Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan
peristiwa adalah fiktif"
Sun Mi
meminta maaf kepada rekan timnya. Sebab saat sesi wawancara, dia hanya diam
saja mengenai pencapaian mereka dan mengakui kesalahannya. Serta dia juga
merasa bersalah kepada korban, jika seandainya dia bisa tiba lebih cepat di
tempat kejadian, maka dia bisa menyelamatkan satu orang lagi. Karena itu, dia
merasa bertanggung jawab.
Semua orang
mendengarkan perkataan Sun Mi dengan ekspresi mengerti.
“Namun, aku
tidak akan menekan diriku. Orang yang harus minta maaf adalah si pembunuh,
bukan polisi. Para korban berhak melihat si pembunuh diborgol, bukan air mata
orang-orang. Karena itu, aku akan menghabiskan 72 jam yang tersisa bekerja
keras menemukan pelaku sebenarnya,” jelas Sun Mi.
“Tapi semua
bukti terus mengatakan bahwa pelakunya Han Man Pyeong,” komentar rekan A.
Sun Mi mulai
menjelaskan pendapat nya. 51% Han Man Pyeong atau Tersangka gemuk, memiliki
komplotan, sebab Man Pyeong bukan tipe orang yang memamerkan pembunuhan. Dia
yakin bahwa Pelaku utama nya adalah seseorang yang berkarisma dan anggota kelas
atas, yaitu orang yang berstatus sosial tinggi. Karena Man Pyeong adalah orang
yang rendah diri dan mendambakan kesuksesan. Jadi jika ada yang memanfaatkan
nya, itu pasti seseorang yang sukses.
“Lalu siapa
yang kita incar?” tanya Inspektur A.
“Dalangnya
pasti dari kompleks rumah liburan tepi sungai. Jaraknya 1,5 km dari peternakan
itu. Dengan berjalan melewati hutan, pelakunya bisa tiba di sana dalam 15 menit
tanpa terlihat. Dalang itu ada di salah satu rumah liburan ini. Menurutku
kemungkinannya besar,” jawab Sun Mi.
Penyelidikan
dimulai. Sun Mi memberikan instruksi kepada para rekan timnya yang dibagi
menjadi dua bagian. Pertama, cari pemilik rumah yang datang pada hari Selasa.
Kedua, sesepi apa pun hutan itu, pasti ada saksi. Jadi mereka harus bertanya
kepada mereka yang tinggal di dekat jalan.
Dihutan. Sun
Mi berhenti berjalan, saat dia melihat sebuah pondok tua disana. Lalu tiba-
tiba ada telpon masuk ke hpnya dan dia pun mengangkatnya.
“Aku
menemukan lahan atas nama ibu Han Man Pyeong. Setengah jalan menuju gunung
sesuai prediksi mu,” kata rekan A yang berada di kantor. “Lokasinya akan
kukirim di peta.”
“Kurasa
sudah kutemukan,” balas Sun Mi sambil menatap pondok tua.
Sun Mi dan
rekannya membuka rantai yang menutup pintu pondok tua tersebut. Lalu mereka
melihat ke dalam dan memeriksa nya. Tim Forensik mengambil barang- barang yang
ada disana untuk di cek.
“Apa ini
persembunyian Han Man Pyeong?” tanya Inspektur A.
“Han Man
Pyeong tidak merokok,” balas Sun Mi saat melihat bekas rokok di atas meja.
“Kalau
begitu …”
Ji Eun
mendapatkan sebuah kiriman amplop misterius. Saat melihat isinya, dia tampak
terkejut.
Ji Eun memperlihatkan amplop tersebut kepada
rekan dan atasan nya. Lalu isi amplop tersebut di selidiki kebenarannya dan setelah
di selidiki tampaknya berita di dalam amplop tersebut benar serta bagus.
“Kenapa itu
dikirim kepadanya?” tanya Atasan, ragu.
“Siapa pun
itu tahu dia penggemar Dong Baek,” jawab rekan. Sedangkan Ji Eun hanya diam
saja.
“Mungkinkah
itu jebakan atau bohong? Jika kita salah soal ini, kita juga akan menjatuhkan
bos-bos kita dalam masalah,” jelas Atasan dengan tegas.
Seorang
rekan lain masuk ke dalam ruangan rapat. Dia tampak panik. “Pak, dua pesaing
kita juga menerima informasi yang sama dan sibuk,” jelas nya. Mengetahui itu,
Ji Eun merasa terkejut.
