Seberapa terkejut
nya kah temanku ketika mereka tahu?
“Mengapa?” tanya Jung Woo. Saat dia melihat Da Eun
terus menatap nya. Tapi Da Eun tidak menjawab, karena dia sedang sibuk dengan
pikiran nya sendiri.
“Tidak! Mereka
tidak akan percaya pada ku.”
“Apa kamu ingin air?” tanya Jung Woo, lagi. Tapi Da
Eun tetap diam.
“Dengan Jung Woo,
minum bir di dekat supermarket. Apa itu mungkin?”
Jung Woo merasa heran, karena Da Eun terus menatapnya
dan diam saja. Jadi dia pun mengoyangkan tangan nya di depan wajah Da Eun
sambil terus memanggil nya. Dan akhirnya, Da Eun pun tersadar dari lamunan nya.
Jung Woo menceritakan kalau memiliki banyak fans itu
bagus, tapi ada beberapa fans yang terkadang terlalu melewati batas. Khusus nya
satu fans stalker yang terus mengikuti nya terus.
“Orang itu pikir aku seperti boneka bagi nya.”
Ketika pulang ke apatermen. Jung Woo bertemu dengan
Fans Stalker itu di dekat tangga ke atas. “Mengapa kamu melakukan ini
kepadaku?” tanyanya.
“Aku juga fans,” jawab si Fans Stalker itu.
Jung Woo menjelaskan kalau dia bertarung dalam
pikirannya, memikirkan apa yang harus di perbuat nya. Dan akhirnya dia
memutuskan untuk tidak melakukan apapun dan menahan nya saja.
“Mengapa?” tanya Da Eun, heran.
“Aku tidak pernah berpikir tentang mengapa …”
“Berbicara
tentang luka yang dialami nya dengan sangat tenang. Itu berarti, luka itu
sangat panjang dan dalam. Aku tahu bagaimana perasaan nya sekarang.”
Da Eun bertanya, apakah Jung Woo ingin mendengarkan
kisah teman nya. Yang kepadahal ini adalah kisah diri nya sendiri.
Dia berada di jurusan olahraga. Suatu hari Dia tertusuk
pecahan kaca yang pasti di lemparkan oleh seseorang. Sehingga lengan nya patah.
Lalu Dia mengatakan hal yang sama seperti yang Jung Woo katakan sekarang. “Aku
sakit, itu sakit ku. Aku hanya perlu menahan nya.”
Flash back
Jung Woo menceritakan kepada manajer nya tentang Fans
Stalker yang terus mengikuti nya bahkan sampai ke kantor. Tapi manajer nya
malah menyuruh nya untuk menahan diri saja dan membiarkan Fans Stalker
tersebut. Karena jika Jung Woo melaporkan Fans Stalker itu, maka image Jung Woo
akan hancur.
Flash back end
“Tapi dia tiba- tiba berpikir, apa itu benar- benar
salah ku? Penyesalan harus datang dari orang yang melakukan kesalahan. Berpikir
seperti itu, Dia menjadi lebih baik,” jelas Da Eun.
“Aku punya waktu yang sulit. Karena salah manajer
yang membuatku datang ke sini. Salah Fans Stalker itu, karena dialah yang
menganggau seseorang,” gumam Jung Woo, mengeluarkan kekesalan nya kepada orang
yang bersalah.
Mendengar itu, Da Eun memuji nya, karena Jung Woo
mengerti maksud nya dengan baik. Dan Jung Woo tersenyum senang.
Sesampainya di depan kamar. Jung Woo memberitahu Da
Eun bahwa saat dia mendengar suara ketukan pintu, dia merasa cukup takut. Dan
Da Eun mengerti, jadi dia memutuskan bahwa dia akan bertepuk tangan. Sebagai tanda
dia yang ada di depan pintu.
“Tapi akankah kamu benar- benar melakukan itu?” tanya
Jung Woo, sedikit ragu.
“Maka nya cepat keluar. Aku malu kalau harus bertepuk
tangan terus sendirian,” jawab Da Eun. Dan Jung Woo tersenyum senang. Lalu
mereka pun berpisah dan masuk ke dalam kamar masing- masing.
Ketika masuk ke dalam kamar, Jung Woo menemukan koper
nya terbuka dan semua pakaian nya berantakan. Sehingga dia pun merasa takut dan
langsung keluar dari kamar nya lagi.
Da Eun memikirkan tentang pujian setiap orang yang
didengarnya tentang betapa sempurna nya Jung Woo dan populer nya Jung Woo.
Namun sekarang dia tahu kalau itu tidak seperti yang terlihat. Lalu terdengar
suara ketukan pintu.
Da Eun heran, ketika melihat Jung Woo berada di depan
kamar nya. “Apa ada yang salah?” tanya nya, karena melihat sikap aneh Jung Woo
yang tampak gelisah.
“Bisakah kamu ikut ke kamar ku sebentar?” pinta Jung
Woo dengan gugup.
Da Eun masuk ke dalam kamar Jung Woo dan memeriksa
apakah ada orang disana. Lalu dia menemukan memo kecil di atas pakaian Jung Woo
yang berantakan. Dan melihat itu, Jung Woo pun merasa lega, karena itu adalah
tulisan manajer nya.
“Apa kamu pikir ada orang lain disini?” tanya Da Eun.
“Tidak …”
“Kamu belum ada masuk ke dalam kamar?” tanya Da Eun
lagi, karena melihat koper Jung Woo yang masih berada di dekat pintu ruang
tamu.
“Ini bukan begitu …” jelas Jung Woo, kesulitan.
Da Eun mengerti. Dan dia pun meminta Jung Woo untuk
menunggu sebentar, lalu dia kembali ke kamar nya.
