Original Network : jTBC Viki
Hae Won
menikmati minuman hangat yang diberikan oleh Eun Seop.
Eun Seop
berdiri agak jauh dari Hae Won dan terus menatap ke arah nya secara diam- diam.
Saat Hae Won menatap ke arah nya, dia akan mengalihkan tatapan nya dengan
gugup.
Hwi datang
dan meneriaki Eun Seop. “Siapa Irene? Siapa dia? Aku bertanya siapa dia!”
tanyanya masih penasaran. Dan mendengar nama Irene, Hae Won teringat tentang
ukiran di gantungan mobil Eun Seop.
“Hei, Kakak
tidak akan memberitahuku? Apakah itu dia?” tanya Hwi sambil menunjuk Hae Won.
Dan mendengar itu, Eun Seop merasa kaget.
“Tes. Halo. Anggota Klub Good Night,
organisasi nokturnal tertua yang tersebar di dunia.” Eun Seop menulis itu di laptop nya sambil
menatap ke arah rumah Hae Won.
“Dia kembali.” Eun Seop tersenyum senang mengingat saat pagi
hari dia melihat Hae Won datang dengan koper merah.
Eun Seop
menikmati segelas minuman hangat sambil membaca kembali apa yang telah di
tulisnya. Kemudian tepat disaat itu, dia melihat Hae Won keluar dari rumah dan
menuju ke dekat sawah. Jadi dia pun segera menaiki sepeda untuk menemui Hae
Won.
“Hanya ada satu alasan kenapa aku suka musim
dingin. Dedaunan yang menutupi jendelaku telah jatuh sehingga aku bisa melihat
jendelamu di seberang jalan. Karena Natal dan Tahun Baru, kamu kembali ke kota
ini dan tinggal beberapa hari di sini.”
Eun Seop
berhenti di dekat Hae Won. Ini adalah kejadian yang sama seperti saat mereka
masih sekolah dulu. Hari itu, saat dia mendekat dengan sepedanya, Hae Won
menanyakan pertanyaan yang sama.
“Hei. Di
sana. Benda yang mirip marshmallow. Apa namanya?” tanya Hae Won. Dan dengan
bingung Eun Seop menatap ke belakangnya, karena dia tidak yakin kalau Hae Won
sedang berbicara dengan nya. Tapi kemudian Hae Won menatap ke arahnya. “Kamu
tahu?”
“Bal. Ini
juga disebut silase,” jawab Eun Seop dengan gugup.
“Hari itu, Irene bertanya. ‘Di sana. Benda
yang mirip marshmallow. Apa namanya?’.” Pikir
Eun Seop sambil tersenyum senang dan menatap Hae Won yang berada di kejauhan.
Kemudian dia mulai mengetik lagi dilaptop nya, di blog pribadinya. “Mungkinkah itu insomnia? Haruskah aku
memberitahunya? Mengenai organisasi nokturnal tertua yang tersebar di dunia… Haruskah
aku mengajaknya bergabung dengan Klub Good Night?”
Pagi hari.
Eun Seop datang mendekati rumah Hae Won secara diam- diam. Dia berdiri disana
menunggu Hae Won keluar dari rumah. Tapi Ayah Eun malah mengejutkannya dengan
walkie talkie. Dan tepat disaat itu, Hae Won keluar dari dalam rumah.
“Tidak. Aku mungkin tidak bisa mengatakan apa
pun kepadanya.”
Saat Hae Won
datang ke rumah nya. Eun Seop memberikan handuk kepadanya. Lalu diam diam
menatap Hae Won. “Meskipun dia ada di
depanku, aku tidak akan bisa mengatakannya.”
“Kamu mau
kopi?” hanya itu yang berani Eun Seop tanyakan. Setelah itu dia tidak tahu
harus membicarakan apa. Sampai Hae Won yang bertanya duluan padanya.
“Kenapa kamu
menamai tempat ini ‘Toko Buku Good Night’?” tanya Hae Won.
