Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan
peristiwa adalah fiktif”
Sambil
makan, Se Hoong menceritkan informasi yang didapatnya. Dia dan Kyung Tan telah
memeriksa orang- orang yang tewas di Shimbae. Tidak semua korban tinggal di
Kota Shimbae dan mereka juga kuliah di Universitas yang berbeda. Namun anehnya,
mereka semua tewas di hari dan jam yang sama. Dan satu- satunya kesamaan mereka
adalah kursus privat, mereka semua sama- sama mengikuti bimbingan privat di
sebuah grup kecil sejak masih TK.
“Tim kami
sudah tahu itu,” sela Sun Mi.
“Woah… Luar
biasa,” puji Se Hoong terdiam.
“Begitu
rupanya,” gumam Kyung Tan. “Keluarga para mendiang cukup kaya dan berkuasa. Tapi
tidak ada yang bersedia menjawab pertanyaan kami,” jelasnya.
“Kenapa
tidak?” tanya Dong Baek, penasaran.
“Mana aku
tahu?” balas Kyung Tan sambil makan dengan lahap.
“Jadi, apa
yang kalian temukan?” tanya Dong Baek, tidak sabaran.
Se Hoong
menjelaskan apa yang di pikirkannya, menurut nya ini semua aneh, semua korban
baru berusia 20 tahun dan tujuh di antaranya tewas, tapi tidak ada satupun
anggota keluarga mereka yang mengeluhkan kematian mereka. Lalu ada satu pria
yang menarik perhatiannya diantara ketujuh korban. Dan dia menunjukkan data
yang dibawanya.
“So Philip,”
baca Sun Mi.
“Aku ingat
di mana aku melihat nama itu,” jelas Se Hoong. “Kamu memintaku dan Kapten
mencari info kasus tidak terpecahkan.”
“Arsip SMPA?”
tanya Dong Baek.
“Benar. Aku
melihat namanya di salah satu dokumen resmi. "Mati dicekik, So Philip dan enam lainnya". Itu nama yang
tidak biasa. "So Philip",” jelas Se Hoong.
“Tapi itu
tidak masuk akal. Penyelidikan internal kasus Kota Shimbae tidak dilakukan
siapa pun,” balas Sun Mi, berpikir.
“Lalu kenapa
mereka meminta hasil penyelidikan internal?” tanya Dong Baek, heran.
“Itu berarti
seseorang menghapus semua sisa jejak penyelidikan itu,” kata Se Hoong dengan
yakin.
Dong Baek
membaca dokumen kejadian tersebut dengan baik. Dan dia menemukan sebuah nama
yang menarik, Chun Ki Soo. Yaitu Detektif yang Sun Mi temui dulu. Dan pemimpin
kasus Kim So Mi dari 20 tahun yang lalu.
“Aku
meneleponnya tadi, tapi dia bilang sedang libur. Jadi, aku setuju untuk
menemuinya besok pagi,” kata Kyung Tan, memberitahu. Dan Dong Baek mengerti.
“Menurutmu
kenapa dia menghapus catatan penyelidikan?” tanya Se Hoong, ingin tahu.
“Kita akan
mencari tahu,” balas Dong Baek. Kemudian dia memandangi Sun Mi. “Bagaimana?
Bagaimana dengan investigasi gabungan?” tanyanya, mengajak bekerjasama.
Dengan penuh
harap, Se Hoong tersenyum dan memandangi Sun Mi juga. Dan Sun Mi diam serta
berpikir. “Kalian bisa menginap malam ini,” katanya. Lalu dia pergi untuk
beristirahat.
“Tanpa dia,
kita tidak bisa menyebut diri kita Avengers,” komentar Kyung Tan. Dan Dong Baek
menatap nya dengan kesal.
Semua orang
tertidur dengan nyenyak, tapi Dong Baek sama sekali tidak bisa tidur. Dia
mengingat kenangan masa lalu nya.
Dong Baek
mengikuti Si Wanita yang telah menyelamatkan nya. Dia mengikutinya secara
diam-diam, tapi pada akhirnya dia ketahuan juga. Dan saat ketahuan, dia
menyangkal kalau dia membuntuti nya. Dan mendengar itu, Si Wanita mengatai Dong
Baek payah.
