Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan
peristiwa adalah fiktif"
"Kepolisian Metropolitan Seoul"
Dini hari.
Ibu pembersih satu membagi- bagikan brosur wajah Ye Rim. Dia menanyai, apakah
mereka ada melihat Ye Rim. Dan mereka menerima brosur tersebut.
Namun
setelah mereka menerima brosur tersebut, mereka langsung membuang nya ke tanah.
Dan Dong Baek memungut serta membaca brosur yang mereka buang. Kemudian dia pun
menatap ke arah Ibu pembersih satu yang balas menatap nya.
Dong Baek
merasa sedih dan tidak perdaya.
Bawahan Sun
satu datang membawakan selimut untuk Sun Mi yang tertidur di atas meja. Tapi
karena kedatangannya, Sun Mi terkejut dan langsung terbangun. Dan tepat saat
itu, Sun Mi melihat sebuah pergerakan aneh di layar.
“Jalan Onha-ri
6,” gumam Sun Mi. “Lokasi ponselnya,” gumamnya, berpikir. Kemudian dia
mengabungkan dua peta yang ada. Peta pertama, lokasi ponsel, dimana disana
hanya di temukan para siswa SMA biasa. Peta kedua, lokasi titik insiden.
“Hanya
satu,” gumam Sun Mi seperti menemukan sesuatu. “Hanya satu kesamaan. Jaraknya
sekitar 1,5 kilometer,” katanya.
“Bukankah
itu tempat kita menangkap murid-murid SMA itu?” tanya Bawahan Sun satu.
“Di mana
Yoon Ye Rim menghilang? Dia korban kelima,” gumam Sun Mi.
“Tapi katamu
kasusnya tidak sesuai polanya karena dia diculik pada hari Minggu.”
“Cari ponsel
yang kita sita dan bangunkan semua orang,” perintah Sun Mi dengan cepat.
Dong Baek,
Se Hoong, dan Kyung Tan. Mereka berkumpul dirumah Ibu pembersih satu dan
membahas tentang kasus hilangnya Ye Rim. Dong Baek menyuruh Se Hoong dan Kyung
Tan bahwa mereka harus fokus kepada babi, jadi dia akan pergi ke barat Onha-ri
untuk memeriksa dan Se Hoong serta Kyung Tan bisa pergi ke timur Onha-ri untuk
memeriksa. Sebab itulah yang dilihatnya dari ingatan Seo Kyung setelah dia
diculik.
“Pembunuh
Palu Cakar mungkin tidak terlibat dalam kasus ini. Kamu hanya menebak saat
ini,” kata Kyung Tan berkomentar.
“Kuharap aku
juga salah,” gumam Dong Baek. “Tapi firasat menjijikkan ini…”
“Benarkah
pembunuhan akan terjadi hari ini?” tanya Se Hoong.
Ibu
pembersih satu tidak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka bertiga, dan dia
merasa terkejut. Dan mereka bertiga segera menenangkannya.
“Duduklah,”
bujuk Dong Baek. “Aku akan segera membawanya kembali kepadamu dengan selamat,”
katanya menenangkan sambil memeluk Ibu pembersih satu.
“Kumohon.
Tolong bawa dia kembali kepadaku, ” pinta Ibu pembersih satu.
Se Hoong dan
Kyung Tan merasa tidak tega melihat kesedihan Ibu pembersih satu. Jadi mereka
semua pun langsung mengajak Dong Baek untuk pergi ke lapangan.
Sebelum
mereka bertiga pergi, Ibu pembersih satu memberikan gimbap buatannya kepada
mereka. Dan mereka bertiga menerima itu dengan tidak tega hati melihat
kesedihannya.
“Tolong bawa
dia kembali,” pinta Ibu pembersih satu sambil menangis.
Tiga siswa
SMA bermain-main di depan sebuah rumah. Seorang dari mereka merasa ada sesuatu
yang aneh di dalam rumah, jadi diapun berniat untuk masuk ke dalam dengan
paksa.
“Bo Yun
tidak ada di rumah,” kata siswa kedua dengan bingung melihat tingkahnya.
Kemudian
disaat itu, tiba- tiba terdengar bunyi suara sirine polisi. Dengan panik,
mereka bertiga pun langsung ingin kabur darisana. Tapi sayangnya, mereka gagal
untuk kabur.
Dong Baek
memakai topi dan masker hitam untuk menutupi wajahnya. Dia mengunjungi tempat-
tempat yang berhubungan dengan babi.