“Kenapa kamu menamai tempat ini 'Toko Buku
Good Night?” dia bertanya. Karena tidur nyenyak adalah hal yang baik. Bangun
dengan nyaman, makan dengan lahap, bekerja dengan baik, dan beristirahat dengan
baik. Jika kamu tidur nyenyak pada malam hari, itulah yang kamu sebut hidup
yang baik. Jadi, selamat malam, Semuanya."
Itulah
jawaban yang Eun Seop tuliskan di buku sekolah nya.
Guru
melemparkan kapur kepada Eun Seop. Sebab Eun Seop tidak memperhatikan pelajaran
nya. Karena hal itu, Hae Won menatap ke arah nya. Dan Eun Seop merasa gugup.
Eun Seop
berdiri agak jauh dari Hae Won dan meliriknya ke arahnya secara diam- diam.
Saat Hae Won menatap ke arahnya, dia mengalihkan tatapan nya dengan gugup.
"Selamat malam" telah menjadi topik
penting dalam hidupku. Tapi aku tidak akan pernah bisa memberitahunya. Itu
karena aku orang bodoh yang tidak tahu cara menghibur orang. Aku tidak pernah
tahu apa yang harus kukatakan kepadanya saat dia menangis.”
Hwi datang
dan berteriak memanggil Eun Seop. Dia menanyakan siapa Irene sambil menunjuk ke
arah Hae Won. Dan dengan panik, Eun Seop langsung menunjuk Hwi dan berbohong
bahwa Irene yang di maksudnya adalah Hwi.
“Aku? Tapi
kenapa? Kenapa aku Irene? Kenapa Kakak menulis tentang aku dan sawah…” tanya
Hwi dengan sangat bingung. Dan Eun Seop tambah panik.
“Hei,
pergilah,” usir Eun Seop. Dan dengan takut, Hwi pun segera pergi darisana.
Hae Won
memperhatikan Eun Seop. “Jadi, Irene dari "Selamat malam, Irene"…”
“Ya, itu
dia,” jelas Eun Seop. Lalu dia menambahkan dengan gugup, “Adikku,” tegasnya. “Kami
berdua mengidap insomnia. Mau kopi lagi?”
“Tidak,
terima kasih.”
“Benar. Aku mengacaukannya.” Pikir Eun Seop dengan sedih.
Telpon rumah
berbunyi dan Eun Seop pun segera masuk ke dalam untuk mengangkatnya. “Halo… Ya…
Sekarang?” tanya nya terkejut.
Didalam bus.
Eun Seop menatap Hae Won yang duduk di belakangnya dan bertanya, apakah Hae Won
yakin. Dan Hae Won diam. Sehingga Eun Seop pun merasa bingung.
“Aku belum
pernah menghadiri reuni sekolah. Aku bahkan tidak tahu ada reuni sekolah,”
jelas Hae Won dengan pelan.
“Reuni
selalu diadakan sekali tiap tahun selama sepuluh tahun, meskipun aku tidak
pernah datang,” balas Eun Seop. “Entah apakah melibatkanmu adalah ide bagus,”
katanya ragu.
“Jangan
khawatir. Tidak mungkin seburuk itu, bukan?”
Direstoran.
Reuni kelas. Para teman sekelas menggoda Jang Woo yang dulu pernah menyukai Eun
Sil. Dengan malu, Jang Woo menyangkal semua itu. Tapi mereka semua tetap terus
menggodanya. Dan mendengarkan pembicaraan mereka, Hae Won hanya diam sambil
tersenyum.
Kemudian
tiba- tiba mereka menanyai nya, apakah dia pekerja sebagai guru selo di seoul
dan bagaimana rasa nya tinggal sendirian di Seoul. Dan dengan canggung, Hae Won
hanya mengiyakan dengan singkat saja dan lalu diam.
“Aku tidak
bisa menjadi satu-satunya korban. Bersiaplah kalian,” kata Jang Woo tidak
terima. Sebab semuanya terus menggodanya. Bahkan Ji Yeon yang baru datang juga
ikut menggodanya dengan membenarkan kalau Jang Woo dulu menyukai Eun Sil.
Semua orang
mengabaikan perkataan Jang Woo dan fokus membicarakan tato tempel yang Hae Won
pasang ditangannya. Dan Jang Woo pun tidak terima.