“Jangan
lakukan itu,” kata Dong Baek, menghentikan Si Wanita. “Jangan mencoba melukai
dirimu.”
“Melukai
diriku?” balas Si Wanita dengan sikap geli. “Lucu sekali. Aku tidak seperti
kamu yang mencoba bunuh diri. Berhenti membuntutiku dan pulanglah.”
“Aku tahu
kamu juga beberapa kali mencoba melompat,” kata Dong Baek dengan yakin. “Kamu
mencoba mati,” tegasnya.
“Kamu pernah
melihatku mencobanya?” sangkal Si Wanita.
“Aku
memindai ingatanmu,” jawab Dong Baek dengan pelan.
Si Wanita
tampak kesal seperti salah paham. Dia mengira Dong Baek sedang mencoba untuk
mengoda nya, jadi dia menyuruh Dong Baek untuk pergi menggoda wanita lain saja.
Dan Dong Baek mengabaikan perkataannya itu, dengan tegas dia mengatakan bahwa
dia tahu kalau Si Wanita merasa tersiksa.
“Kamu
diselamatkan tepat sebelum mati dan diadopsi. Dan kamu masih tertekan karena
ingatan itu,” jelas Dong Baek, membuktikan kalau dia berbicara jujur.
“Siapa yang
memberitahumu?” teriak Si Wanita, marah.
Dong Baek
mendekati Si Wanita dan memegang tangannya. Lalu dia menutup matanya dan
menggunakan kekuatannya untuk memindai ingatan Si Wanita.
Pagi hari.
Matahari telah bersinar dengan terang. Dan Se Hoong memanggil- manggil Dong
Baek untuk membangunkannya. Dan setelah Dong Baek bangun, Kyung Tan memberikan
sebuah kabar yang mengejutkan kepadanya. “Pak Chun mengalami kecelakaan,”
katanya.
Sun Mi
keluar dari dalam kamarnya. “Aku akan ikut kalian,” jelasnya.
“Baiklah.
Ayo, Avengers,” seru Kyung Tan dengan bersemangat.
Kyung Tan,
Se Hoong, Dong Baek, dan Sun Mi. Mereka berempat menemui Ki Soo yang berada di
rumah sakit. Tapi saat mereka bertanya- tanya, Ki Soo menjawab bahwa dia tidak
ingat apapun karena gegar otak. Sekeras apapun dia mencoba untuk mengingat,
tapi dia tidak bisa mengingat wajah ‘nya’.
Dalam
perjalanan pulang. Didepan lampu merah. Ki Soo membuka jendela mobilnya untuk
menghirup udara segar. Dan disaat itu seorang pengendara motor berhenti di
sebelahnya dan menyentuh tangannya.
Ntah apa
yang terjadi, saat Ki Soo tersadar, mobil nya dalam keadaan terbalik. Dan dia
terjebak didalamnya, karena tubuhnya terhimpit. Lalu putranya, Joon Young yang
berada di belakang mobil tidak sadarkan diri. Ki Soo memanggil- manggil nama
putranya, tapi Joon Young sama sekali tidak bangun dan tidak bereaksi.
Seseorang
datang dan membantu Ki Soo untuk keluar dari mobil. “Tolong kami. Putraku ada
di kursi belakang! Joon Young! Tolong bantu putraku. Joon Young! Joon Young...
Tidak, ambil putraku dahulu. Tidak, putraku. Joon Young!” pinta Ki Soo,
berteriak, putus asa.
Ketika orang
tersebut menyeret Ki Soo keluar dari mobil. Secara perlahan mobil Ki Soo mulai
terbakar.
Dengan putus
asa, Ki Soo memegang tangan Orang tersebut dan memohon kepadanya. “Apa yang
kamu lakukan? Seseorang masih ada di dalam mobil. Ada orang di kursi belakang. Putraku
ada di dalam. Keluarkan dia! Joon Young!” pintanya.
Tapi Orang
tersebut hanya diam saja dan tidak merespon untuk membantu.
Ki Soo
menjelaskan dengan kesal bahwa dia sama sekali tidak bisa ingat wajah Orang
tersebut. Dan dia meminta Dong Baek untuk memindai ingatannya supaya Dong Baek
bisa menangkap Orang tersebut. Dan Dong Baek pun melakukannya.