Asisten Im
memberitahu Kepala Im untuk memeriksa berita di hp. Dan Kepala Im pun membuka
hp nya, kemudian dia tampak terkejut.
Para
wartawan berkumpul di depan kantor Kepala Im. Saat mobil Kepala Im datang, mereka
langsung mengerubunginya dan mengajukan berbagai pertanyaan.
“Anda
mengakui tuduhan ini?”
“Benarkah?
Anda menyalahgunakan kekuasaan?”
Mendengar
pertanyaan para wartawan, Kepala Im merasa gugup. Dia diam dan tidak menjawab
pertanyaan para wartawan. Lalu tiba- tiba, Sekretaris Jaksa Agung menghubungi
nya.
Di TV. Ji
Eun memberitakan informasi yang diterimanya. Menurut informasi, Kepala Im
melakukan hubungan seksual dengan uang. Yang terburuk adalah pasangan
regulernya adalah salah satu korban kasus Han Man Pyeong.
Didalam
kantor. Kepala Im melonggarkan dasi yang di pakainya dan menonton berita di TV
dengan tatapan sangat stress.
“Dari
informasi yang kami kumpulkan, Kepala Im sengaja menghalangi investigasi
pembunuhan agar kejahatannya tidak terungkap. Banyak yang mencurigai bahwa
penangkapan Detektif Dong diperintahkan sebagai bagian dari usaha menutupi
ini,” jelas Ji Eun. dan mendengar itu, Kepala Im memecahkan kaca meja dihadapan
nya.
“Jadi,
kesimpulannya, Kepala Im sengaja menghalangi penyelidikan polisi hanya agar dia
bisa menutupi kejahatannya yang menyebabkan korban dibunuh,” tanya rekan Ji.
“Benar. Jika
ini terbukti benar, para anggota pengadilan mengatakan bahwa Kepala Im akan
dituntut atas penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran lainnya,” jelas Ji Eun.
Jaksa Oh
juga tampak stress saat menonton berita tersebut. Di luar gedung, dia bisa
mendengar banyak orang yang berdemo menyuruh nya untuk mundur dan mengatai nya
sebagai psikopat gila.
Shin Woong
tampak puas menonton berita tersebut. “Beraninya kamu mencari masalah dengan
para profesional,” gumamnya sambil tersenyum penuh kemenangan.
Diluar
kantor kejaksaan. Masyarakan berkumpul dan berdemo. “Tangkap jaksa yang jahat
dan kotor!”, “Tangkap dia.”, “Tangkap dia.”
Karena
berita Kepala Im, maka Dong Baek pun tidak jadi di tahan terlalu lama dan di
lepaskan. Saat dia keluar dari gedung kejaksaan, para wartawan langsung
mengerubungi nya dan ingin menanyakan berbagai pertanyaan kepadanya. Tapi Kyung
Tan dan Se Hoong segera mengawal Dong Baek untuk keluar dari kerubungan dan
masuk ke dalam mobil.
“Aku setuju.
Makanlah ini,” kata Se Hoong sambil memberikan tahu kepada Dong Baek. Dan Kyung
Tan segera merebut itu, sebab tidak ada yang di penjara jadi tidak perlu
dimakan.
“Aku harus
pergi ke suatu tempat,” kata Dong Baek, memberitahu.
Inspektur B
melapor kepada Sun Mi. Mereka sudah melakukan pencarian secara menyeluruh, tapi
tidak menemukan keanehan apapun. Dan Sun Mi mengerti. Lalu rekan A yang berada
di kantor menelpon Sun Mi. Dan Sun Mi langsung mengangkatnya.
“DNA-nya ada
di basis data kami. Seorang mantan napi bernama Kwak Hee Joo,” tambah Seul Bi,
menjelaskan juga.
“Di rumah
liburan?” tanya Sun Mi.
“Bukan,
rumah terasing di dalam hutan,” jawab rekan A.
Sun Mi dan
rekan timnya bersiap di posisi masing- masing. Mereka mengepung sekeliling rumah
terasing yang berada di dalam hutan. Kemudian dari dalam rumah, seorang pria
keluar. Dan Sun Mi menatap nya dengan tatapan fokus.
Bo Yun menguping pembicaraan para Detektif dengan dokter. Mereka membicarakan tentang dirinya, tentang psikologis nya yang belum stabil.
