Sinopsis K- Drama : When The Weather Is Fine Episode 1 - part 3


Original Network : jTBC Viki

Hae Won menikmati minuman hangat yang diberikan oleh Eun Seop.
Eun Seop berdiri agak jauh dari Hae Won dan terus menatap ke arah nya secara diam- diam. Saat Hae Won menatap ke arah nya, dia akan mengalihkan tatapan nya dengan gugup.

Hwi datang dan meneriaki Eun Seop. “Siapa Irene? Siapa dia? Aku bertanya siapa dia!” tanyanya masih penasaran. Dan mendengar nama Irene, Hae Won teringat tentang ukiran di gantungan mobil Eun Seop.

“Hei, Kakak tidak akan memberitahuku? Apakah itu dia?” tanya Hwi sambil menunjuk Hae Won. Dan mendengar itu, Eun Seop merasa kaget.

“Tes. Halo. Anggota Klub Good Night, organisasi nokturnal tertua yang tersebar di dunia.” Eun Seop menulis itu di laptop nya sambil menatap ke arah rumah Hae Won.

“Dia kembali.” Eun Seop tersenyum senang mengingat saat pagi hari dia melihat Hae Won datang dengan koper merah.

Eun Seop menikmati segelas minuman hangat sambil membaca kembali apa yang telah di tulisnya. Kemudian tepat disaat itu, dia melihat Hae Won keluar dari rumah dan menuju ke dekat sawah. Jadi dia pun segera menaiki sepeda untuk menemui Hae Won.

“Hanya ada satu alasan kenapa aku suka musim dingin. Dedaunan yang menutupi jendelaku telah jatuh sehingga aku bisa melihat jendelamu di seberang jalan. Karena Natal dan Tahun Baru, kamu kembali ke kota ini dan tinggal beberapa hari di sini.”


Eun Seop berhenti di dekat Hae Won. Ini adalah kejadian yang sama seperti saat mereka masih sekolah dulu. Hari itu, saat dia mendekat dengan sepedanya, Hae Won menanyakan pertanyaan yang sama.
“Hei. Di sana. Benda yang mirip marshmallow. Apa namanya?” tanya Hae Won. Dan dengan bingung Eun Seop menatap ke belakangnya, karena dia tidak yakin kalau Hae Won sedang berbicara dengan nya. Tapi kemudian Hae Won menatap ke arahnya. “Kamu tahu?”
“Bal. Ini juga disebut silase,” jawab Eun Seop dengan gugup.



“Hari itu, Irene bertanya. ‘Di sana. Benda yang mirip marshmallow. Apa namanya?’.” Pikir Eun Seop sambil tersenyum senang dan menatap Hae Won yang berada di kejauhan. Kemudian dia mulai mengetik lagi dilaptop nya, di blog pribadinya. “Mungkinkah itu insomnia? Haruskah aku memberitahunya? Mengenai organisasi nokturnal tertua yang tersebar di dunia… Haruskah aku mengajaknya bergabung dengan Klub Good Night?”

Pagi hari. Eun Seop datang mendekati rumah Hae Won secara diam- diam. Dia berdiri disana menunggu Hae Won keluar dari rumah. Tapi Ayah Eun malah mengejutkannya dengan walkie talkie. Dan tepat disaat itu, Hae Won keluar dari dalam rumah.
“Tidak. Aku mungkin tidak bisa mengatakan apa pun kepadanya.”

Saat Hae Won datang ke rumah nya. Eun Seop memberikan handuk kepadanya. Lalu diam diam menatap Hae Won. “Meskipun dia ada di depanku, aku tidak akan bisa mengatakannya.”

“Kamu mau kopi?” hanya itu yang berani Eun Seop tanyakan. Setelah itu dia tidak tahu harus membicarakan apa. Sampai Hae Won yang bertanya duluan padanya.
“Kenapa kamu menamai tempat ini ‘Toko Buku Good Night’?” tanya Hae Won.