Namun saat
Dong Baek baru memegang tangan Ki Soo sebentar saja, dia sudah merasa
kesakitan. Tapi walaupun begitu, dia tetap melakukannya. Dia memindai ingatan
Ki Soo.
Orang yang
menyelamatkan Ki Soo, Orang tersebut adalah Si Penghapus. Dong Baek berusaha
untuk melihat seperti apa rupanya, tapi dia mulai merasa sangat kesakitan. Dan
saat dia berhasil melihatnya, dia hanya melihat topeng yang dikenakan Si
Penghapus dan mata merahnya.
“Pembunuh
yang membunuh para bedebah?” tanya Ki Soo. “Kenapa… Lalu kenapa dia membunuh
putraku?” tanyanya, marah. “Dia anak yang manis. Dia bahkan tidak sanggup
membunuh serangga. Aku akan mencabik-cabiknya. Aku akan membunuhnya sendiri.”
“Serahkan,”
kata Dong Baek dengan tegas sambil menatap Ki Soo. “Benda di sakumu itu.”
Ki Soo diam
memandangi Dong Baek, lalu dia mengeluarkan sesuatu yang berada didalam
sakunya. Itu adalah kancing di baju Si Penghapus.
Ki Soo tidak
sengaja mencabut salah satu kancing di jas lengan Si Penghapus, ketika dia
memegang tangannya. Dan dengan segera, dia menelan kancing tersebut di dalam
mulut nya.
Dengan
fokus, Sun Mi memperhatikan bentuk kancing tersebut. “Aku melihat sebuah
bentuk. Terlihat seperti api. Kurasa aku tahu apa itu,” gumam nya.
Sun Mi
menyuruh Bong Kook untuk memeriksa kancing tersebut. Dan mereka berhasil
mengetahui darimana asal kancing tersebut. Kancing itu memiliki bentuk obor di
tengah mawar Saron yang dibawa oleh seekor burung dan itu adalah inti dari logo
pemadam kebakaran. Dia berhasil mengetahui ini berkat pusat data kejahatan. Dan
dialah yang mendirikan itu. Mengetahui hal tersebut, Kyung Tan serta Se Hoong
merasa sangat kagum kepada Sun Mi.
“Ini yang disebut
keindahan menjadi pintar,” kata Kyung Tan sambil menepuk- nepuk bahu Dong Baek
untuk menyindirinya. Dan tanpa peduli, Dong Baek mengabaikan sindirannya.
“Apa abjad
yang tertera di sana?” tanya Dong Baek, serius.
“S dan B,”
jawab Se Hoong.
“Ada total
delapan unit di pemadam kebakaran dengan inisial S dan B termasuk kantor
distrik,” jelas Sun Mi. “Tapi tidak perlu mempersempitnya.”
“Tempat itu.
Tempat dia kali pertama muncul. Di sanalah persembunyiannya,” jelas Dong Baek
dengan yakin.
Kyung Tan
bertanya- tanya, benarkah Ki Soo yang telah menutupi insiden 20 tahun lalu.
Jika itu benar, kenapa Si Penghapus malah membunuh Putra Ki Soo. Dan Dong Baek
menjawab tidak tahu.
“Kamu tidak
tahu? Kamu hanya bisa melihat kejadian semalam? Apa kepalamu bermasalah
belakangan ini?” tanya Kyung Tan, perhatian.
“Haruskah
aku menghubungi tim medis?” tanya Se Hoong.
“Jangan ikut
campur,” balas Dong Baek.
Sesampainya
di kantor kebakaran kota Shimbae. Dong Baek, Sun Mi, Kyung Tan, dan Se Hoong,
mereka berempat menemui Ketua disana. Dan menunjukkan kancing Si Penghapus.
Mereka menjelaskan dengan jujur bahwa kancing ini berkaitan dengan kasus
pembunuhan, jadi mereka memohon bantuan mereka.
“Ini bukan
milik kami,” kata Si Anak buah Ketua dengan yakin. Lalu tiba- tiba dia teringat
sesuatu. “Seragam upacara. Ada di seragam yang diberikan kepada orang-orang yang
bertugas 20 tahun di departemen.”
