hari ini juga. Dan O terlihat khawatir.
--
Kyung ada di makam ibunya. Tidak di sangka, Dan O ternyata datang ke sana dengan membawa sebuket bunga. Kyung juga kaget melihat Dan O yang datang.
Mereka duduk berdua untuk berbincang. Dan O memberikan minuman untuk Kyung. Dan Kyung bertanya, darimana Dan O tahu kalau hari ini adalah peringatan kematian ibunya?
“Dia meninggal sekitar waktu ini. Saat daun musim gugur berubah menjadi warna yang indah. Aku ingat kamu menangis tersedu-sedu hari itu. Astaga, saat masih kecil, kamu sangat cengeng dan cukup manis. Entah bagaimana kamu bisa menjadi seperti ini.”
Kyung sedikit tersenyum, “Dan O. Aku hanya memilikimu.”
“Apa maksudmu?”
“Seseorang yang mengingatku di panggung dan di luar panggung.”
“Astaga. Kamu baru tahu?”
“Kamu satu-satunya orang yang benar-benar mengenalku. Kamu hanya tersenyum di depanku. Aku terlambat menyadari betapa berharganya…,” sesal Kyung. Tapi, dia menghentikan ucapannya dan malah mengajak Dan O untuk pulang.
--
Kyung mengantar Dan O hingga ke rumah. Dan saat mereka sudah sampai, hari sudah gelap. Kyung tampak khawatir dan bertanya, apakah Dan O benar-benar akan mati? Dan O tertawa.
“Kamu bisa hidup jika operasinya berjalan lancar,” yakin Kyung.
“Kamu tidak tahu kisahku? Kamu percaya pada kisahku lebih daripada aku.”
“Itu karena aku percaya padamu.”
“Baiklah. Itu cara bagus untuk menghiburku. "Operasi yang sukses". Itu cukup optimis. Hati-hati di jalan. Sampai jumpa,” ujar Dan O dengan cepat dan segera masuk ke dalam rumah.
Melihat Dan O, Kyung yakin kalau antara dirinya dan Dan O belumlah terlambat.
Psaat!

Dan O sudah berbaring di ranjang dan dadanya terasa sakit. tn. Eun datang dan memeriksa Dan O. Dia merasa khawatir dan juga lega karena demam Dan O sudah turun. Dan karena itu, dia melarang Dan O untuk tidak bersekolah hari ini dan beristirahat saja di rumah.
Dan O tidak mau sebenarnya, dan ingin pergi, tapi tubuhnya tidak bisa di gerakan. Dan O menjadi semakin khawatir kalau adegan setelah ini adalah di rumah sakit. Dia takut kalau Ha Roo akan semakin khawatir karna dia tidak muncul di sekolah.
--
Ha Roo berada di sekolah dan merasa sedih karena Dan O tidak datang. Dia tahu kalau Dan O pasti sakit lagi. Dan tidak ada yang bisa di lakukannya.
--
Ha Roo berbaring di ruang lukis dengan kain hitam. Dia memikirkan keinginan Dan O yang ingin melihat bintang.
TRUMPET CREEPER
Kali ini, Ha Roo bisa melihat jelas kalau orang yang melihat bintang dengan Dan O adalah Kyung. Dan dia hanya bisa berdiri jauh dari mereka.
Ha Roo terbangun dengan terkesiap karena ingatannya tersebut.
“Kenapa hatiku sangat sakit? Kenapa aku merasa sangat gelisah? Aku merindukanmu, Eun Dan O.”
--
Dan entah beberapa hari telah berlalu,
Dan O kembali masuk sekolah. Begitu masuk, orang pertama yang di temuinya adalah Ha Roo. Ha Roo sangat senang melihatnya dan memeluk-nya dengan erat. Dia juga menanyakan kondisi Dan O.
Kyung melihat semua itu.
Dan O memberitahu kalau dia sangat sehat.
“Kamu sudah lama menungguku?” tanya Dan O.
“Jika itu artinya aku menunggumu, tidak masalah berapa lama. Aku akan selalu menunggumu.”

Ucapan Ha Roo membuat Kyung teringat dengan potongan komik TRUMPET CREEPER yang terbakar. Ada tokoh yang mengucapkan kalimat yang mirip sama seperti yang Ha Roo katakan. Sayangnya, potongan wajah tokoh itu terbakar. Walau begitu, Kyung yakin ada keterkaitan kisah mereka dengan TRUMPET CREEPER.

Kyung segera berlari ke ruang A3 dan mengambil potongan komik TRUMPET CREEPER yang di sembunyikannya di sana.
--
Ha Roo membawa Dan O ke ruang lukis dan menyuruh Dan O untuk menutup mata dan menghitung sampai 10. Sambil Dan O menghitung, Ha Roo mulai menutupi semua jendela dengan kain hitam.

10. Dan O membuka matanya dan berseru kaget. Kain hitam yang menutupi jendela telah di lubangi Ha Roo dengan motif bintang. Hingga sinar matahari yang masuk, membentuk bintang yan bersinar. Dan O benar-benar bahagia dan memuji pemandangannya sangat indah.
Kyung yang kebetulan lewat, mendengar seruan kagum Dan O dan mengintip ke dalam.
“Dan O,” panggil Ha Roo. “Kamu tahu, ini mungkin kisah lucu.”
“Baik. Aku suka kisah lucu.”
“Mungkin saja dahulu kita saling mengenal, lebih lama dari yang kita tahu.”
“Dahulu?”
“Ya. Lebih lama dari yang kita tahu.”
“Apa itu? Sama sekali tidak lucu,” ujar Dan O.
“Aku akan melakukan apa pun untukmu. Hal yang kamu sukai. Menciptakan takdirmu sendiri.”
“Aku tidak akan mengubahnya lagi,” tolak Dan O.
“Kurasa kita tidak bertindak hanya sesuai keinginan penulis. Kurasa itu sebabnya kamu menemukan aku yang tidak bernama. Mulai sekarang, di mana pun kamu berada, aku akan menemukanmu lagi,” ujar Ha Roo serius, menatap Dan O. “Kurasa aku tahu kenapa kamu menjadi awal bagiku.”
“Ha Roo. Terima kasih. Terima kasih sudah menunjukkan langit malam paling indah kepadaku. Dan mengingat keinginanku.”
Dan O tersenyum pada Ha Roo dengan mata berkaca-kaca. Demikian juga Ha Roo.
Kyung yang menatap semua itu, tampak terpukul hingga menjatuhkan potongan komik TRUMPET CREEPER yang di pegangnya.


1 Comments

Previous Post Next Post