“Ah, Kamu
polisi telepati itu. Apa kaitannya denganmu?” tanya Bo Yun dengan sedikit
ketus.
“Aku datang
untuk minta tolong. Ingatanmu…”
“Polisi
sudah kuberi tahu. Tidak ada pria lain,” sela Bo Yun, menjelaskan dengan gugup.
“Tentu saja.
Aku percaya.”
Bo Yun tidak peduli. Dia menyuruh Dong Baek untuk enyah, dengan alasan kekuatan telepati Dong Baek membuat nya merasa takut. Setelah mengatakan itu, dia berbalik untuk pergi.
“Itu bukan
salahmu,” kata Dong Baek, membuat langkah Bo Yun terhenti. “Aku hanya ingin
kamu tahu itu. Ketahuilah bahwa itu bukan salahmu. Meskipun kamu tidak membuat
keputusan yang tepat, itu bukan sepenuhnya salahmu. Jadi, jangan menyalahkan
dirimu,” jelas nya dengan lembut dan ramah.
Mendengar
perkataan itu, Bo Yun merasa seperti ingin menangis. Dia berbalik dan menatap
Dong Baek yang sudah akan pergi. “Lalu salah siapa?” teriaknya, bertanya. “Aku
hidup sebagai sampah setelah dibesarkan oleh sampah. Jadi, salah siapa?!”
“Aku tidak
tahu,” jawab Dong Baek. Dan Bo Yun menangis. “Kenapa orang baik harus
menderita? Kenapa orang tidak bersalah harus mati mengenaskan? Yang aku tahu
adalah kamu masih terlalu muda untuk bertanggung jawab atas perbuatanmu.
Tanggung jawab itu adalah milik orang dewasa,” jelas nya dengan tulus dan
sungguh- sungguh.
“Apa orang
beriman merokok?” tanya Inspektur B.
Mendengar
itu, Hee Joo tertawa kecil. “Itulah yang selalu dikatakan Man Pyeong. Dia
terobsesi dengan agamanya sama seperti hal lain. Dia masuk dalam kultus aneh.”
“Anda berulang kali diusir dari gereja dan kuil di dekat sana karena mengatakan hal-hal aneh. Apa Anda penipu?” tanya Inspektur A.
“Siapa yang
menentukan itu?” tanya Hee Joo sambil masih tersenyum. “Orang religius?
Pencerahan adalah hal pribadi. Itu kesepakatan pribadi antara aku dan alam
semesta.”
Inspektur A dan B merasa tidak sabaran kepada sikap Hee Joo. Mereka mempertanyakan, apakah melakukan penyerangan seksual juga termaksud keyakinan. Sebab Hee Joo memiliki dua tuduhan pelecehan seksual. Dan Hee Joo tertawa.
“Aku
dijebak. Semua itu bohong,” jelas Hee Joo dengan sikap serius.
Kyung Tan
dan Se Hoong menunggu Dong Baek yang sedang berada di dalam rumah Ibu pembersih
satu. Mereka menunggu dengan cemas.
Dong Baek menyampaikan rasa bersalahnya, sebab dia terlambat untuk menyelamatkan Ye Rim. Dan Ibu pembersih satu membalas bahwa dia mendengar kalau Dong Baek sudah berusaha keras. Jadi dia tidak terlalu menyelamatkan Dong Baek.
“Aku berniat
menjemputnya, tapi aku tertidur. Aku meneleponnya saat bangun, tapi dia sudah
turun dari bus. Seharusnya aku keluar. Tapi alasanku adalah aku lelah dan harus
berangkat pagi-pagi, dan aku berbaring di ranjang. Kejadian yang menimpa
putriku adalah salahku. Dia dilahirkan dari ibu pecundang dan menderita seumur
hidupnya dan mati mengenaskan …” kata Ibu pembersih satu dengan penuh
penyesalan dan rasa sedih.
Dong Baek
merasa tidak nyaman. “Itu tidak benar.”
Ibu pembersih satu menceritakan harapannya. Dia berharap akhirat itu ada, sekalipun dirinya tidak bisa masuk surga, tapi dia yakin putrinya yang baik pasti bisa masuk ke sana. Mendengar itu, Dong Baek diam dan menangis pelan.
Saat keluar
dari rumah, Kyung Tan memberitahu Dong Baek bahwa Unit Investigasi Regional
telah menangkap pelaku sebenarnya.