“Ya, kamu
benar,” kata Ketua, teringat. Lalu dia menunjukkan seragam miliknya. Dan benar,
kancing Si Penghapus sama persis dengan kancing di baju seragam Ketua.
Sun Mi
meminta daftar semua orang yang pernah menerima seragam ini. Dan Ketua
mengiyakan, dia menyuruh anak buahnya untuk mengambilkan data tersebut.
Kemudian Dong Baek menanyakan sudah berapa lama Ketua bekerja di sini. Dan
Ketua menjawab sekitar 30 tahun.
“Apakah Anda
ingat gudang telantar 20 tahun lalu tempat para korban tercekik?” tanya Dong
Baek.
“Tempat yang
merenggut nyawa para mahasiswa itu?” tanya Ketua, memastikan.
“Jadi, Anda
tahu.”
“Tempat itu
besar.”
Ketua
menjelaskan kepada mereka berempat. Insiden saat itu tidak di beritakan menjadi
berita utama, sebab para keluarga korban mencegah pelaporannya. Walaupun
keluarga para korban kaya, tapi mereka menolak melapor, karena ada rumor.
Menurut rumor, para korban ada memakai narkoba. Narkotika.
Mendengar
itu, Dong Baek, Sun Mi, Kyung Tan, dan Se Hoong. Mereka diam dan berpikir.
Si anak buah
Ketua bertemu dengan rekan kerjanya. Si Rekan menanyakan, benarkah Dong Baek
ada datang. Dan Si Anak buah mengiyakan, lalu dia memberitahu kenapa Dong Baek
datang.
“Apa?
Seragam kita?” tanya Si Rekan, heran.
“Bukankah
kamu juga menerimanya?”
“Itu hilang.
Aku membawanya untuk dicuci kering, tapi malah hilang di sana.”
Dong Baek
masih tidak mengerti, bagaimana mungkin para korban teler sampai kehilangan
akal dan saling memukul sampai mati. Lalu penyebab kematian mereka yang
dilaporkan adalah mereka meninggal akibat keracunan karbon monoksida. Dan Ketua
membenarkan itu, dia menjelaskan bahwa banyak yang bilang kalau para korban
tewas setelah menghirup asap dari api unggun, itu karena para korban sedang
dalam keadaan teler.
Si anak buah
kembali dan memberikan daftar yang diminta. Dan Dong Baek serta Sun Mi pun langsung
melihat daftar tersebut. Ada enam orang di dalam daftar, jika menghapus para
wanita.
“Bisakah
kami menemui mereka?” tanya Sun Mi.
“Hanya ada
tiga orang di sini. Yang lainnya libur hari ini,” jelas Si Anak buah.
Jaksa Oh
mendapatkan laporan dari anak buahnya, kalau Dong Baek sedang berada di dinas
kebakaran Shimbae. Dan mengetahui itu, Jaksa Oh memerintahkan mereka untuk
jangan sampai kehilangan Dong Baek.
Kim Do Soo
dari Depatermen Intelijen. Dia menghubungi Shin Woong dan mengabarkan lokasi
Dong Baek. Dia juga memberitahu tentang anggota kejaksaan yang sedang dalam
perjalanan untuk menangkap Dong Baek. Dan Shin Woong mengerti, dia menyuruh Do
Soo untuk terus mengawasi Dong Baek. Dan Do Soo mengiyakan.
Setelah
selesai bertelponan, Shin Woong menghubungi sekretaris nya. “Kosongkan jadwalku
hari ini,” katanya.
Alarm kantor
kebakaran berbunyi. “Kebocoran gas beracun di pabrik di Shimpan-dong. Penyelamat
Satu. Penyelamat Satu berangkat,” kata suara dari loudspeaker.
Ketua
meminta maaf dan menyuruh mereka berempat untuk menunggu. Lalu tiba- tiba dia
teringat satu hal yang aneh dari insiden yang mereka berempat tanyakan. Saat
itu, ketika mereka sampai ditempat kejadian, dia mendengar sudah ada seorang
polisi yang datang. Tapi Si Polisi tidak ada melakukan apapun dan melarikan
diri. Mungkin Si Polisi tidak mau terlibat. Lalu mobil yang digunakan Si Polisi
bukan dari kepolisian.