“Kenapa kamu menamai tempat ini 'Toko Buku Good Night?” dia bertanya. Karena tidur nyenyak adalah hal yang baik. Bangun dengan nyaman, makan dengan lahap, bekerja dengan baik, dan beristirahat dengan baik. Jika kamu tidur nyenyak pada malam hari, itulah yang kamu sebut hidup yang baik. Jadi, selamat malam, Semuanya."
Itulah jawaban yang Eun Seop tuliskan di buku sekolah nya.


Guru melemparkan kapur kepada Eun Seop. Sebab Eun Seop tidak memperhatikan pelajaran nya. Karena hal itu, Hae Won menatap ke arah nya. Dan Eun Seop merasa gugup.
Eun Seop berdiri agak jauh dari Hae Won dan meliriknya ke arahnya secara diam- diam. Saat Hae Won menatap ke arahnya, dia mengalihkan tatapan nya dengan gugup.

"Selamat malam" telah menjadi topik penting dalam hidupku. Tapi aku tidak akan pernah bisa memberitahunya. Itu karena aku orang bodoh yang tidak tahu cara menghibur orang. Aku tidak pernah tahu apa yang harus kukatakan kepadanya saat dia menangis.”

Hwi datang dan berteriak memanggil Eun Seop. Dia menanyakan siapa Irene sambil menunjuk ke arah Hae Won. Dan dengan panik, Eun Seop langsung menunjuk Hwi dan berbohong bahwa Irene yang di maksudnya adalah Hwi.

“Aku? Tapi kenapa? Kenapa aku Irene? Kenapa Kakak menulis tentang aku dan sawah…” tanya Hwi dengan sangat bingung. Dan Eun Seop tambah panik.
“Hei, pergilah,” usir Eun Seop. Dan dengan takut, Hwi pun segera pergi darisana.

Hae Won memperhatikan Eun Seop. “Jadi, Irene dari "Selamat malam, Irene"…”
“Ya, itu dia,” jelas Eun Seop. Lalu dia menambahkan dengan gugup, “Adikku,” tegasnya. “Kami berdua mengidap insomnia. Mau kopi lagi?”
“Tidak, terima kasih.”
“Benar. Aku mengacaukannya.” Pikir Eun Seop dengan sedih.

Telpon rumah berbunyi dan Eun Seop pun segera masuk ke dalam untuk mengangkatnya. “Halo… Ya… Sekarang?” tanya nya terkejut.


Didalam bus. Eun Seop menatap Hae Won yang duduk di belakangnya dan bertanya, apakah Hae Won yakin. Dan Hae Won diam. Sehingga Eun Seop pun merasa bingung.
“Aku belum pernah menghadiri reuni sekolah. Aku bahkan tidak tahu ada reuni sekolah,” jelas Hae Won dengan pelan.
“Reuni selalu diadakan sekali tiap tahun selama sepuluh tahun, meskipun aku tidak pernah datang,” balas Eun Seop. “Entah apakah melibatkanmu adalah ide bagus,” katanya ragu.
“Jangan khawatir. Tidak mungkin seburuk itu, bukan?”

Direstoran. Reuni kelas. Para teman sekelas menggoda Jang Woo yang dulu pernah menyukai Eun Sil. Dengan malu, Jang Woo menyangkal semua itu. Tapi mereka semua tetap terus menggodanya. Dan mendengarkan pembicaraan mereka, Hae Won hanya diam sambil tersenyum.
Kemudian tiba- tiba mereka menanyai nya, apakah dia pekerja sebagai guru selo di seoul dan bagaimana rasa nya tinggal sendirian di Seoul. Dan dengan canggung, Hae Won hanya mengiyakan dengan singkat saja dan lalu diam.

“Aku tidak bisa menjadi satu-satunya korban. Bersiaplah kalian,” kata Jang Woo tidak terima. Sebab semuanya terus menggodanya. Bahkan Ji Yeon yang baru datang juga ikut menggodanya dengan membenarkan kalau Jang Woo dulu menyukai Eun Sil.
Semua orang mengabaikan perkataan Jang Woo dan fokus membicarakan tato tempel yang Hae Won pasang ditangannya. Dan Jang Woo pun tidak terima.