Se Hoong dan
Kyung Tan juga melakukan hal yang sama. Mereka pergi ke tempat- tempat yang
berhubungan dengan babi dan bertanya- tanya ke sekitar.
Didalam
mobil. Sun Mi memancing ketiga siswa SMA untuk berbicara, jika tidak, maka
sesampainya di kantor polisi, maka mereka harus bertanggung jawab atas semua
perbuatan mereka. Siswa SMA satu tidak ingin bercerita. Namun siswa SMA kedua
dan ketiga yang ketakutan, mereka berbicara. Dan karena mereka mulai berbicara,
dengan terpaksa siswa SMA satu pun memberitahu segala yang diketahuinya juga.
“Bo Yun?”
tanya Sun Mi, saat mendengar nama itu disebut. “Kamu ke sana untuk mencari Bo
Yun, bukan?” tebak nya dengan tepat.
"Dua pekan lalu"
Dijalanan
yang sepi. Bo Yun berdiri di pinggir jalan. Lalu saat ada sebuah mobil yang
lewat, dia masuk ke dalam mobil tersebut. Dari belakang, tiga siswa SMA
tersebut mengikutinya dengan motor.
Siswa SMA satu : “Dia menuju hotel tanpa
petugas dengan klien kencan berbayar. Tapi pada hari itu, entah kenapa, mereka
mengambil jalan tikus selama beberapa waktu.”
Didalam
mobil. Bo Yun mencium sesuatu yang aneh, tapi dia tidak merasa curiga. Dia
hanya membuka jendela saja untuk menghilangkan bau aneh tersebut. Lalu disaat
itu, dia tanpa sengaja menemukan sebuah hp yang berada di dekat bangku. Dan dia
mengambil hp tersebut.
Mobil mulai
berjalan menuju ke tempat yang aneh dan saat Bo Yun bertanya, Pengemudi tidak
menjawabnya. Sehingga dia mulai panik. Dia menyuruh Pengemudi untuk menepi,
tapi Pengemudi tidak mau, bahkan Pengemudi juga membuang hp yang dipegangnya ke
bangku belakang.
“Menepi! Aku
bilang menepi!” teriak Bo Yun dengan panik.
Siswa SMA
satu masih mengikuti Bo Yun dari belakang. Tapi jarak mereka sangat panjang.
Bo Yun
membuang hp yang ditemukan nya keluar jendela.
Siswa SMA
satu sangat sial, motornya kehabisan bensin. Sehingga dia pun kehilangan jejak
Bo Yun. Tapi dia memungut hp yang Bo Yun buang.
“Mereka
pergi ke mana?” tanya siswa SMA ketiga, cemas.
“Entahlah.
Mereka menghilang.”
Inspektur
memarahi mereka bertiga, kenapa tidak segera melapor saat itu. Dan para siswa
SMA itu menjelaskan bahwa saat itu mereka merasa tidak perlu, sebab Bo Yun
selalu seperti itu, dan saat itu mereka berpikir kalau Bo Yun sedang
bersembunyi dengan uang kencan nya.
“Ini Kombes.
Ini untuk semua petugas. Mulai sekarang, semua petugas yang ada membantu
menggeledah Onha-ri. Mobil tersangka adalah SUV lama, model tidak diketahui.
Cari di mana pun mobil bisa disembunyikan,” kata Sun Mi memberikan perintah
kepada semua unit dan tim.
Dong Baek
berkeliling desa dan menyapa semua orang sambil memegang tangan mereka untuk
memindai ingatan mereka. Lalu Kyung Tan menelponnya dan memberitahukan tentang
perintah Sun Mi.
“Ingat
murid-murid SMA yang ditangkap di persimpangan? Mereka memancing klien kencan
berbayar kabur membawa uang mereka. Mereka mengejar mobil yang menculik salah
satu temannya,” jelas Kyung Tan, memberitahu.
“Apa?” tanya
Dong Baek, terkejut.
“Mereka
kehilangan di persimpangan. Metro mulai dengan vila di Onha-ri,” jelas Se
Hoong.
“Mereka
membuat profil si pembunuh sebagai kalangan kelas atas. Kamu juga harus
bergegas,” jelas Kyung Tan. Dan Dong Baek menyuruhnya untuk pergi duluan sebab
dia harus pergi ke suatu tempat.