Mendengar
itu, Sun Mi merasa ada sesuatu yang cukup aneh. “Hanya pemadam kebakaran yang
diberi tahu. Polisi sama sekali tidak diberi tahu. Jadi, wajar jika pemadam
kebakaran tiba lebih dahulu,” jelas nya.
“Begitu
pemadam kebakaran dipanggil, polisi otomatis dipanggil,” balas Si Anak buah
Ketua, menjelaskan.
“Tapi itu
bukan mobil patroli. Polisi tidak mungkin lebih cepat daripada pemadam kebakaran,”
balas Sun Mi dengan yakin.
“Jika dia
sampai di sana dahulu…” tebak Kyung Tan.
“Apakah
polisi itu si Penghapus?” lanjut Se Hoong, bertanya.
Jika Si
Penghapus adalah polisi, maka semuanya akan jadi masuk akal. Karena itu
berarti, Si Penghapus bisa menghapus semua catatan kepolisian. Mendengar nama
‘Si Penghapus’, Ketua merasa terkejut.
“Tunggu. Bagaimana
dengan kancingnya?” tanya Sun Mi, masih tidak mengerti. “Kita di sini karena
kancing setelan pemadam kebakaran yang dikenakan si Penghapus. Jika si
Penghapus bukan petugas pemadam kebakaran, tapi polisi yang terlihat di gudang
telantar,” jelas nya. Dan semua orang merasa itu benar.
“Lalu siapa
petugas pemadam kebakaran yang memakai setelan itu?” gumam Se Hoong, bertanya.
Ketua merasa
bingung dengan pembicaraan mereka berempat. Dan tanpa berniat untuk
menjelaskan, Dong Baek bertanya kepada Ketua, siapa orang yang melihat polisi
tersebut. Dan Kyung Tan menekankan kalau ini adalah hal yang penting. Dan Ketua
pun menjawab bahwa orang yang melihat Si Polisi, orang tersebut adalah bagian
dari tim penyelamat. Noh Kwan Kyu.
“Kapten Noh?”
kata Si Anak buah ketua dengan sikap terkejut. “Aku baru menanyainya dan…”
katanya, menjelaskan perkataan Kwan Kyu barusan. “Dia bilang setelannya hilang.”
“Di mana dia
sekarang?” tanya Dong Baek.
“Dia mungkin
pergi ke TKP.”
Sun Mi
merasa khawatir, dia yakin bahwa sekarang Kwan Kyu sedang berada di dalam
bahaya. Setelan yang dipakai oleh Si Penghapus adalah umpan. Jadi korban
pembunuhan berikutnya adalah Kwang Kyu.
“Perintahkan
Kapten Noh untuk segera kembali,” perintah Dong Baek.
Si Anak buah
ketua menghubungi Kwang Kyu dan menceritakan keadaan sekarang padanya, lalu dia
menyuruh Kwang Kyu untuk jangan pergi ke lokasi. Tapi Kwang Kyu tidak mau
mendengarkan, menurutnya itu adalah omong kosong.
Sun Mi
menjelaskan analisis nya. Dan Dong Baek dengan yakin mengatakan kalau Si
Penghapus tampaknya ingin menyingkirkan saksi, yaitu Kwang Kyu. Tepat disaat
mereka sedang mengobrol, para anak buah Jaksa Oh dari kejaksaan datang untuk
menangkap Dong Baek.
“Kami akan
mengorbankan tubuh kami,” tambah Se Hoong.
“Sampai
jumpa,” kata Dong Baek, mengerti. Lalu dia langsung kabur duluan.
Dilokasi kebakaran. Kwang Kyu mendapatkan info kalau ada seseorang dilantai dua yang minta diselamatkan. Dan karena Kwang Kyu sedang berada di lantai dua, maka dia pun pergi untuk menyelamatkan korban sendirian.