“Terlepas dariku, apa ada di antara kalian yang menyukai seseorang?” tanya Jang Woo dengan suara keras. Lalu dia menunjuk ke arah Eun Seop. “Apakah ada seseorang yang dahulu kamu sukai di sini?” tanyanya menggoda. “Eun Seop. Jika tidak menjawab, kamu harus minum ini sebagai hukuman. Siapa orang yang kamu sukai di antara kami?” tanyanya sambil memberikan segelas minuman padanya.

Mendengar itu semua orang balik menggoda Eun Seop. Mereka memukul- mukul meja dan menunggu jawaban Eun Seop. Tapi Eun Seop hanya diam saja.
“Kamu mau aku mengatakannya? Aku akan mengatakannya. Mengerti?” ancam Jang Woo. Dan Eun Seop tetap diam saja. “Lihatlah. Dia sangat bingung. Ayo, beri tahu kami.”


“Mok Hae Won,” jawab Eun Seop tanpa berpikir. Dan tiba- tiba suasana menjadi sangat canggung, mereka semua terdiam. Bahkan Hae Won pun juga merasa canggung.
Ji Yeon mau memegang anaknya, tapi kemudian dia baru menyadari kalau anaknya, Jun Yeon, menghilang dari kereta bayi. Dan dengan panik semuanya pergi untuk mencarinya.
Dengan canggung, Hae Won pergi menjauhi Eun Seop dan mendekati teman- teman yang lain.

Didalam kamar. Hae Won memainkan lampu. Nyala. Mati. Nyala. Mati. Dan dia tersenyum senang melakukkan itu.
“Anggota Klub Good Night, organisasi nokturnal tertua yang tersebar di dunia. Kalian sudah tidur?” tanya Eun Seop di blog nya dengan perasaan frustasi.
Eun Seop kemudian menatap ke arah rumah Hae Won dan dia merasa semakin frustasi. “Teman-teman, harus kuakui… “

Suara ketukan pintu. Mendengar itu, Eun Seop pun membuka pintu dan dia merasa sangat kaget saat melihat Hae Won ada didepannya.
“Maaf. Ada yang ingin kutanyakan,” kata Hae Won.
“Tidak,” jawab Eun Seop, sebelum Hae Won selesai berbicara. “Kamu tahu yang kukatakan tadi. Aku membicarakan masa lampau,” jelasnya dengan gugup.
“Maksudmu, saat kamu bilang menyukaiku?”
“Ya. Perasaan itu tidak ada lagi,” jawab Eun Seop. Kemudian dia langsung menutup pintu dengan keras. Dan lampu didalam rumah langsung mati.


“Teman-teman, harus kuakui aku mengacaukannya.” Pikir Eun Seop dengan frustasi.
Lalu Eun Seop mengantukkan kepalanya ke pintu dan lampu rumah langsung menyala kembali. Dan itu mengkagetkan dirinya sendiri juga Hae Won yang masih berdiri di depan pintu.
“Aku benar-benar mengacaukannya.”


Hae Won masih berdiri di depan rumah Eun Seop dan menunggu nya.
Didalam rumah. Eun Seop merasa sangat gugup. Lalu dia memberanikan dirinya dan membuka pintu. Dan Hae Won masih berdiri di depannya, tapi dia tidak tahu harus mengatakan apa dan hanya bisa diam.

“Toko Buku Good Night. Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Good Night.”
Hanya ada satu alasan kenapa aku suka musim dingin.
Dedaunan yang menutupi jendelaku telah jatuh.
Agar aku bisa melihat jendelamu di seberang jalan.

Karena Natal dan Tahun Baru.
Kamu kembali ke kota ini dan tinggal beberapa hari di sini.
"When the Weather is Fine"

1 Comments

  1. kak film ini bener buat blognya ga sih? tolong ksh tau ya kak terimakasig

    ReplyDelete
Previous Post Next Post