Sun Mi
kembali ke kantor dan melihat kalau semua orang sama sekali tidak ada yang
bergerak ke lapangan. Dan salah satu dari mereka memberitahu kalau Shin Woong
yang menghalangi mereka. Mengetahui itu, Sun Mi langsung protes kepada Shin
Woong.
“Kita harus
menggeledah area itu sekarang,” tegas Sun Mi dengan kesal.
“Tidakkah
kamu tahu siapa pemilik vila di kota itu?” tanya Shin Woong dengan tenang.
“Pentingkah
itu?”
“Bagaimana
kamu akan masuk? Kamu akan memohon surat perintah hakim? Kamu akan mencari
ke-80 vila termasuk milik Hakim Agung?” balas Shin Woong, bertanya.
Sun Mi
menjelaskan bahwa ini mempertaruhkan nyawa korban. Dan Shin Woong menanyakan,
bukti apa yang Sun Mi miliki, jika ini hanyalah ucapan dari Dong Baek, maka itu
tidak bisa diterima. Dan dia mengomentari bahwa dia sudah memperingatkan Sun Mi
supaya jangan sampai membocorkan hal ini kepada Dong Baek.
“Ini
berdasarkan deduksiku,” jelas Sun Mi.
“Lalu? Kamu
akan membuat mereka menerobos secara ilegal? Kamu ingin mereka semua kehilangan
pekerjaan? Fokuslah pada produsen dan model mobilnya,” balas Shin Woong.
“Jika salah,
aku akan mengundurkan diri. Tolong izinkan. Aku akan bertanggung jawab,” pinta
Sun Mi.
“Benarkah?”
tanya Shin Woong. Dan Sun Mi mengiyakan. “Baiklah. Mulai saat ini, Kombes Han
Sun Mi diberhentikan sebagai kepala staf,” katanya. Dan semuanya terkejut.
Dengan
kesal, Sun Mi mengepalkan tangannya. “Tolong pertimbangkan kembali.”
Shin Woong
mengomentari Sun Mi sebagai salah satu sampah, karena Sun Mi tidak menghargai
beban perintah yang di berikannya. Dan dengan kesal, Sun Mi pergi.
“Aku akan
mengadakan sidang disiplin dan menghukumnya dengan tegas. Tapi…” kata Ketua
Tim, memohon untuk Sun Mi. Dan Shin Woong hanya tersenyum saja.
“Kembalilah
bekerja,” perinta Shin Woong kepada Young Soo.
“Sedang apa
kalian? Temukan SUV itu!” perintah Young Soo kepada semuanya.
Ji Eun
terkejut saat mendapatkan kabar bahwa Dong Baek di curigai sebagai Tersangka
Pembunuh Palu Cakar, yang paling mengejutkannya adalah Dong Baek dicurigai
hanya karena Dong Baek kabur. Dan rekannya juga tidak tahu.
Tepat disaat
itu, para petugas medis berlarian melewatinya. Dan Ji Eun merasa heran.
Pasien Seo
Kyung berada di kondisi kristis. Para dokter berusaha untuk menyelamatkannya,
tapi sayangnya mereka gagal.
Para
wartawan yang mendapatkan kabar tersebut langsung memberitakan nya. Mereka juga
memberitakan tentang Ye Rim yang kemungkinan menjadi korban dari Palu cakar.
Menonton
berita tersebut, Ibu pembersih satu merasa sangat terkejut dan lemas. Dia
langsung jatuh terduduk di tempat nya sambil memandangin TV.
Didalam
ruangan penjara. Ye Rim mengisi lembar pertanyaan yang diberikan padanya.
Kemudian saat batas waktu berakhir, Tersangka datang dan mengambil nya.
“Apa ujianmu
lancar?” tanya Wanita kabur (Bo Yun).
“Entahlah.
Bagaimana denganmu?” jawab Ye Rim.
“Aku tidak
tahu banyak pertanyaannya. Jika gagal dalam tes, kamu akan mati setelah
matahari terbenam. Aku yakin… Aku yakin pasti salah satu dari kita,” kata Bo
Yun dengan lemas.
Dong Baek
berhenti di dekat pertenakan. Tepat disaat itu, sebuah mobil hitam melewatinya.
Dan melihat itu, dia membayangkan siswa
SMA satu berlari mengejar sebuah mobil hitam saat dia kehilangan jejak Bo Yun
didekat sana. “Tempat cahaya memudar
dengan cepat,” pikirnya sambil mengingat informasi dari Se Hoong dan Kyung
Tan.