Kwang Kyu menemukan korban. Tapi anehnya, korban sudah meninggal. Lalu tiba- tiba dari belakang, seseorang dengan pakaian pemadam kebakaran muncul dan dia memotong selang oksigen yang Kwang Kyu kenakan. Sehingga Kwang Kyu pun terpaksa melepaskan topinya dan tanpa sengaja dia menghirup gas beracun. Dan itu membuatnya, merasa sesak nafas serta merasa kesakitan. Dia ingin memanggil bantuan. Tapi Si Penghapus merebut alat komunikasi yang di pegang nya.
Kwang Kyu memegang kaki Si Penghapus dengan erat. Lalu setelah itu, dia tidak sadarkan diri. Si Penghapus kemudian memasukkan sesuatu ke dalam lubang hidung Kwang Kyu. Lalu dia pergi.
Dong Baek datang dan menyelamatkan Kwang Kyu. Dia membawa Kwang Kyu yang tidak sadarkan diri keluar dari dalam gedung. Lalu dia merasa kesakitan sendiri.
Kyung Tan dan yang lainnya datang. Dengan marah, Kyung Tan membentak Dong Baek. “Dasar gila! Kenapa kamu masuk ke sana?”
“Dia di
sana,” jawab Dong Baek.
“Apa?”
“Dia… Dia
masih di dekat sini,” jawab Dong Baek dengan kesusahan.
Mendengar
itu, Kyung Tan dan Se Hoong segera pergi untuk mencari Si Penghapus.
Dong Baek dengan perlahan mendekati Kwang Kyu dan ingin menyentuh tubuhnya. Tapi sebelum dia bisa melakukan itu, para anggota tim kebakaran membawa Kwang Kyu masuk ke dalam mobil ambulans.
“Kami
polisi. Ini darurat,” kata Sun Mi menjelaskan. Lalu dia dan Dong Baek masuk ke
dalam mobil ambulans juga.
Tanda vital Kwang Kyu kembali normal. Dan Dong Baek pun menyentuh tubuhnya. Tapi saat dia mencoba untuk menggunakan kekuatannya dia merasa kesakitan.
“Detektif
Dong, kamu tidak sehat. Lupakan saja!” kata Sun Mi, menghentikan Dong Baek.
Tapi Dong Baek menepis tangannya dan tetap berusaha untuk memindai ingatan
Kwang Kyu.
Kwang Kyu
merusak gembok pintu. Dan saat dia berhasil membuka pintu tersebut, dia masuk
ke dalam dan menemukan dua orang. Satu pria terluka di lengan. Satu wanita SMA
terbaring tidak sadarkan diri. Dan Kwang Kyu pun segera memberikan pertolongan
pertama kepadanya.
“Bisa panggil bantuan?” tanya Kwang Kyu kepada Si Pria. Tapi anehnya, saat dia berbalik, Si Pria telah menghilang. Dan yang di temukannya malah tujuh korban meninggal.
Wanita SMA
itu adalah Sang Ah.
“Lengan
kanannya? Kamu melihat wajahnya?”
“Tidak. Dia
memakai topeng, jadi, aku tidak bisa melihat wajahnya.”
Sun Mi
memandangi Dong Baek dan dia terkejut, saat melihat Dong Baek mimisan.
“Dia
punya... Bekas luka besar,” kata Dong Baek. Lalu dia pingsan.
Seorang Pria berpakaian hitam berlari di taman. Dan disaat itu, dia tidak sengaja melihat, sepasang kekasih sedang bertengkar, si wanita di pukuli. Dan melihat itu, Si pria hitam pun langsung menghajar Si pacar wanita tersebut. Dan dengan ketakutan, Si Wanita langsung kabur darisana.
“Sayang, masukkan
cuciannya di mesin cuci,” panggil seorang Wanita.
"Dong Baek," panggil Sun Mi, panik.
"Dong Baek," panggil Sun Mi, panik.
Sun Mi berbicara kepada foto Ayahnya. Dia menyebutkan nama 17 korban yang tewas karena Ayahnya. “Ke-17 orang ini tewas karena Ayah. Mereka tewas karena kita. Aku tahu Ayah tidak bisa mengatakan apa pun. Aku tahu kalian tidak bisa mendengar ini. Tapi aku tetap meminta maaf,” katanya sambil meneteskan air mata.
Lalu Sun Mi
membungkuk memberikanhormat kepada Ayahnya dan ke- 17 korban Ayah nya.
Tags:
Memorist