“Terlepas
dariku, apa ada di antara kalian yang menyukai seseorang?” tanya Jang Woo
dengan suara keras. Lalu dia menunjuk ke arah Eun Seop. “Apakah ada seseorang
yang dahulu kamu sukai di sini?” tanyanya menggoda. “Eun Seop. Jika tidak
menjawab, kamu harus minum ini sebagai hukuman. Siapa orang yang kamu sukai di
antara kami?” tanyanya sambil memberikan segelas minuman padanya.
Mendengar
itu semua orang balik menggoda Eun Seop. Mereka memukul- mukul meja dan
menunggu jawaban Eun Seop. Tapi Eun Seop hanya diam saja.
“Kamu mau
aku mengatakannya? Aku akan mengatakannya. Mengerti?” ancam Jang Woo. Dan Eun
Seop tetap diam saja. “Lihatlah. Dia sangat bingung. Ayo, beri tahu kami.”
“Mok Hae
Won,” jawab Eun Seop tanpa berpikir. Dan tiba- tiba suasana menjadi sangat
canggung, mereka semua terdiam. Bahkan Hae Won pun juga merasa canggung.
Ji Yeon mau
memegang anaknya, tapi kemudian dia baru menyadari kalau anaknya, Jun Yeon,
menghilang dari kereta bayi. Dan dengan panik semuanya pergi untuk mencarinya.
Dengan
canggung, Hae Won pergi menjauhi Eun Seop dan mendekati teman- teman yang lain.
Didalam
kamar. Hae Won memainkan lampu. Nyala. Mati. Nyala. Mati. Dan dia tersenyum
senang melakukkan itu.
“Anggota Klub Good Night, organisasi
nokturnal tertua yang tersebar di dunia. Kalian sudah tidur?” tanya Eun Seop di blog nya dengan perasaan
frustasi.
Eun Seop
kemudian menatap ke arah rumah Hae Won dan dia merasa semakin frustasi. “Teman-teman, harus kuakui… “
Suara
ketukan pintu. Mendengar itu, Eun Seop pun membuka pintu dan dia merasa sangat
kaget saat melihat Hae Won ada didepannya.
“Maaf. Ada
yang ingin kutanyakan,” kata Hae Won.
“Tidak,”
jawab Eun Seop, sebelum Hae Won selesai berbicara. “Kamu tahu yang kukatakan
tadi. Aku membicarakan masa lampau,” jelasnya dengan gugup.
“Maksudmu,
saat kamu bilang menyukaiku?”
“Ya.
Perasaan itu tidak ada lagi,” jawab Eun Seop. Kemudian dia langsung menutup
pintu dengan keras. Dan lampu didalam rumah langsung mati.
“Teman-teman, harus kuakui aku
mengacaukannya.” Pikir Eun
Seop dengan frustasi.
Lalu Eun
Seop mengantukkan kepalanya ke pintu dan lampu rumah langsung menyala kembali.
Dan itu mengkagetkan dirinya sendiri juga Hae Won yang masih berdiri di depan
pintu.
“Aku benar-benar mengacaukannya.”
Hae Won
masih berdiri di depan rumah Eun Seop dan menunggu nya.
Didalam
rumah. Eun Seop merasa sangat gugup. Lalu dia memberanikan dirinya dan membuka
pintu. Dan Hae Won masih berdiri di depannya, tapi dia tidak tahu harus
mengatakan apa dan hanya bisa diam.
“Toko Buku Good Night. Unggahan
Blog Pribadi Toko Buku Good Night.”
Hanya ada satu alasan kenapa
aku suka musim dingin.
Dedaunan yang menutupi
jendelaku telah jatuh.
Agar aku bisa melihat jendelamu
di seberang jalan.
Karena Natal dan Tahun Baru.
Kamu kembali ke kota ini dan
tinggal beberapa hari di sini.
"When the Weather is
Fine"
Tags:
When The Weather Is Fine
kak film ini bener buat blognya ga sih? tolong ksh tau ya kak terimakasig
ReplyDelete