Jalan persimpangan. "Onsang-ri, Onha-ri"
Tersangka
memberikan hasil ujian kepada Ye Rim. Dan melihat hasil nilai yang didapatnya,
Ye Rim merasa sangat lega. Karena dia berhasil mendapatkan nilai 90.
Sedangkan Bo
Yun yang berada di ruangan sebelah, dia merasa sangat lemas dan berputus asa.
Sebab dia hanya mendapatkan nilai 75.
Ye Rim ingin
memanggil Bo Yun dan bertanya, tapi karena dia mendengar suara langkah kaki,
maka diapun diam dan menutup mulut nya. Sebab dia takut Tersangka akan datang
ke dalam sel nya.
Bo Yun
merasa lega saat melihat bayangan Tersangka berada di depan ruangan Ye Rim.
Namun ternyata Tersangka malah masuk ke dalam sel nya.
“Nilai
ujianku 75. Aku tidak mendapat 90, jadi, aku harus belajar sedikit lagi. Aku
harus mencapai lebih dari 90 agar bisa mati. Aku bisa menghafal semuanya! Aku
akan lebih tekun belajar,” pinta Bo Yun dengan ketakutan.
Mendengar
itu, Ye Rim menutup telinga nya dan menangis.
Sun Mi
menghubungi semua orang untuk mulai bergerak.
Tersangka
mematikan Bo Yun dengan kain pel dan air mengalir. Dan Bo Yun menjerit
ketakutan.
Mendengar
itu, Ye Rim semakin menangis. Dia sangat ketakutan. Lalu dia melihat ke atas,
ke atap sel nya yang terbuat dari kayu. Dia menggantung kain tempat tidur nya
sebagai tali disana dan dia bersiap untuk bunuh diri, sebab dia merasa sudah
tidak tahan lagi.
Namun saat
Ye Rim ingin melakukan bunuh diri, atap kayu tersebut malah hancur. Dan dia
terjatuh ke lantai. Kemudian dia pun kembali menangis lagi.
Ketika sudah
lebih tenang, Ye Rim terpikir sesuatu. Dia memanjat masuk ke dalam atas atap
sel nya. Dia berjalan melewati lubang atap tersebut.
Dong Baek
memulai pencariannya.
Ye Rim
melihat Bo Yun dan berhenti berjalan.
Bo Yun
mendengar kan suara dan saat dia melihat Ye Rim berada diatas atap, dia
langsung menanyakan bagaimana Ye Rim bisa naik ke atas sana. Dan Ye Rim meminta
nya untuk diam.
“Diamlah.
Aku akan keluar dan menelepon polisi,” bisik Ye Rim.
“Aku ingin
ikut denganmu,” pinta Bo Yun. “Bawa aku bersamamu! Kumohon!’’
“Aku harus
keluar dari sini untuk menyelamatkanmu.”
“Aku akan
mati sebelum itu! Cepat! Biarkan aku ikut denganmu! Bawa aku bersamamu!
Kumohon! Tolong bawa aku bersamamu!” teriak Bo Yun, histeris sambil mengguncang
atap kayu.
Karena hal
tesebut, Ye Rim pun ketahuan. Tersangka menangkap kaki Ye Rim dan ikut naik ke
atas atap untuk mengejar Ye Rim. Dan Ye Rim menjerit panik sambil terus
berjalan untuk mencari jalan keluar.
Tersangka
tidak berhasil untuk menangkap Ye Rim. Sebab tubuhnya besar, jadi dia terjepit
didalam atap tersebut. Dan Ye Rim menggunakan kesempatan itu untuk kabur.
Ibu
pembersih satu berdoa.
Ye Rim
menemukan sebuah jalan keluar. Dan dia pun memanjat ke atas.
“Tolong
selamatkan putriku,” doa Ibu Pembersih satu.
Ye Rim
berhasil keluar dengan susah payah. Tapi disaat dia baru saja merasa lega,
seseorang datang dan berdiri dibelakang nya. Orang tersebut membawa sebuah tas
yang berisikan palu. Ye Rim menangis putus asa melihat hal tersebut.
Dong Baek
sampai di sebuah tempat. Disana dia melihat bendera yang bergambarkan babi
merah. Dan dia terkejut melihat itu, sebab itu adalah gambar yang sama persis
dengan yang dilihatnya dari dalam ingatan Seo Kyung.
Ye Rim
menatap putus asa pada palu yang Tersangka pegang.
Tags:
Memorist