Da Eun kembali ke kamar Jung Woo sambil membawa
setumpuk komik. Dan dia duduk dengan santai di sofa sambil membaca komik yang
di bawanya. Dia menjelaskan kalau dia akan menemanin Jung Woo di sini sambil
Jung Woo tidur, sehingga Jung Woo tidak perlu takut.
Jung Woo merasa senang juga tidak enak karena telah
merepotkan Da Eun. Dan Da Eun menjelaskan bahwa dia melakukan ini, karena Jung
Woo telah membantu nya hari ini. Jadi ini sebagai balas budi nya. Dan dengan
lembut Jung Woo membelai rambut Da Eun.
“Apa ini?”
“Hanya … kamu kelihatan seperti anjing yang setia?”
jelas Jung Woo, bercanda.
“Setia? Anjing? Cara mu mengucapkan terima kasih
sangat unik ya,” balas Da Eun. Dan Jung Woo tertawa geli.
Ji Han memberikan kamera nya kepada Byul. Dia
berpikir kalau Byul bisa lebih mengenal bagaimana kamera itu, maka ketakutan
Byul akan bisa berkurang. Mendengar itu, Byul hanya diam saja dan memandangin
Ji Han.
Ji Han dengan perhatian mulai menjelaskan satu
persatu tentang bagian kamera. Tapi saat dia sadar kalau Byul terus menatap
nya, dia pun jadi merasa malu.
“Ketika aku dengar kamu di sini cuma seminggu, aku
pikir akan lebih baik jika kamu melakukan sesuatu. Aku juga takut kamera. Tapi
yang satu ini berbeda. Kamu menggunakan ini untuk mengambil gambar yang
berharga,” jelas Ji Han.
Dan Byul pun memperhatikan kamera itu. “Mengambil
gambar yang berharga,” gumam Byul. Lalu dia pun mencoba memakai kamera itu.
Sesampainya di café. Ari memakai lipstik yang di bawa
nya, lalu dengan manja dia memanggil Byul dan mendekati nya.
“Apa kamu mencoba mendapatkan tanda tangan?” tanya Ji
Han, saat melihat buku yang dipegang Ari.
“Tidak,” balas Ari sambil menyembunyikan bukunya.
Ji Han sangat yakin kalau Ari pasti memang berniat
meminta tanda tangan Byul, makanya Ari bersikap manis dan manja kepada Byul.
Tapi Ari menyangkal nya. Dan dengan sengaja Ji Han pun mengerjai Ari.
Ji Han mengatai bahwa Ari sekarang dalam masalah, karena Byul pasti merasa terganggu. Lalu Ji Han mengedipkan matanya kepada Byul sebagai kode. Dan Byul pun mengerti, jadi dia mengatakan kepada Ari bahwa sekarang Ari menganggu nya.
Dengan kebingungan, Ari berusaha menjelaskan kalau
dia membawa buku ini bukan untuk meminta tanda tangan.
“Ah, sekarang kamu berbohong. Byul tidak akan datang
ke café lagi …” goda Ji Han, bercanda. Dan Byul tersenyum mendengar itu.
“Unni… aku minta maaf,” pinta Ari, takut. Dan mereka
berdua tersenyum pelan mendengar itu.
Ketika Ari telah tertidur, Byul menanyakan alasan Ji Han melakukan itu. Dan Ji Han menjelaskan kalau Ari selalu saja membicarakan tentang ‘idol ini, idol itu’ kapanpun Ari berbicara. Sehingga dia ingin sedikit memberi Ari pelajaran. Dan mendengar itu, Byul tersenyum.
“Memang apa yang di katakan nya?”
“Idol berbeda dari orang biasa. Idol itu special.
Sesuatu yang seperti itulah,” jelas Ji Han. “Kepadahal mereka semua manusia.”
Byul mengakui bahwa dia senang datang ke sini,
walaupun dia baru dua hari di sini. Dan Ji Han membalas bahwa lima hari lagi
disini juga akan tetap menyenang kan. Selama ada Ari di sini.
Mendengar itu, Byul memandangin Ji Han.
Jung Woo mempertanyakan bagaimana cara Da Eun bisa membawa buku komik itu ke sini. Karena pasti banyak sesuatu lain yang harus di bawa di dalam satu koper. Dan Da Eun mengiyakan.
Lalu Da Eun mengingat perjuangan nya saat berdebat dengan Chulgu saat mereka menyusun koper. Da Eun meminta sedikit ruang untuk menaruh komik nya. Tapi Chulgu menolak karena mereka harus mempersiapkan banyak hal untuk syuting, seperti mana tahu ada nyamuk atau pesta di kolam renang.
Da Eun menceritakan kalau dia sulit tidur di tempat asing, jadi dia membawa semua komik ini supaya dia bisa tidur.
“Apakah kamu tidur ketika membaca itu?”
“Ya.”
“Haruskah aku membacanya juga?”
“Cepat dan tidur saja. Aku akan pergi ketika kamu
sudah tertidur,” balas Da Eun dengan tegas.
Ketika Jung Woo bangun. Dan melihat Da Eun yang sedang tertidur nyenyak di sofa ruang tamu nya. Dia tersenyum geli.
Da Eun bermimpi. Dia dan Jung Woo minum bersama sambil tertawa. Lalu dia memberanikan dirinya untuk jujur kepada Jung Woo tentang jati diri nya yang asli. Dan saat Jung Woo mendengar itu, dia langsung meminta supaya syuting di berhentikan.
Da Eun meminta maaf dan berusaha untuk menjelaskan.
Tapi Jung Woo menolak untuk mendengarkan, karena Da Eun hanyalah orang biasa
saja!
Tags:
One Fine Week