Inspektur B memberitahu Hee Joo bahwa mereka sudah mendapatkan surat penggeledahan, jadi mereka akan menemukan semua bukti yang menghubungkan Hee Joo dengan Man Pyeong. Dengan sikap tetap tenang, Hee Joo mendengus geli dan menjelaskan bahwa selama 40 hari dia melakukan siaran pribadi.
Mendengar
itu, kedua Inspektur merasa terkejut.
Bo Yun
menemui Dong Baek. Tapi dia diam dan tidak berbicara. Dengan tidak sabaran,
Dong Baek menanyakan ada apa padanya. Dan Bo Yun pun mulai berbicara, dia
mengatakan bahwa Dong Baek salah sebab ini semua benar adalah salah nya.
“Salahkulah gadis
itu tewas seperti itu,” kata Bo Yun dengan rasa bersalah. Dia memegang tangan
Dong Baek dan memperlihatkan apa yang ada di dalam ingatannya.
Karena Bo Yun, maka Ye Rim yang berada di atas atap ketahuan ingin kabur. Lalu saat Ye Rim akan dibunuh, Bo Yun menutup telinga nya.
Dong Baek datang menemui Sun Mi yang berada di dalam ruangan media. Lim ingin menghentikannya. Tapi Young Soo memberikan tanda untuk membiarkan nya. Jadi Lim pun melepaskan Dong Baek.
Para Inspektur mulai mencoba untuk membuat kesimpulan. Dalam siaran Hee Joo, mereka menebak kalau saat Hee Joo pergi ke kamar mandi, itu selalu kurang dari 15 menit, dan itu cukup bagi Hee Joo untuk pergi ke peternakan dan kemudian kembali lagi untuk siaran. Tapi Sun Mi tidak setuju.
“Pembunuhan adalah upacara yang penting bagi si pembunuh. Dia tidak akan memburu-buru itu hanya dalam beberapa menit,” jelas Sun Mi dengan yakin. “Sejak awal Kwak Hee Joo tidak memilikinya. Karisma untuk mengendalikan Han Man Pyeong.”
Dong Baek
diam menonton acara siaran Hee Joo dan mendengarkan pendapat Sun Mi.
Se Hoong bertanya- tanya, apakah mereka sudah boleh pulang. Kyung Tan tidak menjawab, sebab anaknya menelpon. Anak Kyung Tan adalah fans Dong Baek.
Hee Joo yang sudah di bebaskan datang menghampiri Sun Mi dan Dong Baek. Dengan malas, Sun Mi berniat untuk mengabaikan Hee Joo. Tapi tiba- tiba Hee Joo mengatakan sesuatu yang aneh, sehingga Sun Mi pun tidak jadi mengabaikannya. Menyadari sikap Sun Mi yang tampak terkejut, Dong Baek memperhatikan pembicaraan mereka berdua.
“Tidak, apa
yang kamu katakan setelah itu?” tanya Sun Mi.
“Apa?
Kebenaran? Itu keinginan alam semesta,” jawah Hee Joo. “Kematian para gadis itu
adalah bagian dari semuanya. Mungkin terlihat brutal, tapi itu kehendak sang
mahakuasa,” jelas nya.
Sebelum Hee Joo selesai berbicara, Sun Mi langsung masuk ke dalam gedung polisi. Dan Dong Baek berlari pergi darisana.
Dengan
kesal, Hee Joo mengeluh. “Mereka pikir mereka siapa?” keluhnya.
Dong Baek
menanyakan kepada petugas polisi yang berjaga di depan, dimana Bo Yun yang
barusan datang dengan murid SMA satu. Dan si polisi menjawab bahwa dia tidak
melihat mereka.
Mobil Kyung Tan dan Se Hoong kebetulan lewat. Mereka berhenti di dekat Dong Baek dan bertanya, Dong Baek langsung menjelaskan kepada mereka bahwa ada yang aneh.
“Suara aslinya berbeda dari suara yang kudengar di salurannya,” kata Dong Baek, menjelaskan. Dan Kyung Tan serta Se Hoong menebak apakah mungkin itu karena mikrofon dan pengeras suara. “Suaranya juga berbeda dalam ingatan penyintas,” jelas nya dengan sikap bersikeras.
“Apa
maksudmu?” tanya Se Hoong, tidak mengerti.
“Mereka diberi ceramah doktrin lewat layar kecil di ruangan. Dan ada momen saat suara penceramah tiba-tiba berubah,” jelas Dong Baek. “Ceramah yang sama diberikan kepada mereka saat tiap gadis dibunuh. Tapi itu berbeda dari suara di DVD. Dia ada di ruangan itu.”
Ketika
korban akan dibunuh, Tersangka akan datang secara pribadi ke dalam sel korban. Dia akan datang sambil membacakan doktrin sesat nya. Itulah suara yang di dengar oleh Bo Yun saat Ye Rim di bunuh di sel sebelah. Karena suara itu di bacakan langsung oleh Tersangka, maka suara nya berbeda dengan di DVD.
Korban yang dibunuh tidak akan bisa melawan sama sekali, sebab tangan dan kaki mereka di ikat di tempat tidur.
Korban yang dibunuh tidak akan bisa melawan sama sekali, sebab tangan dan kaki mereka di ikat di tempat tidur.
“Pria di DVD itu hadir di sana,” kata Dong Baek dengan yakin. Dan Kyung Tan serta Se Hoong merasa sangat terkejut mengetahui itu.
Sun Mi mencari tahu maksud dari kata ‘Kebenaran’. Dia mencari di dalam file komputernya, tapi dia tidak bisa menemukan apapun. Namun dia yakin pernah melihatnya. Jadi dia meminta bantuan rekannya.
“Tim dibubarkan
30 menit yang lalu,” kata Rekan A, memberitahu. Lalu dia pamit dan ingin pergi
bersama yang lainnya.
Sun Mi berhasil menemukan apa yang dicarinya. Dan semuanya pun tidak jadi pergi. Mereka kembali ke posisi masing- masing dan bekerja.
Sun Mi menemukan
foto Kim Seo Kyung saat masih kecil. Dibelakang latar foto nya ada poster yang
bertuliskan ‘Kebenaran.’
“Bagaimana
jika ini kesamaan yang dimiliki para korban?” gumam Sun Mi, berpikir.
Seul Bi berhasil menemukan kesamaan para korban. Kesamaan nya adalah mereka semua pernah menerima beasiswa dari sebuah yayasan. Jadi mereka pun fokus menyelidiki yayasan tersebut.
Yayasan Kebenaran dan Langit. Mereka punya vila di dekat sungai di Onsang-ri. Kesamaan para korban yaitu mereka semua pernah menerima beasiswa dari Yayasan tersebut pada umur 10 tahun. Dan yang tinggal disana adalah ketua yayasan …
“Kalian
semua mengenalnya,” kata Bong Kook, memberitahu. Dan semua menatap ke arahnya dengan tatapan penasaran.
“Park Ki Dan,” jelanya.
“Aku, Park Ki Dan, dewa yang telah berinkarnasi, mengumpulkan logika suci dari alam semesta di tanganku dan memberikan orang beriman ini bukti hidup abadi karena telah menerimaku sebagai satu-satunya penyelamat. Kehidupan abadi,” kata Ki Dan di atas panggung, membacakan doktrin nya. Dan semua pengikut nya menyerukan apa yang dikatakannya.
“Kehidupan
abadi!” seru semua pengikut yang duduk di kursi sambil memegang lilin.
Sun Mi masuk ke dalam ruangan dan melihat proses Ki Dan yang sedang memberkati satu persatu pengikutnya diatas panggung. Ki Dan menyentuh kepala pengikut nya satu persatu sambil membacakan doktrin nya. Pengikut nya yang berada di atas panggung memakai jubah putih dan duduk berlutut.
Ketika Ki Dan mengangkat tanganya untuk beralih menyentuh kepala pengikut yang lain. Tiba- tiba saja tangannya di tahan dan dia merasa terkejut.
Pengikut
yang memegang tangan Ki Dan. Itu adalah Dong Baek, dia sengaja menyamar untuk
mendekati nya. Dan melihat itu, Ki Dan merasa terkejut. Begitu juga dengan Su
Min.
Tags:
Memorist
lnjut kakaaa penasarannnn
ReplyDeleteLanjut, aq ga berani nonton filmnya, sangat berharap kelanjutan sinopsisnya...semangadh..
ReplyDeleteMantap kak. Lanjut ya. Premium nih di viu jadi gak bisa nonton ������
ReplyDeleteSolusi terbaik saat males nonton tapi penasaran adl baca sinopsis...
ReplyDeleteTerima kasih, min
baca lebih cepet daripada nonton. dan lebih hemat kuota. wkwkwkwkwk...
ReplyDelete